To start the summer holiday-- eh

Telat!
Taki berlari menuju pesawat. Napasnya tersengal. Entah sudah sejauh apa pemuda itu berlari. Alasannya simpel. Bangun kesiangan. Io pun meninggalkannya. Sial. Sepertinya tadi pagi Taki mendengar suara Io dan ketukan pintu. Sudah begitu, sesampainya di lantai dasar asrama, Taki harus balik lagi ke kamarnya. Apalagi sekarang? Claus ketinggalan di kamar! Oh, bagaimana ia bisa melupakan hewan peliharaannya itu?

Tas ransel Taki entah penuh dengan apa. Ia asal saja memasukkan barang-barangnya tadi. Semoga tidak ada yang ketinggalan lagi.

Selamat. Pesawat belum berangkat. Taki mencari-cari sosok Io. Dimana temannya itu duduk? Saat melewati salah satu lorong, Taki melihat seorang gadis yang dikenalnya. Minase. Juniornya di Laten Class. Dihampirinya anak itu yang tengah berbicara dengan temannya. "Hei, Minase-san. Kenapa kau di sini?" tanyanya.

Alih-alih, Taki berjalan lagi ke lorong lainnya. Ada seorang gadis seumuran dengannya tengah asyik bermain game. Game? Di pesawat ini? Lantas pemuda itu pun mendekatinya. "Hei, Kau. Game apa yang sedang kau mainkan itu?" tanyanya dengan nada datar.

"Minagi-chan sama aku aja, ya?"

Minagi kaget mendengar suara itu. Dia menggeleng pelan, lalu memeluk Shiruba-entah untuk apa.

"Minagi...sepertinya, aku--eh, tidak bisa duduk denganmu..." ujarnya, hati-hati. Takut nanti membuat gadis itu marah. Tak lupa menyisipkan senyum meminta maaf.

Minagi agak cemberut, lalu mencari tempat duduk paling pojok yang cuma berkursi satu. Dia benci Shiru yang tidak bisa mengerti perasaannya, dia benci Shizu yang seenaknya merebut ciuman pertamanya.

Dengan kesal, dia membuka manga kesayangannya dan membacanya.

Quote :

Alih-alih, Taki berjalan lagi ke lorong lainnya. Ada seorang gadis seumuran dengannya tengah asyik bermain game. Game? Di pesawat ini? Lantas pemuda itu pun mendekatinya. "Hei, Kau. Game apa yang sedang kau mainkan itu?" tanyanya dengan nada datar.

Kyrie sedang asik memainkan 'gamenya'. Sebenarnya dia sedang melihat bursa - bursa saham miliknya dan mencoba untuk berspekulan tentang bagaimana laju ekonomi di masa yang akan datang. Tetapi untuk Kyrie, hal ini tidak lebih dari sekedar permainannya belaka.

"Tampaknya aku perlu menjual Destrync. . . Hm ? Apa saham ini lebih baik kubeli saja ya ? Masa depannya bagus, tapi keuntungannya tidak seberapa besar nantinya." Kyrie terdiam dalam lamunannya.

". . .Tidak perlu deh. Lagipula tidak baik menghabiskan uang percuma hanya untuk seperti ini saja." Kyrie langsung mengklik beberapa tombol dan mengetik di keyboardnya. Pada saat itulah dia baru menyadari kalau ada seseorang yang berbicara kepadanya.

"Ah !" Kyrie yang baru sadar akan kesalahannya langsung tersenyum meminta maaf dan menunduk pelan.

"Maaf, tampaknya aku keterusan bermain seperti ini." Ujarnya sambil mengetik di keyboardnya. "Kalau soal game, kayaknya di setiap kursi ada koq. Kamu tidak mau coba ? Ah, tapi jangan pakai punyaku; soalnya aku sedang memainkannya sih." Memang benar dia sedang memainkannya, tapi alasan sebenarnya dia tidak mengizinkan pemuda itu untuk memainkannya adalah karena dia telah 'membajak' game tersebut menjadi komputer pribadinya.

"Kita baru pertama kali bertemu ya ? Namaku Kirisawa Kyrie. Salam kenal !" Kyrie pun menjulurkan tangan kanannya ke arah Taki.

