Blah Blah Blah! EXTREME!!

• Setting Waktu: Siang Hari, Waktu Istirahat
  
• Setting Tempat: Dalam Kelas, Cukup Ramai
  
• Availability: Free For All
  

===

Drap drap drap...!!

"U-UNEXTREME!!" Chopin berseru kencang, mengacak-ngacak rambutnya dengan asal. Karena dirinya yang mengatakan kata yang menonaktivasikan Alicenya, Chopin langsung tergeletak lemas di atas kursi karena keluar dari kondisi Alice yang seharusnya membuat dirinya selalu EXTREME!! Mengapa ini terjadi? Ya, karena hal simpel seperti hasil ulangannya yang buruk. Lunglai, letih, lesu dan berbagai hal lainnya sekarang Chopin alami sambil masih tergeletak lemas di atas kursi kelas.

"Choppu, kau tidak mau ikut kita? Katanya roti dan mie hari ini diskon loh di kantin!" Seorang murid melewati Chopin sambil menyapanya bersama teman lainnya sudah menunggu di depan pintu kelas. Roti dan mie diskon!? WAH! Biasanya kalau Chopin tidak dalam mood seperti sekarang, ia mungkin bisa berlari sekencang kekuatan seratus kuda! Jangan salah sangka! INI NYATA DAN TERJADI!

"Nyeh~ Kau duluan saja deh. Aku...masih meratapi nilai ulanganku yang jelek...uhuk, uhuk..." Balas Chopin yang kemudian menggerakkan tangannya seakan mengusir nyamuk lalu mukanya langsung disenderkan di atas mejanya menampakkan ekspresi menangis. Poor Chopin...ah, seandainya seseorang bisa membuat orang ini semangat TO THE EXTREME!! Lagi! Temannya pun hanya mengangguk dan meninggalkan Chopin sendirian untuk meratapi nasib...

Waktu istirahat baru mulai. Kaname yang berjalan dari kelasnya menuju kelas Junior High ini menghampiri pria berambut putih yang biasanya selalu semangat, kali ini malah terduduk lunglai di atas mejanya. Kaname mendekatinya dan menarik salah satu bangku [entah bangku siapa] dan duduk di sebelah Chopin.

"Choppun, kenapa kau?" Tanya Kaname sambil melihat Chopin yang tumben-tumbenan tidak bersemangat ini, kejadian langka nih :-?

"Choppun, kenapa kau?"

"Eh...? KANAME!!" Chopin sedikit menoleh, membuka matanya saat menidurkan kepalanya lunglai di atas meja. Ternyata, yang muncul di hadapan Chopin adalah Kaname! Tentu Chopin langsung histeris melihat kehadiran gadis lebih tua tersebut. Tanpa basa-basi Chopin langsung saja memeluk Kaname lemas dengan ekspresi menangisnya kembali nampak di mukanya, air dari tangisan lebaynya itu pun mengucur hingga ke baju Kaname menyebabkannya sedikit basah.

"KANA! Aku mendapatkan nilai satu koma tiga, tiga, tiga, tiga, tiga dalam tes Matematikaku! UNEXTREME!!" Seru Chopin memberitahu mengapa dirinya itu bisa sesedih ini dan bahkan depresi. Langka memang Chopin bisa seperti ini, jauh dari sifatnya yang selalu semangat dan EXTREME!! Padahal, walaupun diluar kondisi Alice ia biasanya tetap semangat!

"=A=!!" Kaname kaget begitu junior satu ini memeluknya seenak jidatnya, pake acara nangis pula, emangnya Kaname bantal yang biasanya dibasahi buat nangis apa? *digetok* Kita kesampingkan masalah itu, Kaname kebingungan melihat makhluk semangat satu ini bisa-bisanya lemas.

"KANA! Aku mendapatkan nilai satu koma tiga, tiga, tiga, tiga, tiga dalam tes Matematikaku! UNEXTREME!!"

"Oh pantas..." Ujar Kaname yang memeluk balik Chopin dan membelai bagian belakang kepala Chopin. Lalu mengulang-ulang kenapa Chopin jadi lemas. "Satu koma tiga...--"

"!!"

