Restaurant eh?

(Timeline: Malam, jam makan malam. Anak Somatic silahkan saya traktir)

Restaurant.

Sudah lama ga kesini, ada apa yang baru ya kira kira?

Kotori sekarang dalam wujud 10 tahunnya berjalan jalan menyusuri Central town tersebut. Yah, untuk masalah makan kalau anak kecil kan biasa diberi diskon. Jadi apa salahnya kalau ia dalam bentuk anak kecil.

Gyakko yang berjalan sampai malam itu jadi ingin makan, ia memasuki restoran terdekat dan membuka pintunya. Tatapan wajahnya melihat lantai, sepertinya ia masih kepikiran soal Kotori, dan begitu dia melewati Kotori, ia langsung terhenti.

"Kotori? Kenapa kau... Uhmm... Menyusut?" Tanya Gyakko ke Kotori.

[IN]

"hoo,disini rupanya." ujar Sakurai sambil berjalan kecil dan mengambil tempat duduk,sambil mendengarkan MP3 nya,lalu dia melihat anak kecil,yang hampir mirip dengan Homeroom Teachernya.

"ah,kok mirip Kotori-sensei ya? difoto nya sih,seperti ini...ah,mungkin cuma mirip saja."ujar Sakurai sambil memesan Milkshake Coklat.

"Kotori? Kenapa kau... Uhmm... Menyusut?"

Gyakko Eh?

Kenapa harus bertemu dengan mahluk ini disini?

Tidak berniat meladeni manusia ini. Ya iyalah ya, udah lama gitu ga ketemu masa maen ditolak langsung gitu? apa kata dunia, mana emansipasi wanita. kau tahu apa Gyakko, karena Wanita ingin dimengerti, So what do you expect me to see you with a happy face eh?

Kotori berpura pura saja tidak kenal dengan Gyakko, Peduli setan akan ia mau peduli atau tidak. Setan aj toh ga peduli.

Kotori hanya berjalan terus tanpa mempedulikan Gyakko.

"ah,kok mirip Kotori-sensei ya? difoto nya sih,seperti ini...ah,mungkin cuma mirip saja."

Eh? Target baru... nampaknya

Khukhukhu...

Melirik kearah Gyakko sebentar lalu melihat kearah bocah tersebut lagi, Kotori dengan gaya anak kecil yang sok kecentilan mendekati bocah tersebut, lalu dengan senyuman polos tersenyum kearah bocah tersebut.

"mm, kakak... beli apa?"

[OOC: Btw blom masuk ke Resto ya...]

Gyakko kaget melihat anak itu nyuekin dia, walaupun tidak begitu tampak di wajahnya.

"He-- Hei Koto, kenapa aku dicuekin...?" Tanyanya sambil memegang pundak Koto.

Lalu ia melihat Sakurai yang memesan milkshake, Gyakko hanya bisa tersenyum.

---

OOT : tidak dicuekiiinnn TT___TT

"aah?beli Milkshake Coklat kok,hehe."ujarnya kepada anak-kecil-yang-mirip-sama-Isurugi-Kotori-sensei itu.

sementara itu,Milkshakenya sudah jadi.

"Silakan Milkshakenya!"ujar si Pelayan.
"ah,terimakasih!"

"ah,adik ngapain disini? memangnya adik nunggu siapa?"tanyanya kepada anak itu sambil meminum Milkshakenya.

"He-- Hei Koto, kenapa aku dicuekin...?"

Geez, why you should bother me eh?

Get your own life kay

Kotori tidak melirik dia sekilas lalu hanya tersenyum tipis yang terlihat polos diwajahnya. Memikirkan rencana bagaimana mengganggu si Gyakko dengan cara tidak ketahuan.

"ah,adik ngapain disini? memangnya adik nunggu siapa?"

Ah, Ngapain ya disini... ya cari makan lah ya... masa cuma cari angin. nunggu siapa? ga nunggu siapa siapa tuh, tapi oh well just play the role.

"Papa..., cuma ikut papa jalan jalan kesini."

Perkataan polos begitu saja keluar mulut Kotori sambil menunjuk Gyakko sebagai papanya.

JGEERRR!!! [SFX : Petir-petir]

Gyakko baru saja berpikiran untuk menyerah kalau dicuekin sekali lagi dia akan duduk dengan tenang sambil merokok dengan damai, tetapi malah masuk ke perangkap[?] Kotori.

Quote :

"Papa..., cuma ikut papa jalan jalan kesini."

"Tung-- Tunggu!! Apa maksudnya dengan 'papa'??" Tanya Gyakko dengan suara pelan ke Kotori.