Belum sempat mendengar jawaban dari Hiino, Kiyoshi yang sejak tadi tertidur di punggungnya pun terbangun. Mukuro bisa merasakan bocah mungil itu bergerak di punggungnya, nafasnya yang hangat menggelitik leher Mukuro. Aduh, kenapa dia harus bangun di saat begini sih? Semoga saja alasan bangunnya bukan karena alasan 'itu'. Ugh, di tengah pesawat begini...tak enak kan? Mukuro pun menoleh untuk menatap bocah itu.

"Mukuro, Kiyoshi 'lapar'..." keluh bocah itu, sangat keras hingga mungkin terdengar ke seluruh sisi pesawat.

Crap.

"O-oi, Kiyoshi, jangan di--"

Ups, terlambat.

Sepasang taring tajam terlanjur menancap di lehernya. Mukuro berjengit sedikit, menggigit bibirnya selagi bocah kecil itu 'makan'. Sial, dia mungkin harus minum obat penambah darah ya? Kiyoshi sendiri nampak tidak peduli, terus mengisap darah Mukuro.

Mendadak bocah itu berhenti dan dia melihat sekeliling. Ada apa? Dia turun dari gendongan Mukuro dan mendatangi seseorang, sembari mengelap bibirnya yang berlumuran darah. Orang itu...ya ampun, itu kan Shiruba, Student Leader Dangerous! Mau apa Kiyoshi?

"Kenapa baumu sama dengan bau Kiyoshi, kakak?" tanya Kiyoshi polos sambil menarik-narik baju pemuda itu.

Mukuro hanya sweatdropped, memandang mereka dari jauh sambil mengelap luka di lehernya.

H-hei? Minagi ngambek ya? Aduh...bagaimana ini? Shiruba jadi bingung mau berbuat apa. Lagi, ia masih menunggu seseorang. Aduuh...bagaimana ini? Tenang Shiruba. Jangan panik. Rencanamu tidak boleh gagal dan jangan sampai terbongkar. Apalagi oleh Minagi. Pemuda ini menghela napas panjang untuk menenangkan diri. Oke...jangan terbawa suasana. Shiruba memandang berkeliling, pesawat sudah mulai ramai. Soal tempat duduk, tidak masalah untuknya. Yang jadi masalah, di mana anak itu? Sial. Seharusnya ia berangkat bersama anak itu tadi. Jangan-jangan ia tersesat? Haduuuh...tambah merepotkan saja!

Daripada stress, lebih baik Shiruba duduk saja. Ia juga lapar. Coklatnya sudah habis tadi, dan sebatang coklat tidak pernah cukup untuknya. Oke, lebih baik segera duduk dan makan marshmallow yang ia bawa.

"Kenapa baumu sama dengan bau Kiyoshi, kakak?"

Heh? Siapa ini? Seorang anak kecil menghampirinya, dan menarik-narik baju Shiruba. Nah, loh. Anak siapa ini? Siswa akademi juga, ya? Shiruba tidak mengenalinya. Ia tersenyum bingung. Sepertinya anak ini 'berbeda'.

"Haa? Apa maksudmu?" ia malah bertanya balik plus tersenyum seperti orang bloon. Iyak, kelihatan begonya pemuda ini.

Samar-samar, Shiruba dapat mencium bau yang sangat familiar. Darah...? Dari anak ini?

Shizu melirik ke Minagi. Berhasil. Minagi menjauhi Shiruba. Shizu lalu mendekat sedikit ke Shiruba. Dia berbisik. "Shiruba-san, aku sudah mengambil wujud Minagi tadi.......dan sekarang, membuatnya resah" Shizu pun sedikit menjauh. "Haaah, dasar Shiruba-san bodoh! Padahal Minagi sudah kelihatan ingin sekali dengan kamu" ujarnya pura-pura sambil tersenyum manis.

Ya, Shizu punya rencana tersendiri. Minagi harus dijauhkan demi ini.

Shizu lalu berjalan ke arah Minagi. Dia memberi gadis itu minuman kaleng. "Minumlah, kamu pasti capek mengurusi cowok tidak peka seperti dia. Tampaknya, dari tadi dia menunggu seorang gadis" ujarnya kesal secara pura pura. Yak, Shizu mungkin bisa menjauhkan mereka; demi rencana ini.

