Look for someone

OOT :

• Boleh gabung tapi dibatasin 4 orang lagi. Total : 6 orang.
  
• Yang mo gabung klo bisa yang kenal Kazu atau Miyu yah. X3

Kazu berjalan dengan santai di Central Town lagi. Kali ini dia mencari seseorang. Mungkin yang belum dikenalnya?

Kazu duduk di kursi, tepat di depan sebuah cafe dengan payung di mejanya.
"Panas." gumamnya pada diri sendiri. Kazu melirik jam tangannya sudah menunjukkan pukul 13.00. "Cih, tidak ada yg lewat?"

Ada urusan? Benarkah Miyu ada urusan? Namun jika benar, kenapa Miyu masih di Central Town?Apakah bertemu dengan seseorang di sana?

"Hmm, rasanya ada cafe bagus di dekat sini." gumam Miyu sambil berjalan. Pandangannya tertuju pada seorang anak laki-laki yang duduk sendirian di depan cafe.

"Hei, sendirian?" tanya Miyu yang kemudian duduk di hadapan Kazu.

OOT: @kazu baru: repnya sehari satu rep ga papa kan? abisnya saya gak bisa sering-sering ol sih~ ntar si nao juga mungkin ikutan~

Mukuro yang sedang dengan bahagia diseret-seret Hiino ke cafe pun melihat bocah yang pernah ditemuinya di Woods duduk di depan cafe yang sedang dituju olehnya dan 'rekan' sesama gurunya.

"Ooh, bocah yang kemarin~ Kita bertemu lagi yah~" kata Mukuro sambil melambaikan tangannya pada Kazu, lalu dia duduk dengan santainya di kursi lain. Dia pun memesan secangkir kopi pada pelayan yang segera datang.

"Kazu-pyoon~" Minagi melambaikan tangan ke Kazu.

Lalu ia melirik. Ada 2 orang dewasa yang nggak dia kenal.....

Bruk!

Minagi malah nabrak Muku.

"Adoooh~"

BRUK!!!

Ada yang menabraknya. Tapi sebetulnya sih tidak berefek apa-apa pada Mukuro. Maka, dia hanya menengok perlahan, menoleh dari perhatiannya semula yang ada di Kazu dan juga Hiino.

"Nggak apa-apa, Non?" tanyanya pada Minagi.

"Tentu saja....WAHAHAHA~ RAMBUTNYA LUCU!" ujar Minagi ngakak.

"Tapi cakep juga sih" Minagi melet.

Quote :

"Tentu saja....WAHAHAHA~ RAMBUTNYA LUCU!"

"Kumaafkan karena kau bukan orang pertama yang menertawakan rambutku," kata Mukuro sambil tersenyum dingin.

Tak lama, datanglah pelayan yang membawakan kopi pesanannya. Mukuro pun menerima cangkir itu dan meminum kopinya sedikit, lalu kembali meletakkannya di meja.

"Tidak duduk?" tanyanya pada Minagi sambil tersenyum seductive ala senyumnya biasa. dasarsitukangngegodainorang

Minagi duduk.

"Mencurigakan. Senyumnya keren sih, tapi....keliatan kek cowok mau ngraep" Minagi memandangi Muku.

"Paman Nanas, pacaran dengan paman yang itu ya?" Minagi menunjuk Hiino

oot: mau ikutan bikin Minagi mimisan, Muku? >3

Quote :

"Paman Nanas, pacaran dengan paman yang itu ya?"

"Menurutmu?" tanya Mukuro sambil menghirup kopinya lagi dengan senyumnya yang omg seductive tapilama-lamabikinjijikjuga

Mukuro pun tertawa dalam hatinya. Yah, gimana dia nggak ketawa... Di dekatnya sekarang ada dua cewek...dan dia sangat menunggu reaksi Hiino setelah ini.

OOT: caranya?

"Yuck......Jangan-jangan paman nanas bener-bener pedofil lagi" respons Minagi dalam hati melihat senyum Muku.

