Study for Dummies

Perpustakaannya ramai sekali kelihatannya.. Huumm.. Apa tugasku bisa selesai kalau ramainya seperti ini?, kata Liz dalam hati, ketika baru saja sampai di depan perpustakaan.[/color]

Ah~ daripada tugas tidak aku kumpulkan, lebih baik coba dulu kerja di perpustakaan.. Fuuw~...

Lalu Liz pun melangkah masuk ke dalam perpustakaan dan mulai menyusuri rak satu per satu, mencari buku yang bisa dia gunakan untuk menyelesaikan tugasnya.

Hercules Poirot.. bagus sih... tapi, sepertinya terlalu berat menggunakan novel detektif sebagai tugas. Ah~! Hamlet! Klasik, bahasanya indah... ah, lewati saja! Susah juga memahami keindahan maknanya. Cinderella, Sleeping Beauty.. ah~ itu kan dongeng pengantar tidur. Bisa dimarahi Guru Bahasa Inggris kalau memakai cerita itu. Hmm... apa ya~? Jadi bingung sendiri.., Liz kebingungan mencari bahan tugas, padahal deadline tugas itu tinggal sebentar lagi.

Terjebak dalam 'stuck'. Uff.. terlampau lama tergolek di ranjang ruang kesehatan akademi membuat otak Liz serasa membeku. Ingin rasanya teriak, tetapi, Liz sekarang masih berada di perpustakaan. Bisa-bisa dia ditendang jika bikin ribut di sini, dan tugasnya pun tak selesai lagi.

Apa tidak ada seorang saja, yang sekelas, atau setidaknya.. diajar guru yang sama denganku buat bidang studi Bahasa Inggris?...

Liz kemudian mulai memandang sekeliling perpustakaan. Ada gadis bermata cokelat kusam dan boneka beruangnya yang berjalan tak tahu arah. Pemuda sebayanya yang tampaknya carefree yang menunjuk si gadis pemilik beruang imut itu, satu lagi pemuda yang kelihatannya sama-sama 'stuck' juga... Dan Liz mulai memutuskan mengikuti si pemuda carefree itu.

"Maaf, apa kamu juga mendapat tugas merangkum buku untuk bidang studi Bahasa Inggris? Uhm.. saya agak kesulitan mencari bahan tugasnya, bisakah Anda membantu saya?" kata Liz, sambil memegang pundak pemuda carefree itu sekilas.

Kyo yang minumannya direbut Ayumu,tumpah pula, akhirnya naik pitam,melihat orang -orang aneh itu membuat ribut di perpustakaan,dia kira dia bisa mendapatkan suasana silent yang nyaman di dalam perpustakaan, namun apa yang didapatnya hanya kekacauan, orang narsis dan kopinya dihambur-hambur oleh orang idiot berkupluk

"mati kau" katanya sembari bergerak kebelakang daichi dan mencekiknya sembari melakukan gerakan mengguncang kepala daichi kedepan ke belakang

lantas ia menghampiri Ayumu dan memungut kaleng kopi yang tumpah tadi, lalu mencampurnya ke dalam kalengnya sendiri dan setelah itu ia menoleh ke arah Hikari lalu bertanya dengan bodohnya "tugas apa?"

setelah bertanya ia melihat ke arah lainnya, dimana ada dua orang technical yang sedang-heboh-sendiri, yang satu sedang asik dengan beruang-beruangan segede jempol dan yang satunya lagi mungkin pernah terlihat di suatu tempat oleh Kyo lalu ada seorang cewe geeks masuk ke dalam perpustakaan, ia mengabaikan mereka, untuk saat ini.

Ayumu hanya mengangguk-angguk saja saat dijelaskan oleh Hana -- tampangnya seperti baru saja mengerti penjelasan guru tentang suatu rumus fisika... Padahal Hana hanya mengulang kata-katanya. Mungkin beruang jenis baru? Ayumu sedikit membungkukkan badannya dan mencoba menyentil-nyentil beruang mini tersebut. Tiba-tiba ia ingat lagi akan tugasnya dan bergegas kembali ke meja tempat Hikari, Keigo, Kyo, Daichi, dan Lizzy berkumpul.