Okinawa.

Yeah,Okinawa, say what? OKINAWA! Saku sudah lama tidak ke Okinawa,kampung halamannya sejak dia sekolah di Abstract School,dan meninggalkannya selama 6 bulan.. mungkin,yah. dia kangen sama teman-temannya dulu,pantai --Pantai! yeaaaah,Musim Panas telah tiba,Okinawa,dan sekarang tinggal menunggu Bi dan Suika untuk duduk disampingnya,ah.. dan kita lihat apa yang tadi Wanijima-sensei katakan,ada game! jadi.. Saku menyentuhnya dan.. wow,tiba-tiba Sepasang Joystick keluar dari atas tempat duduk Saku,Saku meraihnya dan menyalakan Consolenya.

"sip,ayo maiiin!" teriak Saku sambil berekspresi 'XD' dan memainkan gamenya sambil menunggu Bi dan Suika datang.

Oke, Musim panas, waktunya liburan, anak-anak senang liburan, pastinya, dan terlebih lagi, anak-anak bakalan banyak jajan huh? senyum licik Kurogane ken tersembul di pagi itu, ia mengecek jamnya, sedikit telat eh? mungkin saatnya berangkat, seperti kata pepatah, Jagoan selalu datang terlambat, ia lalu memastikan tas besar yang isinya macam-macam hal yang "Musim-panas-banget" terisi penuh, semuanya terencana, ia menyengir psikopatis lalu mengaktifkan alicenya, iapun menghilang dari hadapan gubuknya itu.

Tidak butuh beberapa saat ia sudah sampai di hadapan Airport juga, kaya juga sekolah ini. Punya airport di tengah-tengahnya namun tidak punya cukup uang untuk membayar para staff yang berjasa, terutama dirinya? pffft, dasar orang-orang kikir di Tata Usaha. Mengetahui dirinya tidak akan lolos dari metal detector di airport itu, ia lalu mempersiapkan dirinya untuk menyelundupkan barang-barangnya ke bagasi.

Para penumpang pesawat 01 menuju okinawa diharapkan segera menempati kursi masing-masing, pesawat akan segera berangkat dalam 2 menit

owh, suara menyebalkan darisebuah pengeras suara berdengung di telinganya, lantas ia mengaktifkan kembali Alicenya, dan melesat ke dalam pesawat dengan kecepatan maksimal sampai metal detector tidak dapat mendeteksi tasnya, sesampainya di pesawat yang sudah hampir penuh dan pintunya hampir ditutup itu, ia langsung menarget kursi yang terdapat di bagian terdepan bagian penumpang, toh itu kursinya jutga, buat apa ditarget?

Ia lantas duduk dengan tenang, setelah menyusupkan tasnya ke dalam bagasi pesawat tersebut sebelum masuk dan mencari tempat duduk, ia lalu menaikkan kakinya diatas kaki yang lain dengan pose angkuh, senyum nista™ tersembul dari bibirnya.

Musim panas. Musim panas! Yeii! Dan bukan musim panas biasa, karena murid-murid Abstract School akan menikmatinya di... Okinawa!
Tapi tunggu. Memangnya Bi tahu Okinawa? Peta Jepang dan dimana lokasi sekolahnya saja ia tidak tahu. Sekedar informasi, geografi samasekali bukan pelajaran yang diminati oleh Bi waktu sekolah di Korea dulu. Hihihi. Nggak heranlah, emang ada pelajaran yang Bi suka? Nggak deh. Tapi Bi tidak khawatir, kan dia punya peta pribadi alias pacarnya yang notabene kelahiran Okinawa. Dan yang ia dengar, Okinawa punya pantai yang sangat indah dan kesanalah tujuan murid-murid AS saat ini. Asyik! Bi suka pantai, tapi ia jarang punya kesempatan untuk berlibur musim panas karena orangtuanya yang supersibuk. Ah padahal Bi sangat merindukan villanya di Pulau Jeju. Yah yang penting Bi sangat menantikan liburan kali ini dan pastinya nanti Saku bisa menemaninya pergi jalan-jalan ke tempat yang menarik tanpa perlu takut tersesat. Hihihi.

