Lost is my Hobby

"Terima kasih, Err..."

"...?" Kyou tidak begitu bisa menangkap perkataan Seniornya selanjutnya, namun tiba-tiba seorang gadis berambut pirang meloncat turun seraya berkata,

"Err... halo semua?"

"Oh," decaknya kagum, mirip ninja of the night karena tiba-tiba muncul, "siang." Kyou balas menyapa, sepertinya pernah lihat gadis pirang ini hanya saja Kyou lupa dan selang beberapa detik berikutnya seorang lain muncul dengan cara koprol dihadapan mereka semua.

Semakin ramai.

"..Kuantar, Senior?" tawarnya pada Ayumu.

Kyo menatap Ayumu yang darahnya tetap mengalir tersebut dan mengobservasinya.dan ia menganguk akan usulan kyouka yang menawarkan diri mengantarkan ayumu menuju RS,dia memotongnya
"sebaiknya ke rumah sakit sekarang" lanjut Kyo datar
"biar ku antar" lanjutnya lagi,jarang terjadi ia berbuat baik bagi orang lain,dan kali ini pun begitu,ia hanya penasaran dengan luka ayumu dan ingin menelitinya lebih jauh lagi

sesaat kemudian muncul maling yang tadi disebutnya
"apa?" tanyanya pada maling tersebut

Ayumu tersenyum pada Asuka yang tiba-tiba turun dari atas pohon dan menyapa mereka semua.

"Banyak juga orang-orang yang berjalan-jalan di hutan ini..." sahutnya tenang, memperhatikan keadaan yang semakin ramai tersebut. Lebih dari lima orang kini berada di sana. Ia memperhatikan Cassira yang terjatuh tak jauh darinya.

"Hati-hati, kalau kau tidak mau bernasib sama sepertiku." ujar Ayumu sambil menunjuk ke arah dahinya yang berdarah.

"..Kuantar, Senior?" tawarnya pada Ayumu.

Gadis berambut cokelat itu mengalihkan pandangannya kembali pada Kyou.

"Ayumu, Yamazakura Ayumu." ia tersenyum kembali, baru menyadari bahwa sedari tadi ia juga sama sekali belum memperkenalkan diri karena kyou yang sedari tadi memanggilnya dengan sebutan 'senior'.

"sebaiknya ke rumah sakit sekarang"

"biar ku antar"

Tiba-tiba, Kyo, orang yang menyebabkan lukanya terbuka tadi, menawarkan bantuan juga untuk mengantarnya ke rumah sakit. Ayumu hanya memandang Kyo dan Kyou (kek anak kembar aja ) bergantian sambil tetap menyunggingkan senyumnya.

"Hee... Aku sangat berterima kasih kalian mau membantu.." lanjutnya tenang. "Baiklah, kalau begitu.."

Asuka memungut tas punggungnya yang tergeletak di atas tanah dan memakainya kembali. Dia menyandarkan tubuhnya di pohon tersebut dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apa?" tanya Kyo datar padanya.

Asuka menatap sebal ke arah Kyo, "Apanya yang apa? Aku tidak berbicara padamu tuh." katanya seraya menjulurkan lidahnya pada pria itu.

Tiba-tiba saja seorang gadis nyusruk terjatuh dihadapannya. Asuka hanya menatapanya dengan tatapan swt, "Kau tidak apa-apa?" tanyanya.

Dia hanya menatap nista kepada gadis yang menjulurkan lidahnya tadi,dengan satu gerakan cepatia menghadapkan tubuhnya ke arah ayumu lagi
"yasudah,mau pergi kapan?" tanyanya datar bak robot tanpa ekspresi kepada Ayumu dan kyouka yang kini berdirisejajar dihadapannya bagaikan baris berbaris.

"Ayumu, Yamazakura Ayumu."

"Kyouka," cengirnya pada Ayumu sebelum gadis itu melanjutkan perkataannya, "Hee... Aku sangat berterima kasih kalian mau membantu.." lanjutnya tenang. "Baiklah, kalau begitu.."