"CHOPPUN?! NILAINYA JELEK SEKALI!!" Seru Kaname yang kaget, bahkan seingat dia, nilainya tidak pernah sehancur itu. Kaname bingung, ini karena terlalu EXTREME!! Maka jadi seperti ini, atau... Memang kemampuan akademiknya kurang? Well... Tidak ada yang tahu, bahkan Kaname berani bertaruh kalau Chopin bahkan tidak tahu.

"Choppun... Pas ulangan itu... Kau BELAJAR tidak?" Tanya Kaname sambil menekankan pada kata 'belajar'.

Kazu berjalan di koridor bangunan Junior High. Yah, ujian matematika. Lumayan lah untuk nilai seukuran Kazu, dapat 85. Dan biarpun dia dibilang cukup pintar, Kazu hanya cuek dan tidak peduli akan hal itu. "Fuh...Hah.." Kazu menghela nafas dan mengacak-acak rambutnya dengan ekspresi orang lelah. Rasanya sejak ulangan matematika itu Kazu menjadi tidak semangat. Jelas iya, mana bisa nyontek? Tiap guru pasti memajang err....kaktus eh? Agar mereka tidak menyontek.

Kazu masuk ke kelas dan duduk di sana. Lagi-lagi ketemu pasangan-yang-romantis-tiada-akhir-di-manapun-kapanpun itu. "Bosan." gumamnya, kemudian menendang kursi Chopin dengan kuat.

"CHOPPUN?! NILAINYA JELEK SEKALI!!"

"MAKA DARI ITU AKU JADI BEGINI!! HUAAA~ HUAAA~" Seru Chopin masih melanjutkan nangis lebaynya yang memang sangatlah berlebihan. Wah, bisa-bisa air matanya akan membanjiri seluruh kelas ini! Ups, saya sendiri narratornya kok jadi berpikir lebay? Tapi memang nilai satu komat tiga untuk pendeknya adalah nilai yang cukup...ehem! SANGAT buruk apalagi itu sudah termasuk nilai F dibawah standard dari batas nilai lima koma lima paling rendah.

"A-Aku belajar kok! Aku bahkan belajar dengan keras! Err...tapi, yang terakhir aku ingat saat aku mulai membuka halaman satu pada malam hari, eh tiba-tiba sudah pagi hari. Aneh kan?" Ucap Chopin kepada Kaname, meminta pendapatnya. Bahkan siapapun akan menggetok Chopin karena lugu dan polosnya dia. Seharusnya dia sudah tahu bahwa saat ia mulai belajar ia ketiduran dan POOF! Pagi datang~ Burung-burung berkicau dan Chopin mendapat satu koma tiga! Hari indah~

"Bosan."

Brakk...!!

"Oww!! Ah, Lazu! Apa kau tendang-tendang!? Bapak kau jago silat!?" Ucap Chopin asal menunjuk ke arah Kazu masih dalam ekspresi nangisnya namun marah-marah seakan dia tidak niat sama sekali untuk marah ke arah cowok berambut jabrik tersebut.

"MAKA DARI ITU AKU JADI BEGINI!! HUAAA~ HUAAA~"
"A-Aku belajar kok! Aku bahkan belajar dengan keras! Err...tapi, yang terakhir aku ingat saat aku mulai membuka halaman satu pada malam hari, eh tiba-tiba sudah pagi hari. Aneh kan?"

"Ahahahaha... Yang penting Choppun sudah berusaha kan??" Hibur Kaname sambil mengelus kepala Chopin. "Besok ada ulangan lagi? Kalau bisa kita belajar bareng~"

"Bosan."

"Oww!! Ah, Lazu! Apa kau tendang-tendang!? Bapak kau jago silat!?"

"Kazu?! Kau kenapa sih??" Tanya Kaname ke Kazu yang main tendang-tendang kursi Chopin.

"Ahahahaha... Yang penting Choppun sudah berusaha kan??" Hibur Kaname sambil mengelus kepala Chopin. "

"YA! Aku sudah berusaha sepenuh tenagaku!! T-Tapi hasilnya selama ini tak pernah semaksimal yang aku perkirakan...setinggi-tingginya nilai ulanganku adalah tujuh dan tak pernah bisa naik!" Lanjut Chopin kepada Kaname masih dengan ekspresi menangisnya dan masih memeluk Kaname walaupun tidak erat, hanya sekedar pelukkan menomplok dengan Kaname. Ya, dirinya sudah 30% hampir re-charge dengan penuh untuk menjadi EXTREME!! Tujuh puluh persen lagi baru dia bisa semangat TO THE EXTREME!!

