Sunset

"ckckckckck,berulah apa?? tante ini bisa saja,saya kan satpam,mana mungkin berulah" dengan muka yang dibuat-buat sebaik-baik mungkin,saking baiknya malah menjadi muka yang teramat sangat menyeramkan bagaikan topeng tengu dari jepang yang terkenal itu

"saya kan cuma mau lihat pemandangan..hahahahahahaha" tawanya seperti orang gila sebenarnya alias psikopat.

"semuanya dibawah kendali,tante" jawabnya sembari nyengir ke arah misaki.

Quote :

"Nama kakak siapa?" tanya Nacht riang,

"Aku Nacht" lanjutnya pada sakurai

"ah,Hanamura Sakurai,Yoroshiku~" ujar Sakurai sambil melihat Nacht ngumpet dibelakang perempuan berrambut Pink itu sambil terlihat sedikit menangis.

"ah,pegawai Sekolah?"ujar Sakurai sambil bertanya lagi ke Nacht,"memangnya kamu Takut dengan Pegawai Sekolah?"

"apa kabar bocah tanggung! dah sembuh loe??" ujar Eiji sambil menepuk kepala Nacht pelan. Hei, ada apa dengan orang ini? Sudah minum obatnya mungkin?

"Umm... sudah..."

Tapi.. kelakuan Eiji sama sekali tidak membuat Nacht mengurangi ketakutannya pada cowok berpakaian kumal nan nista itu, Ia mengeratkan tangannya di lengan HIkari, sambil sesekali bergidik ngeri. T^T kemudian seorang laki-laki yang bernama Sakurai bertanya kepadanya perihal Eiji.

"memangnya kamu Takut dengan Pegawai Sekolah?"

Nacht mengangguk kecil, dan kemudian kembali bergidik ketika EIji tersenyum dengan senyuman super seram yang lebih mirip Genderuwo yang sedang ketawa nista.

"Hei, ada apa ini?", ujar Misaki sambil mendekat ke arah Hikari. Dia jadi ingat kalau kemarin ini Misaki mencari siapa pelaku penyiksaan Nacht. Kebetulan kan sekarang ada di depannya. Siapa tahu Misaki memang kenal dengan orang ini.

"Ini orang yang kemarin ini menyiksa Nacht, kak Misaki", ujar Hikari kepada Misaki sambil menunjuk ke arah psikopat aneh itu. Ukh, moga-moga saja hari ini dia tidak usah membuat ulah.

"Ini orang yang kemarin ini menyiksa Nacht, kak Misaki"

"Oh, om-om ini? Muka tebal. Sok baik, padahal aslinya kayak setan." Ucap Misaki, yang dengan nistanya mengadahkan telunjuknya ke arah Eiji yang ketawa layaknya kuntilanak versi cowok.

"Psikopat? Penjahat? Kalian bicara apa sih?? wakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakak" lanjutnya tertawa sampai sakit perut,jauh melebihi level seekor genderuwo,benar-benar inhuman,sangat menyeramkan dan sebagainya

"tuh liat,si bocah juga masih tokcer gini" lanjutnya sembari tertawa dan menepuk nepuk lagi kepala nacht yang sedaritadi menganguk-angguk bagaikan hiasan dengan leher per yang biasa dipasang di mobil.

Nacht semakin mengeratkan pegangannya kepada Hikari. Sepertinya dia betul-betul ketakutan dengan psikopat itu. Tidak heran kalau dengan pengalaman yang dialaminya macam itu, pasti dia trauma. Sementara itu, si psikopat menepuk-nepuk kepala Nacht seenaknya. Memangnya dia mainan apa?

"Jangan ganggu Nacht", ujar Hikari dengan dingin sambil menepis tangan psikopat itu dari kepala Nacht.