Mata coklatnya melirik ke arah Asuka, mencoba mereka-reka gadis yang dirasanya pernah Kyou lihat. Hint yang tepat yang diucapkan gadis berambut pirang itu, 'Kau tidak apa-apa', kalimat yang sama yang pernah dikatakannya saat membantu seorang lain memungut pecahan cangkir di sebuah Cafe.

"yasudah,mau pergi kapan?" tanyanya datar bak robot tanpa ekspresi kepada Ayumu dan kyouka yang kini berdirisejajar dihadapannya bagaikan baris berbaris.

"Oh, iya." jawabnya singkat, melirik barisan yang sekarang malah mirip kereta-keretaan. "...Err, aku ngga tau dimana letak Ruang Kesehatan kalau dari arah hutan,"

CTIK!

Gadis berambut coklat-pendek itu membuat sebuah kupu-kupu kertas lain dari sisa sobekan kertas yang dimilikinya, "Mungkin ini bisa bantu? Ayo, Senior." Kyou melangkahkan kakinya terlebih dulu mengikuti kupu-kupu yang terbang sempoyongan tersebut, entah benar-benar membawa mereka keluar hutan atau tidak.

"Ah, kalian berdua. Salam kenal, dan.. Sensei, bye." ujarnya riang pada Asuka, Cassira serta Byakuran-sensei.

(out)

"Baiklah, ayo.." Ayumu memandang kupu-kupu yang terbang sempoyongan tersebut. Entah apa mereka akan tiba di rumah sakit dengan selamat atau tidak, karena kupu-kupu itu pun kelihatannya perlu dirawat di rumah sakit.

"Selamat malam.." Ayumu mengangguk sopan pada Byakuran, Casira, dan Asuka.

"Hati-hati, semakin gelap hutan ini akan semakin angker.. Ada kakek-kakek pemakan gadis." tambahnya kemudian. Ia tidak serius sih,hanya ingin sedikit menjahili Casira dan Asuka. Kemudian ia melangkahkan kakinya dan mengikuti Kyou [out]

oot:
@kyou:tolong buatin threadnya di hospital dunk x3 *digaplok

"katanya guru spesial,ga ikut apa?" cibirnya pada Byakuran dengan nada melaknat
Kyo tanpa banyak cingcong langsung mengikuti Ayumu dan kyouka menuju ke rumah sakit

[OUT!]

Asuka mengerling ke dua gadis lain yang sedang membicarakan sesuatu tentang... luka? Yah, sebenarnya bukan cuma dua orang gadis itu sih yang sedang berbicara, pria menyebalkan itu juga.

...dan pria itu menatapnya dengan tatapan nista lalu membalik dengan cepat.

Asuka mendelik, menyebalkan sekali pria berambut hitam itu! Ia mengerang, rasanya ingin sekali membalas perlakuan dinginnya.

Samar-samar ia mendengar dua orang gadis lainya saling memperkenalkan diri. Hm.. Jadi gadis berambut coklat sebahu itu bernama Ayumu.. Asuka mengangguk-angguk kecil, mencoba mengingat nama itu. Lalu gadis satunya.. Hm.. Rasanya gadis berambut coklat pendek itu tidak asing... Dia pernah lihat dimana ya? Ah, yang penting sekarang ia tahu; kalau nama gadis itu Kyouka. Ya, ya. Asuka mengganguk-angguk lagi seraya mengingat nama kedua gadis itu baik-baik.

Kedua gadis itu beranjak dari tempat mereka. Keduanya berpamitan dengan sopan, "Salam kenal juga, Kyouka, Ayumu." jawabnya ketika mendengar perkataan Kyouka.

"Hati-hati, semakin gelap hutan ini semakin angker. Ada kakek-kakek pemakan gadis." Ayumu berkata padanya dan Cassira.

...hah?

Asuka menggeleng pelan. Mm.. itu tidak mungkin ada kan? Tapi kalau beneran ada... Uhh... Asuka menatap ragu ke sekeliling, memastikan kakek-kakek atau apalah itu namanya, tidak berada di dekatnya.

"Katanya guru spesial, ga ikut apa?" tanya Kyo dengan suara menyebalkannya kemudian pergi begitu saja mengikuti dua gadis yang sudah mendahuluinya.