"oh,papanya......"kata Sakurai sambil terus meminum Milkshakenya dan,tiba-tiba terpikir sesuatu...."Wait a minute... DISINIKAN GA BOLEH BAWA AYAH,ANAK ATAUPUN APAPUN ITU..."

sambil menatap orang-yang-di-sebut-papa itu,dia baru sadar,dan mengatakan "G..Gyakko-sensei,kenapa bawa anaknya kesini?bukannya tidak boleh ya?"

"Aku belum menikah..." Ujarnya ke Sakurai, dia tidak mau dirinya dianggap yang aneh-aneh.

Tapi bukannya mengatakan belum menikah namun membawa anak akan membuatnya lebih terlihat aneh? Gyakko melupakan satu hal itu.

"Dan memang tidak boleh membawa anak ke sini..." Ujar Gyakko yang sekarang memegangi dahinya, menyadari kesalahannya dalam berbicara... Mungkin mulai besok dia tidak akan bicara macam-macam lagi sebaiknya, karena omongannya membawanya ke bencana.

ooc: ikutan ngacauin datenya gyakko-koto yah.. X3~~ *diinjek*
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bi yang moodnya sedang nggak karuan karena merasa bosan di hutan, akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan di kota saja. Setelah sukses mengobrak-abrik sebuah toko boneka -lalu kabur-, dengan riang Bi menyusuri kawasan restoran dan terhenti di depan salah satunya karena merasa baru saja melihat seseorang yang ia kenal.

"Ehh.. Bukankah itu pasangan guru yang menarik saat upacara kemarin?" Gumamnya senang pada diri sendiri. "Thakko-ssi, it's show time!!"
Salah satu dari dua boneka kelinci dalam dekapannya melompat turun dan dengan cepat menyerbu ke dalam restoran. "Selamat malam, selamat malam..!!" Seru boneka itu ribut sambil melompat ke atas meja Saku.
"Papa..., cuma ikut papa jalan jalan kesini." "Papa!!" Boneka itu ikut menimpali dengan tawa isengnya. "Gyakko-sonsaengnim, papa!!" Thakko mengulang-ulang kalimat itu dengan riang.

"Tung-- Tunggu!! Apa maksudnya dengan 'papa'??"

Fall into the trap eh?

Nice isn't it?

Kotori tersenyum polos kepada Gyakko dengan pikiran yang sudah entah kemana, apa yang harus kulakukan selanjutnya. Menunggu respon dari bocah itu bukan? sudah pasti bukan? rasanya iya, masa tidak?

"Wait a minute... DISINIKAN GA BOLEH BAWA AYAH,ANAK ATAUPUN APAPUN ITU..."

Eah, Fire in the hole. Rite?

"G..Gyakko-sensei,kenapa bawa anaknya kesini?bukannya tidak boleh ya?"

Rite. Nice. Perfect.

Kotori memasang tampang lugunya saja, tidak lebih tidak kurang seperti orang yang masih polos saja, senyum tidak jelas seperti anak kecil. tiba tiba saja ada yang menimpali, nampaknya sebuah boneka.

"Gyakko-sonsaengnim, papa!!"

Masih dalam senyum polosnya lalu memeluk boneka yang baru datang tersebut seperti anak kecil yang kegirangan melihat boneka. lalu melihat kearah Gyakko dengan pandangan puppy eye dari balik boneka tersebut berkata dengan polosnya.

"Papa, mami mana? Papa?"

OOT : saya ga ngerti term bahasa korea -_-;; semudah apapun

---

"Bagus. Satu masalah belum selesai, ada masalah lain lagi."

"Aku manusia... Rasanya gak mungkin punya anak berupa boneka..." Gumam Gyakko sambil melihat ke arah Thakko yang ikutan memanggilnya 'papa', Gyakko sejujurnya merasa tersindir, karena di umur bergini memang dia harusnya sudah menikah, well, tapi dia menunggu satu orang sih.

Quote :

"Papa, mami mana? Papa?"

"Aduh..." pertanyaan ini membuatnya makin bingung, dia tidak terbiasa membuat alasan, jadi dia hanya bisa diam begitu ditanya.

Walaupun akhirnya dia menjawab, "Aa--... Mama lagi ngambek sama Papa." Jawabnya. Ngaco abis.

"Aa--... Mama lagi ngambek sama Papa."

Mama lagi ngambek sama Papa?

Pinter sekali kau Gyak, sejak kapan kau sudah punya istri eh?

Well, just play with the flow.

Kotori mendekap kearah bonekanya lalu menatap kearah Gyakko sekarang.

"mmm... kenapa bisa ngambek?"

"Semoga Kotori gak ngamuk... Semoga."

"Entahlah, kayaknya papa salah bicara." Gyakko menjawab. Ia menarik salah satu bangku dan mengangkat Kotori, lalu dia duduk dan meletakkan Kotori di pangkuannya.