"Tolong rangkum novel ini ya." perintahnya lagi dengan tenang pada kedua klonnya sambil mengamati novel tipisnya. Dengan segera klon-klon itu mulai mengerjakan tugasnya -- walaupun mungkin hasilnya tidak akan memuaskan.

Akhirnya Ayumu tidak melakukan apapun, dan bersender di satu rak di dekat teman-temannya berkumpul, memperhatikan mereka-mereka yang sedang kebingungan mengerjakan tugas itu sambil tersenyum santai. Matanya kemudian teralihkan pada Kyo yang mengamuk dan terlihat mencekek Daichi. Deja Vu, eh? Sepertinya ia pernah juga mencekek seseorang dalam keadaan sadar- tidak sadar alias ngelindur. Ayumu kemudian tersenyum penuh arti pada Keigo -- sang korban.

Ah, Ayumu bosan mematung bersender di rak sementara yang lainnya sibuk sendiri. Yah, memang tidak ada yang bisa ia kerjakan sih. Toh, tugasnya sudah diambil alih oleh klon-klonnya. Akhirnya gadis itu mulai terkantuk-kantuk. Badannya semakin menyender pada rak, dan... Rak tersebut mulai oleng, tak kuat menahan berat badan Ayumu. Efek domino pun mulai terjadi. Mulai dari badan Ayumu yang oleng ke belakang, disusul oleh rak tempatnya bersender yang juga rubuh ke belakang, dan rak-rak lainnya yang kini juga mulai roboh karena efek domino tersebut, menimbulkan bunyi berdebam keras -- sangat keras. Sementara itu Ayumu masih tertidur, walaupun kini di atas lantai. Sama sekali tak terusik.

Ayumu langsung menggunakan Alicenya untuk mencari novel berbahasa inggris dan segera memilih salah satu yang tertipis diantaranya, sementara sisanya dibiarkan begitu saja di atas meja tersebut. Sementara itu, seorang anak special yang lain lagi datang dan bilang kalau ada tugas merangkum untuk pelajaran Sejarah mengenai perang yang anak itu sepertinya kurang mengingatnya. Tugas sejarah yang diberikan sekitar tiga minggu yang lalu mengenai perang? Maksudnya tugas merangkum mengenai perang Sekigahara itu? Ah, untung Hikari sudah mengerjakannya sejak tugas itu diberikan oleh gurunya. Itu berarti tugasnya tidak jadi bertambah kalau begitu.

"Kalian belum mengerjakan ya ? Barangkali aku bisa bantu? Alice-ku berguna sekali dalam hal ini...", ujar anak laki-laki (Daichi) itu kepada Hikari dan anak laki-laki sok narsis yang memperkenalkan dirinya sebagai Keigo. Yang dia maksud sepertinya dia menawarkan bantuan untuk mengerjakan tugas merangkum novel Bahasa Inggris. Bantuan ya.... Hmm... Perlu atau tidak ya? Keigo langsung menolak tawaran anak itu hanya karena lebih memilih dibantu oleh anak perempuan daripada laki-laki. Dasar cowok playboy sepertinya, ingatkan Hikari untuk berhati-hati kalau begitu.

"Maaf tapi sepertinya aku masih bisa mengerjakannya sendiri, tapi terima kasih atas tawarannya", ujar Hikari kepada Daichi. Yah, yang satu ini masih dalam kemampuan Hikari dan dia tidak enak untuk membuat repot anak laki-laki itu sebetulnya. Seorang anak lainnya datang dan sepertinya juga ikut mencari buku untuk tugas bahasa Inggris itu. Astaga, banyak juga ya yang belum buat tugas itu. Tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat keras dan membuat Hikari menoleh ke arah suara tersebut.

"Astaga....", ujar Hikari dengan tampang kaget campur bengong melihat apa yang terjadi. Ayumu yang sepertinya bersandar di salah satu rak buku membuat rak tersebut jatuh ke belakang dan menyebabkan efek domino sehingga rak-rak yang lainnya ikut berjatuhan dan isi dari rak tersebut langsung berhamburan semua. Oke, ini berarti pertanda kalau Hikari harus segera kabur dari tempat ini juga, sekarang!

