Student Profile
ID Card of Kimiko Yui
Nama : Kimiko Yui.
Jenis Kelamin : Female.
Usia : 16 tahun.
Kelas : Senior High A.
About The Alice
Nama Alice : Bird Origami Maker Alice.
Penjelasan
Dapat membuat burung origami dari kertas hidup (bergerak).
Cara Memakai :
Lipat kertas origami/kertas biasa berbentuk burung, kemudian tetap sentuh origami dan diamkan sesaat, maka origami itu akan bergerak sendiri.
Kekurangan
Yang bisa diubah hanya origami berbentuk burung saja. Ukuran burung origami yang bisa dibuat bergerak juga tidak besar-besar. Sesuai ukuran kertas pada dasarnya, lebar-panjang tidak lebih dari 1 meter (normalnya 15 cm x 15 cm). Burung origami hanya bisa bergerak/terbang saja, tidak bisa sembarang mengeluarkan sinar laser, api, ataupun hal-hal ajaib lainnya. Burung origami tetap terbuat dari kertas. Jika terkena air, ya basah, jika terkena api, ya terbakar.
Limiter Item : Ikat rambut.
Tipe Alice : Technical Type.
Bentuk Alice : Tipe 2.
About The Character
Tinggi/Berat badan : 150 cm, 42 kg.
Penampilan : Rambut cokelat pendek, diikat dua di samping. Tubuh pendek untuk anak seumurannya. Jadi, sering terlihat seperti anak kecil, tetapi sebenarnya sudah berumur 16 tahun dikarenakan hormon pertumbuhannya memang agak lambat.
Sifat : Sedikit pendiam, lemot, dan agak polos. Suka berbicara apa adanya, atau blak-blakan. Tidak suka laki-laki, alias takut kepada laki-laki.
Kelemahan : Cokelat, karena dia punya alergi kepada cokelat. Api, karena trauma akan kebakaran yang dulu menimpa dirinya.
Story before coming to the academy
Ibunya meninggal pada kebakaran saat Yui masih bayi. Ibunya rela masuk ke dalam rumah yang sedang dilalap api tersebut untuk menolong Yui yang terperangkap di dalam. Oleh karena itulah, dia diasuh oleh ayah, paman, dan bibinya. Semenjak ibunya tidak ada, ayahnya mulai bermain mata dengan perempuan lain. Bahkan kadang sering dibawa ke rumah. Karena paman dan bibi Yui sudah tidak tahan dengan kelakuan ayah Yui, jadi mereka membawa Yui pergi dari ayahnya dan mengambil alih hak adopsi Yui saat Yui masih berumur 9 tahun.
Saat SD, lebih tepatnya saat ujian praktek SD, dia mendapat tugas untuk membuat origami. Saat teman-temannya membuat berbagai macam bentuk origami, Yui sendiri hanya membuat seekor burung. Sebab, hanya itu saja yang dia bisa. Tiba-tiba, origami itu mulai bergerak sendiri setelah selesai dibuat oleh Yui. Yui yang kaget langsung buru-buru menangkap burung origami itu sebelum ketahuan oleh yang lainnya. Sayangnya, ada seorang murid yang mengetahuinya. Murid itu berjanji untuk tidak membocorkan rahasia Yui. Oleh karena itulah, sejak SD, mereka berdua menjadi teman akrab.
Rupanya hal itu tidak bertahan lama. Saat kelulusan SMP, datang utusan akademi ke daerah tempat tinggal Yui untuk mencari apakah ada anak yang memiliki Alice di daerah Yui. Yui berusaha keras kabur. Dia berpikir, mana mungkin utusan akademi itu tiba-tiba bisa sampai ke tempat tinggal Yui yang cukup terpencil di pedalaman. Ternyata, itu ulah sahabat Yui yang mengetahui rahasia Alice Yui itu. Dia menghubungi pihak akademi dan meminta agar Yui dipindahkan ke akademi. Alasannya adalah, sahabat Yui itu iri pada Yui. Entah iri karena apa, Yui sendiri belum mengetahui alasannya. Warga-warga yang lain yang berhasil dihasut oleh sahabat Yui itu juga menyuruh agar Yui pergi karena Yui dianggap sebagai monster. Bahkan, paman dan bibi Yui juga sampai didemo oleh warga. Karena Yui tidak ingin membuat paman dan bibinya yang baik itu terluka, dia memutuskan untuk ikut ke akademi.
