Ayuri's residence

"..." Ayuri tetap diam, masih melanjutkan mandinya. Namun sewaktu Nauka bilang mau masuk, dalam keadaan telanjang (WTH?!!) wanita ini membuka sedikit pintu supaya tubuhnya tidak kelihatan.

"...apa maumu?" tanyanya kepada Nauka.

"Kamu diam saja sih," ujar Nauka santai. "Masih lama?"

"...belum..." wanita ini kemudian menutup kembali pintunya dan kali ini dikunci supaya laki2 itu tidak main nyelonong masuk. Dia kemudian melanjutkan mandinya dan kali ini lebih cepat karena tahu nanti Nauka akan bertanya hal yang aneh2 lagi.

Nauka lalu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar itu dan membongkar-bongkar isi tasnya. Tasnya benar-benar seperti tas Mary Poppins--isinya lengkap seperti supermarket. Tapi ia hanya menata benda yang benar-benar besar saja, seperti sofa putih (yang mungkin hanya terlihat sebagai sofa) dan sebuah kotak hitam sebesar TV 21 inci.

Sisanya ia masukan kembali ke dalam tasnya. Kamar itu terlihat benar-benar kosong melompong. Terutama lemari pakaiannya.

Nauka melompat keluar dari jendela untuk mengambil kasur yang telah selesai dijemur. Terik matahari yang menyengat kulit putihnya membuat seluruh tubuhnya bersemu merah. Tak ada satu bagianpun yang terlewati; tengkuk lehernya, punggungnya yang tegap, dadanya yang bidang dan lengannya yang panjang.

Nauka cepat-cepat memasukan kembali kasur itu ke dalam kamar, masih bertelanjang dada. Ia benar-benar terlihat seperti udang rebus. Ia melap keringatnya dengan tangannya, tidak mempedulikan kotoran yang menempel dimana-mana.

Sekian lama kemudian, Ayuri keluar dari kamar mandi dengan mengenakan piyama handuk. Dia berjalan menuju ke arah kamarnya untuk berganti baju namun dia berpikir sebentar dan mengintip kepada Nauka yang baru saja mengambil kasurnya.

Setelah itu wanita itu segera memasuki kamarnya. Kamarnya bila diukur sama seperti ukuran kamar yang di samping. Dalamnya juga tidak kelihatan mewah atau banyak barang wanita karena faktor sering mengikuti misi jadinya tidak punya cukup waktu untuk mendekorasi kamar bahkan rumah sekalipun.

Ayuri segera mengenakan bajunya kembali yang sama persis dengan sebelumnya; baju turtle neck, celana jeans selutut, serta jaket yang diturunkan hingga ke lengan.

Kemudian ia keluar kamar dan menuju ke kamarnya Nauka. "...kau bisa mandi sekarang..."

Nauka mengangkat wajahnya dan menyipitkan matanya, beberapa tetesan keringat tampaknya masuk ke dalam matanya.

"Oh? Mm... Yah, terima kasih," ujarnya sambil berjalan pelan. "Hah... Tampaknya sudah waktunya membeli baju baru," gumam Nauka pelan sambil mengambil kemeja putihnya dan berjalan ke kamar mandi.

"Ayuri? Temani aku ke Central Town, ya?"

"...baiklah...aku tunggu kamu di ruang keluarga..." jawabnya yang kemudian membalikkan badannya menuju ke ruang keluarga.

Dia memasuki ruang di mana pintu beranda yang biasa dipakai untuk keluar-masuk rumah. Ayuri melihat kedua hewan yang berada di ruangan masih terlelap dalam tidurnya kemudian menuju ke sebuah meja. Di situ terdapat memo serta bingkaian2 foto.

Ayuri kemudian menuliskan sesuatu pada memo tersebut:

Quote :

Nauka tinggal di rumah sekarang

Setelah itu, dia beralih kepada bingkaian2 foto dekat memo, tepatnya ada 4 bingkaian foto di sana. Pertama adalah foto SMT; kedua foto dia bersama kakaknya; ketiga foto adalah foto bertiga antara dia, kakaknya, dan... sahabatnya semasa dia masih dibilang baru pada saat memasuki Akademi ini. Foto yang keempatpun juga sama tapi kali ini hanya berdua saja.

Ayuri terus menatap kepada foto tersebut, merenungkan sesuatu. "...Shiro..." gumamnya kecil.

Hanya selang beberapa menit setelahnya Nauka sudah keluar. Rambutnya masih basah dan tetesannya ikut membasahi kemeja putihnya.

"Mm... Tampaknya aku juga harus membeli sampo dan sabun," gumam Nauka sambil memakai sepatunya. "Bauku jadi sama denganmu, Ayuri. Bisa-bisa orang salah sangka."

Ia tampak tidak memperhatikan Ayuri yang sedang merenung--atau mungkin lebih tepat dibilang tidak mau memperhatikan hal itu.

"Ayuri?" panggilnya. "Mau pergi?"

Dia langsung tersadar dari pikirannya sesaat Nauka mengajaknya. "..." Ayuri hanya mengangguk tanda iya seraya meletakkan bingkaian foto tersebut ke tempat semula.

Nauka melingkarkan lengannya pada pundak Ayuri, memeluknya sebentar. Wajahnya sedikit berubah. Aura posesif keluar dari tubuhnya. Nauka menggigit bibirnya dan mendorong tubuh Ayuri pelan, lalu ia berusaha senyum.

"Ayo," ujarnya pelan sambil menarik Ayuri.

[out]

Nauka kembali ke rumah Ayuri dan entah bagaimana bisa masuk duluan ke dalam ruangannya, meskipun kunci pintu depannya dipegang oleh Ayuri.

Ia mengganti pakaiannya dengan baju barunya dan langsung melompat keluar dari jendela dengan tergesa-gesa.

[out]

Sekembalinya dari rumah sakit, belum juga mengistirahatkan dirinya tiba2 datang sebuah kertas pesawat mengarah ke jendela beranda.

Ayuri mengambil pesawat buatan itu dan membentangkannya. Tertulis:

Quote :

kutunggu kalian di gedung SMA ruang kosong. untuk event, kita buat host club. jangan bantah, kalau tidak setuju adukan ke Mukuro saja

-Hiino

"..." dia hanya diam saja lalu segera pergi meninggalkan rumahnya meski badannya masih sakit2an.

(out)

Dari rumah sakit, Ayuri tiba di rumahnya untuk mengistirahatkan dirinya yang dari tadi berjalan ke sana kemari. Matanya melirik kepada bantal bekas yang sempat ditiduri oleh kucing tadi. Tampaknya hewan itu sudah pergi, terbukti dari perban yang sebelumnya dibaluti terlepas.

Kemudian dia melirik kepada anak anjingnya yang masih tertidur pulas di ujung tembok. Wanita ini lalu berjalan menyelusuri ruangan dan membuka pintu suatu ruangan, pastinya itu bukan kamar Ayuri maupun kamar Nauka. Sepertinya ada kamar lain yang dimasuki oleh Ayuri dan entah apa isinya...