mysterious cafe...?

setting - sore menjelang malem
tempat - cafe yang baru buka di central town

==

"hmm...? cafe baru? masih sepi, yah...." pikir dika, "jadi pengen nyoba..."

dika melangkah masuk ke dalam cafe itu. cafenya cozy. warna dasarnya soft blue, bikin mata kagak sakit. desain interiornya sangat menarik, banyak lukisan indah, hal-hal pun disusun secara abstrak tapi bagus.


"tempat ini akan jadi cafe favorit gue, kayaknya..." pikir dika.

dika lalu memesan vanilla latte dan chocolate cake. sambil menunggu pesanannya datang, ia bernyanyi.


You’re always complaining that this town is boring
Searching for the place where the sun shines
The song you’re singing is the same old rusty song
You won’t sing a new one
The reason we get anxious is because part of our heart believes in the future
Baby, it's you, even your pain will become a memory someday
You're the only one, don’t think, just feel
I’ll make your whole body tremble, future is you!!
You must know what the look in my eyes means
My trembling eyebrows can’t lie
Stop being mean, I can’t look at you like that
The only person you’re hurting is yourself
The reason I’m not talking is because I’m overwhelmed by a feeling that words aren’t enough to describe
Baby it's you, sometimes you sink into something the colour of dead leaves.... (copyright : baby it's you-june-bleach sounds)

Langkah Kou tampak agak limbung. Kepalanya masih agak sakit karena dia belum terbiasa dengan alicenya sendiri, apalagi alice itu digunakan untuk melihat... alice lain. Kekuatannya belum cukup untuk menerima semua itu. Ditambah lagi, dia belum makan, hanya meminum minuman yang diberikan pelayan cafe padanya.

Aroma tajam dari cafe-cafe sepanjang jalan itu masih kental, dan malah membuatnya mual. Dia tentu saja merasa konyol dan bodoh. Uhh, Kou tak akan bermain-main lagi menggoda gadis-gadis yang lebih tua darinya. Dia selalu ketiban sial. Pertama si cewek manja, kakinya jadi pincang, barusan cewek seram itu, dan kepalanya jadi sakit. Uhh, karma benar-benar memihak mereka.

Tiba-tiba aroma vanilla menusuk hidungnya, dan itu benar-benar membuatnya mual. Bagaimanapun Kou masih anak-anak, dia nyaris menangis juga menahan keadaannya. Dia berjongkok di depan pintu sebuah cafe.

"huhuu... aduh, pusingnya... tapi laparr..."

"hm...? apa itu?" dika yang sedang bersiap meminum vanilla latte-nya menyadari ada 'sesuatu' di depan pintu cafe yang tempat dia berada sekarang. dika melangkah keluar.

"hei, loe nggak apa-apa?" tanya dika, mengulurkan tangannya pada cowok bertampang madesu yang ada di depannya. "kelihatannya loe laper? mau masuk? gue traktir deh..."

Quote :

"hei, loe nggak apa-apa?"
"kelihatannya loe laper? mau masuk? gue traktir deh..."

Kou menghadapkan kepalanya ke arah suara cewek yang menyapanya dengan mata berkaca-kaca. Apalagi denger kata traktir, Kou nyengir meskipun matanya berkaca-kaca dan ingusnya meler.

"oh... kakak... baik sekali....!!" ucap Kou dan menunjukkan tampang termanisnya. Seorang dewei penolong datang. Semoga kali ini dia gak sial, dan Kou berusaha bersikap sebaik-baiknya.

"kakak..." Kou berdiri dan mengulurkan tangannya, maksudnya mau menggandeng tangan cewek itu, tapi gara-gara buta, Kou gak bisa menemukan tangan cewek itu.

"........" dika memandang anak madesu di depannya. "kau tidak bisa melihat, ya? sini" dika menggandeng tangan anak itu, menuntunnya masuk.

"mau pesan apa?" tanya dika sambil menyeruput vanilla latte-nya. hangatnya. dika menghela napas. lalu bernyanyi pelan.