"Kotori... Jangan marah ya..." Batin Gyakko berdoa semoga dia tidak ditendang atau digigit atau dibanting atau digebuk...

"Entahlah, kayaknya papa salah bicara."

Yap, yap, yap...

Kemana tanganmu sekarang bung?

Kotori diangkat begitu saja lalu ditaruh diatas pangkuan dari Gyakko eh? sekarang. Fine, if thats how he wants to play, just play with it.

Kotori hanya tersenyum polos saja, melihat sekarang ia sudah ada diatas pangkuan dari Gyakko sekarang. Ah, apa yang akan ia lakukan, membantingnya tentu bukanlah sesuatu yang menguntungkan bukan? rahasianya langsung terbongkar begitu saja.

"Papa, aku haus... Mau susu..."

"... Anak ini..." Batin Gyakko sambil memegang dahinya, ia bersender.

"Pelayan... Susu... Dan kopi." Ujar Gyakko yang memanggil salah satu pelayan.

"Seriously... Anak ini memang sulit ditebak..." Batinnya lagi sambil melihat Kotori kecil.

Ah, dibelikan juga ternyata sama si Gyakko, Kotori melirik kearah bocah tersebut dan juga boneka yang dari tadi ia peluk. Nampaknya tidak memberikan reaksi apa apa dari tadi. Ah well, mengapa tidak, tidak ada pengganggu sekarang.

"Ah, jadi Papa? Aku ini keluaran dari mama siapa? Mami Hime?"

Kalau ini komik, background petir sudah terpampang. [SFX : JGEEEEERRRRR!!!!!!]

Anak kecil satu ini bertanya seperti ini, ini jelas menyudutnya Gyakko, dari awal dia memang sudah salah bicara, lain kali dia berjanji kalau ngomong irit-irit ajah, biar ga kena masalah, sudah tiga total masalah yang dihadapinya.

"Ehhmm... Engg... Mana mungkin Hime sih ^^;;" Ujar Gyakko ke Kotori.

"Mama..."

Gyakko tidak mengeluarkan suara, dia hanya menggerakkan bibirnya, namun jelas sekali siapa yang dimaksud.

Ko. To. Ri.

"Ehhmm... Engg... Mana mungkin Hime sih ^^;;"

Oh jadi bukan Hime ya... Hmm... siapa ya? kurang lebih...

Kotori dengan polosnya bertanya lagi.

"Mami Chiaki Bukan?"

"Chiaki siapa?" Tanya Gyakko, dia memang guru tidak bertanggung jawab... Mantan murid ajah bisa lupa...

"Pokoknya orang yang kusayangi cuma satu... Dan itu satu-satunya, namanya..."

"Kotori." Ujarnya, jelas sekarang.

Dan sekarang wajah Gyakko benar-benar merah, sampai pelayan membawakan pesanannya, segelas susu dan secangkir kopi. Gyakko buru-buru mengambil kopinya dan meminumnya.

"Pokoknya orang yang kusayangi cuma satu... Dan itu satu-satunya, namanya..."

"Kotori."

Awawawawawaw... Tidak salah dengar aku?

Jaga sikap jaga sikap... Well tetapi setidaknya aku dengar dari mulutnya langsung. tidak terlalu bisa ngomong apa apa?

Ah, pesanan susu dan kopinya datang.

"Susuku... " ujar Kotori ke pelayan tersebut.

Ya setidaknya semenjak dilatih menjadi seorang Spy harus lebih bisa menjaga kestabilan emosinya bukan? Kotori meminum susunya sekarang

"Jadi papa, suka dengan Mama Kotori?"

Gyakko terdian, tetap meminum kopinya sedikit demi sedikit, lalu mengangguk pelan, dengan wajah memerah.

"Yah... Begitulah." Ujarnya agak tidak jelas karena bibirnya masih menyentuh cangkir.

"Kenapa anak ini tidak kunjung menunjukkan dirinya... Setelah aku mengucapkan itu bahkan..." Batin Gyakko yang masih berpikir.

Wajah Gyakko memerah... lalu mengangguk...

Oh how sweet...

Entah ada setan apa yang ada didalam pikiran Kotori sekarang ini. yang menyebabkan dia tidak terlalu mau mengumbar emosinya belaka.

Lalu kotori berkata lagi kepada Gyakko

"Lalu kenapa papa pikir? kalau mami kotori bisa suka dengan papa?"

"Mana aku tahu." Jawab Gyakko.

"Aku kan gak pernah bilang Kotori juga menyukaiku..." Batinnya, sekarang kopi di gelasnya tinggal setengah, ia meletakkannya di meja.