"Besok ya? OH YA! Besok ulangan Olah Raga!! Kalau tes dalam Olah Raga aku tahu aku pasti bisa!" Ucap Chopin dengan sangat percaya diri. Olah Raga adalah satu-satunya subjek pelajaran yang Chopin dapat dengan mudah lakukan tanpa usaha banyak. Olah Raga rutinnya setiap harinya membuat dirinya mudah dalam melakukan hal bersangkutan. Chopin lalu memiringkan mukanya ke arah Kazu.

"Lazu! Lazu! Ulangan Matematikamu dapat berapa!? Pasti bagus ya, ya, ya? Kan aku tahu kamu pintar dalam Matematika!" Chopin pun bertanya kepada Kazu akan nilai ulangan cowok berambut coklat tersebut. Selama ini, Chopin tahu bahwa Kazu selalu mendapatkan nilai cukup bagus dalam subjek tersebut jadi...heck, buat apa iya bertanya sekarang pada Kazu? Itu kan hanya akan membuatnya tambah menangis! Ah, Chopin bodoh~

"YA! Aku sudah berusaha sepenuh tenagaku!! T-Tapi hasilnya selama ini tak pernah semaksimal yang aku perkirakan...setinggi-tingginya nilai ulanganku adalah tujuh dan tak pernah bisa naik!"

"Wah... Kalau begitu lain kali belajar bareng saja... Mungkin aku ada teman dari Junior High untuk membantumu?" Hibur Kaname lagi ke Chopin.

"Besok ya? OH YA! Besok ulangan Olah Raga!! Kalau tes dalam Olah Raga aku tahu aku pasti bisa!"

"Ah... Berjuanglah untuk besok~" Kaname menyemangati Chopin, besok olah raga? Kaname lupa dengan jadwal Senior High sih, tapi nilai Kaname mah semuanya lolos... Walaupun ga bagus2 amat lah...

"Wah... Kalau begitu lain kali belajar bareng saja... Mungkin aku ada teman dari Junior High untuk membantumu?"

"HUAAAH~~ HUAAAH~~ KANAME! KAU MEMANG EXTREME!!" Seru Chopin masih menomplok dengan gadis berambut pirang panjang yang ada di depannya itu. Ia benar-benar berterima kasih karena Kaname selama ini selalu membantu Chopin dalam kesusahan...ya, sebagian besar masalah Chopin. Ekspresi nangisnya saja malah bertambah besar dan matanya berkaca-kaca sangking terharunya. "Ah! Memangnya kamu punya teman di Junior High Kana!?" Tanya Chopin akhirnya kembali normal dan memegang bahu Kaname sambil tersenyum lebar menunjukkan giginya lebar-lebar.

"B-BAIKLAH!! AKU AKAN MELAKUKAN YANG TERBAIK UNTUK BESOK!" Seru Chopin sekarang berdiri dari posisi duduknya dengan kedua tangannya dikepalkan dan mukanya terlihat ke atas langit-langit. Aura EXTREME!! Chopin sekarang mulai muncul di sekitar Chopin dan seakan-akan Chopin bersinar terang seperti Matahari, dapat terlihat oleh Kaname dan juga Kazu namun belum dalam kondisi Alicenya.

Quote :

"Ah! Memangnya kamu punya teman di Junior High Kana!?"

"Tentu~ Dia baru datang sih, dulu aku pernah bermain dengannya ^^ Tidak kusangka dia akan ke sini." Jelas Kaname ke Chopin. "Kau pasti belum pernah lihat ya, dia berambut biru panjang, karena sangat mengidolakan kakaknya, ia menutupi bagian kiri matanya dengan poninya~" Kaname mencoba mendeskripsikan orang yang dimaksud dengan 'teman'nya itu. "Kalau tidak salah namanya..."

"... Lunar Dominus?"

"Tentu~ Dia baru datang sih, dulu aku pernah bermain dengannya ^^ Tidak kusangka dia akan ke sini."

