Endless Posibility

Kennard mikir sebentar. Sebetulnya, agak lama juga sih. Maklumlah, kura-kura saja kalah, bukan hanya pentium 1 saja. Tapi, kebodohannya yang tak ternilai ini...Ah, sudahlah.

"....Err, iya," jawab Kennard, setelah mikir berapa lama. Bodoh sekali, masa pertanyaan sederhana yang bahkan anak SD bisa menjawab itu butuh mikir. Kalau begitu, lebih baik Kennard balik ke TK saja -- Eh, tapi ia sudah berumur 17. Kalau begitu jadi bayi tabung saja.

--Bagaimana?

Setujukah?

Oke kalau setuju.

Quote :

"Ba..baru pelukan, cium pipi dan....dia sempat menggendongku" ujarnya.

Haruki tersenyum walaupun wajahnya malah memerah, asli memerah. Sebenarnya dia nggak berani menanyakan itu. Yah, padahal untuk cowok usia 11, coba-coba itu justru sering terjadi di usianya, eh?

Lalu Haruki menghadap ke anak yang satu lagi.

"Oh, anak baru. Tipe apa?" tanya Haruki sambil nyengir.

"Hahi! Kok Haruki merah! Ngebayangin yang nggak-nggak soal aku dah Shiru ya!" ujarnya agak ngamuk.

Padahal, Minagi sendiri merah.

"Eng...Tipe?"

Lagi-lagi kebegoan Kennard muncul keluar begitu saja saat ditanyai...anak lelaki yang lebih muda beberapa tahun darinya? Oh my gosh. Kenapa Rinne Kennard yang sudah sweet seventeen ini bisa kalah dengan anak TK. Anak playgroup dan TK saja sudah bisa lebih pintar darinya kok. Mungkin, Kennard harus lebih sering membaca buku?

Tapi tidak perlu begitu kan? Kennard malas. Kennard tidak pernah membaca buku, kecuali mungkin--buku tentang mengatasi kebodohan yang mungkin bisa berlembar-lembar dan Kennard tidak mungkin menyelesaikannya.

"Shi...ru?"

Weits, Shiru? Kennard sama sekali tidak tahu menahu soal nama itu. Makanya ia tanya, kepada siapa lagi kalau bukan kepada gadis tadi yang ia ajak omong. Kalau itu urusan pribadi si Minagi, kenapa Kennard begitu begonya sampai memanggil nama yang tidak dikenal. Keras pula panggilnya.

Hari ini, lebih tepatnya siang ini, hari pertama Senri disekolahnya. Di Alice gakuen. Masih banyak hal yang belum diketahuinya tentang sekolah ini. Jadi, Senri memutuskan untuk berjalan-jalan. Tentu dengan harapan bisa bertemu teman-teman baru dan mengenali sekolahnya.

Kaki membawanya ke suatu tempat, suasana nya cukup ramai. Itulah kesan pertama tentang tempat yang pertama kali dikunjunginya itu. Sayangnya Senri tak tahu ini dimana. Jadi ia tak tahu harus dan akan kemana. Ooo. Senri tersesat. Mungkin ada baiknya ia bertanya.

Nampak beberapa orang sedang mengobrol dan berbincang. Mungkin mereka bisa ditanyai. "Maaf, permisi. Ini dimana ya?", tanya Senri dengan suara pelan. Mungkin saja orang-orang itu tidak mendengar karena pelannya suara Senri itu.

Shura mendengar Minagi sedang berbincang dengan temannya tadi yang baru datang. Mereka bicara soal apa, Shura tidak tahu. Ia benci menguping.
Maka gadis kecil itu hanya diam ditempatnya; setengah bersembunyi di balik Minagi.

Sampai, datang seorang pemuda bertampang telmi yang menanyakan jalan. Shura tersenyum kecil melihat orang itu, ia menganggapnya lucu.

