Street Performance

(OOC : yang nganggur ikutan aja~~ xD)

Setting : Jalanan Central Town di malam hari, sepi.

-------------------------------------------------------------

Gadis berambut panjang itu menenteng kotak gitarnya dengan tangan kanannya. Sesekali, mata ungunya mengamati suasana di jalanan Central Town yang sepi itu. Sudah malam hari, dan jelas saja sepi. Mana ada anak sekolahan yang masih berkeliaran di malam yang gelap ini?

Tapi gadis tersebut terus saja berjalan, seolah memang mempunyai suatu tujuan di sana. Dan, beberapa menit kemudian, ia menemukan tempat kosong tepat di depan sebuah toko yang sudah tutup. Dengan mantap, ia duduk bersila di depan toko tersebut. Kotak gitarnya ia buka, dan NANA mengeluarkan gitar kesayangannya dari dalam kotak gitar tersebut.

Suasana di sana sangat sepi, seakan suara desiran angin malam pun dapat terdengar jelas bagi siapapun yang lewat di jalanan tersebut. NANA mulai memainkan gitarnya.

"Full moon sways... Gently in the night of one fine day..."

Suara jernihnya mengalun pelan, melantunkan nada-nada lembut yang seakan bersinkronisasi dengan desiran angin.

---------------------------------------------------------------------------------

OOC : credit to Dying Breed - Moon on The Water

Tiba-tiba,seekor anak SMA berumur 17 tahun datang lewat sana,tersenyum atau lebih tepatnya menyeringai bak penculik akan menculik Nana dari tempat itu,ia melangkahkan kakinya dengan ringan sampai terkena cahaya lampu dan nampaklah sosoknya yang teramat nista.
munculah seorang Sanada Souji yang sedang melanjutkan perjalanan kelilingnya.

"wah,wah,wah...musik yang merdu" katanya sembari berhenti di depan Nana dan memberikan sedikit Aplaus

"tapi aku sedang tidak ada receh..heheheheh" lanjutnya sembari nyengir bodoh.

Suasana malam tenang yang tadinya dinikmati oleh Daichi yang baru pulang dari minimarket agak terusik oleh sebuah suara nyanyian merdu. Ia melihat sang sumber suara; seorang cewek bertopi sedang bernyanyi dengan gaya Michelle Branch. Merasa tertarik, ia mendekati gadis itu dan melemparkan sekeping rabbit ( )

"Bagus...." pujinya tulus, namun pelan.

Suara gitar yang dipetiknya terhenti. Gadis berambut cokelat terang tersebut menengadahkan kepalanya, dan mata ungunya menatap Souji dan Daichi bergantian. Cengiran lebar terukir di wajahnya.

"Sankyuu!" serunya sambil nyengir. Sama sekali tak terpikir oleh NANA bahwa akan ada orang-orang yang lewat, bahkan mendengarkan ia bernyanyi. Sekeping rabbit yang dilemparkan oleh Daichi dipungutnya dan digenggam erat-erat.

"Penghasilan pertamaku~" lanjutnya riang dan melayangkan tatapan terima kasih pada Daichi.

Tidak mau kalah oleh Daichi,Souji merogoh kantongnya dalam-dalam,di dalamnya hanya ada permen karet dan sebuah paperclip,setelah mendalaminya lebih dalam lagi,alhasil ia menemukan sekeping recehan,dia memasukannya ke dalam tempat yang sama dengan koin yang dilempar Daichi

"Suaramu bagus,jangan bilang kamu ini artis terkenal?" katanya sembari melayangkan senyum ke arah Nana
lalu ia melihat sekeliling,dan menilai penampilan Nana

"dan gitar yang bagus juga" lanjutnya memuji gitar yang nana mainkan tersebut

Daichi belum pernah melihat seorang gadis pun yang begitu senang diberi sekeping rabbit...dilempar pula. Ia mulai menduga-duga jangan gadis ini keturunan gembel (*dibunuh ) . Melihat lelaki tak jelas di sampingnya menggombal, ia tertawa geli, tapi diam-diam setuju juga.

"Iya,suaramu bagus.....tapi jangan mengamen malam-malam begini, tidak baik, apalagi kamu perempuan..." ujarnya seperti bapak-bapak.

"Siapa namamu ? Anak laten ya ?" lanjutnya.

"Suaramu bagus,jangan bilang kamu ini artis terkenal?"