"Wah! Wah! Sepertinya orang ini meyakinkan! Jadi, dia anak baru Kana!?" Chopin langsung hsiteris kembali semangat dan mulai lompat-lompat sendiri karena ia tahu akhirnya kemampuan akademisnya bisa diasah. Selama ini Chopin memang perlu bantuan EXTREME!! Untuk otaknya yang tak begitu EXTREME!! Siapakah figur misterius yang akan diungkap oleh Kaname? Yang pasti ia sudah menjelaskan detil tentang orang tersebut yang membuatnya sedikit berpikir.

Ramput panjang, biru, poninya-- Ah! Tak mungkin orang itu, tak mungkin! Bila benar dia aku--" Batin Chopin berpikir-pikir bahwa orang yang diciri-cirikan Kaname bukanlah Lunar si UNEXTREME!! Namun, ia berpikir terlalu cepat saat Kaname berkata bahwa anak yang ia bicarakan sejak tadi memang benar...Lunar Dominus!

Brukk...!!

"Aaaaaah..." Chopin pingsan di atas lantai, mata terbuka lebar namun itu pun karena shock berat, mulutnya mengeluarkan banyak busa-busa seakan overdosis tingkat tinggi. Yah, mendengar namanya saja sudah shock bagaimana bial bertemu secara langsung nanti? Chopin benar-benar tidak menyangka.

Brukk...!!

"Aaaaaahhh!!!!" Seru Kaname begitu Chopin ambruk, PINGSAN lagi. "Aduh, masa mendengar nama anak itu dia langsung pingsan sih??" Kaname malah panik sendiri melihat Chopin.

"Astaga Astro... Keluargamu memang bawa kejutan semua..." Gumam Kaname sambil menatap ke langit-langit.

"Tidak! Jangan gadis itu lagi! Dia hanyalah satu-satunya yang...Mahkluk Tuhan yang Paling UNEXTREME!! Tak pernah aku mau bertemu dia lagi, dia membuat aura EXTREME!! Diriku padam!" Batin Chopin dalam dunianya sendiri. Masih terkapar, tangan terentang dan tertekuk sama halnya dengan kedua kaki Chopin. Shock TO THE EXTREME!! Hmm? Namun bukannya di saat-saat pingsan seseorang tak dapat berbicara dalam batin mereka sendiri? Mungkin sedikit kesadaran masih terdapat dalam diri Chopin.

Keadaan kelas sekarang menjadi sedikit sepi. Beberapa anak nampak sudah turun dan istirahat diular kelas namun beberapa masih ada di dalam bahkan beberapa ada yang melihat Chopin pingsan tanpa melakukan apa-apa. Ah! Semua orang memang kejam dalam jaman sekarang! Orang pingsan malah diketawakan, walaupun hanya tawa kecil saja. Mereka pasti menganggap Chopin pingsan sebagai sesuatu yang lucu atau semacamnya. Yah, atau memang karena semua orang mengetahui seberapa berlebihan bocah berambut perak yang satu ini. Dalam keramaian dan juga kesepian kelas tersebut, ada jendela yang terbuka dekat dimana Chopin, Kaname, dan Kazu berada. Angin tiba-tiba saja berhembus lumayan kencang dan membuat sapu yang berdiri tegak namun mudah ditumbalkan jatuh. Lalu...

Brakk...!!

"A-AHHH!! UNEXTREME UNTUK KEDUA KALINYA!" Yak! Chopin langsung terbangun dengan spontan. Sapu yang tadi sempat terjatuh mengenai bagian muka Chopin atau tepatnya bagian hidungnya dengan cukup keras. Chopin terbangun dengan hidung mimisan dan langsung marah-marah seakan ia tahu hidup membencinya pada hari itu juga. Apakah ini gara-gara...ia berjalan di bawah tangga yang konon mengakibatkan kemalangan dan kesialan selama tujuh tahun!? DUM DUM DUM!

Waktu istirahat, menyenangkan bagi muri-murid yang malas mengikuti pelajaran, tetapi menyengsarakan sekaligus membosankan bagi murid yang tidak punya kerjaan seperti dirinya. Dan inilah dia, menyusuri gedung Junior High untuk mencari kerjaan untuk mengisi waktu istirahatnya.