Jadi, Bi sudah bekerja keras untuk mempersiapkan segala macam kebutuhan yang mungkin diperlukan untuk musim panas... Termasuk membeli baju renang baru, ehem. Lalu tidak lupa Thokki dan Mecca. Lainnya? Rahasia dong, lihat saja nanti kalau ingin tahu apa saja yang mengisi ransel besar yang nangkring di pundaknya. Tidak termasuk sebuah koper besar yang berisi pakaiannya untuk persediaan liburan selama sebulan. Wah nggak kalah dari orang yang mau pindah rumah deh.

Dan akhirnya hari yang ditunggu tiba. Bodohnya, sekali lagi saudara-saudara walaupun anda sekalian tahu kalau Bi memang tidak pintar, pada malam sebelum hari keberangkatan Bi malah tidak bisa tertidur saking kegirangannya. Heck! Bisa diduga apa yang terjadi? Ia kesiangan, terlambat bangun bahasa lainnya, dan tiba di bandara saat ruang tunggu keberangkatan sudah kosong melompong. Noes!! Sambil mengomeli Saku karena tidak membangunkannya dalam hati, ia berlari sekuat tenaga dan untungnya berhasil masuk ke pesawat saat panggilan terakhir didengungkan.

Nah, ia memang sempat tercengang sesaat memandang isi pesawat yang jauh lebih luas dan mewah dari pesawat kebanyakan itu. Belum lagi puluhan atau ratusan anak-anak yang ribut dan kelihatan penuh semangat menyambut liburan musim panas mereka yang luarbiasa spesial ini yang tersebar dimana-mana. Rasanya seperti berada di aula saat pembukaan tahun ajaran baru, bedanya ini kabin pesawat. Tapi ekspresi keterkejutannya itu langsung hilang saat mata violet kemerahannya menangkap sosok anak laki-laki berambut biru gelap yang sedang dengan santai duduk di salah satu kursi di kabin penumpang. Bahkan tebak apa? Ia sedang asyik bermain game. Huh! Tidak tahukah ia bahwa Bi nyaris saja melewatkan kesempatan untuk berlibur musim panas di pantai!? Dan Saku tidak mengkhawatirkannya sedikitpun?! Terlalu!! Kedua pipi gadis kecil itu menggembung kesal. Sambil bersusah payah berjalan karena kelelahan dan mengangkut ranselnya yang terlalu besar untuk ukuran tubuh mungilnya, ia sampai ke tempat duduk di samping Saku dan menghempaskan diri ke situ sambil mendengus, "Huh!"

Wah, ngambek.

"ah.Bi! --err.. ke..napa? jangan ngambek dooong,tadi pagi Saku udah ngetok pintu kamar Bi,tapi Bi nggak banguun.. --AH! mau main Game?"Saku berusaha menenangkan Bi yang ngambek disebelah nya,dan satu kursi kosong untuk Suika,ah.. tadi pagi kan Saku sudah ke kamarnya,berusaha melewati penjagaan dari Dorm Perempuan dan akhirnya lewat,Saku mengetuk-ngetuk pintunya namun Bi tetap tidak terbangun,haiih.. --dan tunggu,kenapa tadi dia tidak sekalian memanggil Suika? aduh,Saku merasa bersalah sekarang,sangaaat bersalah.

dan semalam,Saku nyaris tidak tidur,mempersiapkan segalanya untuk nanti di Okinawa,celana Renang,dan lain-lainnya yang dapat memperlihatkan semangat 4-- eh,semangat pada Musim Panas,jadi Saku semalam tidur jam 3,dan bangun jam 7,lingkaran hitam masih melingkari mata kiri Saku,namun Saku bersikap biasa-biasa saja dan menunggu Bi menerima ajakannya bermain Game sambil menyantap French Fries yang ada di dekatnya itu.

OOT: (YEAH!!!BARU SELESE ULUM!!!ULUM SEBULAN!!!)
=======

Ryushi melangkahkan kakinya dengan berat ke arah bandara. Dengan berat? Kenapa dengan berat? Yeah..satu, karena ia belum selesai menyelesaikan proyek besarnya yang sudah sebulan dilakukan dan terhenti karena ada acara jalan-jalan rese satu ini, yang kedua karena ia sedikit keberatan dengan kopernya.

