Nothing To Do

Setting : siang hari di dekat cafe, cuaca tidak terlalu terik.

Siapapun boleh gabung 8D
----------------------------------------------------------------------
Akankah hari-hari hanya berlalu seperti ini? Asal kau tahu, bosan sekali jika mengetahui tidak ada yg bisa dikerjakan meskipun kau adalah staff akademi. Miyu hanya berandai bahwa dia masih murid akademi, mungkin lebih menyenangkan dibandingkan sudah dewasa dan tidak bisa bebas bersikap kekanak-kanakan, meskipun dari lubuk hati Miyu yg terdalam dia masih ingin bersenang-senang seperti dulu.
"Hahh...." Miyu menghela nafas, kemudian menatap matahari yang bersinar sangat cerah.

"Andai semangatku bisa seperti matahari itu lagi. Sayang tidak bisa seperti dulu." gumamnya kurang jelas.

OOT : ikut bang 8D

IT :

Ichigo hari ini berburu makanan gratis. Setelah tadi ditraktir Tomaru,apa ia akan mendapat makanan gratis lagi?
Well,lihat saja nanti.

Sekarang,Ichigo sedang berkeliaran di dekat kafe. Lapar lagi? Entahlah.

"Na...apa di kafe itu ada makanan gratis?" tanya Ichigo,menghampiri Miyu.

"Na...apa di kafe itu ada makanan gratis?"
Miyu menoleh. Apa-apaan ini? Harigini masih nyari yg gratis. Miyu tersenyum, "sayang sekali sepertinya tidak ada yg gratis di sana."

Well, Miyu sebenarnya ingin ke Woods. Namun mungkin dia ingin makan dulu?

"Kalau mau, kutraktir." lanjutnya.

Ichigo nyengir lebar. Dasar anak kecil,ia senang sekali dibilang akan dapat traktiran.

"Nyaa~ Kakak baiiik! Aku Ichigo! Kakak siapa?" tanya Ichigo sambil memeluk Miyu,tiba-tiba.

"Nyaa~ Kakak baiiik! Aku Ichigo! Kakak siapa?"
"Ah, aku Miyu." jawabnya sambil tersenyum. Dasar anak-anaka.

Miyu menarik tangan Ichigo ke cafe di sana. "Nah, mau pesan apa?"

"Mau...mau... Mau apa ya?" Ichigo malah bingung sendiri.

"Aku mau yang dingin! Pokoknya yang dingin! Hehehe..." ujarnya tak jelas sambil terkekeh ala anak kecil.

"Yang dingin? Er...Mana kutahu kamu suka apa?" gumam Miyu.

"Ah, pesan.....french fries sama cappucino dingin deh."

"Aku suka semua yang dingin!" balasnya,tetap tersenyum lebar.

"Kak Miyu,tadi kenapa kelihatan murung?" tanya Ichigo,teringat wajah murung Miyu yang ia lihat tadi.

Ngantuk.

Padahal ini baru siang hari 'kan? Mungkin karena tadi malam Chiaki terlalu lama berpatroli di luar sehingga kurang tidur. Kalau orang-orang memperhatikan bagian bawah matanya baik-baik, pasti akan kelihatan. Sebuah kantung mata yang menghitam, hitam kelam, sama seperti warna langit saat malam hari. Coba dia hari ini bawa bedak ataupun fondation, dia pasti bisa menutupi kantung matanya itu. Sialnya, dia lupa bawa.

Dilewatinya daerah pertokoan di Central Town yang selalu saja ramai setiap hari dan setiap saat. Kapan pertokoan ini bisa sepi dari pengunjung ya? Sepertinya tidak mungkin. Dilihatnya kedalam suatu cafe di Central Town itu. Dan dilihatnya sosok seseorang yang dia kenal. Miyu! Wew, sudah berapa lama Chiaki tidak melihatnya? Chiaki segera beranjak memasuki toko tersebut dan menghampiri Miyu.

"Miyucchi!" seru Chiaki sambil langsung 'menemplok' pada Miyu dari belakang. Kemudian, dia melihat ke arah anak perempuan di samping Miyu. "Wah, anakmu ya, Miyu?" tanya Chiaki dengan iseng.

Yang ditanyai Miyu,yang sewot malah Ichigo. Anak ini malah ngomel karena dikira anak Miyu.

"Bukaaan! Aku bukan anaknya Kak Miyu!!" ujarnya dengan pipi digembungkan; ngambek.

"Murung? Ah, tidak kok."

Lalu datang seorang troublemaker yg Miyu kenal/ "Ah, Chiaki. Anak? NO WAY!!!! Kami aja baru ketemu." Miyu membantah

Ichigo menangguk semangat,menyetujui statement Miyu tadi.