"Semuanya, pergi dulu ya. Bye-bye!", kata Hikari sambil menyambar bukunya dan segera keluar dari tempat itu sebelum penjaga perpustakaan datang ke tempat mereka. Astaga, semoga saja tidak sampai ada yang tertimpa disana.

-out-

OMAIGAD.

Kacau, perpustakaannya kacau.

Jadi?

Tak ada jalan lain selain--

KEIGO KABUR!! LUPAKAN TENTANG PR, yang lebih baik adalah keselamatanmu, "Bye, semua." ucap Keigo, kabur dengan enak.

[out]

Sadar dirinya sedang ditunjuk-tunjuk oleh seorang pria yang tak dikenalnya, Hana hanya melirik pemuda bertopi tersebut sesaat sementara Ayumu menyentik Beruang Kecil yang selang beberapa detik kemudian makhluk kecil itu menghilang; kembali ke dalam buku. Ayumu kemudian pergi berlalu, meminta klon-klonnya untuk mengerjakan tugasnya. Ah, Alice yang sangat praktis dan gadis itu menggunakannya dengan sangat tepat.

Hana kembali terpaku pada fabel Goldilocks, sebelah tangannya menopang kepalanya yang terasa berat, Ia sedikit mengantuk namun sebuah dentuman keras membuat Hana tersadar dari kantuknya. Rak-rak buku terjatuh, entah karena ulah siapa Hana tidak memperhatikan. Kedua daun telinganya dapat mendengar sebuah langkah berat dan cepat menuju ke arah gerombolan yang bisa dibilang ramai tersebut.

"Kalian sadar dengan ulah yang kalian perbuat disini!?" pekik Librarian kesal, "Menggunakan Alice di dalam perpustakaan padahal jelas-jelas sudah dilarang dan pastinya kalian tidak membaca tata tertib dalam area ini! Selain itu kalian juga mengacau!" OK. Librarian tampak teramat kesal. Sesekali mata elangnya menatap Hana yang Ia tahu juga menggunakan Alice, tapi sekarang jelas; buktinya hilang. Dengan tatapan sadisnya sang Librarian berdecak pinggang, tampak dari gelagatnya wanita tua itu menginginkan tanggung jawab atas perbuatan mereka.

'Tempat ini sudah tak aman'. Hal itulah yang terpikirkan oleh Hana. Ia menggeser pelan kursinya, berusaha untuk tidak membuat suara namun tentu saja gagal. Kursi kayu tersebut terjungkal kebelakang dan juga menimbulkan suara berisik yang cukup jelas untuk di dengar dan lagi, mata elang librarian juga menatap Hana yang memasang ekspresi tak bersalah.

"Berandal cilik!!" pekiknya dengan nada suara tinggi.

Hana tak merespon, Ia meninggalkan buku yang habis dibacanya begitu saja di meja dan kontan membuat Librarian semakin naik pitam.

(out)

Kyo hanya ber swt ria melihat rak itu sehingga menimbulkan efek domino yang menyebabkan perpustakaan dengan rak-rak tinggi besar itu luluh lantah,serta menyebabkan nenek librarian itu marah-marah dan juga menyebabkan murid lainnya kabur seperti pengecut.

Kyo lalu melintas ke arah tubuh Ayumu yang terkulai disana,ia lalu menjulurkan tangannya dan menusuk-nusuk punggung Ayumu dengan satru jarinya

"Kok mati sih?" tanyanya bodoh pada diri sendiri sambil mengulang-ngulang gerakan menusuk tadi.

Ayumu masih saja tertidur di antara tumpukan buku yang berserakan tersebut. Kedua matanya terbuka perlahan saat Kyo membangunkannya.

"Ng?" ia bangkit dan mengucek-ngucek matanya. Kini, si nenek-nenek penjaga perpustakaan berdiri di hadapan Kyo karena gagal mengejar Hana. Ayumu harus cepat kabur sebelum nenek-nenek peot itu menyadari kehadirannya! Dan untungnya badannya terhalang oleh Kyo yang cukup tinggi. Akhirnya Ayumu merangkak pelan-pelan dan bersembunyi di salah satu rak yang tidak runtuh.

