Welcome To The Black Parade

Quote :

"Apa yang sedang anda lakukan?"

"COPOT, COPOOT!!!" teriak Mukuro mendengar suara seseorang di belakangnya.

Yah, bagaimana dia tidak kaget? Di saat tengah mengintip keadaan di dalam, ada yang bertanya padanya seperti itu. Hello? Di mana-mana yang paling ditakuti orang yang sedang mengintip itu kan kalau mereka ketahuan tengah mengintip. Dan Mukuro berharap dia tidak perlu tahu konsekuensi dari mengintip itu.

Dia pun menoleh perlahan untuk melihat siapa yang memergokinya. Gerakannya langsung berhenti begitu dia melihat pemuda di depannya. Rambut putih bagai salju memang membuatnya terlihat seperti kakek-kakek, tapi matanya yang manis itu...

PIIP PIIIP~

Uke sensor bergerak, dan Mukuro langsung saja menghampiri pemuda itu dan memeluk pinggangnya.

"Aku sedang menunggu takdir kita untuk membawa kita pergi ke surga bersama, manis~" kata Mukuro gombal yang dilanjutkan dengan giginya yang berkilau cling-cling.

"eeeh,Mukuro-san,sedang apa disini?"tanya Akihiko yang tiba-tiba berdiri terbalik,bertumpu pada langit-langit karena alicenya.

Mata Akihiko sekarang melihat ke arah anak yang baru saja memanggil Mukuro tadi.

"ah,kau belum memakai kostum?,kostum ada disana,pakai saja,banyak pilihannya."ujar Akihiko.

Tiba-tiba saja pria yang tadi sedang mengintip bersamanya memeluk pinggangnya , spontan Jack terkejut dan mencoba melepaskan pelukan pria itu namun sepertinya tenaga pria itu lebih kuat darinya jadi ia tidak bisa melawan terlalu banyak. Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran pria itu?


"Eh...bisakah anda melepaskan saya? Jika ada yang melihat hal ini pasti orang-orang akan berpikiran yang tidak-tidak"


Kata Jack terdengar memohon dengan wajah yang bersemu merah. Kenapa bisa-bisanya ia dipeluk seorang pria dihari pertama ia datang ketempat itu? Benar-benar , dari dulu Jack selalu mengalami nasib yang aneh-aneh entah kenapa...

Quote :

"ah,kau belum memakai kostum?,kostum ada disana,pakai saja,banyak pilihannya."ujar Akihiko.

Tiba-tiba ada laki-laki lain...anehnya reaksi orang itu biasa-biasa saja, apakah hal ini sudah biasa terjadi? Tadi orang itu mengatakan banyak kostum yang sudah disediakan ditempat yang ia tunjukan.


"Err..bisakah anda menunjukan tempat ganti pakaiannya?"

Tanya Jack kepada orang itu.

Ada orang lain lagi yang menanyakan alasannya di sini. Mukuro menengok dan melihat orang itu. Ah, si Sakurai rupanya. Sudah lama Mukuro tidak melihat dia, dan agak aneh juga melihatnya berdiri terbalik di langit-langit.

"Cuma...sekadar melihat-lihat saja..." kata Mukuro sambil mengarahkan matanya ke tempat lain supaya tidak ketahuan bohongnya.

Dan bocah di pelukannya meminta untuk dilepaskan. Dengan wajah yang memerah. Oh, oh, bocah, tidak tahukah anda kalau apa yang anda lakukan itu malah makin membuat Mukuro ingin...lebih baik jangan dituliskan di sini.

Karena tidak tega juga mendengar nada suara pemuda itu, Mukuro pun melepaskan pelukannya dan berjalan mundur. Huh, dasar, memang susah yah mencari uke. Tapi apa boleh buat...

"Ah... Kau ini takut sekali sih... Kan itu biasa..." kata Mukuro dengan nada kasual.

"Gao~" ujar Minagi moe. Dia menyelaraskan diri dengan karakter yang diperankannya.

Dia melihat Mukuro.

Memeluk

Cowok.

"Hahii!" Minagi mimisan.

"Om Nanas....err....itu....."