Brakk...!!

Terdengar suara seperti suara barang yang terjatuh dan mengnai seseorang, dan suara itu tepat berasal dari kelas B-Junior High yang pas-pasan sedang dilewatinya. Shun memutuskan untuk masuk ke dalam tempat itu, dan di dalam, masih cukup banyak murid yang ada di tempat itu, tetapi pandangan Shun tertuju satu anak laki-laki berambut putih perak yang sedang berkumpul dengan dua orang lainnya dan terlihat seperti sedang marah-marah, kemudian segera menghampirinya.

"Hmm..kau tidak apa-apa?", tanyanya terhadap murid berambut putih itu sambil mengeryitkan dahinya melihat hidung murid itu yang mengeluarkan darah yang tampaknya sakit.

"Hmm..kau tidak apa-apa?"

Sebuah suara yang berasal dari depan pintu masuk kelas B- Junior High School tiba-tiba saja datang menanyakan akan...umm? Chopin sejenak melihat ke atas sambil mengelap darah yang sekarang mengalir dari lubang hidung ke dekat mulutnya meninggalkan bekas merah-merah di lengan baju seragam sekolah Chopin. Seorang lelaki berambut perak namun kekuningan bertanya keadaannya? Chopin yang masih sedikit pusing dan penat-penat kepalanya hanya bisa melihat ke arah pemuda itu dengan ekspresi yang datar.

"Aku? ARGH! Bisa lihat sendiri kan!? Aku sedang sial TO THE UNEXTREME!!" Jawab Chopin kepada pemuda itu, sekarang berdiri mengeluarkan aura EXTREME!! Yang tidak terlalu besar bahkan redup sekali. Ia kemudian melirik ke arah pemuda lalu memegang kedua bahunya dengan ekspresi kembali menangis.

"AH! AKU TAK KENAL KAMU TAPI, TAPI APAKAH KAMU PERNAH MENDAPAT NILAI DIBAWAH DUA!?" JEBRETT!! Pertanyaan entah darimana dan dari Chopin. Sudah tau orang itu tak dikenal dan ternyata sudah ditanya-tanya saja oleh Chopin. Mungkin memang di saat-saat depresi Chopin hanya bisa menangis dengan berlebihan dan tertimpa kesialan satu dan kemudian berlanjut terus.

"AH! AKU TAK KENAL KAMU TAPI, TAPI APAKAH KAMU PERNAH MENDAPAT NILAI DIBAWAH DUA!?"

"Seingatku tidak pernah tuh..", jawabnya sambil berusaha mengingat-ingat. Seingatnya, nilai terjelek yang pernah di dapatkannya adalah angka 3, itu juga sudah berapa tahun yang lalu. Shun kembali mengernyitkan dahinya, teringat akan sesuatu. "Memangnya kau melakukan apa sehingga bisa mendapatkan nilai sejelek itu?", lanjutnya lagi yang heran dengan tingkah orang yanga ada di hadapannya. Bila memang seseorang ingin mendapatkan nilai yang bagus, orang itu sudah sepatutnya belajar, bukan?

"Memangnya kau melakukan apa sehingga bisa mendapatkan nilai sejelek itu?"

"A-AH! Yah, aku sendiri tak tahu! Padahal aku sudah belajar tentang materi pemangkatan dan juga persamaan kuadrat dengan sangat keras sungguh-sungguh akan tetapi...setiap ulangan pasti hasilnya begini!" Jawab Chopin lagi kepada pemuda berambut perak yang ia tidak kenal itu. Ehem...sepertinya lama-kelamaan orang satu per satu diseret untuk curhat dengan Chopin akan nilainya itu. Sekarang saja Chopin masih menampakkan ekspresi tangisannya yang berlebihan itu dengan mata berkaca-kaca yang mengalirkannya. Kedua tangan terkepalkan seakan siap untuk...

Bletakk...!!

"UNEXTREME!!" Seru Chopin tak sengaja melempar mejanya keluar jendela...Brakk...!! Waw, sepertinya Chopin sejujurnya masih EXTREME!! Dalam kondisinya sekarang namun auranya lebih ke arah negatif dan dia benar-benar tak mempunyai kesadaran oleh apa yang ia baru saja lakukan. Ups! Mejanya kan apalagi sudah mahal dan bisa-bisa Chopin terkena detensi-- LAGI! Setelah berhasil dengan indahnya melempar meja keluar jendela Chopin akhirnya baru sadar ia melempar meja tersebut dengan dirinya mendekati arah jendela melihat ke bawah.

