Wandering Around

Quote :

"Boxer atau brief?"

"Boxer"

Sama sepertinya Toki menjawab setenang mungkin meski terlihat dari matanya yang berputar-putar karena terlalu pusing dengan semua yang terjadi begitu cepat, si ' Rambut Coklat' Ternyata punya lidah yang tajam juga.


"Heh,...You will not be punished for your anger, you will be punished by your anger... "

Toki dulu pernah dulu sekali di ajarkan kata-kata itu oleh seseorang yang dulu ia sebut dengan 'Ayah Kandung'.Kana kemudian pergi dan menitipkan Nacht kepada dua orang disana yang Toki dengar namanya adalah Cyalle dan Kyouka.

Quote :

"Hee.. Tapi kalau untuk orang empat, mungkin uangku ngga cukup? Toki punya rabbit buat kita makan? Atau Paman yang disana?"

"Aku masih punya beberapa rabbit, karena jarang belanja...tapi kalau untuk orang banyak sih sepertinya tidak akan cukup ^^a "


Ucap Toki akhirnya merespon setelah sepertinya sesaat terdiam

"Aku masih punya beberapa rabbit, karena jarang belanja...tapi kalau untuk orang banyak sih sepertinya tidak akan cukup ^^a "

"Mm, begitu ya?"

Bola mata coklatnya menatap Nauka, sedikit berharap orang asing ini mau mentraktir mereka makan. Well, ngga mau sih ngga pa-pa. Mungkin dengan uang yang Kyou dan Rikugou miliki cukup untuk makan mereka berempat?

"Apa kamu mengganti boxermu setiap hari?" tanya Nauka, masih tersenyum aneh dengan mata menyelidik. Dari ekspresinya, tampaknya ia masih belum akan selesai menginterogasi Toki dalam waktu dekat.

"Siapa yang mencuci boxermu disini? Apakah dicuci dengan tangan atau dengan mesin cuci? Apakah menggunakan pelembut pakaian?"

Nauka lalu menyadari lirikan bola mata Kyouka.

"Kamu mau makan apa?" tanyanya dengan nada yang sulit dimengerti. Ekspresi wajahnya sulit dibaca, meskipun sesungging senyum masih menghiasi wajahnya.

"Ah! Jangan salahin Kak Kyouya! Aku yang salah tidak menyebutkan bapak! Aku kira bapak gak tertarik!" celetuk Cyalle kepada Nauka, termanyun.

Nauka melirik ke arah Cyalle, tatapannya tidak tajam meskipun cukup bisa membuat resah. Senyumannya semakin lebar dan matanya menyipit.

"Aku tidak pernah sekalipun menyalahkan anak yang kau sebut namanya sebagai Kyouka ini," jelasnya tenang dan penuh percaya diri. "Tidak pernah sekalipun."

"Aku bahkan tidak melihat ada kesalahan apapun pada diri Kyouka."

"Kamu benar-benar..." senyumnya memudar sebentar, tapi wajahnya masih tampak terhibur--terhibur untuk entah sebab apa. "Benar-benar... aneh."

"Jelaskan apa maksudmu itu," lanjutnya dengan nada memerintah.

Jalan-jalan yeah!!!Sudah jadi kebiasaan Miyu sejak dulu.

"Ah, ramainya...Hai semua!!" ujar Miyu pada semua yg ada di sana. Satu orang yang dikenalnya.

"Umm...Nauka kan?Kamu pasti Nauka!!Ah, sudah lama sejak kita jadi partner ya!" ujar Miyu tidak karuan

Paman berambut biru itu kini pandangannya tertuju pada Kyou setelah menanyakan pertanyaan-pertanyaan ajaib pada Rikugou.

"Kamu mau makan apa?"

"Cyalle dan Nacht mau makan apa?" tanyanya riang pada dua anak kecil di kanan dan kirinya itu.

"Jelaskan apa maksudmu itu," lanjutnya dengan nada memerintah.

Ah, sekarang nada bicaranya terdengar memerintah Cyalle. Kyou diam saja namun tangannya memeluk pundak Cyalle, err.. Paman ini sedikit menakutkannya.

Quote :

"Apa kamu mengganti boxermu setiap hari?"

"Yap, aku menggantinya setiap hari"

Quote :

"Siapa yang mencuci boxermu disini? Apakah dicuci dengan tangan atau dengan mesin cuci? Apakah menggunakan pelembut pakaian?"

"Menggunakan mesin cuci di tambah pelembut pakaian....jika aku sedang tidak ingin menggunakan tangan."

Toki menjawab pertanyaan Nauka yang beruntun dan sepertinya belum habis dalam waktu dekat, Tokipun menarik nafasnya dalam-dalam agar konsentrasinya kembali dan dapat melalui semua pertanyaan ajaib yang dilontarkan oleh Nauka.