Sementara itu, si nenek penjaga perpustakaan memandang Kyo dkk dengan pandangan menginterogasi.

"KALIAN YANG MENYEBABKAN SEMUA INI, HAH?!!" teriaknya sambil bersiap-siap menjewer kuping Kyo, Daichi, dan Lizzy yang kebetulan sedang berada di TKP.

Kyo lantas menunjuk Ayumu yang menyebabkan rak-rak jangkung itu rubuh dan lalu menatap ke arah si nenek peyot tua renta nista buta dan tuli tersebut yang sedang bentak-bentak ga jelas ke arah mereka,ia menatapnya nista dan wajahnya tetap datar sembari bilang "hadoh,gawat,kita dikejar,salahmu sih" katanya sembari menoleh ke arah Ayumu yang mencoba kabur dari kejaran si nenek tua yang mukanya kayak nenek sihir tersebut.

OOT: keburu ditimpuk orang,ini Hitonari Kyo BTW,berkat network dan user yang dudul

Yikes~! Kenapa.. kok librariannya berjalan ke sini?, tanya Liz dalam hati, lalu segera menurunkan tangannya yang tadi memegang pundak seorang pria yang sebaya dengannya (Daichi).

Sambil menggigit jarinya, Liz mencoba menenangkan diri, lalu segera melakukan sesuatu untuk bisa kabur secepatnya dari masalah yang rasa-rasanya sama sekali tidak dilakukannya, kecuali kalau suara berdebum rak jatuh tadi itu yang jadi masalah karena memang dia sengaja mengabaikan masalah itu karena memang dia ngga tahu harus berbuat apa.

"Aa.. nona librarian~..,"kata Liz setengah gugup, sambil mengangkat sebelah tangannya dan berjalan mendekati sang librarian yang berang. "Tampaknya Anda tidak bisa menghukum saya saat ini, karena sekarang saya harus segera ke ruang kesehatan untuk mengambil obat penghilang rasa nyeri. Maafkan saya, namun.. permisi dulu, saya harap saya bisa membantu Anda di lain kesempatan,"

Sang librarian menurunkan kacamatanya, memandang Liz dengan heran. Dan tanpa banyak mulut lagi, Liz meninggalkan ruang perpustakaan secepat mungkin.

Yeah~ satu rak jatuh sama dengan dibunuh guru Bahasa Inggris.. , batin Liz dalam hati ketika dia melangkah keluar dari perpustakan.

[OUT]

Mendengar bentakan si Librarian ketus nan bau, Daichi berhenti memegangi lehernya yang sakit akibat dicekek kingkong tadi.

" Bu-bukan ! Yang salah itu...." Dia memandangi seluruh perpustakaan. Ada Ayumu yang bersembunyi, Kyo yang masih nyolot , serta cewek mumi yang keluar tergesa-gesa ( sebuah tindakan pengecut, ia rasa ).

"Kyo yang bikin kacau !" Lanjutnya sambil menunjuk muka tolol Hitonari Kyo. Dan librarian yang sudah 50 tahun nggak nikah-nikah itu pun mendelik pada Kyo. Sesungguhnya ia tahu Ayumu lah yang bersalah,tapi ia kasihan dan memutuskan untuk menimpakan segala kemalangan pada lelaki yang bisa kalap hanya gara-gara kecopetan kopi itu saja.

Akhirnya nenek-nenek librarian itu menjewer Kyo dengan jeweran mautnya yang telah digunakan untuk membuat kira-kira lebih dari lima puluh anak nakal menjadi jera.

"Ternyata kamu, ya?!" ujarnya kalap. Sementara itu Ayumu menarik napas lega dan berdiri dari tempat persembunyiannya. Mata birunya melirik Kyo dan Daichi yang sedang di ujung tanduk itu. "Wah, wah... Ada apa ini?" ujarnya tenang seakan tidak terjadi apa-apa. Tapi tiba-tiba terdengar suara BRUK pelan, dari arah klon-klon Ayumu.