Lalu datang seorang wanita yang menanyakan 'dimana ini?' seperti yang diajukan oleh pemuda telmi sebelumnya. Yeah, ini Jalanan penuh sesak Central Town. Mengapa orang masih bingung mengenai tempat ini, kira-kira?

Oh! Shura teringat sesuatu. Bukankah sekarang ia harus makan siang dan meminum obatnya?
Noes, sebaiknya segera lakukan itu sebelum terlambat.

"Kak, Shura minum obat dulu. Dah!" Sahutnya pada Minagi, lalu membungkuk pada sekian orang disana dan berlari pergi.

[OUT]

Mungkin memang suaranya terlalu kecil. Sambil menunggu datangnya jawaban, Senri memandangi sekitarnya. Ramai dan penuh sesak oleh manusia. Seperti pusat kota. Pusat kota? Masa ada pusat kota didalam sekolah?

Seorang gadis kecil, salah satu diantara orang-orang yang ditanyainya tiba-tiba membungkuk dan pergi. Dari kata-kata yang diucapkannya kepada seseorang disitu, sepertinya namanya Shura.

Senri jadi menebak-nebak sendiri di dalamk hati. Dimanakah sebenarnya ia berada saat ini. Mata nya kembali menatap orang-orang yang ditanyainya itu. Senri baru menyadari bahwa mereka masih imut-imut semua. Senri jadi tersenyum sendiri.

"a...aku gak bayangin apa-apa!!" jawab Haruki panik. Gendernya makin dipertanyakan.

Orang-orang di sekitar makin banyak. Kesempatan.

"oi apa ada yang lihat bando pink di jalan?" tanya Haruki pada semuanya.

Quote :

"Shi...ru?"

Weits, Shiru? Kennard sama sekali tidak tahu menahu soal nama itu. Makanya ia tanya, kepada siapa lagi kalau bukan kepada gadis tadi yang ia ajak omong. Kalau itu urusan pribadi si Minagi, kenapa Kennard begitu begonya sampai memanggil nama yang tidak dikenal. Keras pula panggilnya.

"Dia....bisa dibilang pacarku, begitulah" ujar Minagi blush.

Quote :

"a...aku gak bayangin apa-apa!!" jawab Haruki panik. Gendernya makin dipertanyakan.

Orang-orang di sekitar makin banyak. Kesempatan.

"oi apa ada yang lihat bando pink di jalan?" tanya Haruki pada semuanya.

"Swt, ya udah. Gapapa, cuma becanda ini" cengir Mina.

"Bando ya? Umh....Aku nggak tahu" ujarnya lagi.

Weits, pacar?

Sialan.

Gadis itu sudah punya pacar, padahal kalau dilihat-lihat umurnya lebih muda dari Kennard. Sedangkan Kennard sendiri, yang sebenarnya sudah waktunya berpacaran malah tidak punya pacar. Dunia memang sudah terbalik. Terkadang remaja kanak-kanak seperti gadis itu memang harus berpacaran dan akhirnya...Menikah?

Kennard sama sekali tidak mengerti.

"A...Aku ingin punya pacar..." aku Kennard. Sebenarnya, dia sendiri juga kurang tahu, kenapa ia bisa berbicara seperti ini.

Quote :

"A...Aku ingin punya pacar..." aku Kennard. Sebenarnya, dia sendiri juga kurang tahu, kenapa ia bisa berbicara seperti ini

"Ekh?" Minagi agak heran.

"Cobalah baca ini" Minagi memberi Kennard buku 'Cewek-cewek tercantik sepanjang sejarah Akademi'

Entah dari mana ia dapat buku itu.

"aa...aku baru tau ada buku itu.." ucap Haruki, berputar putar di depan mereka mencari bando.

"ah ya.. sama, aku juga belum punya!" seru Haruki menepuk pundak pemuda itu keras-keras 3 kali.

"Kalau herma kayak kamu, pasti susah cari pacar" ujar Minagi jahil pada Haruki.

"Mau kucarikan?" Minagi mengambil buku tadi dan membuka daftar.

Tak sengaja, ia menemukan seseorang yang tampaknya familiar.