Misaki menyipitkan matanya seperti saat dia melirik Syopang dengan tatapan curiga, masih tidak percaya dengan om-om satu ini. "Lo apain anak ini kemarin?" tanya Misaki, kalau kepada murid sih Misa bersikap biasa dan baik, tetapi kalau kepada yang umurnya hampir sebaya dengannya, tak segan dia menggunakan bahasa 'elo-gue'

"Oh my god,Makhluk apa itu..."ujar Sakurai sambil terheran-heran melihat si Satpam yang tertawa seperti Genderuwo kesambit Golok *ga nyambung*

"nggak heran si Nacht takut sama manusia ini..."pikir Sakurai sambil menyalakan iPodnya.

"hah?? sapa sih lu?" balas Eiji dengan tatapan merendahkan penuh kenistaan yang sangat amat teramat khas kepada Misaki sembari menyengir sinis bin sarkas
lalu dia bersabda "sebaiknya kita nikmati saja matahari tenggelam ini bersama..ahahahahahahaahahahahahahha" tawanya bak james bond ketiban truk yang jadi gila

"he...ada bocah norak" mendadak ia menunjuk Sakurai

"norak sekali..wakakakakakakakakakakakaka" tawanya lebar.

"Psikopat? Penjahat? Kalian bicara apa sih?? wakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakakak" tawa Eiji menggelegar dengan parahnya di atas Atap gedung Sekolah.

Kemudian, Ia berjalan dan sekarang menepuk-nepuk kepala Nacht, entah karena aura Eiji yang memang menyeramkan atau apa, Nacht semakin bergidik ngeri, lalu perlahan-lahan meneteskan air mata di pipinya dan langsung memeluk Hikari pelan sambil menangis..

"Kakak Hikari.." Nacht berhenti sebentar sebelum menangis kecil, "Aku takut...." lanjutnya pelan disertai isakan kecil.

oot : eiji tukang bullying anak kecil

"Gue manusia, atau lebih tepatnya watcher disini. Lo sendiri siapa? jin?" dengan pandangan yang tak kalah nistanya dari Eiji, Misaki menatap Eiji seolah orang itu adalah penjhat yang barusan melakukan mutilasi.

"ah?Norak? nggak juga ah.."ujar Sakurai sambil berdiri,dan mengatakan Quote yang pernah dikatakannya ke Hitonari.

"It's my STYLE! If you dont like it,then F-off."ujar Sakurai ke si Satpam,lalu Sakurai sadar kalo dia berbicara kepada Satpam.

Melihat saptam itu kembali, Luke langsung hati-hati dengan saptam aneh itu. Nacht terlihat ketakutan, bersembunyi di balik tubuh Hikari. Saptam aneh itu tertawa dengan keras seolah keracunan jamur ketawa. Luke merasa, saptam ini memang bukan orang normal. Tawanya semakin keras, dan entah mengapa rahang bawahnya tidak lepas sewaktu tertawa.

"Nacht, tidak apa-apa. Dia hanya menakut-nakutimu saja." Tangan Luke menepuk lembut kepala Nacht, menenangkan Nacht yang ketakutan dan mungkin sudah trauma dengan saptam aneh itu.

"Nacht, tidak apa-apa. Dia hanya menakut-nakutimu saja."

"Betulkah dia hanya menakut-nakuti?" tanya Nacht sedikit ragu sambil mengusap air matanya, menatap Eiji yang entah kenapa penampilannya sedikit buram di mata Nacht. Umm.. karena air mata mungkin.

Ia melepaskan tangan kecilnya dari Hikari kemudian menatap Eiji sebentar sebelum menjauh sebanyak beberapa meter dari Eiji, singkat kata, sampai jarak aman, jarak yang tidak bisa dijangkau oleh tangan Eiji.

Kemudian, Ia duduk bersila sambil bersandar di dinding pagar lalu meminum sisa susu kalengnya dalam diam, tentu saja sambil menatap Eiji dengan mata birunya, dan saat itulah pandangan mata Nacht berhenti kepada Luke dan Hikari, Ia terdiam lalu melirik susu kalengnya sebelum beralih kembali pada mereka ber-2.

"Kakak mau?" tawar Nacht polos sambil menyodorkan susu kaleng bermerek Bearbrand itu pada mereka ber-2.