Ah.. Jadi guru berambut perak itu gurunya? Hm.. Asuka memperhatikan sosok gurunya itu dari kejauhan.

"Hati-hati, semakin gelap hutan ini akan semakin angker.. Ada kakek-kakek pemakan gadis."

"Ukh... Kakek pemakan gadis eh?"

Ujarnya sambil ber-swt, dan hanya mengangguk kecil memandangi kepergian Kyo, Ayumu, dan Kyou yang menuju ke Hospital. Umm.. ada baiknya Ia pergi menemani mereka disana, akan tetapi kedatangan seorang gadis yang dipanggil Maling oleh Kyou, dan kedatangan seorang gadis lain [Casira] --yang datang dengan cara terjatuh-- menghentikan langkahnya.

"Permi-.. aduh!!"

"....Wew...."

Byakuran menghela nafas kemudian berjalan mendekati gadis yang baru saja terjatuh itu seraya mengulurkan tangannya untuk membantunya berdiri. Well.. walaupun Byakuran cukup yakin kalau gadis ini bisa berdiri sendiri.

"Perlu bantuan?" tanyanya sopan pada gadis bertopi [?] ini sambil tersenyum kecil.

"Ahh.. dan yang disana... err... Asuka-san... Kenapa anda jauh-jauh begitu?" Byakuran melirik Asuka dari sudut matanya, untung saja sedikit banyak Ia sudah hafal dengan nama serta wajah Murid-murid Special Ability.

"Saya bukan Kakek-kakek pemakan orang kok.." lanjutnya santai. Padahal khawatir juga kalau salah satu muridnya ini akan termakan hasutan setan laknat bernama hitonari Kyo.

"Ahh... dan yang disana... Err... Asuka-san... Kenapa anda jauh-jauh begitu." suara Byakuran menyadarkan Asuka dari lamunannya, agak terkejut juga dia karena ternyata pria berambut perak itu mengetahui namanya. Yah... wajar saja ya? Namanya juga wali kelas. Ehh.. wali kelas atau bukan ya? Asuka jadi bingung sendiri.

"Saya bukan kakek-kakek pemakan orang kok..." lanjut gurunya lagi. Asuka terkekeh, memandang lurus ke arah gurunya, "Tenang saja, Sensei. Aku tahu sensei bukan kakek-kakek pemakan gadis kok." jawabnya, masih tertawa kecil. Yahh... walaupun tadinya dia sempat curiga sih...

Asuka menoleh ke kanan dan kiri lagi, memastikan kalau si kakek tidak ada di dekatnya atau Cassira. Kalau boleh jujur, ia tidak mau nasibnya berakhir dengan dimakan oleh kakek-kakek tidak jelas yang disebutkan oleh Ayumu tadi. Yang benar saja, masa ia meninggal dengan cara mengenaskan begitu hanya gara-gara iseng jalan-jalan ke daerah Woods?

...Asuka menelan ludahnya.

"...Ano..." Asuka memain-mainkan jarinya, menatap Byakuran lagi, "...tapi kakek-kakek itu tidak benar-benar ada kan, Sensei?" tanyanya ragu. Semoga saja gurunya tidak menyadari nada cemas dalam suaranya.

"Tenang saja, Sensei. Aku tahu sensei bukan kakek-kakek pemakan gadis kok." ucap gadis pemilik Impossible Alice ini sambil tertawa kecil.

"Ohh...."

Byakuran mengangguk kecil. Pengalamannya selama bertahun-tahun berkelana mencari kitab suci di berbagai negara dan pertemuannya dengan bermacam-macam orang telah membuatnya tahu kalau gadis ini sempat menyangka BYakuran adalah Kakek-kakek pemakan gadis yang diberitakan dengan nista itu.

Tapi... untuk apa dipikirkan?

"...tapi kakek-kakek itu tidak benar-benar ada kan, Sensei?" ucap Asuka kembali dengan nada cemas yang sedikit tersamar. Membuat Byakuran kembali ber-eswete sebelum...

"Adanya Zombie pemakan Manusia..."

