[RP] Special Room

Quote :

Special Type terletak di ujung lantai satu bangunan SMA. Tempatnya memang terpencil, hanya sebuah kelas kecil yang ukurannya mungkin hanya seperempat dari ruangan tipe lainnya. Tapi Fasilitas yang tersedia tidak kalah, bahkan lebih dikarenakan Koneksi sang HT ke Petinggi-petinggi sekolah

Berikut ini beberapa fasilitas yang ada :
- Vending Machine
- Home Theater
- Sofa
- Etc

nb : bisa gak kyk gini? :3 atau mau ditambahin lagi? :3

"Huaaaahm" Minagi menyalakan TV.

Dia menyetel DVD, dan menonton anime sepuasnya.

Ya ampun, ini yang dimaksud dengan nonton ^^a kan nggak ada koneksi keluar, eh?

Minagi pun asyik menonton....

lalu setelah puas, keluar.
[out]

Dengan cepat, Kaede pun bergerak menuju Special Room, yaitu tempat tipe abilitynya. Dan kalau ia tidak salah, bukannya di sekitar Special Room ini tidak ada tempat mengacau? Baguslah, yang penting bisa muat orang, bukan?

"Wah, ada vending machine..."

Kaede tergiur dengan mesin yang terletak tak jauh dari Special Room itu. Sialnya, ia tidak bawa koin! Ia pun segera melesat pergi meninggalkan Special Room.

[out]

"Ah nggak ada kerjaan..." Gadis mungil dengan pita merah di kepalanya dan dua boneka kelinci itu mengayunkan langkahnya ke dalam bangunan SMA.. Seingatnya di salah satu sudut di gedung itu ada ruangan khusus anak untuk murid tipe spesial. Selama ini ia jarang benar-benar memperhatikan ruangan itu karena letaknya yang di berada di kawasan asrama anak SMA. Tapi kalau dipikir lagi tak ada salahnya mencoba bersantai disana mumpung sedang tak ada kegiatan, pikir Bi.

"Hmm.." Bi mendorong pintu ruangan khusus special type itu perlahan. Kosong. Tidak heran. Sambil mengangguk-angguk kagum pada fasilitas di dalamnya yang ternyata lebih menjamin daripada yang ia bayangkan, Bi melangkah masuk dan menghempaskan diri ke atas sofa empuk di tengah ruangan. "Hoh, nyaman juga..." Gumamnya pada diri sendiri sambil menyenderkan kepalanya, menghilangkan kepenatan beberapa saat.

Beberapa menit kemudian ia mengedarkan pandangannya dan langsung menjatuhkan perhatian pada Home Theater TV di hadapannya. "Baiklah..." Ia beranjak sambil asal menyetel salah satu DVD yang bertumpuk di rak sebelah layar dan menikmati tayangan dengan santai.

Setelah puas membuang-buang waktunya, Bi mematikan TV dan melangkah keluar dari ruangan itu. "Sesekali bersantai asyik juga..."

[OUT]

Asuka mengusap dagunya, bingung. Hmm.. Inikah ruangan special type? Sepertinya begitu.

Ia melangkah ke arah vending machine, memasukkan sekeping koin ke dalamnya, dan memilih sekaleng cappucino instan. Asuka meminumnya sementara matanya sibuk menyusuri seluruh sudut ruangan itu.

Ahh... kemana semua orang?

Asuka melirik ke arah sofa, memutuskan untuk duduk disana sementara waktu sambil meneruskan membaca bukunya.

Keping-keping DVD yang berserakan, bantal sofa yang tidak berada dalam tempatnya, umm.. pasti ada beberapa orang yang sudah ke tempat ini sebelum dirinya.

Beberapa saat kemudian, Asuka menutup buku tebalnya, teringat kalau hari ini dia ada kelas. Tapi... kelas apa ya? Dia lupa.

Asuka meminum cappucino kalengnya hingga setengah habis dan membuangnya. Ia menyibak rambutnya ke belakang telinga kemudian berjalan keluar ruangan itu.