"dan gitar yang bagus juga"

"Ah, bukan apa-apa, bukan apa-apa!" NANA membentuk tanda silang dengan kedua tangannya, terlihat salah tingkah ketika dipuji oleh Souji. Yah, jarang-jarang ada yang memuji dia selama bermain musik di jalanan, dan ia sama sekali tidak terbiasa dengan hal itu. "Terima kasih atas rabbit-nya~"

Kemudian NANA menoleh pada Daichi, tentu saja masih dalam posisi bersila-nya.

"Iya,suaramu bagus.....tapi jangan mengamen malam-malam begini, tidak baik, apalagi kamu perempuan..."

"Siapa namamu ? Anak laten ya ?"

NANA hanya tersenyum lebar pada Daichi.

"Sudah biasa, kok!" lanjutnya riang. "Aku pernah bermain musik sampai pagi, lho!" lanjutnya lagi dengan santai, seakan itu adalah hal biasa baginya.

"Dan, namaku NANA!" gadis berambut panjang itu nyengir lagi. "Laten!" sepertinya ia sangat senang mendapatkan teman baru di malam yang sepi ini.

"Nama kalian?"

"iya,gadis sehebat kamu nanti ada yang nyulik loh kalau malem-malem begini berkeliaran malam-malam begini,disini juga ada penjahat mungkin" tandas Souji terhadap pernyataan Daidchi tersebut

"Nana? nama yang indah" lanjutnya lagi melanjutkan rentetan pujainnya pada Nana

"dan kamu anak laten kah? adik kelas dong" lanjutnya lagi setelah mendengar bahwa Nana adalah anak laten layaknya Souji.

"Namaku Sanada Souji,atau souji saja." jawabnya.

Quote :

"Nama kalian?"

"Daichi, Kitamura Daichi dari special class..." Jawabnya dengan nada sesopan mungkin.

Mendengar si gadis berhighlight ungu itu berkata 'pernah mengamen sampai pagi' dengan santainya, ia sedikit kaget.

"Well, yah...tapi tetap saja tidak baik. Ya terserah kaulah. Mainkan satu lagu lagi dong, sedang malas balik ke kamar...." Pintanya sambil mengeluarkan sekeping rabbit lagi.

"iya,gadis sehebat kamu nanti ada yang nyulik loh kalau malem-malem begini berkeliaran malam-malam begini,disini juga ada penjahat mungkin"

"Hee..." Mata ungunya menatap Souji lekat-lekat.

"Penjahat? Kamu?" ujarnya penasaran. Yah, Souji memang sedikit mencurigakan sih, soalnya daritadi pemuda itu tersenyum-senyum menyeramkan. Untungnya setelah Souji memperkenalkan diri, gadis itu sedikit lega.

"Senior yah... Kita akan sering bertemu dong, sempai!" lanjutnya ceria. "Jadi... Souji dan Daichi-senpai, eh?" ia nyengir lagi, hanya memastikan.


"Well, yah...tapi tetap saja tidak baik. Ya terserah kaulah. Mainkan satu lagu lagi dong, sedang malas balik ke kamar...."

Mendengar komentar dari Daichi tadi, gadis itu hanya tersenyum. "Tapi, itu menjadi hidupku dulu." tuturnya sambil kembali memegang erat gitarnya. Gadis itu bersiap memainkan sebuah lagu lagi. "Baiklah, satu lagu lagi untuk kalian!"

Suara petikan gitar mulai terdengar lagi.

"Full moon sways
Gently in the night of one fine day

On my way
Looking for a moment with my dear

Full moon waves
Slowly on the surface of the lake

You were there
Smiling in my arms for all those years

What a fool
I don't know 'bout tomorrow
What it's like to be

I was fool
Couldn't let myself to go
Even though I feel
The end..."

------------------------------------------------------------------

OOC : Lagunya bisa didenger di sini :
http://www.imeem.com/maepotsessions/music/Unlb7CQX/sowelu_moon_on_the_water_full_moon_sway/

"mungkin,aku seperti penjahat..hahahaha" Eiji menjawab pertanyaan polos Nana dengan tawa bak pak anzai yang sedikit datar,namun tetap berusaha tertawa.

