Searching for...food?

Hayashi, si pemuda yang berkacamata menengok ke arah Daichi, orang yang memang sedang di tunggunya.

"Lama sekali..." jawabnya dengan senyum kasual tersungging. Ia memperhatikan bawaan yang dibawa Daichi.

"Banyak sekali yang kau bawa, butuh bantuan?" tawarnya.

" Maaf, tadi ada urusan sebentar....aku belum beli beberapa buku...dan makanan.." Jawabnya sambil memberikan kantong bukunya yang beratnya kira-kira 4 kilo itu kepada Hayashi tanpa ampun. Salah sendiri menawarkan bantuan ( )

"Hmm...kita mau kemana ?" Tanyanya lagi. Bagaimanapun juga, ia kemari karena diajak teamnnya itu.

"Agh..."
Gila... Kupikir semua buku yang dia beli ini terselip beberapa majalah xxx yang biasa ia sembunyikan di kolong tempat tidurnya...

"Mau kemana? Terserahlah. Lagipula kita sudah jarang sekali pergi bersama, kan?" jawab Hayashi.

Seakan bisa membaca mimik kawannya itu, Daichi menyeringai dan membongkar buku bawaannya dan menghitungnya satu persatu, burpura-pura mengecek. Padahal yang sebenarnya ia lakukan adalah berusaha memperlihatkan bahwa yang ia beli semata-mata hanyalah buku pelajaran dan beberapa komik.

Quote :

"Mau kemana? Terserahlah. Lagipula kita sudah jarang sekali pergi bersama, kan?" jawab Hayashi.

Daichi memasang wajah jengah. Lalu ia bertanya, "Kau sudah makan ?"

Quote :

Seakan bisa membaca mimik kawannya itu, Daichi menyeringai dan membongkar buku bawaannya dan menghitungnya satu persatu, burpura-pura mengecek. Padahal yang sebenarnya ia lakukan adalah berusaha memperlihatkan bahwa yang ia beli semata-mata hanyalah buku pelajaran dan beberapa komik.

Hayashi cuma tersenyum.
Cara klasik...

Quote :

Daichi memasang wajah jengah. Lalu ia bertanya, "Kau sudah makan ?"

"Hanya sempat minum selama menunggu... Kau sendiri?"

Quote :

"Hanya sempat minum selama menunggu... Kau sendiri?"

Daichi tidak menjawab, melainkan mengangsurkan kantong rotinya kepada Hayashi.

"Rasanya agak aneh..buatan nenek peyot di warung ujung jalan. Tapi lumayanlah buat selingan." Katanya santai.

Quote :

"Rasanya agak aneh..buatan nenek peyot di warung ujung jalan. Tapi lumayanlah buat selingan." Katanya santai.

"Terima kasih." jawabnya sembari matanya mencari tong sampah terdekat.

"Sekarang kita kemana? Kembali ke asrama atau kau punya rencana lain?" tanya Hayashi.

Melihat Hayashi menyadari bahwa Daichi memberikan kue itu karena semata-mata nggak suka, bukannya kebaikan hati, ia pun diam saja. Tapi perutnya terus berkereok lapar.

"Kau mau makan sesuatu ? Aku tak pandai mencari warung..." Akunya sambil memegangi perut.

"Gitu yah? Aku juga nggak begitu pandai, sih..." tutur Hayashi. "Kita cari saja sembari jalan."

Sementara ia berjalan, ia bertanya pada Daichi.

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan teman-temanmu anak-anak special? Kudengar ada anak special aneh yang namanya... siapa yah?" tanya Hayashi sembari mengingat-ingat.

Sambil berjalan, Daichi menengok ke kanan dan ke kiri, mencari warung yang bagus tapi terlihat murah. Sayangnya, sampai sejauh ini ia belum menemukan.

Quote :

"Ngomong-ngomong, bagaimana dengan teman-temanmu anak-anak special? Kudengar ada anak special aneh yang namanya... siapa yah?" tanya Hayashi sembari mengingat-ingat.