Quote :

"Kakak mau?"

"Tidak, terima kasih sudah menawarkanku." sahut Luke seraya duduk disamping Nacht, menyandarkan punggungnya ke dinding. Kepalanya mendongak ke atas, menikmati langit kemerahan dan angin sepoi-sepoi yang menerpa mereka. Luke hanya tersenyum kecil melihat Nacht yang masih dengan kaleng susu beruangnya. "Apa kabarmu, Nacht?"

Nacht yang semakin ketakutan itu akhirnya tenang juga setelah mendengar kata-kata Luke.

"Betulkah dia hanya menakut-nakuti?", tanya Nacht dengan sedikit ragu. Yah, Hikari juga tidak yakin sih kalau orang itu hanya menakut-nakuti Nacht saja. Dengar ketawanya yang bikin sakit telinga itu saja sudah membuat Hikari tambah tidak yakin dengan orang itu. Nacht akhirnya melepaskan pegangannya dari Hikari dan berusaha untuk duduk sejauh-jauhnya dari psikopat itu. Dia duduk sambil bersandar ke pagar dan kembali meminum susu kalengnya.

"Kakak mau?" , tanya Nacht sambil menawarkan susu kalengnya kepada Hikari dan Luke. Hikari menggeleng kecil.

"Tidak, tapi trims sudah menawarkan", jawab Hikari sambil tersenyum kecil kepada Nacht. Hikari ikut menyandarkan dirinya di pagar itu untuk bersantai, sehingga tanpa sadar mengapit Nacht diantara dia dan Luke.

"Apa kabarmu, Nacht?"

"Baik" jawab Nacht riang sambil menatap Eiji dengan tatapan waspada, dan setelah yakin kalau Ia cukup jauh dari orang itu, Ia mengalihkan pandangannya pada Luke, menatapnya polos sambil membiarkan angin sore membelai rambutnya.

"Kakak Luke... Kakak Hikari " Ia terdiam, lalu memelankan nada suaranya, "Kenapa ada orang baik dan orang jahat?" tanyanya polos pada mereka berdua.

"Huaaahm..." Chopin menguap dengan kerasnya. Tubuhnya terlentang di atas lantai atap gedung sekolah dengan kedua mata kepalanya mulai sedikit-sedikit membuka melihat langit yang mulai menggelap. Ya, sehabis melihat terbenamnya Matahari ia langsung tertidur dengan pulas tanpa alasan pasti. Gelembung besar yang keluar dari hidungnya tiba-tiba pecah dan ia mulai membangunkan dirinya sendiri.

"E-EXTREME!! Aku bangun!" Seru Chopin yang tiba-tiba berseru dengan keras setelah bangun. Bahkan bangun pun ia semangat! Mungkin apakah karena ia masih dalam kondisi Alicenya saat tidur? Mungkin efeknya masih menempel pada diri Chopin.

Quote :

"Kakak Luke... Kakak Hikari "
"Kenapa ada orang baik dan orang jahat?"

"Karena... setiap orang memiliki latar belakang dan masa lalu yang berbeda-beda." sahut Luke terdiam sejenak. "Setiap latar belakang dan masa lalu yang membentuk orang itu menjadi baik atau buruk. Dan keputusannya untuk menjadi baik atau jahat." Luke tersenyum kepada Nacht dan mengelus-elus kepalanya.

"Mungkin Nacht tidak terlalu mengerti." sambung Luke.

"Kakak Luke... Kakak Hikari...Kenapa ada orang baik dan orang jahat?", ujar Nacht sambil berusaha memelankan nada suaranya sebisanya. Itu pertanyaan yang cukup sulit jujur saja menurut Hikari. Baik dan jahat itu bedanya tipis, tergantung sudut pandang masing-masing. Hikari berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Nacht sebisanya.

"Kenapa ya... mungkin karena pilihan mereka? Pilihan seseorang sepertinya menentukan apakah mereka mau jadi orang baik atau orang jahat.", ujar Hikari sambil masih setengah berpikir.