Cowok pemilik tinggi badan sekitar 175 cm itu mengalihkan pandangannya dengan getir ke pepohonan rimbun yang seakan-akan mengurung mereka semua di Woods, memperhatikan tiap gemerisik dedaunan dengan ke dua bola mata birunya yang sekarang berkilat waspada. Ekspresinya sangat meyakinkan.

Padahal Ia bohong... Iseng saja.

"Adanya Zombie pemakan manusia..." jawab gurunya dengan ekspresi meyakinkan.

-gulp-

Percaya...Tidak...Percaya...Tidak...Percaya...Tidak...

Asuka menimang-nimang sementara matanya kembali mengecek keadaan sekeliling, "...Sensei tidak bohong padaku, kan?" tanyanya dengan nada menginterogasi dan ekspresi seperti --> >3

Mm.. kayaknya beneran ada deh, soalnya wajah gurunya serius begitu. Asuka jadi bertambah gusar. Zombie itu... Monster dengan muka compang-camping dan barbar itu kan? Baginya Zombie lebih buruk daripada kakek-kakek.

Ughh.. sejak kapan dia jadi paranoid begini? Asuka perlahan memperdekat jaraknya dengan gurunya dan Casira.

"...Sensei tidak bohong padaku, kan?" tanya Asuka pada Byakuran yang sekarang sedang [berlagak] sibuk memperhatikan batang pohon yang berada di atas mereka.

"Untuk apa bohong?" tanya balik cowok manipulatif ini tanpa menatap Asuka, padahal dalam hatinya, Byakuran sudah mulai terkikik pelan.

"Mungkin... Makhluk itu sedang sibuk memperhatikan anda saat ini Asuka-san.." gumamnya lagi dengan nada yang [dibuat-buat] serius.

"Menanti saat yang tepat untuk menangkap dan membawa anda ke tempat persembunyiannya dan...."

Byakuran menggelengkan kepalanya, seakan-akan ekspresinya mengatakan : 'Tak bisa dibayangkan' atau yang sejenis itulah. Intinya sih menakut-nakuti gadis ini lebih lanjut. Well... Keisengannya memang sudah menjadi-jadi. Mengingat selama ini cowok pemilik Manipulate Times Alice in belum pernah sekalipun mengisengi orang lain di Akademi ini. Selain Kurogane Eiji tentu saja.

"Untuk apa bohong?" tanya gurunya dengan nada serius.

Ini... buruk.

"Mungkin... Makhluk itu saat ini sedang memperhatikan anda Asuka-san.." lanjut gurunya itu lagi.

Lebih buruk.

"Menanti saat yang tepat untuk menangkap dan membawa anda ke tempat persembunyian dan..." pria berambut perak itu tak melanjutkan kalimatnya dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

....Sangat buruk.

Asuka mengigit ujung bibirnya dan meremas pakaiannya. Apa yang akan dilakukan zombie itu selanjutnya? Memakannya? Menelannya hidup-hidup? Atau... mengubahnya menjadi zombie juga? Uhh.. terlalu banyak membaca buku berisi mitos-mitos memang membuatnya jadi berpikir terlalu jauh.

Asuka terduduk di samping Casira dan merapatkan dirinya pada gadis itu, "...awas kalau sensei bohong." geramnya pelan pada Byakuran.

"...awas kalau sensei bohong."

"Biarkan jalannya waktu yang akan membuktikannya"

Ujarnya tenang, sambil memakan permen lolipop yang disediakan dalam jumlah sangat banyak didalam saku jubahnya. Entah sadar atau tidak kalau ucapannya tadi bisa berarti : 'Zombie itu akan datang cepat atau lambat' dan membuat Zombi untuk berada disini bukan hal yang mudah bukan?

Daripada zombie, Byakuran lebih mewaspadai muridnya yang bernama lengkap Yoshikuni Asuka ini. Impossible Alicenya membuatnya...err... cukup berbahaya dalam berbagai artian. Bagaimana coba kalau gadis yang sekarang duduk di samping Casira ini menggunakan alicenya untuk mengerjai BYakuran suatu saat nanti?