[OUT]

Special Ability Room

Daichi memandangi tulisan di pintu ruangan itu dengan mata birunya yang sayu. Rasa ngantuk yang makin mengganas memaksanya untuk masuk ke ruangan itu. Ia sudah lama mencari tempat beristirahat yang nyaman sejak pelajaran pertama tadi.

Dibukanya pintu itu. Tidak ada siapa-siapa. Dengan malas, ia menyalakan televisi dan bermain-main dengan remote control. Tak ada channel yang benar-benar menarik hatinya. Tak terasa, ia pun tertidur di sofa dalam posisi sedang menonton siaran langsung lagu enka....

Beberapa saat kemudian, ia terbangun dan tergesa-gesa pergi ke kelas berikutnya....

Minagi buru buru masuk kesana, dan menonton C*** G****.

"Syukur nggak telat!" senyumnya. Dia mencueki Daichi dan sibuk menonton.

Setelah selesai, dia keluar.

[out]

OOT: nambah kulkas yah X3 ngampung makan X3

Mata coklat Kyran tertuju pada sebuah pintu dengan nama "Special Room". Hmm .. kalau tidak salah abilitynya kan special ? Ya jadi Kyran masuk-masuk saja. Dan disana terlihat beberapa macam barang dan harta karun (baca: kulas). Well ini dikarenakan perut Kyran ang sudah keroncongan daritadi, mungkin gara-gara terlalu enerjik di kafe tengah hutan itu. Jadi, Kyran melangkah mendekati peti harta karunnya, dan sebelum kesana ada orang yang tiduran disana rupanya. Hmm .. enaknya diapain ya ?

Kruyuk .. Kruyuk ..

"Ah lebih baik berpikir mengisi perut dulu" batin Kyran memegangi perutnya yang sudah memberontak minta makan. Saat membuka kulkas .. Wah !! ternyata banyak juga makanannya ada banyak sekali snack dan cake. Jadi .. SERBU !! selain cake karena kalau dipikir-pikir sudah bosan Kyran melihat cake, mungkin gara-gara saat di kafe tengah forest itu. Ngomong-ngoong tenatng cake, sambil menoleh pada anak yang sedang tidur dengan lelapnya itu muncul pikiran iblis dalam hati:
"Jangan Kyran nanti dosa loh."kata Malaikat dalam diri Kyran

"Udah lakuin ajah nggak ada ruginya toh"kata setan sambil memukuli malaikat dalam diri Kyran

"Jangan Kyran nggak baik !!"kata Malaikat sambil menangis-nangis dan berusaha melawan iblis.

"Udah deh cepet keburu bangun .. !!" kata iblis lagi sambil menahan kekuatan si malaikat.

"Kalian berdua diem aja deh .. aku hanya mau makan dan liat TV aja.. dan lebih baik kalian damai kan ?"batin Kyran sambil tersenyum swt

"Ih gila lu aku disuruh damai ma dia ? nggak lah yau" kata iblis menjaga gensi sambil menghilang

"Aku sih mau-mau ajah tapi dia nggak mau .. "kata malaikat sambil juga menghilang

"Hmm .. Oh ya rasanya ada anime bagus yang belum aku tonton dah .."kata Kyran melupakan pertengkaran antara malaikat dan iblis yang ada dalam hatinya sambil duduk disofa dan mengganti menonton K****o, sambil terus menikmati snack yang diambilnya sebanyak mungkin.

"Wahai manusia... berani sekali anda mengambil makanan saya" ujar BYakuran pelan di belakang Kyran. Wajahnya tersenyum, tapi dari nada suaranya, sudah jelas kalau cowok ini sedang sedikit kesal, pasalnya, hasil interogasinya tidak terlalu sukses beberapa saat yang lalu. Terlebih lagi ketika Ia tahu kalau cake dan snack kesukaannya sudah diembat dengan sadisnya oleh muridnya ini.

Memang sih Ia bisa membelinya kembali di toko-toko Central Town. Tapi males juga...