Memorable Girls Rest in Peace:

1.Nekomi Chisa

[photo]

Type: Lolimoe

Member of: Special Ability

Deskripsi:

Terkenal sebagai loli imut di Special ability.....

[deskripsi]

.....Keluar dari akademi tahun 2000, dan pada tahun 2007...

ia meninggal dunia. Karena itu dia dimasukkan kesini, sebagai salah satu gadis yang patut dikenang.

"Eh? Dimana aku pernah melihat dia? Lagipula, dia meninggal......umh....bingung" Minagi agak bingung.

Kennard mencoba mengambil buku yang dibawa oleh gadis itu, dan mulai membacanya dari halaman ke halaman. Wah! Buku apa ini, dan dari mana asalnya buku itu? Sial. Anak jaman sekarang memang pintar-pintar ya! Tidak seperti Kennard.

Lah?

Apa pula isi buku ini? Indeks? Dan ada angka aneh pula? Waduh! Kennard sama sekali tidak mengerti hal begituan. Berharap gadis tadi mau membimbingnya untuk membaca halaman.

Satu halaman yang dia tertarik -- Tapi dia tidak paham!

"Err--Bisa jelasin bagian yang...ini?" tanya Kennard pada gadis itu sambil menunjuk bagian buku yang berjudul "Best of The Best"

"Itu tampaknya yang paling cantik dari yang paling cantik" ujar Minagi sotoy

"Aku juga belum pernah baca bagian itu sih" ujarnya.

Belum pernah?

Weits. Tunggu dulu. Dia sih sudah baca walaupun tidak semua, masih mending. Tapi Kennard? Boro-boro lihat. Baca saja tak pernah. Baru kali ini ia membaca buku. Habis, selama ini ia selalu malas membaca buku sih.

Bisa dibilang, mungkin gadis ini yang mengajarkan Kennard supaya bisa menghilangkan keleletannya yang melebihi kata luar biasa. Tapi dia sudah punya pacar...Nope, untuk saat ini.

"Err..."

Kennard mencoba mikir sebentar (walaupun lama). Maklumlah, lelet pentium 1. Ia mulai membolak-balik halaman buku itu lagi dan mencari halaman yang bagus lagi.

"...Kalo yang ini...Gimana?" lagi-lagi, Kennard bertanya sambil menunjuk ke arah tulisan "Cute Girls".

"Itu gadis-gadis manis...Kurasa" ujarnya.

Minagi membuka bagian itu.

"Ini, cari sendiri" ujar Minagi memberi buku itu pada Kennard.

Ouh! Kejam!

Kenapa gadis itu membiarkan Kennard yang bego ini untuk mencari sendiri halamannya? Huoooo! Ini neraka bagi Kennard, NERAKA!!

Kenapa Kennard harus mengalami yang namanya neraka abadi bagi kaum pentium 1 sepertinya? Seperti -- Contohnya di sini. Dalam kasus ini, gadis tadi menyuruhnya membuka sendiri halamannya.

Yah.

Tapi, tanggung sendiri kalau mata Kennard berat, ya! Kalau sampai itu terjadi, berarti salah gadis itu! Ia harus menanggung akibatnya -- Oke, bercanda. Kennard mulai membolak-balik halaman dan...

...Ia menemukan tulisan seperti ini:

Quote :

Futako
[photo]
Tipe: Pentium 1
Member of: Laten Ability
Alice: Sixth Sense
Deskripsi:
Baka girl, lemot, blablablabla...

...Setelahnya, Kennard melihat page yang berisi nama seorang gadis bernama Futako itu dengan lama.

Si Raja Pengacau is back!

Takutlah pada si Raja Pengacau Sousetsu Kaede. Kaede yang membuat kekacauan di mana-mana, tiada hari tanpa kekacauan! Kekacauan adalah segalanya dan tidak ada yang dapat menentang eksistensi Kaede! Kalau kau ingin membuat kekacauan, silahkan saja! Kaede akan siap sedia membantu (Lho!?)