Gyakko melihat ke arah jam-nya. Aduh, sudah waktunya. Gyakko ke akademi memang tidak bisa lama-lama, hanya untuk melihat perkembangan akademi... Entah untuk apa? Hanya Gyakko yang mengerti apa yang dilakukan. Mata hijaunya melihat ke arah murid yang sekiranya baru masuk Laten.

"Well, selamat datang di akademi dan kelas Laten ini..." Lalu Gyakko keluar dari forest Cafe dan pergi begitu saja.

[OUT]

Quote :

"Ah... Kau ini takut sekali sih... Kan itu biasa..." kata Mukuro dengan nada kasual.

"Tapi saya baru saja bertemu anda, apalagi saya tidak mengenal anda sebelumnya kan?"


Jelas Jack sedikit mundur, membuat jarak di antara mereka semakin menjauh, entah mengapa ia merasakan kalau pria ini bisa saja menerkamnya jika ia berada terlalu dekat dengannya. Jack kemudian menarik nafas yang panjang dan menundukan kepalanya lalu mendongak kembali untuk menatap pria tersebut

"Nama saya Jack Cromwell...perkenalkan"


Ia kemudian mengulurkan tangan meski ia tahu jaraknya...lumayan jauh untuk dapat saling meraih tangan masing-masing. Hanya saja Jack entah kenapa melakukan hal itu dalam keadaan tidak sadar.

Quote :

"Hahii!" Minagi mimisan.

"Om Nanas....err....itu....."

Jack menoleh ke asal suara yang sepertinya [dan memang] suara perempuan. Ia melihat seorang perempuan sedang mimisan entah karena apa. Melihat hal itu Jack langsung menghampiri perempuan itu dan menyodorkan sebuah saputangan kepadanya.

"Apakah...kau tidak apa-apa?"


Jack kelihatan bingung lalu melihat kembali ke arah orang yang tadi dipanggil dengan sebutan 'Om Nanas' tadi dengan tatapan yang seakan berkata ' Apakah anda tahu apa yang terjadi?'. Lalu keluar dari 'Forest Cafe' seorang pria yang mengatakan selamat datang di Akademi dan kelas laten dan berlalu begitu saja. Sepertinya orang itu sedang terburu-buru hingga Jack bahkan tidak sempat mebalas perkataan orang itu.

Akihiko hanya bengong melihat Mukuro yang.. masih melakukan hal yang biasa dilakukannya dulu,mencari pasangan hidup?

"masih suka mencari 'pasangan hidup' rupanya,eh?"ucap Akihiko,dan,melihat anak yang mulai gelisah karena di'terkam' oleh Mukuro,dan akhirnya dilepaskan.

"kalau tidak mau dipeluk,mending ganti kostum deh,disana,belok kiri ada tempat ganti kostum."lalu Akihiko turun dan duduk di Sofa,ditempat yang sama,depan Televisi.

"Kufu...~ Pesta kostum, eh??" Laiko memperlihatkan cengiran setannya dari arah luar 'Forest Cafe' itu. Pesta kostum identik dengan anak-anak manis, apakah itu bukan surga?? Laiko tidak peduli, yang penting cuci mata selama Augus tidak ada-- Well, kalau Augus adapun itu malah lebih baik. Laiko berjalan dengan pelan ke arah Cafe itu dan membuka pintunya. Banyak murid yang dilihatnya.

Minagi, Jack, Mukuro, Sakurai, dan Eirlys. Tampangnya berada di atas rata-rata, mata Laiko yang berwarna hijau terang itu langsung melihat ke arah Mukuro. Satu-satunya yang dikenal walaupun sebatas nama.

Quote :

"Apakah...kau tidak apa-apa?"

"I...iya! Justru kamu yang....uuhh....Om nanas, kasihan paman berambut putih itu" ujar Minagi.

Minagi melihat Laiko masuk.

"Guru lagi?"

Pemuda itu mengatakan kalau mereka bahkan belum kenal. Mukuro pun menyeringai lebar. Memang itu logika yang benar juga sih. Tak kenal maka tak sayang, bukan? Lalu dia melihat pemuda itu berjalan mundur menjauhinya. Yah, hal biasa. Harap maklum, dia baru saja memeluk pemuda itu tanpa alasan apa-apa.