Ayumu membuka pintu ruangan kecil tersebut perlahan. Badannya basah kuyup, dan sedikit lumpur mengotori baju seragamnya. Gadis tersebut mau tidak mau mengunjungi ruangan khusus anak-anak special itu, sekadar mencari tempat untuk mengeringkan pakaiannya dan menghangatkan diri setelah beberapa saat yang lalu ia kehujanan di halaman gedung SMA-nya ini.

"..."

Mata birunya menelusuri seluruh penjuru ruangan sempit tersebut. Gadis itu melihat Byakuran, Kyran, dan Daichi yang kebetulan sedang bersantai. Tangan Ayumu masih berpegang pada dinding pintu di sampingnya, dan beberapa tetes air menetes turun dari rambut cokelatnya yang basah. Gadis bermata biru langit itu melangkah masuk ke dalam ruangan, tetap dengan senyumnya.

"Hai..." ia melambaikan tangannya pada Byakuran dan Kyran. Penampilannya yang kini basah kuyup dan berantakan karena sempat terjatuh di atas lumpur di halaman sama sekali tidak membuat gadis ini tidak percaya diri, ia tetap santai seperti biasanya.

Ya, teleport asalan lagi. Jadi jangan heran kalau Misa tiba-tiba mejeng di atas kulkas. Hei~cepat turun! Yea, sekarang Misa turun—melompat. Ah, lompatan seorang PF memang selalu dapat diandalkan, apalagi di saat-saat gawat-darurat mendadak seperti ini. Hupla~ lompatan tadi membuat kaki Misa agak sakit—terkilir. Tapi tak apa, hanya sakit biasa, sedikit. Bagi seorang PF seperti Misa hal seperti itu mungkin sudah biasa dan tak berpengaruh apa-apa (Walau nantinya pasti akan sangat berpengaruh jika menghadapi turnamen).

Ah, stop ber-out of topic ria. Sekarang apa?Ada banyak orang—tiga orang. Tergolong banyak, lah. Dan ada Byakuran juga—yang kelihatannyasedang ribut dengan muridnya. Dan juga ada seorang murid perempuan—what the hell? Err, ralat—bukan perempuan tapi perempuan jadi-jadian. Oh, notabene : Misaki takut Hantu, dan hal-hal gaib. Jadi? “SETAN!!” ya, satu kata yang berguna. Tampang anak itu seperti setan. Dan Misaki yang notabene fobia terhadap hantu dan hal-hal gaib dan sejenisnya (tuyul, jin, etc.) langsung ngumpet dibalik kulkas.

Hei~

Kulkas? Bodoh kau Misaki. Dibelakang kulkas kan—“PANAS!!” Teriakan kedua. Mau coba bikin rekor teriakkan paling heboh nih? Boleh. Siapa yang mau mencatat berapa getarannya? Ah—tak usah dicatat. Teriakan Misaki saja mungkin bisa memecahkan kaca, jika sekarang dia berada dalam dunia kartun tentunya.

Apa tindakanmu selanjutnya, Misa? Bersikaplah seperti biasa, Misa yang pintar berakting pasti bisa menyembunyikan kepanikan dan ketakutannya. Oh tidak, satu kelemahan telah dia perlihatkan. Ini semua gara-gara anak itu (Ayumu-red.) Salahkan anak itu! Eh, jangan salahkan benaran tapi. Dengan wajah kalemnya (akting), Misaki mendekati Byakuran—Guru spesial ability itu. “Err, Ranran-kun, dia setan atau sadako sih? Kok bisa ada disini? Kau lihat perempuan sadako itu kan? Kan? Duh, kau bisa mengusir setan tidak?” tanya Misaki, panik benar sekarang dia. Sampai-sampai ucapannya sengaja dipercepat, oh—terlalu hiperbol.

Ayumu mengalihkan pandangannya pada Misaki yang tiba-tiba datang dan nemplok di atas kulkas itu. Alice, mungkin. Dan tiba-tiba wanita dewasa itu berteriak-teriak seperti kesurupan, menyebut Ayumu seperti setan, atau hantu, dan semacamnya.