"Kita mungkin bakal sering ketemu ya,kan kita sesama anak laten"

"hou,itu lagu yang tadi,dinyanyikan sepenuhnya ya?" tanya Souji pada Nana sembari menatap gadis bermata ungu itu lekat-lekat,lantas ia mendengarkan alunan suara merdu si gadis itu

"wah...suara yang bagus,benar-benar bagus,mungkin dengan sedikit publikasi kamu bisa menjadi seorang popstar yang sangat terkenal" Souji memuji Nana dengan nada yang sangat memotivasi

OOT : Lagunya kaga kedengeran....headset kupluk ni warnet
___________________________________________

"Bravo ! Lagu yang enak sekali...tapi nampaknya sedih ya..." Ujarnya sambil bertepuk tangan pelan. Ia tidak bohong, nyanyian gadis itu begitu menghanyutkan perasaan.

"Mungkin kau memang seharusnya menjadi penyanyi." Imbuhnya. Dilemparnya dua keping rabbit lagi. Ia ingin mendengar lagu itu lagi, encore . Tapi sayangnya ia tidak bisa. Ada banyak hal yang harus dikerjakan.

"Sampai jumpa lagi, Souji...Nana-chan..." Katanya sambil menenteng kantong belanjaannya dan berlari pergi.

[out]

Selesai memainkan lagu tersebut, NANA tersenyum.

"Terima kasih!" ia mengambil dua rabbit yang diberikan oleh Daichi. Senyuman bahagia terpancar di wajahnya. Ya, jarang sekali ia dapat penonton yang mau mendengarkannya sampai selesai.

"Dan, terima kasih juga untuk segala pujian dari kalian~" NANA tersenyum pada Souji dan Daichi secara bergantian.

"Mungkin kau memang seharusnya menjadi penyanyi."

"Penyanyi?! Mana mungkin... maksudmu bernyanyi di TV sambil memakai pakaian-pakaian imut?! wah itu sama sekali bukan gayaku!" NANA tertawa tergelak.

"Menyanyi di sini saja sudah cukup, kok..." tambahnya setelah berhasil meredakan tawanya. "Baiklah, jaa ne Daichi-sempai!" NANA melambaikan tangannya pada Daichi yang sudah keburu pergi.

"sama-sama...dan sayonara,daichi" kata Souji sembari melempar sebuah kertas ke hadapan Nana dan lalu melanjutkannya dengan lambaian tangan ke arah Daichi

"kalau kamu mau,aku bisa menjadi managermu" kata Souji sembari membalas senyuman Nana

"dan memang kau seharusnya menjadi seorang penyanyi,seorang penyanyi yang terkenal,dengan suaramu yang indah,kemampuanmu bergitar dan wajahmu yang menurutku cukup manis mungkin kamu akan sukses" lagi-lagi souji melontarkan semua kata pujian ke arah Nana yang nampaknya masih polos dan gampang malu itu

"memakai baju imut-imut begitu bukan gayamu,eh? lalu bagaimana?" tanyanya penasaran

Nauka berlari kecil di jalanan Central Town. Seperti biasa, ia tidak memiliki tujuan. Tapi ia tampak tidak peduli.

Tiba-tiba terdengar alunan lagu yang lembut. Spontan ia berhenti.

Nauka mungkin seorang pria yang tambak bebal dan bolot, tapi tidak berarti ia tidak menyukai musik.

Jalur langkahnya berganti, ia melangkah dengan ayunan kakinya yang lebar ke arah gadis pemilik suara itu.

"Bagus," pujinya singkat. Tubuhnya tampak menjulang tinggi saat ia berdiri di samping gadis itu.

OOT: nimbrung ya XD

Cyalle berjalan dengan langkah yang sangat ringan dan penuh ceria. Mungkin dia sudah puas setelah makan mie ramen di kedai tadi atau hal lain.

Langkahnya kemudian terhenti mendengarkan suara yang merdu. Kepalanya mendongak, terpesona dengan suara indah dari gadis yang bernyanyi itu. Sekian lama kemudian, nyanyian terhenti.

Kemudian Cyalle berlari ke arah gadis tersebut dan bertepuk tangan dengan semangat. "Wah~ bagus sekali!!!" pujinya yang sangat tulus.

NANA hanya tersenyum kecil saat Souji terus memujinya. Yah, gadis itu memang tidak biasa dieluk-elukan orang, ia hanya bisa menanggapi pujian itu dalam diam, tidak tahu mau menjawab apa.

"Yah... Aku hanya berusaha semampuku, terima kasih." akhirnya gadis berambut panjang itu hanya menjawab seadanya, sambil nyengir salah tingkah.