Pemuda itu lalu memperkenalkan dirinya. Jack Cromwell, eh? Nama yang lumayan bagus. Melihat tangan yang diulurkan padanya namun terlalu jauh, Mukuro pun maju sedikit dan menyambut jabatan tangan itu.

"Panggil Nappo-sensei atau Nanas terserah, tapi nama asliku Rokudou Mukuro."

Ada yang memanggilnya Om Nanas. Oh, rupanya bocah yang waktu itu di cafe di Central Town bersama dengan dia. Hm, apa yang bocah itu lakukan di sini. Dan sekarang bocah itu mimisan, entah karena apa. Mukuro hanya bisa sweatdropped sambil melihat pemuda yang tadi dia peluk menolong gadis yang mimisan itu.

Dan seseorang datang. Ah iya, dia kenal orang itu. Mukuro menyeringai dan melambaikan tangannya.

"Yoo, Laiko~"

Wanita berambut pink ini terdiam, berpikir: mampus miyu ngga bisa Ol dan meka lagi ujian menghitung jumlah para tokoh utama yang sudah datang. Belum semuanya, well, sebenarnya tidak wajib datang tapi ini kesempatan yang bagus untuk saling mengenal satu sama lain, sementara Gyakko-sensei lagi-lagi pergi entah kemana.

Perhatiannya teralih pada Muku yang sedang main grepe salah satu muridnya. Hime cuma swt melihatnya, memang salah satu kebiasaan Muku-san yang seperti itu? Mengingatkannya pada salah satu sahabatnya.

Beberapa diantara peserta tidak mengenakan kostum seperti yang tertera pada undangan, ingin memberitahukan ruang ganti tapi wanita berambut pink ini tidak enak mengganggu 'kesibukan' para tamu. Well, mungkin ia dulu yang berganti kostum? Tanpa mengucapkan apa-apa, Hime masuk ke ruang ganti dan segera bercosplay, sesuai seperti yang tertera pada undangan, semua harus memakai kostum.

OOT: av saat ini - costume

"Om....nanas...." Minagi makin banyak mimisannya. Dia mengambil sarung tangan dan melapnya.

Minagi menghirup nafas, dan kembali ke perannya.

Dia mengambil jus peach, dan meminumnya.

"Gao~" ujarnya.

"Ah... Ha- Halo Muku..." Ujar Laiko menyapa balik Mukuro, well, Mukuro ini kurang lebih mirip dirinya namun lebih berbahaya lagi, jadi lebih baik ketemu Laiko daripada Mukuro, salah-salah bisa dilahap. Mata Laiko menyusuri seluruh ruangan dan juga para murid yang belum pernah dilihatnya.

"Oh iya, masalah kostum ini... Wajib kah?" Tanya Laiko ke Hime yang sepertinya penanggung jawab pesta kecil-kecilan ini. "Untung aku tidak membuang selebaran ini~" Lanjutnya sambil melihat Minagi, Eirlys, dan Jack.

"ah,Laiko."Akihiko melihat kebelakang dan melihat sesosok Laiko,di dekat pintu.

"eh,Osaki,sudah berganti kostum rupanya.."ujar Akihiko,melihat Hime berkostum C.C.,salah satu Character di C*** G****.

Hime swt melihat Minagi yang mimisan, entah karena apa. Kedua bola mata hijaunya sibuk mencari sesosok gadis berambut coklat-pendek dengan tinggi yang kurang lebih sama dengannya.

"Oh iya, masalah kostum ini... Wajib kah?"

Pandangannya beralih pada Laiko, entah sejak kapan undangan ini menyebar dengan cukup cepat dikalangan guru maupun watcher. "Ah, wajib." jawabnya pendek dengan senyum ramah, "...disebelah sana ada ruang ganti." Hime menunjuk salah satu ruangan kosong yang penuh dengan kostum.

"Eh, Osaki, sudah berganti kostum rupanya.."

"Yup," jawabnya cepat, "bagus juga kan?" cengirnya pada Akihiko.