"Setan...?" gadis berambut cokelat itu hanya tersenyum tenang menanggapi tindakan Misaki yang hiperaktif. Ia tak habis pikir, wanita dewasa itu bisa dengan bodohnya melompat ke balik kulkas... Memangnya berapa umurnya sekarang, eh? Menurut perkiraan Ayumu sih, dua puluh tahun? Ah, mungkin juga lebih. Yang jelas, wanita itu kini bertingkah lebih kekanakan dari Ayumu.

"... Kau mencari setan?" Ayumu mengarahkan jari telunjuknya pada Byakuran, yang notabene memang lebih mirip setan dengan rambut putihnya. "Tuh, kakek-kakek pemakan gadis muda." tuturnya santai sambil tetap menunjuk Byakuran. Ya, sepertinya gadis itu masih ingat akan pertemuan mereka sewaktu di hutan, tapi masih belum menyadari bahwa Byakuran adalah gurunya. Dan, perihal kenapa Byakuran bisa berada di Special Room... Itu bukan urusan Ayumu kan?

"Terserahlah apapun yang kau bilang, aku mau istirahat..."

Setelah melempar senyuman pada Misaki dan Byakuran, gadis itu melangkah menuju sebuah sofa -- yang berbeda dengan sofa yang diduduki oleh Kyran, dan duduk di sana. Kemudian gadis itu mengambil sebuah handuk dari dalam tas sekolahnya, untuk kemudian membersihkan wajahnya yang basah dan belepotan sedikit lumpur.

"...Hachim...!" Ayumu menutup sebagian wajahnya dengan handuk dan bersin sekali lagi. Flu? tentu saja. Tadi ia berhujan-hujanan selama lebih dari setengah jam di halaman sekolah... Mana mungkin tidak sakit?

Minagi dengan riangnya berjalan kesana.

"Yahoo~~ Special-tachi~ Sudah kepikiran apa yang akan kita kerjakan untuk festival?" ujar Minagi riang.

Mengabaikan Ayumu, dia langsung menoleh ke Minagi

"Err, tak tahu." ucap Misa, festival eh? paling tidak semua anak spesial harus ada di ruangan ini untuk berdiskusi.

"Kenapa kau tidak panggil semua anak spesial saja? Agar--diskusi lebih gampang, ide yang muncul juga nanti bakalan bejibun." yeah, great idea--HELL, kidding. Itu hanya usulan, bukan maksud Misa menyuruh Minagi memanggil semua anak spesial.

((OOC : pendek aja lah gw, lagi males gara2 essay. webe =_

Ayumu menoleh pada Minagi dan bangkit berdiri.

"Kapan rapatnya?" tanya gadis itu sambil tersenyum pada Minagi. Hidungnya sedikit merah karena pilek ringan yang kini dideritanya. "Kalau sudah ada jadwal rapat, lebih baik diumumkan." tutur Ayumu santai. Tangan kanannya masih memegang handuk kecilnya yang sudah basah, dan bajunya kini sudah lumayan kering -- setidaknya tidak sebasah waktu ia baru datang. Kemudian gadis berambut cokelat pendek itu melayangkan pandangannya pada jam tangannya.

Ah, sepertinya sudah waktunya ia pergi, ada beberapa hal yang ingin ia lakukan.

"Aku duluan, ada yang harus kulakukan." ujarnya tenang sambil melambaikan tangannya pada mereka semua yang ada di sana. Kemudian, ia mengambil tas ranselnya dan keluar dari ruangan tersebut.

[OUT]

"Cari ide dulu ya~ Daag~" Minagi ngacir.

[out]

"Aku juga pergi." ucap misaki, yang lalu berteleport.

[out]

"Huahm"

BYakuran dengan santainya pergi dari tempat itu.

[out]

"Ah .. bosen .." kata Kyran pergi dari sana

[OUT]