"Kalau aku anaknya Kak Miyu,kan nggak cocok! Lagi,siapa ayahku? Weeek..." ujarnya blak-blakkan dan diakhiri dengan juluran lidah pada Chiaki.

Wew, mereka berdua membantah. Artinya, kesimpulan yang bisa Chiaki ambil adalah, 'mereka berdua bukan ibu-anak'. Ya, tentu saja bukan sepertinya. Lagipula, Chiaki belum pernah mendapat undangan pernikahan dari Miyu. Chiaki hanya bisa tersenyum lebar untuk menutup-nutupi kesalahan yang baru saja dia lakukan itu. "Maap, maap. Habis, kalian akrabnya sudah seperti ibu dan anak saja sih..." ucap Chiaki. "Ngomong-ngomong, namamu siapa, little girl?"

"Kalau aku anaknya Kak Miyu,kan nggak cocok! Lagi,siapa ayahku? Weeek..."

Chiaki langsung melirik tajam Miyu. Ho-- Ayah, eh? Bukankah Miyu sudah mempunyai calon ayahnya sendiri? Kalau sampai membantah, mau dikemanakan Sei yang dulu pernah dia kejar-kejar itu? "Hehe, kalau ayah sih, sudah pasti ada. Soalnya, Miyucchi kan sudah punya pasangan." ucap Chiaki.

"Hehe, kalau ayah sih, sudah pasti ada. Soalnya, Miyucchi kan sudah punya pasangan."
Nguing~ Serasa ada lebah berputar-putar di kepala. "Ahh....Apa yg kau maksud Chiaki?" Miyu berusaha membantah. Ah, anak ini...

"Namaku? Aku Ichigo," jawab si heboh ini dengan cengiran lebar.

"Engg... Kakak,memang Kak Miyu sudah punya suami?" tanya Ichigo polos pada Chiaki.

"Ahh....Apa yg kau maksud Chiaki?"

Tuh 'kan benar? Miyucchi membantah. Sudah Chiaki duga. Jangan-jangan, hubungannya dengan laki-laki itu belum berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan Chiaki dong? Padahal Chiaki sendiri sudah rela dan mau apabila menjadi mak comblang mereka berdua. Jika kembali diingat, memang sepertinya hubungan Miyucchi dengan pemuda itu tidak seharmonis yang Chiaki lihat saat di hutan yang lalu. Ah, biarlah saja. Semua bisa berubah seiring dengan jalannya waktu. Chiaki juga harus berusaha, agar gosip menjadi fakta! Wewh, tekad yang aneh, Chiaki...

"Fufufu~ Rupanya Miyucchi pura-pura tidak tahu nih...?" goda Chiaki sambil menunjukkan senyum isengnya yang biasa. "Kalau sudah ada rencana nikah, kirim-kirim undangan pernikahan ke aku ya." ucap Chiaki sambil menyengol lengan Miyu. Walaupun begitu, tetap saja tersembunyi niat baik di balik senyuman iseng Chiaki itu. Well, orang mana sih yang tidak mau melihat sahabatnya bahagia saat menikah dengan seseorang yang disukainya? Tetapi tetap saja pelampiasan niat baik Chiaki ini terlalu aneh dan malah bisa digolongkan sebagai kelakuan iseng.

"Engg... Kakak,memang Kak Miyu sudah punya suami?"

He~ Perempuan kecil itu bernama Ichigo, ya? Strawberies. Entah mengapa Chiaki malah jadi ngidam stroberi. Ah, nanti saja idam-idaman itu! Terlalu banyak makan manis, bisa-bisa Chiaki nanti tambah gendut! Jangan sampai hal itu terjadi! Back to the topic! "Fufufu~ Lebih tepatnya calon suami. Dia salah satu guru di sini lho. Doakan saja Miyuchi cepat menikah agar kita semua bisa ditraktir dia, yak?" jawab Chiaki.

Sekarang, mari kita lihat bagaimana reaksi Miyu selanjutnya. Apakah dia akan membantahnya lagi? Atau...? We'll see that.

Ichigo sepertinya terlalu kecil untuk mencerna kata-kata orang dewasa di sekitarnya. Memang kalau sudah menikah nanti ditraktir? Walau tidak mengerti,Ichigo sih senang-senang saja mendengar kata 'traktir'.

"Hee? Kalau gitu,Kak Miyu cepat menikah ya? Nanti aku ditraktir banyak makanan! Ya?ya?" ujarnya,semangat plus senyum lebar.

Siang hari yang tumben-tumbennya tidak terlalu panas meskipun matahari di luar teramat silau. Kyou berjalan kesana-kemari dengan sedikit lesu; perutnya lapar. Jadwal makannya memang tidak teratur sih dan lagi, ketika cosplay party kemarin Kyou belum sempat makan salah satu hidangan yang disediakan bahkan minum pun tidak, dan yang ada malah saling melempar kue.