"A-AH! Aku melempar meja itu...hancur! U-UNEXTREME!! DETENSI!!" Seru Chopin lagi dengan tangisan lebih banyak dan tentunya tambah depresi lebih daripada sebelumnya. Sudah berapa kali pula ia menyebutkan UNEXTREME!! Hingga saat ini?

"A-AH! Yah, aku sendiri tak tahu! Padahal aku sudah belajar tentang materi pemangkatan dan juga persamaan kuadrat dengan sangat keras sungguh-sungguh akan tetapi...setiap ulangan pasti hasilnya begini!"

"Yah, itu namanya nasib kalau sudah begitu", balas Shun lagi megap-megap mendengar penjelasan dari orang itu, tidak tahu harus menjawab apa lagi sampai ia melihat Chopin melempar mejanya keluar ke Jendela dari kelasnya.

"Ah...hancur..", ucapnya ketika ikut-ikutan Chopin yang melihat ke arah bawah jendela, yah, dan benar saja, meja itu telah kehilangan nyawanya, terbelah ke dalam beberapa bagian. Shun kemudian melihat ke arah Chopin lagi, yang masih mengucapkan kata-kata UNEXTREME. Dan...

Bletakk

Satu pukulan dari kepalan tangannya melayang ke kepala Chopin. "Berisik! Kalau kau terus mengucapkan kata-kata itu nanti kau yang akan jadi tambah sial, dan kalau kau memang tidak ingin sial, seharusnya kau melawan kesialan itu!", ujar Shun panjang lebar karena terbawa emosi, padahal biasanya ia tidak mau pikir panjang dan ambil pusing menghadapi masalah seseorang dan memilih sampai orang lain yang mengurusnya. Grepp, Shun menarik baju Chopin, menariknya ke atas. "Dan, berhenti menangis! Kau itu laki-laki , bukan?!", lanjutnya lagi yang tampaknya sudah mulai sakit kepala melihat tingkah laku chopin dalam meratapi kesialannya hari itu.

"Berisik! Kalau kau terus mengucapkan kata-kata itu nanti kau yang akan jadi tambah sial, dan kalau kau memang tidak ingin sial, seharusnya kau melawan kesialan itu!"

"Ngg...!!" Chopin karena tak siap langsung menerima pukulan keras yang berasal dari pemuda berambut perak yang datang sebelumnya. Yah, mau diapakan lagi? Chopin baru menyadari sekarang bahwa pemuda tersebut nampak lebih tua daripada dirinya dan Chopin pun hanya bisa terdiam, melihat ke arah muka pemuda tersebut dengan bekas pukulan di mukanya yang sekarang memerah. Namun, itu tidak berhenti disitu. Baju bagian atas Chopin atau lebih tepat bagian collar seragamnya ditarik oleh pemuda tersebu sehingga Chopin dengan terpaksa berdiri.

"Dan, berhenti menangis! Kau itu laki-laki , bukan?!"

"A-A..." Chopin langsung terdiam sejenak mendengar perkataan tersebut. Dirinya sekarang ibaratkan sebuah Matahari yang tidak bersinar, ditutupi oleh awan-awan dan kemudian hujan turun. Hujan adalah air mata yang keluar dari mata Chopin sedangkan awan yang menutupi EXTREME!! Dalam dirinya itu adalah persaan yang membutakan dirinya untuk terus bisa maju kedepan. Tapi...sejujurnya ia begini karena Chopin sendiri tahu bahwa bila ia mendapat satu lagi nilai 'F' maka ada kemungkinan ia tak akan bisa-- Chopin langsung menutup matanya dan dengan cepat mengelap seluruh air matanya dan melepaskan tangan pemuda berambut perak tersebut dari baju seragamnya. Chopin mulai berdiri sendiri dengan kedua kakinya.