Kaede mulai berjalan lagi ke Central Town dan mulai menendang tong sampah hingga isinya berhamburan dan mulai melempari anak-anak yang kemudian kalang kabut dengan sampah-sampah yang berhamburan di sana. Tak jauh dari sana, ia melihat seseorang yang sangat amat mirip dengan seniornya di sekolah dulu, Kennard sedang berduaan dengan Minagi!? Oh, Minagi punya pacar baru?

Ini bisa dijadikan bahan gosip!

Ah, mereka baca buku berduaan pula! Mesranya. Kaede jadi terganggu untuk ingin mengganggu kemesraan mereka berdua. Bolehkah? Tentu saja boleh, karena kau tidak pantas menentang Raja Pengacau!

"Err--Anda mirip dengan senior saya dahulu di sekolah..." ujar Kaede pada pemuda itu, tanpa mengetahui bahwa itu sebenarnya adalah Kennard.

"Eee? Futako-chan masuk?" ujar Minagi melirik ke buku itu.

"Uguu~ Aku kok nggak masuk ya?" ujarnya.

Dia melihat Kaede...

"KAAAU! LAGI LAGI!" Minagi meraih buku itu dan menimpuk Kaede dengan buku itu,

entah kena atau nggak

Hoo? Siapa itu...Yang berbicara dengan Kennard?

Eh?

Kaede?

Sial.

Saking lemotnya si Kennard, sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa Kaede sudah ada di belakangnya dan mengajaknya bicara. Kennard menghentikan bacanya, dan mulai sadar setelah beberapa lama ia 'mengobservasi' si Raja Pengacau yang tak lain dan tak bukan adalah mantan juniornya yang bernama Sousetsu Kaede. Wah, dia kesini juga rupanya.

".....Kaede? Ini Kennard," ujar Kennard, masih dengan lemotnya dan masih dalam posisi memegang buku.

"Oh, kak Kennard toh -- Pinjem ya kak bukunya,"

Kaede memang hanya menurut pada Kennard saja. Buku yang tadinya diarahkan Minagi pada dirinya jadi ia 'pinjam' dan ia juga ikut melihat-lihat isi buku itu. "Cewek-cewek tercantik di Akademi", begitulah isinya. Heck. Kau pikir, Kaede akan menggaet cewek-cewek itu? Asal ceweknya bisa diajak rame dan heboh dengannya, ia akan menjadikannya sebagai "Ratu Pengacau" sejatinya.

Kennard tidak bisa berkata apa-apa pada si Raja Pengacau satu ini.

Maklumlah, setiap kali di sekolah makhluk aneh bernama Sousetsu Kaede yang berumur 15 tahun ini selalu membuat kekacauan. Mungkin tidak hanya di sekolah, tapi juga di manapun ia berada. Sepertinya, yang bisa menjadi cewek si Kaede pengacau ini hanyalah mereka yang kuat mental dan bisa menerima dia apa adanya dan bisa tahan terhadap tindak-tanduknya.

Yang bisa Kennard lakukan, hanyalah membiarkan Kaede membaca buku itu sampai puas. Kalau tidak mengerti, jangan tanya ke Kennard. Karena Kennard sendiri juga tidak mengerti.

"Sudah ah! Aku tanya homeroom ku saja nanti" ujar Minagi.

Dia lari keluar.

[out]

Buku itu sekarang ada di tangan Kaede. Maklumlah, dia ini Raja Pengacau -- Tiada hari tanpa mengacau dan mengacau. Rasanya seperti makan nasi tanpa sayur dan lauk pauk kalau tidak mengacau sekali dan sehari saja. Bahkan kalau bisa, senior pun bisa ia bikin kacau. Kaede bisa membuat kacau di manapun ia berada!

Kecuali--

--Mungkin kepada Kennard, satu-satunya senior yang ia hormati dan takuti. Hoho.

Sambil menenteng buku yang aslinya milik Minagi itu, ia berjalan keluar.

[out]