Kemeja putihnya sedikit basah karena keringat—tidak terlalu panas tapi tetap saja membuat sedikit berkeringat, kedua bola mata coklat hazelnya menatap sebuah Cafe dengan desain simpel di luar. Gadis berambut coklat pendek tersebut berpikir, 'Mungkin akan lebih baik kalau duduk-duduk dulu di dalam sambil memesan beberapa kue atau makanan berat', dan tanpa pikir panjang Ia melangkahkan kakinya kesana.

Pintu Cafe berdecit pelan dan seorang pelayan menyambut ramah tamu kecilnya yang masuk.

"Hee? Kalau gitu, Kak Miyu cepat menikah ya? Nanti aku ditraktir banyak makanan! Ya? Ya?" Ia menangkap sebuah suara yang pernah di dengarnya dan otomatis menarik perhatian Kyou—disamping suara lantang dan nama 'Miyu' tadi yang menjadi salah satu faktornya. Senyum lebar merekah dibibir Kyou. Ia mempercepat langkahnya, menghampiri meja yang menurutnya cukup penuh tersebut.

"Siang, Miyu-san, Yamashita-san," sapanya riang pada Miyu dan Chiaki, tidak heran Kyou mengenal dua wanita dewasa ini. Kyou sudah cukup lama tinggal di Akademi dan ingat beberapa Staff yang bekerja di sekolah. Kedua bola matanya kini teralih pada Ichigo, gadis kecil yang saat itu ditemuinya di sebuah Kedai Coklat, gadis kecil yang diberinya undangan namun sepertinya tidak digubris; mungkin Ichigo lebih fokus pada coklatnya saat itu. "Halo, kecil." cengirnya.

Chiaki hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah Ichigo di depannya. Mungkin Miyu masih terlalu malu untuk mengakuinya bahwa dia dan pemuda, yang kalau tidak salah bernama Sei itu, sudah memiliki hubungan yang sepertinya lebih dari sekedar teman. Fuu, kita lihat saja kelanjutannya lagi. Siapa tahu akan terjadi sesuatu yang diluar perkiraan Chiaki.

Sebelum itu, Chiaki baru ingat, dia belum memesan apa-apa, padahal sudah berada di dalam cafe. Mungkin minuman segar bisa menjernihkan pikirannya sedikit. Dia mengambil daftar menu dan melihat-lihatnya sebentar. Kemudian setelah selesai memilihnya, dia kembali menutup daftar menu itu dan mencari pelayan mana yang mungkin bisa dipanggilnya. "Miyucchi dan Ichigo-chan tidak pesan apa-apa?" tanya Chiaki.

"Siang, Miyu-san, Yamashita-san,"

Baru saja dia akan memanggil salah satu pelayan, salah seorang murid menyapanya, Miyu, dan Ichigo. Er—dia mengenal Chiaki? Padahal Chiaki sendiri sepertinya belum pernah bertemu dengan anak itu. Ah, dasar odong, Chia. Selama ini dia terlalu sering sibuk dengan urusannya sendiri dan jarang berinteraksi keluar. Pantas saja dia belum mengenal sebagian besar murid di akademi ini.

"Siang juga. Er—maaf, siapa ya?" tanya Chiaki balik kepada gadis itu sambil tersenyum kecil.

"He?" Kyou menatap bingung sesaat pada wanita yang bekerja sebagai perawat kebun tersebut sebelum Ia terkekeh kemudian dan menyahut, "Kyou. Kyouka, Yamashita-san." ujar Kyou riang dan seadanya, Ia tidak mempermasalahkan jika wanita ini lupa.

Pandangannya menyapu seluruh isi Cafe, tidak terlalu ramai namun juga cukup banyak orang. Suasana nyaman di dalam Cafe memang membuat mereka yang ada disana betah dan seakan enggan untuk beranjak pergi. "Anyway, Aku gabung kalian ya? Dan mungkin salah satu dari kalian mau mentraktirku?" cengirnya kemudian menarik sebuh kursi sebelum duduk di meja yang sama dengan mereka.

Kyouka wrote:

"Halo, kecil." cengirnya

Kecil? Hei,Ichigo paling anti dibilang 'kecil'. Ia memang sok dewasa,dan sepertinya akan segera ngambek sekarang ini karena dibilang kecil oleh Kyouka. Ah,dasar anak kecil...

Dan sekarang Ichigo cemberut pada Kyouka,ngambek ala anak kecil.

"Aku nggak kecil tauuuk!!" serunya,sebal.

Ah,benar-benar anak kecil. Gadis cilik ini sudah ngambek 2 kali karena hal yang harusnya tak perlu diributkan.

"Kyou. Kyouka, Yamashita-san."