"K-Kau benar! Ulangan Matematika itu membuatku seperti ini. Aku mungkin telah terbutakan dari diriku yang sebenarnya!" Ucap Chopin sekarang menatap lurus ke depan. "KAU! TERIMA KASIH TELAH MEMBANGUNKANKU DARI KEBODOHANKU!!" Seru Chopin sekali lagi memegang kedua bahu lelaki yang ia baru kenal itu dan menggoyang-goyangkannya dengan sangat semangat dan sekarang dengan tersenyum lebar. Kembali menjadi...Matahari yang bersinar terang di atas langit cerah.

"Oww!! Ah, Lazu! Apa kau tendang-tendang!? Bapak kau jago silat!?"

"Jah...Sekedar iseng." ujarnya santai kepada Chopin dan hanya memandang datar Chopin yg dengan lebaynya menangis gara-gara ulangan matematikanya jelek. Yah, mereka sekelas tentu saja Kazu tau.

"Kazu?! Kau kenapa sih??"
Kazu hanya diam menatap ke arah lain. Ternyata memang benar. INi oreang ga hujan ga panas, ga badai, ga banjir juga tetep ngebela Chopin. Menyebalkan.

"Lazu! Lazu! Ulangan Matematikamu dapat berapa!? Pasti bagus ya, ya, ya? Kan aku tahu kamu pintar dalam Matematika!"
"Hei bocah bodoh, namaku Kazu bukan Lazu oke?" ujar Kazu dengan nada tinggi. Yah, anak itu menanyakan nilai ulangan Kazu, haruskah diberitahu? "85." jawabnya singkat.

Ya...Ya...Anak bernama Chopin itu melempar meja. Kazu berdiri dari duduknya, berjalan ke arah Chopin, tidak peduli kehadiran anak lain dan..

Bukkk!!!!

Kazu dengans antainya menendang Chopin. "Berisik tau."

"Hei bocah bodoh, namaku Kazu bukan Lazu oke?"

"BLAH BLAH BLAH! EXTREME!!" Chopin dengan mantra khusus yang ia baru saja bilang langsung kondisinya kembali menjadi kondisi EXTREME!! Yak! Akhirnya ia kembali lagi pada kondisinya yang semula, keluar dari depresinya karena ulangannya yang super duper jelek itu. Ia tahu ia akan mendapat bagus bila ia mencoba lagi apalagi sepetri kata Kana ia akan dibantu.

"Lazu itu gabungan dari namamu, Lloyd dan Kazu sama dengan LAZU!!" Jelas Chopin kepada Kazu mengapa namanya berubah menjadi 'Lazu'. Ekspresinya kemudian hanya berubah menjadi senyuman saat Kazu memberitahu nilai ulangannya. "85!? EXTREME!! Lazu, mungkin kapan-kapan kamu juga bisa mengajarkanku. Kau tidak keberatan kan?" Meminta bantuan lebih adalah satu-satunya bagaimana rencana Chopin supaya ia mendapatkan nilai bagus. Saat ini yang ia butuhkan hanyalah teman-temannya...lagipula what are friends for?

Buukk...!!

"UOH! Lazu! Tendangan yang bagus! Kau membuat aku lebih B-E-R-S-E-M-A-N-G-A-T!! Mau bertarung!?" Chopin lama-lama menjadi psycho lagi. Tak bisa diapa-apakan kalau sudah begini toh ia sudah kembali menjadi Chopin yang sebenarnya. Bagus bukan?

"BLAH BLAH BLAH! EXTREME!!"

Bukk!!!

Kazu menendangnya makin keras. "Bukankah sudah kubilang berisik?"

"Lazu itu gabungan dari namamu, Lloyd dan Kazu sama dengan LAZU!!"

Tidak disangka bahwa Chopin akan menyebut nama depannya yg selama ini tidak pernah diucapkan. Kazu yg merasa kesal, menarik kerah baju Chopin dan menjauhkannya dari Kaname. Dengan keras, Kazu membanting Chopin ke dinding.

BUKK!!!