Belum beberapa detik berlalu setelah ia mengatakan kalimat terakhirnya, sesosok pemuda jangkung menghampiri dan berdiri di sampingnya, memujinya dengan kalimat singkat.

"Bagus."

NANA mendongakkan kepalanya pada Nauka yang datang tiba-tiba tersebut. Mulutnya terbuka, seakan akan mengucapkan terima kasih pada pemuda jangkung tersebut.

Tapi belum sempat ia mengatakannya, sesosok gadis kecil berambut pirang menghampirinya dan bertepuk tangan sambil memuji dengan pujian yang hampir mirip dengan pujian yang dilontarkan oleh Nauka.

"Hee.." pada akhirnya, NANA hanya salah tingkah dan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Bagaimana tidak,hari ini ia mendapat cukup banyak penonton yang memuji nyanyiannya! Bahkan, hal tersebut tidak pernah diimpikannya. Selama ia menjadi anak jalanan, jarang sekali ada yang bisa mengapresiasinya seperti ini.

"Te-terima kasih.." cengirnya sambil menggaruk kepalanya. "Jarang sekali ada yang mau memujiku, hehe." ia tertawa kecil sambil sedikit tersipu. Mata ungunya menatap Souji, Nauka, dan Cyalle bergantian.

"Apa sekarang sedang trend jalan-jalan malam?" tanya NANA. Gadis berambut cokelat itu tidak habis pikir, cukup banyak juga orang-orang di akademi ini yang berada di jalanan malam-malam begini.

"Aku tidak menyangka di malam yang sepi ini akan mendapat banyak penonton." lanjutnya sambil tersenyum memandang ketiga orang yang berada di dekatnya itu. "Dan.. kau, gadis kecil.. kenapa masih ada di luar semalam ini?" nada suara NANA memancarkan kekhawatiran saat memandang Cyalle.

"Dan.. kau, gadis kecil.. kenapa masih ada di luar semalam ini?"

Cyalle mendongak dengan pertanyaannya gadis penyanyi itu lalu dia berpikir(?) "Um...karena..."

"...karena gak ada kerjaan!" jawabnya dengan sangat-sangat-sangat-polos-dan-girang.

"Hee.." NANA hanya manggut-manggut saja mendengar Cyalle yang terlihat sangat polos itu. Apa gadis kecil itu tidak takut diculik oleh om-om lolicon yang mungkin berkeliaran di malam selarut ini? Dulu NANA pernah melihat seorang pemabuk yang sibuk menggoda gadis muda yang lewat. Kalau gadis muda berjalan sendirian saja sudah berbahaya, bagaimana dengan anak kecil?!

"Tidak takut?" lanjut NANA sambil memandang Cyalle lekat-lekat. "Kalau malam-malam, disini banyak hantu lho..." yah, siapa tahu dengan ini gadis kecil berambut pirang itu kapok jalan-jalan di malam hari. Dan NANA sama sekali tak memikirkan akibat dari menakut-nakuti anak kecil.

"memangnya kamu sendiri tidak takut?" Souji yang sedaritadi hanya diam berdiri disana,meningat sudah banyak orang yang datang,menggoda Nana yang sedang menakut-nakuti Cyalle tersebut

"dan errr...." ia berpikir sembari mengobservasi si kacamata,yang diketahui bernama Nauka yang baru saja datang dan memuji Nana

"kacamata yang bagus" pujinya dengan mencantumkan senyun tipis

"dan errr...Pita yang bagus" katanya setelah beberapa saat mengobservasi Cyalle,mencari sesuatu yang dapat dipuji dari orang tersebut

"Aku gak takut hantu kok!" senyum Cyalle. Raut mukanya yang tadi sangat semangat tadi menjadi tenang. Tampaknya dia benar2 meyakinkan bahwa dirinya tidak percaya dengan yang namanya hantu/setan dan semacamnya.

"...tapi kalau sama om2 aneh, langsung kabur aja!" lanjutnya yang suaranya kembali ngelunjak (baca: semangat '45) dan wajahnya masih terpasang polos. Entah apa yang dipikirkan oleh anak ini....

"dan errr...Pita yang bagus"

Kepala Cyalle lagi2 mendongak kepada kakak laki2 itu. Mendengar dia memuji pitanya, anak berambut pirang ini tersenyum dan membalas, "Rambut kakak keren!" pujinya.

