To start the summer holiday-- eh

OOC: kpn nyampenya???apa out sendiri ceritanya dah nyempe duluan apa bareng-bareng???
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saat sayumi menoleh kebelakan kursinya ternyata pesawat sudah dipunihin murid-murid alice academy semua. "Wah...bnyak orang banget ya!" Ini pertama kalinya sayumi jalan-jaln bareng teman-teman sekolahnya.

Kiyoshi tersenyum lagi. Sepertinya kakak ini memang mengerti Kiyoshi. Iya kan, Kiyoshi selalu benar! Darah itu enak kok! Orang lain saja yang aneh, menyangkal kata-kata Kiyoshi. Bocah berambut abu-abu ini pun mengedipkan matanya kekanakan. Are? Siapa itu yang dekat-dekat Mukuro? Jangan bilang dia mau darah Mukuro juga! Kiyoshi pun menyeringai, memperlihatkan taringnya, lalu memegangi ujung baju Shiruba dan menghampiri Mukuro dan anak itu.

"Mmm... Shiruba-niichan coba saja..." kata Kiyoshi dengan nada polos.

Dan Mukuro sweatdropped. Dia salah langkah membawa Kiyoshi kemari. Anak itu malah menemukan yang 'sejenis'nya. Dan sepertinya Canon takut melihat Kiyoshi dan Shiruba. Mukuro pun menghela nafas panjang.

"Canon, yang kecil itu Kiyoshi, yang satunya lagi Shiruba. Mereka anak Dangerous," jawab Mukuro.

Dan wajahnya langsung pucat mendengar pertanyaan Shiruba. Tunggu dulu! Apa maksud pertanyaan anak ini?

"Manis? Tahu dari man--eh, apa maksudmu?" tanyanya, sedikit panik.

OOT: entah kenapa jadi kepikir buat bikin shiru x muku di sini *shot*

---

Shiruba sweatdropped lagi waktu Kiyoshi malah menyuruhnya untuk mencoba darah Mukuro. Aduh, bahaya sekali anak ini. Shiruba memang menyukai darah. Tapi bukan berarti mau mencoba darah orang lain. Hau, makasih deh. Begini-begini dia juga masih normal kok! Jadi, mana mungkin dia mau mencoba darah gurunya itu. Tapi, sedikit bercanda boleh kan?

"Oh, benar boleh kucoba, Kiyoshi-chan? Baiklah..." candanya. Ia semakin mendekati Mukuro.

Gurunya itu tampak panik mendengar pertanyaan Shiruba. Wahaha, ayo kita kerjai lagi! Jarang-jarang bisa menjahili guru, kan? Ohoho... Ternyata menyenangkan juga perjalanan ini.

"Mm... Kata Kiyoshi saja manis," jawabnya pada Mukuro. "Kalau kucoba bagaimana? Hehe..." ia terkekeh jahil.

Satu-satunya yang bisa Canon lakukan adalah bersembunyi dibelakang tubuh Mukuro sensei sembari mencari perlindungan yang tepat. Tidak ada ayah, tidak ada kakak, tidak ada Nacht dan Suika. Mukuro sensei-lah yang menjadi tempat untuk berlindungnya sekarang. Kedua tangan mungilnya masih mengenggam erat pakaian bagian bawah Mukuro. Hatinya berkata bahwa ada yang tidak beres dari sosok anak yang sepertinya memiliki tinggi yang sama dengannya. Canon tidak tahu, ia tidak mengerti perasaan apa itu. Ia hanya tahu kalau itu berbahaya.

Anak itu menatap Canon dan menyeringai, memperlihatkan taring yang mencuat diantara beberapa gigi serinya. Anak itu melangkah pelan, menghampiri Mukuro dan Canon. "Canon, yang kecil itu Kiyoshi, yang satunya lagi Shiruba. Mereka anak Dangerous," Mukuro sensei mengenalkan setiap nama dari mereka. Canon masih merasa takut, terutama setelah anak yang bernama Kiyoshi itu menyeringai. Dengan takut, ia berjalan keluar meski sebenarnya setengah tubuhnya masih bersembunyi dibalik tubuh Mukuro.

"..Ki-yoshi.. Shi-ruba.. Namaku Canon." sahut Canon memperkenalkan diri dengan takut. "Canon S Al-tair." ulang Canon dengan nama lengkapnya.

Segera saja Canon kembali bersembunyi ketika pemuda berambut putih itu berjalan mendekati Mukuro sensei dan mengatakan sesuatu yang tidak dimengerti Canon. Pemuda berambut putih itu terkekeh. "Mm... Kata Kiyoshi saja manis," jawab pemuda itu. "Kalau kucoba bagaimana? Hehe..." Mencoba? Manis? Canon tidak mengerti pembicaraan mereka.

OOC: ceritanya sayumi dah nyampe duluan ah!

