Boneka oh Boneka.....

Setelah meninggalkan Kotori dan Bi di Central Town, akhirnya Hikari memutuskan untuk membawa Ruru ke Hospital. Sepertinya dia tidak bisa menonaktifkan Alicenya sendiri jadi lebih baik minta yang ahli saja untuk membantunya. Siapa tahu dokter disana mengerti juga soal Alice yang seperti ini. Hikari segera masuk ke sebuah ruangan kosong yang katanya tempat praktek seorang dokter. Di dalam tidak ada siapa-siapa jadi Hikari menunggu saja di dalam sekaligus bersembunyi dari Bi kalau dia nekat mengejar ke sini. Dia menaruh Ruru di atas ranjang klinik dan dia sendiri duduk di sebuah bangku yang berada disana

"Fiuh... akhirnya bisa kabur juga dari Bi. Dokternya mana ya....."

Kotori membawa Bi kerumah sakit karena nampaknya memang tempat tersebutlah yang paling cocok untuknya sekarang. sambil membawanya ia melihat lihat ruangan yang mana yang kosong. Ia melihat Hikari disalah satu ruangan tersebut lalu masuk ke ruangan tersebut sambil membawa Bi.

"Ah, Hai Hikari, aku sudah membereskannya"

Bi ditaruh diranjang sebelah ranjang Ruru

Terdengar bunyi pintu dibuka. Hikari mengharapkan dokter atau siapapun yang ahli dengan Alice yang datang tapi malah Kotori sensei dan Bi yang terlihat tidur yang datang kesini.

"Ah, Hai Hikari, aku sudah membereskannya" , ujar Kotori sensei sambil menaruh Bi disebelah ranjang Ruru. Hikari menggelengkan kepalanya melihat Bi yang dibawa oleh Kotori. Entah apa yang dilakukan Kotori sensei sampai Bi pingsan seperti itu.

"Sensei... Apa tidak bahaya bawa Bi kesini? Kalau kita tinggal bagaimana nasib Ruru?", tanya Hikari sambil menunjuk ke arah Ruru.

Kotori hanya tersenyum melihat Hikari yang bertanggapan seperti itu, Oh iya perlu ditambahkan obat yang diberikan oleh Kotori itu bukan obat tidur biasa, obat tersebut memberikan efek orang yang tidur itu bermimpi apa yang ia sangat mau.

"Ah, mau menonton saja dari sini atau gimana? kalau mau pergi juga tidak apa apa... Biar aku yang jaga, pasti akan terjadi sesuatu yang menarik disini"

"Ah, mau menonton saja dari sini atau gimana? kalau mau pergi juga tidak apa apa... Biar aku yang jaga, pasti akan terjadi sesuatu yang menarik disini", Kotori hanya tersenyum sambil berkata seperti itu. Mau meninggalkan Ruru tapi Hikari sedikit tidak tega. Di sisi lain, sepertinya memang betul kalau akan ada yang seru terjadi disini. Apa yang sebaiknya dilakukannya ya.... Tunggu saja deh disini sebentar, sepertinya sisi bandelnya Hikari sedang menang saat ini

"Aku disini juga deh sebentar lagi sensei. Menunggu dokternya datang dulu baru aku pergi, mungkin"

Wah, ternyata Kaede memang Raja Pengacau Sejati. Sekarang, Sang Raja Pengacau ini mengarah ke Hospital, yaitu rumah sakit alice. Sebenarnya, apakah tujuan Kaede-sama ini? Wah, Kaede-sama...Jadi orang yang sok penting, eh? Baiklah. Mengacau, adalah tujuan utamanya. Selesaikan dulu urusannya yang utama, baru ia keluar.

Kaede masuk ke dalam Hospital, dan dilihatnya...Dua orang gadis yang terlihat lebih tua darinya! Ia pun mengurungkan niatnya untuk mengcau.

Kaede menunduk dan memberi hormat kepada dua orang gadis itu, khususnya pada seorang yang berambut pirang itu (Kotori).

"Maaf mengganggu..." ujarnya sengaja di sopan-sopankan, supaya tidak dihukum dan tidak diganjar jadi No Star.

-----

Hikari telah menggendong Ruru dari Central town ke Hospital. Malu rasanya, punya kaki tapi tak bisa jalan.

Sekarang Ruru terbaring di tempat tidur, dalam keadaan tubuh boneka nya. Ruru mengerjapkan mata nya beberapa kali, rasa nya detik detik sebelum sampai di hospital ini bagai sekejap mata. Mulai dari ditarik tarik entah oleh siapa, lalu melihat suatu adegan yang.................... ,sampai digendong ke rumah sakit oleh seorang kakak yang baru dia kenal tadi.

Ada lagi satu masalah yang mengganggu Ruru. Kok seperti nya sikap boneka dan sikapnya saat jadi manusia itu.. berbeda sekali? Rasa nya sekarang ia ingin ber-ramah tamah pada orang lain. Ingin meminta maaf dan berterima kasih pada Hikari yang berjasa menggendongnya.

