Student Profile ID Card of ArvertNama : Lesse Pierre Arvert
Jenis Kelamin : Male
Usia : 16
Kelas : A - High SchoolAbout The AliceNama Alice : Mind Set AlicePenjelasan persuasi tinggi untuk mengubah pola pikir (mind set) seseorang. Misalnya tadinya si A berpikir bahwa mencuri itu tidak baik, dengan mind set alice si B akhirnya berhasil meyakinkan si A kalau mencuri itu diperbolehkan. Intinya, orang sebebal apapun akan terbujuk pola pikirnya.
Delay: 10 post
Expi: 25 post
Cara Memakai :
Harus bersentuhan dengan salah satu bagian tubuh orang yang mau dipengaruhi pikirannya.
Kekurangan Membuat si pengguna kelelahan dan hanya dapat dipakai sekali per 25 post
Limiter Item :
anting cross yang terdapat di telinga kirinya
Tipe Alice :
Dangerous
Bentuk Alice:
#4. Tidak terbatas About The Character Tinggi/Berat badan : 171/62
Penampilan : (liat ava)
Sifat : tertutup, pendiam dan agak psycho
Kelemahan : phobia tempat gelap
Story before coming to the academy :
Orang tuanya sudah mengetahui kemampuan Arvert dari kecil ditambah lagi dengan sifatnya yang lain dari anak biasa, orang tuanya menjadi merasa menyesal telah mempunyai anak sepertinya. Kebetulan, mereka mendapat informasi mengenai Abstract School dari saudara jauh Arvert yang memiliki alice. Alhasil ia bisa terbebas dari orang tuanya yang sebenarnya membencinya dan bersekolah dengan orang-orang yang juga memiliki kelebihan seperti dirinya.
TambahanApakah kamu sudah pernah RP sebelumnya? Ya
Tolong berikan satu paragraf contoh RP berserta penggunaan alicemu - Spoiler:
Arvert memperhatikan adiknya dengan pandangan kejam. Ia terdiam sebentar sampai tiba-tiba ia bergerak dan memegang pergelangan tangannya dengan erat. Alicenya bekerja dan membuat adiknya yang tadinya melawan perintahnya untuk memberitahu orang tua mereka bahwa ia tidak melakukan hal seperti itu akhirnya menurutinya. Gadis kecil itu berlari ke orang tua mereka yang berada di ruang tengah dan berkata,
\"Ayah, kakak tidak pernah melukai kakiku. Ini kesalahanku karena tidak memperhatikan jalan,\" ucapnya. Arvert hanya tersenyum dari kamarnya mendengar perkataan adik kecilnya yang bodoh.
[oot: kalau masih banyak salah, mohon dimaklumi dan dibantu]