Tapi tetap saja Ryushi tidak mau melewati acara jalan-jalan ini, penasaran pada Okinawa, bisa saja ini adalah kesempatan sekali seumur hidup yang merupakan hadiah Tuhan untuknya lebay=)).

Para penumpang pesawat 01 menuju okinawa diharapkan segera menempati kursi masing-masing, pesawat akan segera berangkat dalam 2 menit


"What!!??" Ryushi berteriak sangat keras tidak peduli semua orang di sekitarnya memandanganya, ia segera berlari sekuat tenaga dan masuk ke dalam pesawat.
"Hah..hah..hah.." Ryushi menarik nafas dalam-dalam dan mengangkat kepalanya, sedikit terkesima melihat isi pesawat tersebut,
"Heh? Bagus juga." Ryushi segera mencari tempat duduknya, menruh barang-barangnya di loker di atas dan duduk sambil membaca buku super tebel yang dibawanya.

pengumuman bahwa pesawat segera berangkat sudah di umumkan dan tetap saja Kairi tetap sibuk mendengarkan iPod yang didengarnya..

sejenak dia mengalihkan pandangannya yang mulai sayu karena ngantuk ke arah sekelilingnya atau ke jam tangan yang dikenakannya..

"sepertinya pesawat sebentar lagi akan berangkat"

bisiknya pelan kepada diri sendiri lalu Kairi kembali menutup matanya dan mencoba meresapi setiap lagu yang didengarnya saat itu..

Gadis itu sepertinya tidak mendengar apa yang Taki katakan. Ya sudah lah tidak masalah. Toh Taki cuek-cuek saja. Mau gadis itu menanggapi atau tidak.

Quote :

"Ah !" Kyrie yang baru sadar akan kesalahannya langsung tersenyum meminta maaf dan menunduk pelan.

Nyadar juga ni, Cewek katanya dalam hati.

Quote :

"Maaf, tampaknya aku keterusan bermain seperti ini." Ujarnya sambil mengetik di keyboardnya. "Kalau soal game, kayaknya di setiap kursi ada koq. Kamu tidak mau coba ? Ah, tapi jangan pakai punyaku; soalnya aku sedang memainkannya sih."

Taki diam saja. Malas menanggapi. Ternyata salah tadi ia bertanya pada gadis di hadapannya ini. Oh, well, mood Taki benar-benar buruk hari ini gara-gara kejadian tadi pagi.

Quote :

"Kita baru pertama kali bertemu ya ? Namaku Kirisawa Kyrie. Salam kenal !" Kyrie pun menjulurkan tangan kanannya ke arah Taki.

Bukannya Taki yang menanggapi, malah Claus, burung gereja di pundak Taki yang terlihat mengepak-ngepakan sayapnya tanda senang.

"Claus, jangan macam-macam ah!" ujarnya seraya mengelus lembut burung itu. Diliriknya tangan Kyrie dan beralih menatap Claus lagi. "Hihara, Taki." Dan Taki pun menjabat tangan Kyrie dengan malas.

Sesaat Taki celingukan di antara tempat duduk yang ada. Ah, ternyata sudah penuh. Hanya kursi di sebelah Kyrie yang masih kosong. Mau tak mau Taki pun duduk di sebelahnya setelah meletakkan tas di bagasi.

Tidur. Sepertinya lebih baik untuk menghabiskan waktu di perjalanan. Tadinya Taki ingin bermain game. Tapi godaan untuk melanjutkan tidurnya begitu besar. Taki lantas menoleh pada Kyrie yang masih asik dengan 'mainan'nya.
"Heh, Cewek Jelek. Awas kalau ganggu!" ancamnya.

Akhirnya Taki pun tertidur dengan pulas.

OOT : Anjrot telaaaat! OAO

-------

Musim panas! Hell yeah! Mizu memang benci udaranya, tapi semangat ke Okinawanya mengalahkan kebenciannya itu! Huwahahaha.. Memang tak ada yang bisa mengalahkan enaknya liburan musim panas. Semangka...AC...game...tiduran.. Ahh.. Enaknya. Wait!! PR! Bagaimana dengan benda terkutuk itu?! Ah.. Entahlah. Lebih baik lupakan yang tak berguna. Santai saja.

