Eanae kujadiin NPC, dia bukan guru. Cuma nebeng ama Nauka aja.
Student Profile
ID Card of Eanae
Nama : Eanae
Jenis Kelamin : M
Usia : 20
Kelas : --
About The Alice
Nama Alice : Magnetism
Penjelasan
Membuat tubuh menjadi magnet hidup. Bisa menarik benda-benda besi (seperti golok, garpu, sendok, tivi, kulkas, dst) ke arah tubuhnya. Kalau benda besi itu terlalu berat untuk ditarik (contoh: mobil) , sebagai gantinya Eanae-lah yang akan tertarik pada benda itu. Benda-benda elektronik akan korslet jika berada pada radius 3 meter dengan Eanae. Karena ini, Eanae tidak bisa memakai komputer kecuali ia memakai limiter total (sejenis dengan topeng kucing hitam milik Natsume). Di sisi lain, Eanae juga dapat menularkan magnetismnya secara sementara (5 post) pada orang/benda lain dengan daya tarik yang lebih lemah (hanya bisa menarik garpu, sendok, tidak akan tertempel pada mobil atau tiang)
Cara Memakai :
Diam saja. Nanti juga nempel. Kalau semakin emosional, semakin kuat daya tarik magnetnya.
Kekurangan
"Bisa menarik benda-benda besi (seperti golok, garpu, sendok, tivi, kulkas, dst) ke arah tubuhnya."
Limiter Item : Sarung tangan hitam pada tangan kiri (tapi gunanya hanya mengurangi daya tarik magnetism Eanae, karena bagaimanapun juga alicenya ON hampir 24 jam), kadang-kadang memakai headgear yang merupakan limiter total.
Tipe Alice : Special
Bentuk Alice: Tipe #2
About The Character
Tinggi/Berat badan : 145 cm/ 35kg (nambah kurang lebih10 senti dibandingin 7 tahun yg lalu)
Penampilan : Rambut biru dongker dipotong pendek dan dibentuk spike, mata coklat tua, kulit putih porselen (singkat kata: sama kayak Nauka, tapi minus kacamata dan senyum rese), selalu memakai gelang besi berukir di tangan kiri.
Sifat : Cenderung riang, polos, lemot, tapi jika sudah bertemu 'musuh' jadi sering emosional dan ngambek tanpa alasan yang jelas.
Kelemahan : Nauka, om-om pedo dan tante girang. (masih sering jadi korban pelecehan meskipun uda 20 tahun)
Story before coming to the academy :
Eanae adalah adik dari Nauka yang sempat mengikuti Alice Academy 7 tahun yang lalu. Sejak awal ia tidak menyukai alice-nya, dan begitu alicenya hilang ia sangat, sangat, sangat lega.
Selama 7 tahun Eanae menjalani kehidupannya dengan normal dan tenang. Ia lulus SMA dengan nilai yang lumayan memuaskan, meski tidak cemerlang seperti kakaknya. Setelah itu ia sempat mengambil kuliah jurusan ilmu fisika, namun tiba-tiba alicenya bangkit kembali dan mengacaukan laboraturium kampus.
Eanae drop-out dari kuliahnya, lalu karena frustrasi mengunci diri di dalam kamarnya, menjadikan dirinya sendiri sebagai tahanan rumah.
Awalnya semuanya baik-baik saja, karena ada Nauka yang mengurusnya. Tapi ketika Nauka meninggalkannya (well, eanae juga sih yang tidak mau ikutan), Eanae mulai kerepotan.
Tambahan
Apakah kamu sudah pernah RP sebelumnya? YA
Tolong berikan satu paragraf contoh RP berserta penggunaan alicemu
Eanae mendongakan kepalanya, melihat ke arah jarum detik pada jam yang bergerak secara konstan. Ia menghela nafas lalu mengalihkan pandangannya pada sekeliling ruangan. Kosong.
Benar-benar sepi.
"...Mungkin seharusnya aku ikut pergi," batin Eanae sambil merebahkan dirinya di atas sofa putih; satu-satunya furnitur yang ada pada ruang tengah itu. Ia berguling ke kanan dan ke kiri dengan resah, berpikir-pikir, menimbang-nimbang kemungkinan yang ada. Lalu ia kembali bangkit pada posisi duduk. "Aku akan pergi."
Eanae berlari ke kamarnya, mengambil tas ransel hitamya dan menjejalkan beberapa pakaian ke dalamnya secara asal. Setelah itu ia memasukan beberapa lembar uang ke dalam saku celana jeansnya dan menyambar hoodie putih yang tergeletak di atas kasur. Hoodie itu terlihat sangat besar padanya.
"...Milik kak Nauka yang ketinggalan," gumam Eanae sambil memakai hoodie itu. Ia dapat merasakan ada sesuatu yang tertinggal pada kantong hoodie putih itu dan mengambilnya. Sebuah controller tua. Mungkin dulu Nauka mendapatkannya dari temannya yang pembuat controller. Tanpa buang waktu lagi, Eanae mengenakan controller itu.
Dengan tergesa-gesa ia memakai topi dan sepatu. Barulah saat ia sampai di ambang pintu, pemuda bertubuh kecil itu tampak ragu-ragu dan segala gerakannya melambat.
Perlahan-lahan ia memutar gagang pintu, mendorong pintu itu dengan penuh kehati-hatian.
"GYAAA!!!"
Beberapa sekop kecil yang merupakan peralatan berkebun mulai bertebangan ke arahnya. Eanae membanting pintu, memakaikan tudung hoodienya lalu menunduk untuk melindungi wajahnya. Setelah itu ia mengambil langkah seribu, berlari secepat mungkin menjauhi sekop-sekop itu.
Tampaknya controller itu tidak terlalu berarti.