Sepintas NANA menoleh ke arah Souji yang sibuk memuji-muji Nauka dan Cyalle.

"... Kau ini,suka memuji ya?" tanyanya pada Souji, sedikit penasaran pada 'penyakit' aneh pemuda tersebut. Kemudian perhatiannya kembali teralihkan pada Cyalle yang ternyata... Tidak takut hantu?!

"Wah2.. anak yang pemberani! Aku suka!" NANA nyengir lebar dan mengacak-acak rambut Cyalle. Jarang-jarang ia bertemu dengan anak kecil yang tidak takut hantu seperti Cyalle. Dan.. err-- dia tahu tentang 'om2 aneh'? belajar dari mana anak itu?!

"Pintar juga kamu! aku juga dulu pernah bertemu om2 aneh, tonjok saja dia kalau macam-macam!" lanjut NANA lagi dengan bersemangat sambil memperagakan gerakan menonjok ke udara. Hei, hei.. apa yang ia ajarkan pada anak sekecil Cyalle?

"Papa dan mamaku yang ngajarin aku!! Gak boleh ngikut bapak2 yang mukanya kayak bapak ini!" ujar Cyalle yang secara sembarangan malah main nunjuk kepada seorang lelaki yang paling tinggi di antara mereka, Nauka. Entah apa reaksi orang itu kepada anak ini...

"Kakak suka menyanyi ya?" tanya Cyalle kepada Natsuhi.

OOC~Nimbrung =3

IC~
PYON.. PYON..
Di post pertama pada satu topik, pasti yang dituliskan adalah efek suara langkah kaki Noa. Tapi kok 'pyon'? Yang benar kan,
TAP... TAP...

Singkat kata, Noa sedang berkeliling central town malam itu. Eeer.. lebih tepatnya tersesat. Sepulang dari Hospital, pemuda itu langsung berniat kembali ke asrama saja. Tapi well, nasib.... Noa tidak tahu jalan pulang, ingin bertanya tapi keburu malam.

Banyak laki-laki jahat berkeliaran malam-malam begini, menyeramkan!
Noa berusaha mengandalkan insting-nya dan berlari tanpa arah.
Namun ia terhenti karena mendengar suatu alunan nyanyian yang lumayan merdu. Nyanyian itu keluar dari seorang gadis. Noa ingin menghampiri dan berkomentar ria tentang suara gadis itu tapi karena ada banyak laki-laki yang mengerubungi gadis yang bernyanyi, Noa mengurungkan niatnya. Ia takut dan benci pada makhluk called 'boys'.

Cara terakhir! Noa diam ditempatnya berdiri, lumayan jauh dari kerumunan. Lalu ia melambaikan tangannya, "Nyanyianmu bagus!" seru-nya pada NANA.

NANA mengalihkan pandangannya pada Nauka, 'bapak2' yang dimaksud Cyalle. Yah, lelaki jangkung itu memang sedikit mencurigakan sih -- sepertinya dia bukan murid akademi... Guru, mungkin? Tidak ada yang menjamin juga.

"Wah! Bapak ini mencurigakan? Yah memang terlihat seperti itu, sih~" akhirnya NANA nyengir sambil menunjuk Nauka dengan telunjuk tangan kanannya, sementara tangan kirinya masih memegang gitarnya. Mau bagaimana lagi? NANA memang blak-blakan. Apapun yang terlintas di pikirannya pasti mengalir keluar lewat kata-katanya. Sambil menunggu jawaban Nauka, tiba-tiba gadis kecil berambut pirang yang pemberani itu bertanya lagi pada NANA.

"Kakak suka menyanyi ya?"

"Sangat!" entah refleks atau apa, gadis itu menjawab dengan sangat cepat, sambil tersenyum memamerkan gigi-gigi putihnya.

"Akan sangat menyenangkan kalau kita punya hal yang disukai, kan?" tepat setelah NANA selesai bertanya balik pada Cyalle, terdengar suara seruan dari kejauhan.

"Nyanyianmu bagus!"

NANA menoleh ke arah sumber suara tersebut. Seorang anak lelaki yang terlihat seumuran dengannya sedang melambaikan tangan dengan ceria. Hee.. NANA tak habis pikir, malam ini central town ramai sekali!

"Terima kasih!" akhirnya NANA melambai balik pada Noa sambil tersenyum lebar. Kemudian, gadis berambut cokelat terang itu memberikan isyarat pada Noa untuk mengajak anak itu mendekat.