Setelah melewati pemeriksaan dengan santai, Mizu melirik jam tangannya.

"WTH!!?"

Begitu menyadari dirinya sudah telat, gadis pink itu berlari secepat kilat menuju pesawatnya.

"AAAAH!!! ITU DIA!!" matanya menangkap pesawat 01. Ia pun kembali berlari.

"Huh..huh..hu.. Ca..capek..." ujarnya kelelahan. Ia duduk di kursi yang ada orang sebelahnya (Ryushi).
Mizu menoleh dengan muka capek.
"Hey" sapanya SKSD seperti biasa. Ia lalu mengambil Pocky dari ranselnya lalu membuka bungkus Pocky tersebut.

"Mau?" tawar Mizu pada Ryushi.

-----------

OOT : Yozu sama Rise ceritanya udah masuk pesawat aja yah

OOT: mati, tlat amat
Reiki udah ada dalem pesawat.

======

Kiiri berlari menuju bandara yang dipenuhi siswa Abstract School. Mereka akan pergi ke Okinawa! YEAAAAYY!!! Kiiri berlari menuju kerumunan, "pagi!!" sapanya kepada semua yang ada di sana.

Kiiri memasukan koper-kopernya ke tempat yang sudah disediakan, lalu melirik jam dinding di atasnya.

"Auhh, telat!!" Okeh, kesiangan. Kiiri berlari menuju pesawatnya setelah menarik tas tangannya dari bagian pemeriksaan.

Para penumpang pesawat 01 menuju okinawa diharapkan segera menempati kursi masing-masing, pesawat akan segera berangkat dalam 2 menit

"Gyaaaa!!! Tunggu dulu!!" teriaknya lalu berlari dan melompat masuk ke dalam pesawat.
"Fiuh.... Masih sempat," ia memandang seluruh isi pesawat itu, sepertinya sudah penuh. Dengan santainya, Kiiri berjalan ke ujung, di mana ternyata ada 2 bangku kosong di sana. Ia meletakan tas tangannya lalu duduk.

==

OOT: Reiki dah masuk aja yah critanya (tserahlah mo duduk dimana *dikemplang*)

Quote :

"Claus, jangan macam-macam ah!" ujarnya seraya mengelus lembut burung itu. Diliriknya tangan Kyrie dan beralih menatap Claus lagi. "Hihara, Taki." Dan Taki pun menjabat tangan Kyrie dengan malas.

Kyrie berpikir dalam hatinya, orang ini benar - benar tidak menyebalkan ya ? Tentu saja, Kyrie menyembunyikannya dengan senyum bisnisnya. Dia sering sekali menemukan tipe - tipe orang seperti ini, dan ia mengetahui bagaimana potensi mereka. Karena itu, walau dia menyebalkan dia tidak ingin membenci orang ini sebelum kenal baik dengan orang ini.

Lagipula.. . Kyrie mengamati burung kecil yang bertengger pada Taki. Begitu melihat burung itu, entah kenapa Kyrie menjadi sedikit mengerti dengan orang di hadapannya itu.

"Mungkin dia tidak semenyebalkan yang aku duga. .?"

Quote :

Tidur. Sepertinya lebih baik untuk menghabiskan waktu di perjalanan. Tadinya Taki ingin bermain game. Tapi godaan untuk melanjutkan tidurnya begitu besar. Taki lantas menoleh pada Kyrie yang masih asik dengan 'mainan'nya.
"Heh, Cewek Jelek. Awas kalau ganggu!" ancamnya.

"Eh ? Jelek ??" Kyrie mengerutkan dahi dan melototi Taki. Tetapi kemudian dia melihat Taki langsung tertidur pulas. Tampaknya, dia benar - benar kelelahan.


Melihat hal itu, Kyrie tersenyum ramah dan menghela nafasnya.

"Ya sudahlah.. . .Selamat tidur, Hihara-san." Dan mengucapkan selamat tidur kepadanya dengan ramah.