Tak lama kemudian, Kotori datang dengan membawa Bi yang tertidur. Bi diletakkan di ranjang sebelah, kenapa tidur ya?


Beberapa menit setelah itu, datang lagi seseorang... er, mungkin pasien.



--

Melihat Bi yang tertidur, Ruru sudah merasa cukup aman dan membulatkan niat untuk tidur juga.

"Er.. Hikari.., Kotori.., er... aku tidur ya.."

Ruru belum tahu siapa Kotori dan Hikari sebenarnya, mungkin mereka lebih tinggi tingkatan nya dari nya.. tapi.. whatever, Ruru tak bisa benar benar tidur . Tapi paling tidak mengistirahatkan mata nya sejenak..

"..." Bi yang tertidur.. pingsan.. atau err~ apalah entah apalah akibat ulah Kotori menjadi tak sadarkan diri dan rupanya dibawa oleh guru itu ke hospital.
Karena efek obat tidur aneh yang diberikan Koto, saat ini Bi tengah bermimpi. Mimpinya apa? Sudah tentu sesuai efek spesial yang diutarakan Kotori sebelumnya, membuat si konsumen bermimpi sesuai dengan keinginan bawah sadarnya yang paling kuat.
Untuk Bi tentu saja obsesi terbesarnya saat ini adalah... Mendapatkan Ruru.

"Kau.. Bonekaku.." Igaunya dalam tidur. Entah apa yang akan ia lakukan saat ia tersadar sesaat lagi.. Mengingat incarannya justru tengah terbaring tak jauh darinya.

''Kau.. Bonekaku.."


!!!
Suara mengejutkan itu, tak lain berasal dari igau-an Bi. Ruru sempat membelalakkan mata-nya dan tersentak kaget.


"Ha? ...Ja..jangan lagi.... ukh.." Ruru mundur menyudut di sisi pojok tempat tidur, sebisa mungkin menghindar dari Bi ..

"JDHIIIIIERRR!!!"

Kaede membuat efek suara ledakan supaya bisa diperhatikan. Maklumlah, sang Raja memang suka diperhatikan. Hoho...Siapapun yang menentang Raja, harus mati!

Jadi, siapakah yang akan kena ledakan dahsyat Raja Pengacau satu ini?

Kotori menatap kearah Bi yang nampaknya mulai melakukan 'aksi' miliknya dimana ya, mulai mengeluarkan perkembangan sedangkan Ruru nampak ketakutan. SFX tidak jelas entah dari mana muncul yang Kotori tidak terlalu pedulikan, yang pasti ia hanya melihatnya.

"Er.. Hikari.., Kotori.., er... aku tidur ya..", ujar Ruru setelah merasa lebih tenang. Hikari hanya menganggukan kepala sambil santai menunggu saja. Sementara itu Kaede datang dan membuat ribut tidak jelas yang tidak terlalu diperhatikan oleh Hikari. Dia asik memperhatikan Bi yang mengigau seperti mengejar-ngejar Ruru dalam mimpinya. Sementara itu Ruru meringkuk ketakutan di samping ranjang. Yah sebetulnya Hikari masih mau berada disini tapi dia teringat sesuatu yang tadi dia lupakan.

"Ruru, sensei. Aku pergi dulu ya. Oh iya Ruru, semoga kamu selamat dari Bi ya", ujar Hikari sambil tersenyum jahil kepada Ruru sebelum keluar dari kamar tersebut

-out-

ooc: @Ruru: Ruru sekarang masih wujud boneka ato uda normal?? X9~~
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

JDHIIIIIERRR!!! Bunyi ledakan yang keras menyentakkan Bi dari mimpi anehnya. Sontak ia terbangun dan duduk. "A.. Apa yang terjadi..." Gumamnya masih setengah sadar sambil celingak-celinguk mengamati sekitar. Egh, entah keributan apa yang terjadi barusan. "Uff~" Ia mengucek-ngucek matanya dan menangkap sosok Kotori yang ada di dalam ruangan yang sama dengannya.
"Lho.. kau..." Bi mngusap-usap kepalanya sambil mengingat kejadian sebelum ia tak sadarkan diri. Maklum, ia sekarang jadi tak bisa membedakan yang mana kenyataan dan yang mana mimpi sebelumnya.

Ia terdiam selama beberapa saat sambil mengamati sekitar. Akhirny pandangannya jatuh juga ke sudut ruangan dimana Ruru tengah meringkuk ketakutan di atas tempat tidurnya.
"Kau!" Melihat sosok yang tak asing lagi dalam ingatan dan mimpinya ia buru-buru menghampiri gadis boneka itu dan memanjat ke atas tempat tidur Ruru.
"Apa ya yang terjadi tadi? Ngg~" Ia meletakkan sebelah telunjuknya di dagu dan matanya melirik langit-langit ruangan. "Sosokmu kelihatan familiar tapi kok aku tidak ingat yah.. ah.. Siapa namamu?"

"Sousetsu Kaede..." jawab Kaede pada pertanyaan Bi, walaupun ia tahu bahwa mungkin saja pertanyaan itu tidak diajukan padanya. Tapi, lebih baik bukan, daripada harus dikacangin?