"Huh? Menurutku sih, kalian temen baik...begitulah?" ujar Minagi.

oot: homoin aja kazu/hiino

"Hm... Teman baik ya...?" gumam Mukuro sambil melirik Hiino dengan mata kanannya.

Senyum jahilnya mengembang dan dia pun jadi menggeser duduknya dekat ke Hiino, lalu melingkarkan tangannya di pundak pria itu.

"Kalau begini masih sekadar teman ya...?" tanya Mukuro dengan santainya.

"A...aah" Minagi pusing. Bisa-bisa keluar mimisannya kalau begini terus.

"I....itu...errn....masih dibilang teman?" ujar Minagi.

"Hei, sendirian?"
Kazu melirik perempuan yang lebih tua 6 tahun darinya itu. "......Ng?"

Tck!!

Kazu menjentikkan jarinya, menandakan bahwa dia memanggil pelayan cafe itu.
"Pesan ini." ujar Kazu sambil menunjuk menu cafe itu.

"Ooh, bocah yang kemarin~ Kita bertemu lagi yah~"
"Kau...bebek yang mesum itu." ujar Kazu santai sambil meunggu pesanannya.

"Kazu-pyoon~"
Yah, kali ini perempuan yang dicurigainya malah datang ke cafe yang sama dengan Kazu. Dengan tatapan curiganya, Kazu menatap Minagi yang duduk di kursi lain.

"Kalian semua....berisik." ujar Kazu.

Pelayan tadi membawakan cappucino dingin yg dipesan Kazu.

"Kalian semua....berisik."
"Hei..Hei..jangan begitu dong." ujar Miyu yang juga memesan sesuatu.

Miyu melihat 2 orang lainnya. "Hai, apa kabar?"

Tidak lama... Tlak.. "Silahkan."

"Terima kasih." Miyu menyeruput cappucino creamnya. "Oh, kita pesan minuman yang sama. " ujarnya pada Kazu.

Pusing.

Sudah cukup dengan semua kekacauan yang tadi terjadi di hutan. Gara-gara dia bertemu lagi dengan kakak kelas yang selalu saja heboh mengganggunya sejak saat dia masih berada di akademi dulu, kepala Chiaki terasa pusing dan mau meledak. Mana 'orang itu' menyamar sebagai anak kecil lagi. Tentu perempuan dengan pikiran sempit seperti Chiaki pasti tidak akan menyadari bahwa anak itu adalah 'dia'. Ah, sudahlah. Lupakan saja hal itu. Tidak ada gunanya terus dipikirkan. Yang ada malah kepala Chiaki terasa tambah pusing saja.

Kebetulan sekali kali ini dia tersesat di Central Town. Padahal sekarang harusnya dia berpatroli di kawasan hutan untuk mengecek apakah anak-anak nakai itu datang lagi untuk merusak hutan. Tapi, gara-gara kejadian tadi, Chiaki jadi trauma untuk pergi ke hutan. Well, biarlah apabila nanti mereka berbuat macam-macam pada tanaman yang berada di sana. Toh bisa ditanam ulang lagi nanti.

Dilewatinya daerah pertokoan di Central Town yang selalu saja ramai setiap hari dan setiap saat. Tiba-tiba, pandangannya tertuju kepada seorang perempuan yang berada di dalam suatu cafe. Perempuan dengan muka yang sudah sangat familiar di benak Chiaki. Tetapi, karena jarak antaranya dengan perempuan itu terlalu jauh, dan lagi Chiaki melihat bayangan perempuan itu dari luar cafe, jadi tidak terlihat dengan jelas. Bagaimana kalau Chiaki masuk dan mengeceknya dari dekat? Ide yang tidak buruk. Daripada Chiaki membatu penasaran terus-terusan di luar cafe. Jadi, dia memutuskan untuk masuk ke dalam.

Sesampainya di dalam cafe, di lihatnya muka perempuan itu dari samping. Muka itu... Mirip dengan temannya dulu, Miyu! Apa mungkinkah? Chiaki tidak salah orang 'kan? Lebih baik dicek dulu kebenarannya.