I don't know reason why you cry
I don't know reason why you hide

Forget the nightmare
Forget the nightmare
Baby, your call's close to my heart
Maybe we're someday
Dreaming the night away

We don't need to escape
We all need the sunshine to believe, ah~
We don't need to escape
We all need the sunshine to believe, ah~

I don't know reason why you cry
I don't know reason why you hide

"iya. saya gak bisa lihat, hehee..." Kou tetep nyengir, lalu duduk di kursi samping cewek itu, setelah sebelumnya kakinya kepaduk kaki kursi itu dan menimbulkan suara berisik yang rada lebay.

"pesan apa yaa...? ah! pancake 5 susun, susu coklat 3 gelas, trus, pesen omeletnya dibungkus yah, buat makan nanti malam!!" kata Kou dengan gak tau diri sambil mengangkat tangannya, toh dia gak tau pelayan cafe ada dimana.

"oh, kakak baik sekali... andai saja aku bisa melihat, wajahmu pasti secantik bidadariii..."

"eswete, ini bocah bener-bener kelaperan yah?" pikir dika

Quote :

"oh, kakak baik sekali... andai saja aku bisa melihat, wajahmu pasti secantik bidadariii..."

"kalo kau bisa melihat, bayanganmu pasti hancur. gue tomboy." kata dika, tergelak mendengar gombalan bocah aneh ini. "siapa namamu?"

"iya kakak manis, aku lapar sekalii...." dan pesanan Kou datang.
"wununna gaga yang haek hau-hau ngungkul, oh hagaihan hihahai...." cowok kurus itu langsung makan dengan lahapnya, kayaknya orang yang liat caranya makan malah kehilangan selera makan.

Karena terlalu semangat, Kou tersedak dan langsung meminum habis segelas susu coklatnya.

Quote :

"kalo kau bisa melihat, bayanganmu pasti hancur. gue tomboy."

"hah?? uhuek..! tomboy?? apa'an itu??" tanya Kou yang emang gak ngerti istilah-istilah begitu, maklum dia buta jadi mungkin agak susah buat dia membayangkan soal penampilan.

"Kouganei." jawab Kou untuk pertanyaan berikutnya.


================
arti kata2 Kou di atas "untungnya kakak yang baek tau-tau muncul, oh bagaikan bidadari...l"

Quote :

"wununna gaga yang haek hau-hau ngungkul, oh hagaihan hihahai...."

"telan dulu makananmu...!" kata dika, tertawa.

Quote :

"hah?? uhuek..! tomboy?? apa'an itu??"

"well, jadi tomboy itu..... tampangnya mirip laki-laki mungkin... bisa dibilang begitu?"

Quote :

"Kouganei."

"nama yang lucu. apa artinya?" ujar dika, meminum vanilla latte-nya dan memakan chocolate cakenya.

Kou menghabiskan semua makanannya dengan cepat. Aduh, dia masih lapar. Mungkin tenaga untuk pemakaian alice harus diganti dengan makanan? gawat tuh. Cowok kurus itu memesan makanan lagi, dan kembali nyengir ke arah Dika, seakan wajahnya mengisyaratkan 'boleh, ya, kaaaaaaaaak?? boleh kaaaaaaaaaaaan??'

"hah?? tampang mirip laki-laki??" Kou bengong, terdiam sesaat
"sebetulnya seperti apa tampang laki-laki dan perempuan saja, aku gak pernah tau. Meskipun bisa kusentuh, tapi... gak bisa kubayangkan. aku hanya bisa merasakan."
Makanannya datang dan dia kembali makan.
"apalagi.. masalah cantik atau jelek, aku gak ngerti dan gak peduli, tapi karena katanya cewek suka dibilang cantik ya aku bilang." katanya sambil makan, tapi lebih santai.

Cewek itu kemudian menanyakan arti namanya.
"waduh.. mana kutau. Tapi kata orang-orang seeh, aku diberi nama begitu karena warna mataku emas, meskipun mataku gak berfungsi." jawabnya sambil melotot dan menunjuk matanya.
"oya, warna?? aku juga sama sekali gak ngerti."