Siapapun yang berani macam-macam, harus mati!!

OOC~@Bi : Belom

-
-
-

IC

JDHIIIIIERRR!!! Sebuah suara besar mengangetkan Ruru yang diam di sudut kasur, membuat kepala nya terjeduk ke dinding saking kaget nya.

NGIK..

Karena benturan dengan dinding tadi, kepala nya hampir lepas dari leher nya. Ruru langsung membetulkan nya sebelum kepala-nya benar benar copot.


"Ruru, sensei. Aku pergi dulu ya. Oh ya Ruru, semoga kamu selamat dari Bi ya"

"Te.. terima kasih............ er.. semoga kita bertemu lagi"
Jawab Ruru sambil melambaikan tangan.
Hikari tersenyum aneh pada Ruru, dan Ruru yang bingung membalasnya dengan senyuman tu~la~lit.


Ternyata, Ruru sudah melupakan rasa takut nya dan sekarang tengah memulai 'ekspedisi-mencari-benang-serat' di seluruh bagian tubuh nya.

Oh.... My! Sehelai benang panjang menjuntai dari jari telunjuk nya. Dengan perasaan gembira, Ruru menarik benang itu sekuat tenaga .. sampai...
"Uff~"
Bi terbangun! Buruk nya lagi, Bi menghampiri Ruru dan naik di atas Tempat tidur.
Sang gadis boneka diam-membisu, tangannya yang sedang menarik benang terhenti dan diam juga. Kalau gejala nya seperti ini, mungkin lebih tepat disebut Alergi Kolektor boneka.

"...Ah.. Siapa namamu?"
Tanya Bi dengan tiba tiba. Lho? Apa dia hilang ingatan..?

"Ruru! Rurua Mitama" Ruru menjawab nya sambil tersenyum. Perlu beberapa detik sebelum Ruru tersentak dan menutup mulut nya. Perbuatan bodoh ini membuatnya berada di posisi yang sama dengan Alien Queen yang sedang melawan Predator.
Sudah menjadi kebiasaan Ruru-Boneka untuk menjawab bila ditanya, beda dengan Ruru-Manusia yang masa bodoh jika ditanya.

'Dikacangin lagi...'

Kaede bergumam sendiri. Sekarang ia sungguh-sungguh dikacangin. Lihatlah, cewek-cewek ini pasti akan dapat balasannya karena sudah mengacangi si Raja Pengacau!

[out]

ooc: @Ruru: biarkan ruru lolos dulu ya..
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bi menatap Ruru dengan mata penasaran, tidak terlalu memperhatikan kondisi gadis dengan benang-benang marionette di sekujur tubuhnya itu sepertinya. Mungkin akibat pengaruh obat tidur aneh yang diberikan Kotori sebelumnya, kesadaran dan ingatannya jadi kacau. Karena kelamaan tidur mungkin...?

"Ruru! Rurua Mitama" Jawab Ruru cepat saat ia menanyakan nama gadis itu sebelumnya. "Hoo.. Ruru..." Ulang Bi sambil mengangguk-angguk kecil.
"Apa kita pernah bertemu ya... Rasanya.. Ada sesuatu yang penting kulupakan..." Dengan ragu ia mendekatkan wajahnya dan meneliti sosok Ruru dengan tampang heran. Beberapa menit setelahnya ia menyerah.

"Yah sudahlah, mungkin nanti aku ingat..." Desahnya putus asa sambil melompat turun dari atas tempat tidur Ruru. "Kalau begitu.. aku pergi dulu... Eh, ini dimana ya..?"
Ia menggaruk-garuk tengkuknya dengan bingung. "Rumah sakit...? Kenapa aku bisa ada disini? Aduh..." Ia menggeleng-gelengkan kepalanya panik. "Kayaknya.. aku perlu penyegaran deh..." Ia tersenyum eswete pada Kotori dan Ruru lalu melangkah keluar dari ruangan itu dengan linglung.

[OUT]

"Well Ruru, kau selamat ya kali ini..." Ujar Kotori dengan senyuman tipis diwajahnya lalu berdiri dari tempat duduknya

"Well semoga cepat sembuh ya Ruru..."

Kotori bangkit lalu berjalan keluar dari sana.

[out]

...

Bi tidak ingat padanya! Oh My, I'm Lucky!!!!! Malahan, Bi keluar tanpa melakukan apapun pada Ruru, sepertinya ada yang salah dengan ingatannya...
Ruru melihat satu-persatu orang keluar dari ruangan itu. Kini tinggal dia sendiri disini. Well, dia melanjutkan menarik-narik benang yang sedikit-lagi-hampir-lepas dari bagian tubuhnya.

PLOP!

Bukan seperti suara benang putus.. yah, itu hanya SFX belaka. Ruru berhasil me-non aktifkan alicenya, dan kembali ke tubuh asalnya.
Kepercayaan dirinya naik 100% dan sifatnya berubah drastis.

'Boneka bodoh... jangan pernah berubah tanpa seizinku lagi...'

Dengan wajah geram nan kesal, Ruru berjalan pelan keluar ruangan



[OUT]