Chopin melirik ke arah Nacht yang sekarang masih ditemani oleh Hikari dan Luke, dua kenalannya yang baru itu. Entah mengapa mereka terlihat sedang menjaga Nacht dan nampak sepertinya mereka sedang melakukan pembicaraan yang cukup serius kah? Chopin pun langsung berjalan ke arah Nacht dan kedua orang lainnya dengan semangat.

"Hei, hei, hei! Ada pembicaraan apa ini!? Ah, aku kelewatan semua kejadian sejak tidur tadi! Apakah ada sesuatu yang EXTREME!! Terjadi sewaktu aku tidur?" Chopin ujuk-ujuk mendekati Hikari, Luke, dan Nacht yang sedang berada tak jauh dari Chopin. Ia langsung duduk dan bertanya kepada mereka semua sekalian dengan maksud untuk ikut pembicaraan.

"Setiap latar belakang dan masa lalu yang membentuk orang itu menjadi baik atau buruk. Dan keputusannya untuk menjadi baik atau jahat.

"Kenapa ya... mungkin karena pilihan mereka? Pilihan seseorang sepertinya menentukan apakah mereka mau jadi orang baik atau orang jahat."

"Jadi... semua itu tergantung pilihan orangnya sendiri ya..." ujar Nacht pelan, kemudian Ia melirik Eiji dari jauh. Umm... apa mungkin orang itu berbuat kasar karena masa lalunya yang kelam? Pasti semua itu ada alasannya...

"Hei, hei, hei! Ada pembicaraan apa ini!? Ah, aku kelewatan semua kejadian sejak tidur tadi! Apakah ada sesuatu yang EXTREME!! Terjadi sewaktu aku tidur?"

"Kakak Chopin... tadi-tadi.. Kakak Eiji tertawa seram...." ujar Nacht pelan, sehingga suaranya tak mungkin terdengar Eiji. "Seram~ sekali... untung Kakak CHopin tidur.." lanjutnya dengan wajah --> >3

Quote :

"Jadi... semua itu tergantung pilihan orangnya sendiri ya..."

"Ternyata Nacht mengerti juga? Hebat.." Luke mengelus-elus kepala Nacht, menandakan bahwa anak sekecil Nacht mengerti apa yang dikatakan oleh Luke. Anak sekecilnya sudah bisa mengerti apa yang dikatakan oleh Luke, pasti Nacht juga memiliki masa lalu tersendiri sehingga ia bisa mengerti. "Kalau mereka mau berubah, mereka pasti bisa. Karena semua keputusan itu ada ditangan mereka." Luke berkata seolah kepada dirinya sendiri. Bola matanya yang berwarna biru keunguan terlihat menerawang jauh.

"Kakak Chopin... tadi-tadi.. Kakak Eiji tertawa seram...."

"OH YA!? Mana orang ini? Mana!?" Tanya Chopin bermaksud mencari orang tersebut supaya Nacht bisa kembali tenang dan tidak takut seperti sekarang. Chopin berdiri dan kemudian mengepalkan tangannya siap untuk bertarung. Alis matanya dikebawahkan menunjukkan muka serius. "EXTREME!! Siapa Eiji!?" DUM DUM DUM! Ya, begitulah. Chopin sudah siap-siap namun pada akhirnya ia sendiri tak tahu siapa yang bernama 'Eiji ini.

"Seram~ sekali... untung Kakak CHopin tidur.."

"Wah! Berarti orang itu memang orang jahat! Baiklah Nacht, tunjukkan mana orang yang bernama Eiji ini!" Chopin sekali lagi siap dengan tangannya yang dikepalkan lalu bertanya lagi kepada Nacht, memintanya untuk menunjukkan siapa yang bernama Eiji tersebut. Waduh! Bisa-bisa ada keributan antara murid! Namun, yang Chopin tak tahu adalah Eiji yang disebut-sebut oleh Nacht adalah seornag Watcher...DUM DUM DUM!