"dasar... tentu boleh..." kata dika

Quote :

"hah?? tampang mirip laki-laki??" Kou bengong, terdiam sesaat
"sebetulnya seperti apa tampang laki-laki dan perempuan saja, aku gak pernah tau. Meskipun bisa kusentuh, tapi... gak bisa kubayangkan. aku hanya bisa merasakan."

"apalagi.. masalah cantik atau jelek, aku gak ngerti dan gak peduli, tapi karena katanya cewek suka dibilang cantik ya aku bilang." katanya sambil makan, tapi lebih santai.

"haha, tak usah dipikirkan kalau begitu^^"

"emas? ah, iya. guw baru sadar kalo warna mata lo emas^^ hehe... lucunya..."

Quote :

"haha, tak usah dipikirkan kalau begitu^^"
"emas? ah, iya. guw baru sadar kalo warna mata lo emas^^ hehe... lucunya..."

"emang gak aku pikirin, koq... ah, Iya, nama kakak siapa?" Kou balik bertanya, sambil tetap memakan makanannya. Anak ini mengetahui cewek di dekatnya lebih tua dari dirinya dari suaranya.

Yah, Kou memang tidak bisa melihat tapi untungnya punya kelebihan lain yang tidak dimiliki orang normal. Pendengaran dan penciumannya. Tuhan itu adil, eh? Kou hanya tertawa pahit kalau mendengar pernyataan itu. Meskipun dia cukup bersyukur dengan keberuntungannya. Tapi kadang, dia ingin tau seperti apa itu yang dinamakan 'cahaya'. Bagaimana itu terang, gelap... dia bahkan tak tau kalau selamanya dia di dalam kegelapan. Ya, itulah kegelapan.

Ah, sudahlah. Kou malas memikirkannya, toh dia tetap bahagia sekarang. Yup, bahagia... dan beruntung.

Quote :

"emang gak aku pikirin, koq... ah, Iya, nama kakak siapa?"

"aku? dika. yamadika kia"

heuft, dika memandang keluar sejenak. hujan mulai turun rintik-rintik.

"ah, sudah mulai hujan..." ujar dika lirih.

dika memandang kelebatan orang yang berlari menghindari hujan. kaca jendela yang mulai terbasuh air hujan. jalanan yang becek.... anak ini tidak dapat melihatnya...

dika mulai menggoreskan gambar di buku sketsanya, sambil sesekali meminum vanilla lattenya.

Akhirnya Kou benar-benar sudah selesai menghabiskan makanannya, dan merasa kenyang.
"Terima kasih, kak Dika..."

Kou mendengarkan lingkungannya.
"...ah, benar. Hujan... sebentar lagi bakal deras." katanya berlagak seperti peramal cuaca.

gret gret

Kou bisa mendengar suara benda menggesek meja-bukan, kertas tepatnya.
"kak dika sedang menulis, ya?" tanya Kou. Padahal dia ingin cepet-cepet balik ke asramanya. Sekarang malah hujan, Kou jadi tambah ngantuk.

Quote :

"kak dika sedang menulis, ya?"

"bukan... menggambar..." ujar dika. "sepertinya kau ngantuk. mau pulang bersama?" kata dika

ia lalu membuat dua buah payung, satu untuknya dan satu untuk Kou.

"ini..." dika memberikan payung itu.

"ng?" Kou menerima sesuatu dari Dika.
"wah, payung! hebat!" cowok itu tampak senang. DIa bisa merasakan payung itu terbuat dari alice.

"..." Kou diam sejenak, wajahnya masih tersenyum
"alice yang berguna, yah..." gumamnya gak jelas. Dika menawarkan bantuan lagi, untuk pulang bersama, sayangnya Kou ingat dia harus ke suatu tempat dulu.

"tidak usah. Terima kasih banget ya kak!" Kou berjalan ke arah pintu cafe, "terima kasih." ucapnya sekali lagi sebelum menghilang di balik pintu caafe.

(OUT)

"yah... baiklah... dah" kata dika.

"well, gue juga harus pergi..."

[out]