"Si kakak kelas autis itu ? Aku lupa namanya... Tapi sebenarnya, nggak ada yang aneh, karena kita semua memang aneh. Alice juga aneh. Jalanan ini juga aneh. Semua aneh." Jawabnya seenak dengkul karena kelaparan.

"Kau sendiri ?" lanjutnya.

Orang yang dibicarakan itu tiba tiba muncul,masuk ke swalayan lalu langsung keluar lagi dengan membawa sekaleng kopi dan sekeresek lagi di tangan kirinya,lalu ia berjalan menyusuri tempat itu sampai akhirnya berada dihadapan Daichi dan temannya yang berkacamata kuda

"ah" dia berhenti dan melakukan gerakan menunjuk.

"siapa ya?" katanya sembari menunjuk Daichi

Hayashi menatap orang yang tadi menunjuk ke arah Daichi. Ia membenarkan letak kacamatanya.

"Err... Kau mengenalnya Dai?" tanya Hayashi.

Daichi yang melihat kakak kelasnya itu lewat langsung menoleh kepada hayashi dengan wajah pucat.

"ITU DIA orang autis yang kau maksud !" ujarnya kepada cowok berkacamata itu, setengah meminta pertolongan.

Quote :

"ah" dia berhenti dan melakuakn gerakan menunjuk.

"siapa ya?" katanya sembari menunjuk Daichi

"Hai, Kak Kyo....sedang apa di sini ? Lupa namaku ? Ya sudahlah..." sapanya datar.

"ah,nama? nama gw Kyo" katanya mengira bahwa Daichi menanyakan namanya,lagi-lagi,tidak nyambung

"dan,gw ga kenal benda seperti ini,memangnya punya siapa?" lanjutnya menjawab pertanyaan Hayashi yang nampaknya menanyakan orang bukan benda,melainkan Kyo menjawab seolah-olah daichi adalah sebuah benda,bukan orang

Quote :

"dan,gw ga kenal benda seperti ini,memangnya punya siapa?" lanjutnya menjawab pertanyaan Hayashi yang nampaknya menanyakan orang bukan benda,melainkan Kyo menjawab seolah-olah daichi adalah sebuah benda,bukan orang

"Hah?" Kacamata Hayashi sedikit turun, ia bingung mencerna kata-kata orang itu.

"Dai... Separahkah orang ini?" tanyanya pada Daichi.

Quote :

"Dai... Separahkah orang ini?" tanyanya pada Daichi

"Begitulah..." Bisiknya.

Quote :

"ah,nama? nama gw Kyo" katanya mengira bahwa Daichi menanyakan namanya,lagi-lagi,tidak nyambung

"Oh, begitu...nama kakak Kyo..salam kenal, saya Daichi." Jawabnya seakan baru pertama kali berkenalan. Dalam hati ia merasa konyol.

Quote :

"Oh, begitu...nama kakak Kyo..salam kenal, saya Daichi." Jawabnya seakan baru pertama kali berkenalan. Dalam hati ia mrasa konyol.

Hayashi menatap temannya itu dengan pandangan sedikit swt.

"Apakah kita harus pergi dari sini menghindari orang ini?"bisik Hayashi lagi.

Quote :

"Apakah kita harus pergi dari sini menghindari orang ini?"bisik Hayashi lagi.

Daichi terdiam. Pandangannya tertuju pada swalayan tempat Kyo keluar tadi.

"Well, aku mau beli sesuatu. Kau mau ikut atau kembali ke asrama, eh ?" Katanya kepada hayashi.

"Permisi, Kyo..." Pamitnya sambil berlalu pergi.

[out]

Quote :

"Well, aku mau beli sesuatu. Kau mau ikut atau kembali ke asrama, eh ?" Katanya kepada hayashi.

"Oke..." Hayashi mengiyakan. Ia mengikuti Daichi pergi setelah sebelumnya menunduk kearah Kyo sejenak.

[out]

Setelah berbincang dengan para monyet liar tadi,Kyo pergi ke library,mengingat dia harus belajar untuk mempersiapkan masa depannya.