Umm... tapi... memang sih ada keberadaan yang bagaikan Zombie di hutan aneh ini. Kalau tidak salah Beruang bernama Pedobear. Hmm.. entah kenapa Guru spesial ini malah mengingat kata lain yang berhubungan dengan Pedo, tapi dengan tambahan kata -fil di belakangnya.

"Anyway... Kalian berdua sedang apa disini?" Ia melirik kanan-kirinya sekilas, sebelum beralih kembali pada 2 gadis ini.

"Tersesat seperti anak kecil bernama Futako tadi?"

Casira terjatuh dan untunglah.. ada seorang guru yang membantunya..
"Te-terima kasih sensei..." ujar Casira menggumamkan terimakasih pada guru special ability class itu..

Casira cukup lama terdiam... dan setelah beberapa saat baru menyadari kalau sudah banyak orang yang meninggalkan tempat itu.... Casira cuma memandang bingung.. apakah... mereka memang berniat pergi dari awal.. atau baru mau pergi melihat casira datang... ah... bingung...

Casira yang hanya terdiam mendengarkan percakapan cewek berambut pirang dengan guru satu ini dan percakapan itu dengan suksesnya.. membuat Casira merinding dan wajah Casira memucat... Namun.. Casira tidak begitu menunjukkan ketakutannya dan hanya bergumam..

"Hantu, zombie.. gak ada... mitos.. mitos.. mitos.." namun.. gumaman ini lah yang membuktikan kalau Casira memang takut hantu.. (?)

"Anyway... Kalian berdua sedang apa disini?"

"Tersesat seperti anak kecil bernama Futako tadi?"

JLEB

Pernyataan itu menusuk sekali...
"Ka-kalau aku... memang.. er.. tersesat.... ta-tadi sa-salah belok... dan.. nyasar ke hutan lagi...... i-itu.. me-memang memalukan.. aku akui itu.." ujar Casira tertunduk malu dan hanya tersenyum lemah......

"Ka-kalau aku... memang.. er.. tersesat.... ta-tadi sa-salah belok... dan.. nyasar ke hutan lagi...... i-itu.. me-memang memalukan.. aku akui itu.." ucap gadis yang sepertinya berasal dari Laten ini.

Byakuran tersenyum kecil pada Casira, umm... sebetulnya sih Byakuran tidak bermaksud mebuat gadis ini malu dengan kata-katanya tadi, hanya sekedar menebak kok. Well... karena cukup banyak juga orang yang tersasar di Woods ini.

"Begitu ya...." ujar cowok yang memakai kemeja putih ini santai.

"Yaa... sebetulnya sih anda tidak perlu sampai menunduk begitu...er..."

Ia membuka buku panduannya, lalu membali-balikkan halamannya selama beberapa saat, sebelum menutupnya dengan tenang, dan kembali memasukkan buku saku kecill berwarna hitam yang sekilas terlihat mencurigakan itu di balik sakunya.

"Casira-san... umm... itu nama anda kan ya?" tanyanya sedikit ragu sambil menatap Casira santai.

"Biarkan jalannya waktu yang membuktikannya." ujar gurunya tenang seraya mengambil lolipop dalam jubahnya.

Asuka menautkan alisnya, bingung harus melakukan apa. Kalau dipikir-pikir lagi, bisa saja gurunya bohong kan? Uhh, awas saja kalau ternyata begitu kenyataanya.

Entahlah, separuh bagian dari dirinya berharap kalau gurunya itu berbohong karena ia tak mau dilahap zombie, dedemit, atau makhluk sejenisnya. Sementara sebagian dari dirinya yang lain... ya, berharap yang sebaliknya.

Gumaman Casira disampingnya membuat Asuka menoleh ke arah gadis itu. Hm.. ternyata gadis itu juga takut rupanya, Asuka menghela nafas lega, ternyata bukan dia satu-satunya orang yang takut akan hal itu.

"Anyway... sedang apa kalian berdua disini?" tanya Byakuran padanya dan Casira, "Tersesat seperti anak kecil bernama Futako tadi?"

