Gyakko's Residence

Gyakko sampai di 'rumah'nya, setidanya tempat inilah yang selalu ditempatinya.

"Anak itu jadi ke sini gak ya... Kuharap engga... -_-;;" Gumam Gyakko yang mengingat Kotori bilang mau ke tempatnya.

Gyakko terduduk di atas kasurnya, tatapannya kosong melihat sarung tangan coklatnya yang usang. "Controller ini kayaknya mesti diganti deh..."

Kotori mengikuti Gyakko dan masuk kedalam kerumahnya dan dia mendapati Gyakko berkata dengan seenaknya saja begini

"Anak itu jadi ke sini gak ya... Kuharap engga... -_-;;"

Hiks sedihnya

Kotori baru membuka pintu dan mendengar perkataan tersebut, lalu entah mengapa jadi tidak ingin masuk rasanya.

"Humn? Dia kok ga dateng-dateng? Apa mendingan aku beli controller baru ya?" Gyakko berpikir, dia langsung berdiri dan melangkahkan kakinya yang panjang itu. Begitu dia baru mau membuka pintu, dia melihat Kotori sedang menunggu[?] di pintu.

"Loh Kotori? Kenapa nunggu di sini? Biasanya langsung masuk..." Tanya Gyakko yang tidak jadi pergi ke central town untuk membeli controller baru, ia terhenti melihat Kotori yang tampaknya sedih.

"Loh Kotori? Kenapa nunggu di sini? Biasanya langsung masuk..."

Kotori hanya tersenyum tipis pada Gyakko lalu berpaling daripadanya

"Well, kurasa aku tidak jadi masuk" ujarnya singkat

Lalu keluar begitu saja dari tempat tersebut

[out]

"Aneh, anak itu kenapa lagi...?" Batin Gyakko melihat Kotori yang langsung berlalu begitu saja.

"Kayaknya dia gak mungkin bisa dengar apa yang barusan kuucapkan... Aku yakin suaraku kecil kok," lanjutnya sambil menggaruk kepala bagian belakangnya.

"Ehhmm... Kalau dia dengan bagaimana ya... Pokoknya aku harus segera membeli controller yang baru, aku tidak mau kekuatanku lepas kendali..." Batinnya yang langsung keluar dari tempat itu.

[OUT]

Gyakko kembali ke rumahnya, dia terduduk dan memutuskan untuk menulis 'jurnal'nya.

Quote :

Pesta yang biasa saja, aku bertemu Kotori lagi... Terus kayaknya tadi pagi aku salah ngomong... -_- Sudahlah, pokoknya aneh2 saja kejadian hari ini, tapi setidaknya...

... Aku sudah mengatakannya.

Walaupun guru sastra, Gyakko kurang suka menulis, dia lebih prefer membaca. Tapi...

Ini kewajiban