Yukishiro Toushiro

.
Yukishiro lahir dengan badan dingin. Seluruh tubuhnya terasa dingin. Walau di periksa dokter tidak terjadi apa-apa dengan dirinya. Akhirnya dinamakan Yukishiro. Yukishiro lahir dengan ayah, ibu, dan 2 kakak. Kakak pertama adalah Mayuri dan yang kedua Misaki. Mereka anak kembar. Kakaknya sering menyindir dirinya. Hingga Yukishiro lari(kabur) dari rumah. Pergi entah kemana dengan barang-barangnya. Seminggu pergi dari rumah. Yukishiro merasa ada seseorang yang mencarinya. Yukishiro pingsan di tengah jalan karena setiap siang ia jalan untuk menempuh ber-kilometer untuk kabur dari rumahnya. Tiba-tiba ia sudah berada di sebuah tempat tidur. “Dimana aku ?” tanyanya kepada dirinya sendiri. “Engkau ada dirumahku, maaf sempit.” Kata seorang anak perempuan berbaju hitam dan berambut acak-acakan. Yukishiro mengangguk. “Ahh, tidak juga. Terima kasih telah menolongku.” Kata Yukishiro. Anak itu tersenyum kecil dan tertawa kecil. “Hai namaku Ryukaku Minase, siapa namamu ?” tanya anak yang bernama Minase. “Hmm...namaku Toushiro Yukishiro.” jawab Yukishiro. Mereka berjabat tangan yang berarti sah menjadi teman. Rumahnya Minase kecil tapi halamannya luas sekali. Tiba-tiba anak-anak masuk kedalam rumah Minase. Mereka membawa pedang kayu. “Hai engkau anak baru ?” tanya seorang anak laki-laki yang jangkuk dan kurus kaya sapu lidi. Yukishiro mengangguk. “Hai namaku Shiba Takaki, Namura Jin, Kamura Jin, Sakura Wanase, Wataru Wanaki, Lyond Drakue.” Kaa mereka bersamaan. “Namaku Toushiro Yukishiro.” Jawab Yukishiro. “Anak-anak mari kita belajar...” suara seorang pria terhenti. “Apakah kau juga mau ikut Yukishiro ?” tanya pria itu. Minase keluar dari pintu belakang membawa 2 tongkat kayu. “Nich tongkatmu, itu ayahku.” Kata Minase sambil membawa tongkat dan di berikan kepada Yukishiro.

Sudah setahun Yukishiro ada di rumah Minase. Mereka sangat baik, menganggap Yukishiro adalah bagian dari keluarga Ryukaku begitu juga teman-temannya. Kelihatannya keluarga ini sangat memedam kejadian yang sangat susah di hapus. Minase kehilangan ibunya dalam kecelakaan beruntun. Saat itulah Minase menjadi sering menangis setiap malam. Suatu hari ada yang menggangu Minase. Yukishiro yang sedang disuruh ayah Minase untuk beli kecap untuk bumbu makan malam. Yukishiro mengeluarkan tenaganya yang disimpan sejak dulu. Ia kelihatannya ia melempar sesuatu. Tapi benda itu mencair dan menjadi batu. Anak-anak itu langsung lari. Yukishiro melarikan diri dari Minase. Minase mengejar Yukishiro. “Yukishiro tunggu.” Kata Minase dari kejauhan. Yukishiro tidak mendengar. Yukishiro menyebrang dengan cepat. Minase hanya mengikuti Yukishiro. Minase menyebrang tidak melihat kanan-kiri. “Tiiiinnnnn....” suara truk yang kelihatannya dari arah kiri Minase.

Minase meninggal begitu saja dan akhirnya Yukishiro dimasukan ke alice academi. Setiap hari Minase menghantui Yukishiro

Suatu hari Shiba , Namura, Kamura, Sakura, Wataru , Lyond, Shiro, dan Minase sedang bermain bola dimusim salju. “Hai Yuki~kun, apa kamu tidak mau memakai baju hangat ?” tanya Sakura. Yukishiro menggeleng-gelengkan kepakanya sambil berkata, “Tidak terima kasih, Sakura.” Jawabnya. Yukishiro mengeluarkan seluruh tenagannya, ini bermaksud biar tidak kalah bermain. Habis dari tadi Shiro kalah melulu(padahal ia bisa mengendalikan es ). Tiba-tiba ia melempar sesuatu, padahal ia sendiri tidak mengeluarkan apa-apa. Untung saja es itu tidak kena siapa-siapa, jadi tidak ada yang terluka. Es itu mencair menjadi kotak bekal. Wah..wah...kok didalam es ada kotak bekal sih ? Akhirnya Shiro memberi tahu tentang alicenya kepada teman-temannya.