Dangerous Type's Common Room

Quote :

Tempat para anggota Dangerous Type berkumpul. Fasilitas yang ada :
- AC
- Meja panjang dan kursi (buat rapat)
- Sofa 4 buah (2 panjang,2 kecil)
- TV+dvd player
- Komputer (ada 2,yang 1 bebas dipake yg laennya,yg 1 lagi cuma boleh dipake guru atau principal)

OOT : karena ini RP place,jangan lupa nulis IN/OUT terus kalo mau nulis OOT jangan kepanjangan :3

(In)

Wanita berambut merah ini memasuki ruangan Dangerous Type. Tempatnya bisa dibilang cukup luas apalagi disatukan sebagai ruang rapat. Ayuri berjalan menuju ke meja rapat dan melihat 2 map yang tertera di sana. Diapun mengambilnya dan membacanya secara seksama.

[IN]

"Fuaah... Lelahnya..." ujar Shiruba ketika memasuki ruangan dangerous type.

Pemuda itu langsung merebahkan diri di sofa,sebelum menyadari adanya Ayuri.

"Ah,sepertinya ia guru deh... Emm...siapa ya?" gumamnya sambil berdiri.

Ia lalu menyadari kalau Ayuri sedang sibuk membaca.

"Err...sedang baca apa?" tanya pemuda berambut perak itu,penasaran.

Dibalik kacamatanya, mata Ayuri yang merah melirik kepada seorang pemuda kecil tersebut sebelum kembali fokus kepada mapnya. "...data misi..." jawabnya.

"Oh..."

Shiruba berpikir sejenak. Data misi? Mungkin data yang ia belum periksa kemarin.

"Anda,pembimbing misi dangerous ya? Err... Aku Shiruba,Haninozuka Shiruba. Salam kenal." ujarnya,memperkenalkan diri seramah mungkin.

"Hikarichi Ayuri..." jawabnya singkat sambil terus melihat map yang berisi data misi. Kemudian dia berbalik kepada Shiruba.

"Haninozuka Shiruba...Suicide Pheromone Alice, bukan?" tanya Ayuri terus berfokus pada map tersebut.

Shiruba mengangguk sambil tersenyum. Lalu ia sedikit melongok isi map itu.

"Oh,isinya data-data anggota dangerous type?" ujarnya.

"..." Ayuri hanya diam saja sebelum ia kembali berbicara. Dia menggunakan telunjuknya di atas map tersebut, sepertinya ia sedang mencari sesuatu. "Kau...sudah berapa kali menyelesaikan misi?" tanyanya.

Shiruba mengerutkan dahinya,tanda ia sedang berpikir.

"Err...satu,dua,tiga...uh,berapa sih?" ia malah bingung sendiri.

"...eh,aku lupa...^^;" ujarnya.

Pupil matanya yang lancip terus mencari, entah apa dia mendengarkan jawabannya Shiruba yang bingung atau sebaliknya. Pupilnya terhenti tanda menemukan sesuatu di data tersebut. "Total menyelesaikannya 19; berhasil: 18, gagal: 1" ujar Ayuri kepada Shiruba.

Shiruba terkejut,ia sudah lupa menyelesaikan misi sebanyak itu.

"Ahahah,sebanyak itukah? Aku tidak ingat." yah,dasarnya pemuda ini memang pelupa akut.

"..." Ayuri lagi2 diam kemudian membalikkan halaman daripada map yang dibacanya. Wajahnya yang tidak beremosi tersebut membuat orang manapun menjadi dengan apa yang dipikirkannya.

"Aah...lapar..." keluh maniak coklat itu.

Ia merogoh kantongnya,dan mengambil sebatang coklat. Lalu ia mematahkan menjadi 2 bagian.

"Ayuri sensei mau?" ia bertanya sambil membuka bungkus alumunium yang membalut coklat itu.

Wanita berambut merah ini melepaskan pandangannya dari map yang ia pegang. Pertamanya menatap kepada Shiruba lalu coklat yang disodorkan. Sangat de javu, dia ingat sewaktu Byakuran memberikan coklat kepadanya. Ini kedua kalinya Ayuri mendapat tawaran coklat dari seorang lelaki.