"Ah, aku tidak butuh ruang ganti." Ujar Laiko yang langsung mengubek-ubek seenaknya kumpulan kostum. Yang tidak menarik hatinya main dilempar bgeitu saja ke belakangnya, sampai akhirnya dia melihat kostum berwarna putih dengan sedikit warna pink-merah dan coklat sebagai ornamen. [OOT : Seragam High Priest RO]

Dia melihat celananya yang coklat, lalu dengan seenaknya membuka kemejanya di tempat itu dan memakai kostum yang baru saja diambil. "Well, begini boleh kan? Lagipula cocok dengan ketampananku~"

Jack melihat orang mulai berbicara, iapun kemudian berjalan menuju tempat untuk mengganti pakaian. Tak selang beberapa menit ia keluar dengan kostum seperti ini [yang manusianya ya x3;;] dan kemudian berjalan menuju sebuah tempat duduk dan menaruh tas miliknya di lantai dan duduk dikursi yang paling dekat dengan tempatnya berada dan mulai memperhatikan orang lain yang berada disana. Ia kemudian mulai menghapal semua wajah-wajah orang disana, dan kalau bisa nama mereka Jack akan cari tahu.


"...."

"tapi warna rambutmu tidak cocok,hahahah!"Ujar Akihiko yang langsung menyambar Milkshake yang ada di meja Osaki.

"boleh kan?*srupuuut* ini punyamu kan?"tanya Akihiko sambil meminum Milkshakenya.

Quote :

"Well, selamat datang."

"Terima kasih." balas Luke singkat menundukkan kepalanya kepada gadis berambut pink yang dulu merawat Nacht di Hospital. Mungkinkah gadis berambut pink itu adalah seorang guru, mungkin saja itu benar. Tapi kali ini, rambutnya tidak berwarna pink, melainkan hijau.

Quote :

"Nacht dan Kakak ini pakai kostum apa?"

"Kostum? Ada di tas-ku." sahut Luke tersenyum sembari melirik tas yang disandangnya sekilas. Mendadak, banyak murid-murid akademi yang tidak dikenalnya mulai masuk ke dalam rumah itu. Tentu saja Luke tidak mengenal mereka. Dan sosok yang lumayan menakutkan itu, Laiko, juga datang. "Maaf, dimana ruang gantinya?" tanya Luke kepada Hime, karena kelihatannya semuanya sudah memakai kostum masing-masing

"...Asem! Aku memang ga bisa meranin Misuzu!" Minagi melempar jus peachnya.

Dia mengambil milkshake coklat dan meminumnya.

Syukur ia pakai controller.

"Nacht dan Kakak ini pakai kostum apa? tanya gadis bernama Kyouka.

"Aku ingin kostum beruang.. atau kostum badut.. x3" ucap Nacht dengan nada yang cukup antusias ketika menjawab pertanyaan Kyouka. Well... maklum, ini pengalama pertamanya di pesta kostum ini.

Minagi mendengar suara yang familiar.

"Nacht-kun! Pakai kostum kucing saja!" Minagi lari secepat tenaga ke Nacht. Dia nggak mau seorang anak shota jadi badut.

"Beruang dan kelinci juga imut!" Minagi berapi-api.

"tapi warna rambutmu tidak cocok, hahahah!"

"Eh?" Hime melirik warna rambutnya, "well, memang mungkin kurang pas." lanjutnya kemudian melirik Milk Shake yang diraih pria dengan kostum Shinigami ini dan mengangguk kecil.

"Sepertinya belum semua datang?" gumamnya pelan.

"Maaf, dimana ruang gantinya?"

Mata hijaunya menatap Luke yang datang bersama Nacht kecil, "disana, mumpung tidak ada yang pakai." jawabnya ramah.

"Well, ternyata ada Luke dan... Nacht." Ujar Laiko dengan ekspresi yang tidak bisa ditebak pikirannya. "Nacht mau pakai kostum badut??" Tanya Laiko sembari berjalan mendekati anak kecil satu itu. "Biarkan saja, lagipula anak ini bisa 'kusulap' jadi badut yang lucu..."

Laiko berjongkok agar tingginya tidak berbeda jauh dengan Nacht, ia mencubit pipi kanan Nacht kecil lalu dilanjutkan dengan pipi kirinya lalu ditarik ke dua arah.

"Anak kecil memang lucu." Lanjutnya setelah puas mencubit pipi anak tak berdosa ini.