Quote :

"Cyalle dan Nacht mau makan apa?" tanyanya riang pada dua anak kecil di kanan dan kirinya itu.

"um...makan nasi kare!!" jawabnya dengan semangat.

Quote :

"Jelaskan apa maksudmu itu," lanjutnya dengan nada memerintah.

"Maksud? maksud apaan?" tanya balik Cyalle kepada Nauka. Entah apa ia lupa dengan perkataannya tadi atau tidak. Tidak ada yang bisa menebak pikirannya dari wajah polosnya itu...

Miyu, memandang heran percakapan yang ada di sana. Seorang anak kecil, yah setidaknya begitu menurut Miyu, sepertinya dibentak oleh Nauka.

"Oh, kamu tidak apa-apa?Namamu siapa?" tanya Miyu pada Cyalle

Quote :

"Oh, kamu tidak apa-apa?Namamu siapa?" tanya Miyu pada Cyalle

"Tidak apa2 kok! Aku Cyalle! Nama ibu?" tanya balik kepada Miyu sambil tersenyum lebar

"Tidak apa2 kok! Aku Cyalle! Nama ibu?"
Doengg~ Terdengar aneh rasanya. Miyu memandang Cyalle swt. "Umm...jangan panggil ibu, serasa tua. Namaku Miyu, panggil saja kakak Miyu." ujar Miyu sambil mengusap-usap kepala Cyalle.

"Ibu?Err..apa aku setua itu?"

OOT: ak ga ngebentak~~~ >_<;; nauka ga pernah ngebentak orang. *angel smile*

Nauka menghela nafas dan mengangkat bahunya.

"Jauh-jauh melarikan diri ke sekolah ini, malah bertemu dengan gender-bending adikku," gumamnya. Kali ini senyumnya benar-benar hilang sepenuhnya dan wajahnya redup. "...Apa ini pertanda aku tidak boleh kabur?"

Ia mematung sejenak, lalu kembali tersenyum hangat--tapi penuh misteri--pada anak kecil itu.

"Mungkin aku akan terikat denganmu," ujarnya, kali ini mengatur nada suaranya agar terdengar 'aman'. "Tapi aku sendiri tidak tahu apakah itu hal yang baik--bagimu DAN bagiku."

Setelah itu Nauka kembali beralih pada Toki.

"Buktikan padaku kalau apa yang kamu ucapkan adalah kenyataan," Ia tersenyum, senyumannya indah, ironis dengan ucapannya.

"Lepas celanamu."

"Lepas celanamu."
"What the?Hei, Nau...Apa yang kau lakukan?"Miyujelas kaget pada orang yang dulu pernah membantunya, sekarang berubah menjadi seperti ini. Oh, no....

"Hey, jangan melakukan hal seperti itu! Ini akademi!"

"Tidak apa2 kok! Aku Cyalle! Nama ibu?"

"Ng?" Kyou menoleh ke arah Cyalle, bertanya-tanya dengan siapa gadis kecil itu berbicara.

Seorang wanita bernama Miyu. Wajahnya ramah dengan rambut coklat sedikit ke orange tampak mengobrol dengan Cyalle.

Sementara paman berambut biru ini juga mengatakan sesuatu yang entah ditujukan pada siapa mengenai 'Ia-tidak-boleh-kabur', Nauka melontarkan perintah pada Rikugou yang membuat orang yang mendengarnya bisa salah paham.

"Diam saja deh. Mereka membuatku bingung."

Tangan Kyou merogoh ke dalam tas selempang coklatnya, mengambil beberapa sobeka kertas sisa yang kemudian di genggamnya erat.

CTIK!

Dengan sekali jentikan jari sobekan kertas itu menjadi dua buah balon berwana biru dan orange, sedikit mirip dengan warna rambut Nauka dan Miyu.

"Cyalle nih, satu buatmu," Kyou mengikatkan tali balon orange tersebut pada pergelangan tangan Cyalle yang mungil, "dan satu untuk Nacht." hal yang sama yang Kyou lakukan pada Cyalle. Ia mengikatkan balon biru pada pergelangan tangan bocah itu.

Nauka melirik pelan ke arah Miyu.

"Ini memang akademi," ia tertawa kecil. "Lalu kenapa memangnya?"

Senyum indahnya merekah dan menghiasi wajahnya, dan ia mulai menjelaskan, "Di akademi ini ada anak pintar, ada anak bodoh, anak kaya, anak miskin, ada anak yang membantu temannya, dan ada juga yang membunuh," suaranya getir. Tapi ia masih tersenyum.

"Lalu apa salahnya dengan anak yang membuka celananya?"

Matanya menyipit di bawah terik matahari yang membuat wajahnya terlihat bersemu merah karena panas, bibir tipisnya yang membuat lengkungan senyum terlihat ramah.

Sekilas ia terlihat normal, dan ia membuat perkataannya terlihat normal juga.