"..." Diapun mengambilnya dan memakannya sedikit demi sedikit.

"Enak kan,coklatnya?" tanya Shiruba sambil tersenyum.

"Engg... Coba Ayuri sensei tersenyum. Pasti semanis coklat ini..." lanjutnya,sedikit bercanda.

"..." Ayuri berdiam diri, tampaknya menikmati setiap gigitan coklat di mulutnya meski pelan2.

"Engg... Coba Ayuri sensei tersenyum. Pasti semanis coklat ini..." lanjutnya,sedikit bercanda.

Wanita berkacamata ini berhenti menggigit coklat, merenungkan setiap perkataannya Shiruba. "...aku...tidak bisa tersenyum..."

"A--uhuk,uhuk!!" si bodoh ini tersedak coklatnya sendiri.

"...memangnya kenapa?" ia penasaran sendiri.

Yang terpikir olehnya malah hal tidak masuk akal,seperti otot-otot wajah Ayuri memang didesain untuk tidak berekspresi. Sangat bodoh.

"...memangnya kenapa?" ia penasaran sendiri.

Ayuri menadahkan tangannya entah ke mana tapi pastinya tidak ke arah Shiruba. Tangannya yang lentik dan kurus kering gara2 gak pernah makan tersebut tiba2 berubah menjadi sebuah pedang. "...karena ini..." jawabnya dengan wajahnya yang tidak beremosi.

"Whoops..." Shiruba cukup terkesan.

"Itu bukan alasan. Aku juga sama..." ia menunduk,lalu menatap Ayuri dengan mata birunya. Ia tersenyum.

"Yang penting kan,keinginannya. Hehe..." ia terkekeh,kembali menggigit coklatnya.

Ayuri mengembalikan tangannya yang berubah tersebut ke semula. Ia menundukkan kepalanya. "...sangat sulit..." ujarnya pelan.

Shiruba sedikit cemberut. Susah? Memang tersenyum itu susah?

Ia memandang wanita di depannya. Ia bingung pada Ayuri.

"Sesusah itukah?" ia bertanya,dengan wajah polosnya.

"...sangat sulit..." jawab Ayuri lagi sambil meletakkan mapnya ke atas meja. Dia menatap kepada tangannya, berpikir.

Shiruba masih belum mengerti. Ia lalu menghabiskan coklatnya sekali gigit.

"Pasti bisa,Ayuri sensei pasti bisa tersenyum kok!" ia meyakinkan Ayuri dengan nada ceria.

"Ung... Maaf,aku harus pergi sepertinya. Lain kali kita ketemu lagi ya!" ujarnya sambil berjalan menuju pintu.

"Ah," ia berhenti sejenak,lalu menoleh pada Ayuri.

"Kalau sensei wajahnya begitu terus,nanti jadi perawan tua loh." lanjutnya,cuek sambil tersenyum.

Ia lalu melambaikan tangannya,dan berjalan keluar.

[OUT]

"..." Ayuri tidak bilang apa2 setelah Shiruba meninggalkan tempat. Hanya terdiam di ruangan yang sekarang hanya dirinya. Eh? Tunggu...sendiri? Mana Azure? Guru pengawas satu ini celingak-celinguk, mencari2 peliharaannya.

Diapun berlari keluar dari ruangan untuk mencari anak anjing tersebut.

(out)

(IN)

Tak lama kemudian pintu ruangan tersebut terbuka. Seorang pemuda memasuki ruangan tersebut dan melihat sekitar.

"Ano...." katanya sambil memasuki ruangan itu. Pandangannya terhenti ketika Ia melihat sofa panjang yang terlihat empuk. Karena ia merasa sedikit capek, lalu ia merebahkan diri di sofa panjang dan tak sengaja tertidur pulas disana.

Setelah tersadar dari tidurnya, Onigami melihat sekitarnya ternyata masih tidak ada seorang pun disana. Oleh kerena itu I putuskan untuk meninggalkan ruangan itu.

(Out)

=-=-=
OOT: yuuu huuu...