"Ah..." klon-klon Ayumu sudah mulai menghilang, dan buku yang sedang dipegang mereka terjatuh. Akhirnya si nenek mengalihkan pandangannya pada Ayumu.

"Kau juga... menggunakan alice sembarangan, eh?!" bentaknya sambil berjalan ke arah Ayumu. Ayumu buru-buru bangkit dan berlindung di belakang Daichi.

Kyo mengaktifkan alicenya sehingga pergerakan si nenek itu melambat dan dia bisa menghindarinya dengan mudah,ia lalu menggetok kepala nenek tersebut secara refleks sehingga terjatuh pingsan ketika sedang mengomel ke arah Ayumu

ia lalu menoleh ke arah daichi dan bilang "Mati kau" lagi dan mencekiknya sembari Alicenya tetap aktif.

Lagi-lagi seorang kingkong mencekik leher Daichi. Bosan melihat lehernya dijadikan sansak terus menerus oleh lelaki bermata sayu itu, ia pun memungut sebuah buku setebal batako di sampingnya dan memukulkannya ke kepala Kyo. Biarpun lambat tapi tetap saja sakit. Setelah batuk-batuk alaDumbledore sebentar, ia menoleh kepada Kyo dengan garang.

"KAU INI KENAPA, HAH ?" Bentaknya sambil tetap membawa buku batako tadi. Dipungutnya beberapa buku yang tadi ia baca untuk menyelesaikan PR sejarahnya. Rencananya,buku-buku itu akan dipinjamdan dibawapulang ke asrama,tapi tampaknya si librarian sudah pingsan.

"Pingsan, ya?" Ayumu tersenyum tenang di belakang Daichi. Kedua bola mata biru langitnya melirik 'jasad' nenek-nenek itu dan menghampirinya. Perlahan, ia menyeret nenek peot itu sampai ke tempatnya seharusnya bekerja, yaitu di meja kecil di dekat pintu masuk. Dengan satu tarikan napas, Ayumu mengangkat nenek itu dan mendudukkannya kembali di atas kursinya.

"Ya... " gadis itu terlihat puas dengan kerjanya menghilangkan salah satu bukti kenakalan Kyo di sana. Yah, mungkin nenek pikun itu akan menganggap semua kejadian itu hanya mimpi, dan juga melupakan anak-anak special yang menjadi dalang semua ini (baca : Ayumu dan Kyo.)

Kemudian, pandangannya teralih lagi pada Daichi dan Kyo yang terlihat sedang bertengkar. Ia menghampiri mereka berdua dengan langkah-langkah kecil dan berdiri di antara mereka berdua.

"Hei... Kalau kalian ribut, nenek cerewet itu akan terbangun lagi, lho..." ujarnya tenang sambil melirik Librarian yang masih tidak sadar tersebut.

Daichi yang berada di daerah kekuasaan Kyo gerakannya terlihat seperti bekicot yang lagi jalan sehat sewaktu sudah manula,ia menimpuk Kyo namun Kyo dengan mudahnya menghindar dari timpukan buku berikut dan hasilnya ia hanya tersebggol buku Otaku itu

"Ribut? kami?" tanyanya bodoh pada Ayumu sembari memasang tampang datar yang biasanya

"iya mungkin" jawabnya,setelah itu kyo langsung dalam keadaan kosong alias bengong saja,meninggalkan Alicenya menyala begitu saja.

Ayumu hanya memperhatikan mereka berdua sambil tersenyum tenang. Tangannya meraih sesuatu dari dalam sakunya dengan gerakan lambat -- karena terkena pengaruh Alice Kyo.

Tanpa ba-bi-bu lagi, gadis itu mengambil dua lembar koyo penenang syaraf, dan menempelkannya dengan santai di dahi mereka berdua. Gadis itu tersenyum lagi saat melihat efek yang mulai muncul dari koyo tersebut.

"Sekarang bisa tenang, kan?" ujarnya tenang, tanpa menyadari bahwa ialah yang menjadi dalang utama dari semua keributan tersebut.