"...hanya ingin jalan-jalan saja kok sensei." jawab Asuka tersenyum kecil pada gurunya. Ia mengerling ke arah Casira disampingnya yang berbicara pelan.

"Kurasa itu tidak memalukan, tenang saja :3," tanggap Asuka pada perkataan gadis itu.

"...hanya ingin jalan-jalan saja kok sensei." jawab anak special berusia 15 tahun ini sambil tersenyum kecil.

"Umm..."
Byakuran melirik jam tangan kecilnya lalu mengerling pada ke-2 gadis yang sekarang bersama-sama mereka ber-2 disini ini.

"Well... saya ada sedikit urusan..." Ia bangkit dari duduknya kemudian sedikit melemaskan otot-ototnya sebentar dan... sambil tersenyum, Ia berujar pada mereka ber dua.

"Jadi.. saya duluan ya..."

Ia berbalik dan bersiap untuk pergi di jalan setapak yang akan membawanya keluar dari Woods, namun... baru saja berjalan beberapa langkah, Ia berhenti. Lalu berbalik dan memberikan peringatan kecil pada mereka.

"Hati-hati dengan Zombienya ya.." serunya santai, lalu Ia meneruskan langkahnya dan menghilang di balik pepohonan. Tanpa sadar kalau ada sesosok mata yang mengawasi Casira dan Asuka dengan pandangan mata yang mencurigakan, PedoBear.

[out]

[OOT: guru macam apa itu ninggalin murid2ny sm pedobear *dilempar*]

Asuka mengangguk sopan ketika gurunya itu berpamitan pada mereka. Tak lama setelah gurunya pergi, Asuka menelan ludahnya, menyadari kalau sekarang dia hanya berdua saja dengan Casira di hutan itu.

Asuka menoleh ke kanan-kiri merasakan ada sepasang mata mengawasinya dan Casira.

...PedoBear.

Beruang coklat berwajah imut itu menampakkan dirinya, bersiap untuk menyerang Asuka dan Casira. Asuka tercekat, ia menarik lengan Casira, berlari dan sembunyi di balik pohon.

Seekor PedoBear lainnya tiba-tiba muncul dari belakang, hendak menerjang mereka berdua.

Impossible Alice!

"Tidak mungkin!" seru Asuka pada PedoBear itu. Walhasil, sang PedoBear yang tadinya hendak melompat ke arah mereka terjungkang ke belakang. Dan ketika beruang itu hendak menerjang mereka lagi, beruang itu kembali terjungkang.

Diliriknya gadis berambut merah muda di sampingnya. Kalau tidak salah, tadi gurunya menyebut gadis itu Casira ya?, "...ano, Casira-san.. sepertinya berbahaya kalau kita disini terus." Asuka terdiam sejenak, "...ada baiknya kalau kita meninggalkan tempat ini."

Asuka menatap gadis itu sekali lagi dan beranjak dari tempat itu, mengikuti jalan setapak yang dilewatinya ketika pergi ke tempat ini.

[OUT]

"Casira-san... umm... itu nama anda kan ya?" tanyanya sedikit ragu sambil menatap Casira santai.

"Ya.. itu namaku, sensei.." ujar Casira membenarkan..

"Kurasa itu tidak memalukan, tenang saja ," tanggap Asuka pada perkataan gadis itu.
"Aku sadar kok... aku sudah lama tinggal di akademi ini.. tapi sering sekali nyasar.. hehehe.." ujar Casira terkekeh karena kebodohannya mengingat jalan

Kemudian.. guru itu pergi dan sekarang cuma tinggal Casira dengan cewek pirang itu.. dan ternyata ada Pedobear disitu.. muncul disaat tak terduga.. sial.............

"...ano, Casira-san.. sepertinya berbahaya kalau kita disini terus." Asuka terdiam sejenak, "...ada baiknya kalau kita meninggalkan tempat ini."

"A-aku setuju... aku tidak ingin berduaan dengan i-itu.. ukhh.. tu-tunggu..!" ujar Casira sambil mengejar cewek berambut pirang itu dan bergegas keluar dari situ... disaat beruang itu lg dihentikan oleh Alice cewek tadi..........

[out]