"Er... Hei." panggil Chiaki sambil menepuk bahu perempuan berambut cokelat panjang itu. "Kunogi... Miyu kah?" tanyanya dengan nada masih ragu-ragu.

"Er... Hei." panggil Chiaki sambil menepuk bahu perempuan berambut cokelat panjang itu. "Kunogi... Miyu kah?"
Miyu menoleh pada arah datangnya panggilan tersebut. Ya, seseorang menyebut namanya. Bahkan nama lengkapnya. "Ya?Ada apa?" Miyu menatap orang yang memanggilnya itu dengan tatapan agak heran. Miyu merasa sepertinya pernah kenal orang itu di suatu tempat, tapi entah di mana. "Eh, apa kita...Pernah ketemu?"

Minagi cuma bisa swt melihat Kazu.

"Dia sudah tahu??"

Minagi yang nggak kuat melihat adegan BL, memesan minuman juga.

"J...jus stroberi, ya" ujar Minagi. Sebelum lupa, ia memasang limiternya.

Ternyata benar, dia Kunogi Miyu, temannya saat dia masih menjadi murid akademi dulu. Mata Chiaki berkaca-kaca mendengar jawaban dari perempuan itu. Tanpa dipikirkan dua kali, dia langsung memeluk erat perempuan yang ada di depannya itu.

"Miyucchi! Sudah lama kita tidak bertemu, aku kangeeen!" seru Chiaki sambil masih terus memeluk Miyu. Sebenarnya, tanpa mereka sadari, bahkan Chiaki sendiri awalnya juga tidak menyadari hal itu, air matanya mulai mengalir keluar. Bukan air mata kesedihan, tetapi air mata bahagia, mungkin. Chiaki yang sempat menyadari hal itu langsung buru-buru menghapus air matanya dan kembali mencoba tersenyum seperti biasanya.

"Masih ingat aku tidak? Ini aku, Chiaki, Yamashita Chiaki." ucapnya sambil menunjuk-nunjuk dirinya sendiri.

Miyu jelas kaget. Orang di depannya itu langsung memeluknya. Entah kenapa Miyu merasa sangat kenal dengan orang itu.

"Miyucchi! Sudah lama kita tidak bertemu, aku kangeeen!"
"Miyucchi?Kalau tidak salah dulu ada juga yang pernah memanggilku begitu." gumam Miyu berusaha mengingat. Orang yang memeluknya itu meneteskan air mata namun segera dihapus. Miyu masih bingung dengan hal itu. "Apa aku melakukan kesalahan?"

"Masih ingat aku tidak? Ini aku, Chiaki, Yamashita Chiaki."
Mendengar kata-kata itu, Miyu teringat akan Chiaki. "Chi-aki?Chiaki? Kamu benar-benar Chiaki? Wah, sudah lama sekali!!" Miyu balas memeluk teman pertamanya itu. Sudah begitu lama tidak bertemu dan tidak disangka akan bertemu di tempat mereka dulu. "Aku rindu padamu Chiaki, sudah lama." ujar Miyu yang mulai meneteskan air mata bahagia.

"jauh jauh kau..."

Hiino mengeluh. Dikira pacaran sama cewek, itu terlalu menusuk. Padahal ia berharap bisa lebih terlihat 'seme' dengan rambut barunya. Sekarang, ia harus pasrah saja. Baru nanti ingin membunuh si nanas itu.

Lalu melihat bocah jabrik, Hiino teringat... masa-masanya dulu. Hiino jadi menyesal sendiri dan tersenyum kecil.

Kemudian....

'Tep'. Hiino memegang tangan Mukuro, dan jantungnya berdetak lebih cepat plus wajah memerah dan tampang bengong. Chiaki (cewek) datang...


OOT : gw dah pesen tempat ma muku kan :3 sori gw bakal rep lama, kasihani yg di hape.

Chiaki tersenyum lebar, seperti yang biasa dia tunjukkan saat masih bersekolah di akademi dulu. Ternyata, bukan hanya Kotori dan Chopin saja yang tidak mengalami banyak perubahan. Miyu pun juga begitu. Andaikan saja semua orang bisa bertemu kembali seperti pertemuannya dengan Miyu hari ini.