--------------------------------------------------------------

[out]

Bi mengunyah kentang goreng yang disuapkan oleh Saku dengan ekspresi super-cerah. Aaaaammm~! Memang kalau disuapi pacar rasanya jadi dua kali lebih enak! Ahak, lebay deh. Bi meneguk air dari botol minum di ranselnya dan berseru riang, "gomapta~ Sun-woongie!" Mata violetnya berputar sekali dan terpaku pada benda yang tengah disodorkan Saku kepadanya. Joystick game? Aiyeh, Bi suka main game!

"Yuuukk!" Pastinya dengan main game waktu akan terasa berlalu begitu cepat dan— eits. Tahu-tahu pramugari pesawat sudah mengumandangkan pengumuman yang berbunyi pesawat akan segera tiba di bandara tujuan dengan selamat. Dan— blep! Layar televisinya mati. "Kiaaaa~!! Padahal tadi Plena*rnya sudah hampir menang! Hidupin lagi dong TVnya!!" Jeritnya histeris sambil menempelkan kedua telapak tangan mungilnya ke monitor. Percuma. Yang ada malah pramugari menghampirinya, menegur agar ia kembali duduk dan memasang sabuk pengamannya karena pesawat akan landing sesaat lagi.

Bi menurut sambil memasang ekspresi masam, pipinya digembungkan. "Huuhh, sebel ya Sun-woong!" Gerutunya sambil mengamati ke luar jendela pesawat. Tapi raut wajah betenya itu langsung berubah cerah kembali saat melirik pemandangan Okinawa dari ketinggian. "U— uwaaa!!" Ia terperangah. Benar-benar indah! Tidak sabaran, begitu pesawat mendarat Bi buru-buru melepas sabuk pengaman dan melompat turun dari tempat duduknya. "Ayo Sun-woong, cepat! Sekalian gendong Suika juga ya!" Cetusnya sambil mondar-mandir di kabin dengan penuh semangat, menunggu pintu pesawat dibuka.

Akhirnya, liburan musim panas benar-benar tiba!!

Suika yang tengah tertidur mulai terbangun karena mencium bau makanan di dekatnya. Ketika dia membuka matanya, terlihat kalau Bi sedang disuapi oleh Saku. Melihat itu, Suika refleks berteriak, "Ah, Suika juga mau disuapi Papa", teriaknya dengan penuh semangat. Padahal seharusnya dia tidak teriak-teriak seperti itu di dalam kapal, tapi Suika terlalu bersemangat sampai lupa kalau dia ada di dalam kapal.

Tidak lama kemudian, Suika memperhatikan Bi dan Saku yang sedang asyik bermain video games. Suika tidak ikut karena dia tidak mengerti cara bermain video games, karena itu dia memilih untuk menonton saja dan membaca buku yang dia bawa ketika sudah bosan melihat 'orang tua'nya bermain. Tanpa terasa, mereka sudah sampai ke tempat tujuan. Terdengar suara yang meminta semua penumpang untuk menggunakan sabuk pengaman. Terdengar kalau Bi berteriak senang karena bisa melihat pemandangan dari tempat duduknya, tapi Suika tidak bisa melihat karena duduk di dekat jendela. Pokoknya nanti kalau pulang, dia ingin duduk di dekat jendela!

Begitu pesawat mendarat, Suika langsung melepas sabuk pengaman dan ikut-ikutan Bi merapikan barang-barangnya. "Mamaa, tunggu Suika!" ujarnya kepada Bi agar tidak meninggalkan Suika dan saku. Akhirnya mereka sampai juga ke Okinawa. Semoga saja bisa sangat menyenangkan karena ini adalah liburan pertamanya ke luar kota. Kira-kira, pengalaman seperti apa ya yang akan dirasakan oleh Suika dan 'orang tua'nya?

--dan dikunyahnya kentang goreng itu oleh Bi, aah, Bi nampak manis hari ini, mengenakan One-Piece seperti biasanya, dan Bando merah di Kepalanya itu membuat dia makin manis! --oke, kembali ke permainan yang dimainkan tadi, Bi tiba-tiba menyerang dengan character yang dipilihnya! Oh My Goat! berarti-- berarti-- Saku Kal-- ah? tiba-tiba layarnya mati dengan sendirinya.. Pramugari mengumumkan bahwa .. Pesawat akan segera mendarat di Okinawa! wah, Saku berlari ke sekumpulan anak-anak yang tengah melihat Okinawa dari jendela pojok, dan melihat.. Pantai! PANTAAAI!! sesampainya disana, Saku akan ke rumahnya, dan akan mengambil barang-barang yang disimpannya sejak lama disana! Peralatan Renang, Snorkel, dan lain-lainnya! woo hoo! dan saatnya untuk bersiap-siap untuk turun! yeeih!

O. KI. NA. WA.! YEAH!

dan dengan semangat 45, Saku mengangkat barang - barang bawaannya yang disimpan didalam kabinet yang berada diatas tempatnya duduk, lalu mengulurkan tangannya ke arah Bi dan Suika, "nah, Ayo berangkat! ke Okinawa!" teriaknya sambil menarik Bi dengan tangan kanannya, dan Suika dengan tangan kirinya.

[Out w/ Bi & Suika ]