Kyou, ya? Gadis yang ramah. "Oh well, maaf untuk yang sebelumnya ya, Kyou." Baik, kali ini, Chiaki akan berusaha untuk menghapal nama murid-murid yang ada di akademi ini satu per satu. Yah, mengingat dia masih belum kenal banyak murid-murid yang ada di sini. Dan itu artinya, dia harus lebih banyak jalan keluar daripada berinteraksi dengan tanaman terus. "Er—tidak usah memakai akhiran -san segala. Sebab, nanti terasa formal sekali." ucap Chiaki.

Chiaki kembali tertawa kecil melihat Kyou dan Ichigo. Akrab sekali mereka berdua, seperti kakak-adik. Enaknya masih menjadi murid, bisa bermain-main dan bercanda tawa seperti itu. Kalau sudah lanjut usia seperti Chiaki, sepertinya rada aneh apabila bermain-main layaknya anak kecil.

"Anyway, Aku gabung kalian ya? Dan mungkin salah satu dari kalian mau mentraktirku?"

Chiaki menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia meng-iya-kan ucapan Kyou sebelumnya. Semakin ramai, semakin seru, bukan? "Baiklah, mungkin sebagai tanda permintaan maafku, aku mau mentraktir Kyou," ucap Chiaki. Tidak ada salahnya mentraktir orang lain seperti ini setelah sekian laama. "Kyou, pilihlah saja yang kau mau. Apa Ichigo mau ditraktir juga?" tanya Chiaki pada Ichigo.

"Iya! Aku mauuu!" Ichigo mengiyakan dengan cengiran lebar.

Wah,wah.. Beruntung sekali si kecil ini. Sehari penuh ditraktir terus. Hahaha,kalau begini ia bisa menghemat uang jajan nih.

"Aku mau...es krim yang besaaar!" nah,mulai deh nggak tahu dirinya keluar. Mentang-mentang ditraktir. Dasar Ichigo...

"Aku nggak kecil tauuuk!!" ujar Ichigo protes. Mendengar respon seperti itu yang keluar dari bibir mungil Ichigo, Kyou nyengir semakin lebar dan itu artinya; mood usil Kyou sedang aktif! "Begitukah?" sahutnya ringan, "Kalau begitu kau orang dewasa yah? Ohh, orang dewasa itu seperti apa sih? Aku ngga tahu karena aku masih kecil, ajari jadi orang dewasa kalau begitu." lanjutnya panjang lebar dan masih; dengan senyum usilnya yang merekah.

Kyou bertopang dagu dengan tangan kirinya, menunggu respon balik dari Ichigo—gadis kecil yang bahkan namanya tidak diketahuinya. "Er—tidak usah memakai akhiran -san segala. Sebab, nanti terasa formal sekali." hoho... Sudah PM duga responnya akan begini *ditabok chia2* x33.

Kedua bola matanya kini beralih pada wanita dewasa dihadapannya yang kini tertawa kecil melihat dirinya dan Ichigo. "Tidak apa nih? Mungkin terdengar tidak sopan jika kupanggil 'Yamashita' saja, ngg... Terlalu formal yah? Masa harus kupanggil 'Chiaki'? Ah, atau 'Senior'?" ujarnya panjang lebar. Meskipun Kyou lapar tapi sepertinya gadis berambut coklat pendek ini tidak kehabisan tenaga untuk berceloteh. Kalimat selanjutnya yang dilontarkan oleh wanita ini membuat Kyou yang langsung antusias melirik ke arah buku menu, Chiaki bersedia mentraktirnya—dan juga Ichigo, sebagai permintaan maaf. Hoho... Sebenarnya tidak perlu sampai segitunya, tapi... Kyou yang memang minta ditraktir dan diiyakan tentu tidak akan menolak rejeki bukan?

"Iya! Aku mauuu! Aku mau... Es krim yang besaaar!" ujar Ichigo bersemangat dan radar jahil di dalam kepala gadis ini kembali berfungsi. "Wah wah, Nona-Yang-Sudah-Dewasa, seharusnya kan punya uang sendiri untuk beli makanan. Eh, tapi... Cuma orang dewasa dan sudah bekerja yang punya penghasilan yah?" cengirnya lebar. Hoho... Kyou hanya ingin menjahili Ichigo sedikit kok.

"Buuu~~" Ichigo menggembungkan pipinya--sebal.

Ah,ia benar-benar sebal jika sudah dipojokkan begini. Ini kan,gara-gara dia sendiri yang sok dewasa. Kenapa ngambek? PM nya pengen sih,bikin Ichi ngambek... *dibekuin*

"Uh,kakak nyebelin!" ujarnya,ngambek pada Kyou.

Ichigo memandangi Kyou dengan tatapan sebal yang sangat childish. Ichigo sepertinya sudah pengen nangis nih. Matanya sudah berkaca-kaca begitu...

"Uuh...sebel,sebeel!" gumamnya,sebenarnya sih menanahan tangis. Dasar cengeng.