"Memangnya siapa yang tidak tenang" Kyo lantas menoleh ke arah Ayumu dengan tatapan garang, gadis itu telah menyebabkan banyak bencana baginya sejak pertama kali bertemu, sampai saat ini ia dijewer oleh si nenek sihir yang sekarang terkulai lemah dan tergeletak bagaikan seonggok musang mati diujung ruangan nun jauh disana.

"orang ini mungkin" katanya sembari melepas koyo yang tadi tertempel di jidatnya lalu mentransfernya ke jidat Daichi dengan gerakan menaplok yang menyebabkan bunyi 'PLAAAAKKKK!!! keras.

"Berisik sekali...."

Loki, seorang pemuda berambut merah menatap adegan yang terjadi di tempat itu dari balik buku-buku tebal yang ada di depannya. Sudah cukup lama juga, anak ini tertidur di pojok meja perpustakaan. Kira-kira 3 jam lebih sedikit. Dan keributan yang terjadi di tempat ini membuatnya terbangun dari tidurnya yang tenang di pojok perpustakaan.

".....Hmp... ternyata kumpulan orang aneh toh..." ujarnya pada mereka disertai tatapan sinis. Salah satu ciri khas Loki; setiap terbangun, pasi moodnya jelek.

"Ah..." Kyo berteriak menyadari kehadiran seekor makhluk gaib di pojokan sana, di balik buku seperti seorang kutu buku yang tidak punya teman dan kehidupan pribadi

"Kutu Buku" bentaknya lagi tak tahu malu.

"Kutu Buku"

"Kalau saya kutu buku berarti anda Amoeba... Wahai Tuan-berambut-hitam-namun-dekil-dan-tak-tahu-malu" Loki menatapnya sinis sambil duduk kembali di kursinya yang empuk, seraya menaruh kedua kakinya di atas meja, membiarkan buku-buku tebal yang ia gunakan untuk bersembunyi dari mata elang Librarian terjatuh dengan bunyi berdebum keras. Keadaan perpustakaan yang sudah kacau semakin kacau saja.

"Iya, dasar Tuan-berambut-hitam-namun-dekil-dan-tak-tahu-malu, memalukan sanak saudara saja,cih!" bentaknyalagi sembari menepok jidat Daichi lagi dengan bunyi 'PLAAAAAAAAAKKKKKKKK' yang lebih keras dari tadi, setelah itu, Kyo mematikan Alicenya.

"Ternyata, kita sependapat" Lanjutnya malah menyetujui salah pahamnya dengan Loki yang kini sedang duduk diam.

"......."

Loki memalingkan pandangannya pada seorang cowok yang sedang di geplak dengan nistanya oleh orang di depannya ini, Hmp.. sepertinya seru juga mengerjai orang yang berambut hitam yang tampaknya memang pantas untuk dikerjai ini. Loki bankit dari kursinya, lalu mendekati pemuda yang digeplak [Daichi] dengan santai.

"Hmmp.... siapa orang aneh ini?" tanyanya pada Kyo sambil menepuk-nepuk pundak cowok tersebut.[daichi]

"Kok dia diem terus kayak patung batu?"

"Oh, saya Hitonari Kyo" jawabnya pada Loki sembari menjabat tangannya, kebebalan Kyo kini sudah off limit, sampai ada orang yang menanyakan orang lain pun dijawab dengan identitas dirinya sendiri.

"Ada perlu apa?" tanyanya sembari melihat rambut Loki yang merah macam pengamen nyasar.

"Oh, saya Hitonari Kyo"

"Saya tidak menanyakan nama anda.." ujar Loki sinis sambil melepaskan tangannya dari tangan Kyo. Ia mulai ragu kalau cowok di depannya ini orang yang benar-benar 'sehat'. Ia mengalihkan pandangannya pada cowok yang dari tadi diam [Daichi] lalu tersenyum kecil sambil mengambil sebuah spidol dari sakunya.

"Ada perlu apa?"

"Entah..." jawabnya sambil menyerahkan sebuah spidol langsung ke tangan Kyo. "Mungkin...." Ia mencabut tutup spidolnya sambil menatap Daichi sambil tersenyum sinis.

"Menjelaskan mengenai seni yang hidup pada orang ini..." lanjutnya sambil mengambar kumis kucing di wajah Daichi.

oot : *diinjek*