Ia pun kembali memainkan 'gamenya'. Kecepatan Kyrie dalam memutuskan masalah untuk hal - hal seperti ini akan terlihat begitu menabjukan bagi orang yang mengerti. Meskipun itu bukan berarti orang yang tidak mengerti akan saham akan bingung dengan kelebihan Kyrie. Sebagai contoh, seperti sekarang ini. Kyrie yang memainkan gamenya itu tampak sangat serius dalam mengetik suatu surat dan hal - hal lainnya. Kecepatan mengetiknya yang tidak masuk akal ini membuatnya tidak aneh jika dia bisa sampai masuk world's record.

Suara - suara ketikan keyboardnya ini terdengar begitu keras di kabin pesawat ini dan menyebabkan beberapa orang sempat menoleh ke arahnya. Tapi Kyrie yang terlalu serius dalam mengerjakan 'gamenya' ini tampak tidak sadar akan hal itu.

Suika sangat tidak sabaran sekali menunggu jalan-jalan ke Okinawa. Katanya mau ada piknik bersama dari semua tingkatan dan ability. Itu berarti dia bisa main-main bersama 'Papa', 'Mama' dan teman-temannya yang lain. Suika jadi bingung mau membawa apa saja untuk piknik besok. Tentu saja boneka kesayangannya, Momo, akan dibawanya. Tapi selain itu mau apa lagi? Apa sebaiknya dia membawa buku cerita favoritnya itu? Siapa tahu 'Papa' dan 'Mama' mau membacakannya untuk Suika?

Pada akhirnya, tanpa terasa waktu pun berlalu dengan sangat cepat dan Suika berhasil untuk memilih-milih barang apa saja yang mau dibawanya. Tapi ketika melihat jam dindingnya, waktu keberangkatan tinggal dua jam lagi. Suika langsung kaget melihat itu. Dia sama sekali tidak sempat tidur dan tadinya berencana mau tidur sebelum berangkat. Tapi kalau begini, dia harus segera mandi dan pergi menuju tempat berkumpul.

Begitu selesai bersiap-siap, Suika dengan tergesa-gesa langsung pergi ke tempat berkumpul. Di dalam, dia sudah tidak melihat orang lain lagi. Suika sudah sedih karena merasa ditinggalkan oleh yang lain. Tapi rupanya dia tidak sendirian. Dia melihat sesosok dengan rambut biru yang sangat dikenalnya, Bi. Langsung saja dia lari mengejar Bi ke dalam pesawat terbang. Untung saja rupanya dia masih belum ketinggalan pesawat.

Di dalam pesawat, dia langsung mencari-cari bangku yang kosong. Kebetulan dia melihat Bi lagi yang langsung duduk di satu tempat. Suika langsung saja menuju tempat Bi dan rupanya ada satu bangku kosong di dekat Bi dan Saku. Apa bangku itu untuk Suika ya? Merasa mengantuk dan tidak pikir panjang lagi, Suika langsung duduk di bangku tersebut dan mengeluarkan Momo, menggunakannya sebagai bantal untuk tidur.

"Papa..Mama... Suika tidur dulu ya..."

Ebuset panjang2!! Yo oloh, daku telat TT______TT
---

Prefektur Okinawa atau Uchinā dalam bahasa Okinawa adalah prefektur Jepang yang letaknya paling selatan, dan terdiri dari 169 pulau yang dikenal sebagai Kepulauan Ryukyu, di gugusan kepulauan sepanjang 1000 km, dari barat daya Kyushu hingga Taiwan, meski pulau-pulau di sebelah utara merupakan bagian dari Prefektur Kagoshima.

Ibukota Okinawa, Naha, terletak di bagian selatan dari pulau terbesar dan yang paling padat, Pulau Okinawa, sekitar setengah perjalanan antara Kyushu dan Taiwan. Kepulauan Senkaku yang sedang dipertentangkan juga diperintah sebagai bagian dari Prefektur Okinawa.

"Hmm... " gumam Kazusa Ijuin sambil membaca penjelasan tentang okinawa di brosur itu. Dengan santai, dicarinya kursi kosong yang memang diperuntukkan untuknya. Ia menyusuri jalanan kecil yang diapit oleh puluhan kursi di dalam pesawat itu. Melelahkan, kenapa sih harus ke Okinawa segala? Memangnya liburan biasa saja di sekolah tidak cukup? tapi dia bukanlah siapa-siapa yang bisa memprotes kebijakan itu.