"Benar, sudah lama sekali ya, Miyucchi. Sepertinya kau juga tidak berubah banyak ya. Walaupun awalnya aku agak linglung saat mengenalimu kembali." ucapnya.

Chiaki melirik ke arah pemuda kecil yang duduk di dekat Miyu (Kazu). Chiaki tersenyum kecil kepada pemuda itu. Kemudian, dia menyenggol lengan Miyu sambil tersenyum iseng, senyuman yang jarang dia perlihatkan.

"Hayo... Rupanya Miyu sudah punya gandengan ya? Siapa pemuda ini? Pacarmu?" tanya Chiaki pada Miyu sambil menunjuk ke arah Kazu.

Baru saja dia menggoda Miyu, pandangannya tertuju pada sudut lain toko. Beberapa orang guru dan seorang murid tengah mengobrol juga di pojok lain cafe. Sayang, dia tidak terlalu mengenali mereka. Tetapi, diantara mereka, ada satu wajah yang terlihat sangat familiar di mata Chiaki. Ya, mantan Student Agent Dangerous Ability, Hiino.

"Hiino!" panggil Chiaki sambil melambaikan tangannya dan tersenyum kecil ke arah pemuda itu.

"Benar, sudah lama sekali ya, Miyucchi. Sepertinya kau juga tidak berubah banyak ya. Walaupun awalnya aku agak linglung saat mengenalimu kembali."

"He..He..Apalagi kamu. Tadi kukira siapa." ujar Miyu yang kemudian meminum cappucino creamnya lagi. "Eh, duduk dulu."

"Hayo... Rupanya Miyu sudah punya gandengan ya? Siapa pemuda ini? Pacarmu?"
Untung Miyu sudah selesai minum tadi, kalau tidak mungkin cappucino tadi sudah menyembur ke arah kazu. "A-apa??Bu-bukan!!Aku saja baru ketemu anak ini. Lagipula umur kami kan bisa dilihat dari luar, beda jauh!!" Miyu berusaha membuang pemikiran Chiaki yang...mulai aneh-aneh.

Kazu yang sejak tadi diam dan bersantai meminum cappucinonya hanya diam menatap Chiaki.

"Hei, kenalanmu ya?" ujarnya datar pada Miyu.

"Hayo... Rupanya Miyu sudah punya gandengan ya? Siapa pemuda ini? Pacarmu?" tanya Chiaki pada Miyu sambil menunjuk ke arah Kazu.

Kazu nyaris saja tersedak mendengar kata-kata itu, namun tetap dihadapi dengan santai. "Bukan."

Chiaki tertawa kecil mendengar jawaban dari Miyu dan Kazu yang sepertinya sama-sama membantah sambil duduk di bangku di samping Miyu. Entah itu bantahan karena malu atau memang mereka bukan sepasang kekasih.

"A-apa??Bu-bukan!!Aku saja baru ketemu anak ini. Lagipula umur kami kan bisa dilihat dari luar, beda jauh!!"

Chiaki menganggukkan kepalanya. Memang benar sih, umur mereka berdua terlihat terpaut cukup jauh. Sayang sekali, padahal Chiaki sudah membayangkan betapa eratnya hubungan Miyu dengan pemuda di depannya itu. Tetapi, itu hanya bayangan. Kalau kenyataannya ternyata bukan seperti itu, ya sudah.

"By the way, kamu belum memperkenalkan siapa pemuda yang bersamamu ini, Miyucchi. Hei, namamu siapa?" tanya Chiaki ramah pada Kazu.

"By the way, kamu belum memperkenalkan siapa pemuda yang bersamamu ini, Miyucchi. Hei, namamu siapa?"
"Kazu" jawabnya singkat kemudian melanjutkan minumnya.

Mulai bosan lagi, Kazu kembali memikirkan suatu ide. "Bisa tunjukkan alicemu?" tanyanya tidak jelas pada siapa, entah pada Chiaki, atau pada Miyu. Atau pada semua yg ada di sana.