Tambahan
Apakah kamu sudah pernah RP sebelumnya? Ya
Tolong berikan satu paragraf contoh RP berserta penggunaan alicemu
(Er—ini char ketiganya Chiaki/Ritsuki ^^)
Dengan kedua tangan digenggamkan di depan dadanya, langkah-langkah kaki kecil dengan tempo yang tidak terlalu cepat, terlihat seorang gadis kecil tengah berjalan menyusuri jalan setapak di Central Town. Mungkin, orang-orang akan mengira gadis itu adalah anak Elementary. Tetapi tidak. Gadis kecil itu mengenakan seragam High School. Padahal baik paras muka maupun bentuk tubuhnya, dia masih terlihat seperti gadis kecil berumur 12 tahun. Sejujurnya, gadis ini sendiri juga tidak ingin melewati daerah Central Town yang ramai seperti ini. Sebab, dia pasti akan dipandang rendah oleh murid-murid yang lain. Bagi gadis itu, daripada dipandang rendah oleh murid lain, dia lebih memilih untuk—
—mati.
Entah sudah berapa lama gadis itu berjalan, dia tiba di pusat Central Town. Sebuah lapangan luas berbentuk lingkaran besar yang terlihat tidak terlalu padat. Tidak terlalu padat, mungkin dikarenakan oleh para pengunjung yang memilih untuk duduk di cafe ataupun berjalan-jalan di jalan setapak Central Town daripada duduk di pusat Central Town yang bisa dibilang kosong, tanpa ada stand ataupun toko apapun. Mungkin, inilah satu-satunya tempat yang cocok untuk gadis itu. Tempat sepi, tanpa ada tatapan curiga dari orang lain.
"HUAAAA~!"
Terdengar suara tangisan orang lain di dekat gadis itu. Gadis itu melihat sekeliling, mencari sumber tangisan tersebut. Terlihat seorang bocah kecil yang terlihat tengah duduk di lapangan pusat Central Town tersebut. Gadis itu segera menghampiri bocah itu. Dia berjongkok di samping bocah itu sambil bertanya, "Ada apa, little boy?"
Bocah itu tidak menjawab apa-apa. Mungkin dia sendiri juga heran mengapa gadis yang terlihat seumuran dengannya itu memanggilnya 'little boy'. Gadis itu mengcek ke arah lutut bocah itu. Luka lecet. Mungkin ini yang menyebabkan bocah itu menangis. Gadis itu mengeluarkan beberapa burung origami dari dalam tasnya dan mengulurkan burung-burung origami itu ke arah sang bocah. Saat bocah itu hendak menyentuh burung origami yang disondorkan oleh gadis itu, tiba-tiba burung origami itu langsung terbang dengan sendirinya, mengelilingi bocah itu, berusaha untuk menghibur bocah itu. Sebuah senyuman lebar terlukis di wajah bocah itu. Gadis itu pun juga ikut tersenyum kecil begitu melihat bocah di hadapannya itu sudah kembali riang sambil menempelkan sebuah plester untuk menutupi luka lecet bocah itu.
"Terima kasih banyak, kakak!" ucap bocah itu dengan senyuman riangnya. "Siapa nama kakak?"
Gadis itu kemudian berdiri dan mengulurkan tangan kanannya untuk membantu bocah itu berdiri juga. "Namaku Yui. Kimiko Yui," ucap gadis itu dengan senyuman manis yang terpoles di wajahnya. Senyuman dari bocah itu sudah menutupi luka hatinya dan kemurungannya yang sempat dirasakannya tadi. Dan untuk pertama kalinya, dia merasa alicenya ini berguna bagi orang lain.
Subject: Kimiko Yui 
Tue Oct 07, 2008 4:52 pm