"Lalu apa salahnya dengan anak yang membuka celananya?"

"Kalau kau melakukan untuk suatu alasan, jangan lakukan di depan umum dong. Masih banyak tempat lain kan?" Miyu mengingatkan.

"Ini orang makin lama makin nyebelin. Dan makin mesum!!"

"Kalau di tempat lain, semua orang tentu bisa melakukannya, bukan?" senyum Nauka masih sama, ia tidak bergeming sedikitpun dari opininya.

"Dan lagipula... siapa kamu?"

"Dan lagipula... siapa kamu?"
"Wah wah...Apa karena umurmu bertambah kau jadi pelupa hah? Kak Nau?Orang yang dulu pernah menolongku melawan..Umm...Byakuran kalau tidak salah. Ya, kau pernah memberikanku boneka yang bila dipencet, kau akan datang." Miyu menjelaskan.

"Sepertinya kau lupa." tambahnya

"Ah, maaf," Ia kembali tersenyum. "Ya, aku lupa sama sekali padamu. Siapa namamu?"

Sorot matanya masih sama, tidak berubah. Raut wajahnya tampak sulit dibaca, meskipun ia terlihat sedang berpikir.

Memang aneh Nauka tidak mengingat Miyu yang di hadapannya, sementara ia sendiri langsung mengenali wajah Ayuri, Ryuha, Kaname dan... Hime. Tapi tidak begitu aneh juga karena ia tidak mengingat Byakuran sama sekali.

Baru setelah Miyu menyebut nama Byakuran, ia berpikir apakah ia pernah bertemu sebelumnya dengan Byakuran.

Nauka menggigit bibir bagian bawahnya, berusaha menahan sesuatu di dalam dirinya.

"Ah, maaf," Ia kembali tersenyum. "Ya, aku lupa sama sekali padamu. Siapa namamu?"
"Namaku? Miyu. Lupa? Ingat dengan Byakuran dengan Manipulation Alice? Dan kau menolongku melawannya 7 tahun yang lalu. Mudah-mudahan kau ingat ya." ujar Miyu.

Miyu memasang tampang sedikit heran pada Nauka. Yah, jelas dia sudah lupa.

"Hmm, ingat dengan Hime? Aku ingin mencarinya. Sudah lama, sesama laten"

"Tujuh tahun itu waktu yang sangat lama untuk mengingat suatu pertemuan kecil," bisik Nauka pelan, suaranya terdengar hati-hati. Ia tidak terdengar seperti sedang berbicara pada Miyu, melainkan lebih seperti menyuarakan isi hatinya.

"Hime? Ya, aku ingat dia," ia tersenyum tipis. Sorot matanya berubah goyah dan terlihat melemah. "Ingatanku akan Hime... sedikit terlalu jelas untuk sebuah memori yang sudah tujuh tahun lamanya."

Lagi-lagi ia berbicara seolah-olah ia hanya sendirian.

"Kamu ingin bertemu dengannya?" Perlahan-lahan senyumnya pudar, entah apa yang sedang ada di pikirannya untuk saat ini.

"Kamu ingin bertemu dengannya?"

Miyu tentu saja bingung. Tiba-tiba Nau berubah sikapnya."Umm, ya. Sudah cukup lama." jawabnya.

"Tidak apa-apa kau tidak ingat padaku. Asal kau masih ingat untuk bernafas dengan baik. " ujar Miyu sangat pelan, dan tentunya tidak masuk akal.

Nauka hanya mengangkat bahu lalu berjalan mendekati Toki, mengangkatnya dengan mudah lalu meletakan Toki pada pundaknya.

"Ya, aku masih ingat cara bernafas dengan baik," ucapnya pelan, sesungging senyum tipis menghiasi wajahnya dan matanya sedikit terlihat mengejek. "Aku masih ada urusan dengan murid ini, permisi."

Ia lalu berlari, menggendong Toki bersamanya.

[out to the SMT family house itsraepingtiem bersama Tokidoki Rikugou ]

"Jadi, namamu Nacht yah? Panggil aku Kyou saja yah,"

"Salam kenal" jawab Nacht riang, dan hanya tersenyum polos saja ketika Kyou mengelus rambut peraknya.

"Mm, warna rambutmu unik ya?"

"Umm... banyak yang bilang begitu.."

Nacht menunduk lalu mulai membuka bungkus permen lolipop yang baru saja ia keluarkan dari kantungnya, dan mengemutnya dalam diam. Tidak terlalu suka rambutnya yang agak' sedikit aneh karena berhubungan dengan masa lalunya diungkit-ungkit.

Kemudian Kyou melakukan sebuah atraksi kecil, mengubah sebuah benda [?] menjadi balon dan mengikatkannya di tangan Nacht. Membuat anak kecil itu terpana kebingungan.

"Kakak Kyou.... pesulap ya?"