Jelas sangat sakit, kecuali kalau anak yg selalu EXTREME ini lebih bersemangat. Kazu mendekatkan wajahnya ke arah Chopin hingga cuma berjarak 5 cm. "Dengar ya bocah bodoh. Jangan kau pikir karena sekelasku, kau bisa seenaknya menyebut nama depanku. Jangan mentang-mentang kau selalu dilindungi cewe yang lebih tua darimu itu kau bisa macam-macam. Kalau tidak aku akan menghabisimu nanti. Awas kalau sampai ada orang lain yang tahu nama depanku atau nama belakangku selain 'Kazu'. Mengerti?" jelas Kazu, tepatnya ancam Kazu dengan nada dinginnya dan aura yang..er..mematikan.

BUKK!!!!

Kazu mengepalkan tangan kanannya dan menumbukkan tangannya tepat di sebelah kepala Chopin -- ke arah tembok. Saking kesalnya, temboknya terkelupas sedikit.

Dan dengan kerasnya, Kazu melempar Chopin ke arah lain hingga terjatuh.
---------------------------------------
OOT : Ih...gw ga tau napa ngetik begini ah bodo amat~

Ups! Salah langkah untuk Chopin. Masalah nampak akan lebih runyam bagi Chopin yang memang...sebenarnya ia tidak salah apa-apa namun mengapa Kazu bisa marah-marah begitu? Badan Chopin terbanting dengan dinding yang ada di belakangnya berkat dorongan dari Kazu. Tatapannya mencekam seperti siap untuk mengancam! Hei, seperti puisi! Ternyata lelaki berambut coklat jabrik itu hanya marah karena nama depannya disebutkan. Masalah sepele? Iya bagi Chopin, akan tetapi bukan bagi Kazu yang dipanggil Lazu itu. Bukan kah guru-guru selalu mengabsen semua anak yang ada dan menyebutkan nama lengkap mereka satu per satu? Atau mungkin Chopin saja yang selama ini memperhatikan padahal kenyataannya ia selalu tidak konsen di kelas tapi siapa tahu?

"Hei! Hei! Hei! Lazu, aku tidak bermaksud apa-apa kok! Lagipula memangnya ada apa dengan--" Bukk!! WAW! Chopin langsung terdiam sejenak ketika Kazu menonjokkan tangannya ke arah dinding di sebelah. EXTREME TO THE EXTREME!! Itulah satu-satunya kata yang Chopin ingin sampaikan ke Kazu dan bukan malah dirinya merasa takut. Malah sebaliknya, amarah Kazu ini yang terlampiaskan dengan tendangan dan pukulan membuat Chopin lebih tertarik dengan Kazu yang ternyata lebih EXTREME!! Yang ia kira. Dalam pukulan dan tendangannya tentunya.

"E-EXTREME!! LAZU! Tendanganmu dan juga pukulanmu benar-benar membuatku lebih bersemangat! Baiklah! Karena aku adalah lelaki sejati, aku tak akan menyebarkan ke siapapun tentang namamu itu. Kau bisa percayai kata-kataku. Janji!" Lanjut Chopin yang tadi perkataannya sempat terpotong. Hmm...antara Kazu memukul Chopin lagi atau ia akan mengangguk-angguk akhirnya Chopin dapat menjaga rahasia tersebut. Namun, kedua pilihan tersebut sama saja toh bila Kazu memukul bocah berambut perak itu lagi adanya malah membuat Chopin lebih bersemangat. Bersemangat = Ribut = Kazu Marah = Chopin Dipukul/Tendang = EXTREME!! Matematika memang indah~

"E-EXTREME!! LAZU! Tendanganmu dan juga pukulanmu benar-benar membuatku lebih bersemangat! Baiklah! Karena aku adalah lelaki sejati, aku tak akan menyebarkan ke siapapun tentang namamu itu. Kau bisa percayai kata-kataku. Janji!"

Kazu tersenyum puas. "Hmph, baguslah kalau kau mengerti bodoh." Kazu mengakuinya bahwa Chopin memang berani menghadapinya. But that's not the problem. Justru Kazu malah menganggapnya sebagai seorang teman. Namun jika Chopin melawannya, jangan coba-coba. Tentu saja Kazu dengan sigap akan menghajarnya. Namun, oow..Kazu menarik kerah baju Chopin dan......merangkulnya? Tidak salahkah? "Kau hebat yah, bsia diperhatikan oleh dia(Kaname). Jujur aku iri." ujar Kazu dengan cengiran lebarnya yg selama ini tersembunyi.