Ia berhenti ketika menemukan sebuah kursi kosong bernomor dua puluh tujuh. Kursinya. Di sampingnya, seorang senpai berambut kelabu duduk santai, sibuk menekuni bukunya.

"Sebodo`..." Pikir Kazusa, mengacuhkan entah-siapa-teman- seperjalanannya itu, lalu duduk tenang.

Semoga perjalanan ini aman-aman saja...

Di kejauhan terlihat 2 orang pemuda yang sedang berlari-lari dengan terburu-buru karena pesawat yang menuju Okinawa akan berangkat....

"Reiyu! Gara2 kamu kita jadi terlambat tahu! Sial! Aku benci lari2, di saat panas begini lagi!" kata Hyoten sangat marah pada teman di sampingnya itu

Yah.....seperti biasa...kejadiannya.....tadinya Reiyu hanya ingin bermain ke kamar Hyoten tapi malah sampai kemalaman mainnya, uda gitu mereka gak set alarm, jadi deh Perfect terlambat banget!

Ketika masuk ke bandara itu, hampir sebagian besar murid2 AS yang sudah mulai naik ke pesawat, bahkan bisa dibilang sudah pada naik ke pesawat semua....

"Tuh kan! Ayo cepat!" kata Hyoten marah2 pada Reiyu

Karena Hyoten tipe orang yang tidak mau direpotkan, dia hanya membawa tas yang isinya benar2 hanya memuat barang2 yang benar2 diperlukannya saja....

Lalu di dalam pesawat Hyoten memilih tempat duduk yang agak sepi karena dia tidak terlalu suka keramaian...

Reiyu mau tidak mau ikut berlari bersama Hyoten di sampingnya....

Reiyu juga hampir sama dengan Hyoten hanya membawa tas kecil namun bedanya dia lebih suka membawa barang yang aneh2 ketimbang membawa perlengkapannya sendiri....

"Yahhh...jangan gitu dong Hyoten, habisnya permainan kemarin kan memang seru banget...." kata Reiyu sambil nyengir tidak mempedulikan Hyoten yang marah2

"Santai aja sih.....kan pasti masih ada anak yang belum naik....iya...iya...." kata Reiyu malas mengikuti Hyoten naik ke pesawat

Di pesawat Reiyu melihat Hyoten yang seperti biasa pasti lebih memilih duduk di ujung barisan yang jauh dari keramaian orang2...

GLEK!

Ketika sedang melihat tempat duduk yang masih tersedia, dia melihat Seira, adiknya yang sepertinya sedang berbicara dengan teman satu Class-nya...

"Gawat! Cepet2 aja, supaya ga ketauan...bisa gawat kalau Seira tahu....uh..." Reiyu langsung berjalan cepat sambil sembunyi2 agar wajahnya tidak ketahuan oleh seira

"Fyuh selamat...." gumam Reiyu menghela nafas yang berhasil melewati tempat duduk Seira

"Eh...aku duduk disini ya...." kata Reiyu yang tanpa mendengarkan dulu persetujuan Hyoten langsung duduk di samping Hyoten

Hyoten melihat gelagat aneh Reiyu ketika melewati tempat duduk siswa-siswi Technologi Class....

"Kenapa kamu?" tanyanya heran melihat sikap aneh Reiyu

"Selamat dari apa?" tanyanya lagi yang makin bertambah heran melihat Reiyu berkeringat dingin sambil menghelakan nafas

"Tunggu dulu! Kau ke tempat duduk lain saja! Lagipula katanya kau mau duduk sama pacarmu siapa tuh-lah namanya....." kata Hyoten memprotes reiyu yang seenaknya langsung duduk saja

Ini saatnya, ya?

Yui melangkahkan kakinya secara terburu-buru, sedikit berlari mengejar pesawat yang katanya sebentar lagi akan berangkat tersebut. Karena saking tidak sabarnya untuk segera berlibur setelah mengikuti pelajaran sekolah yang membosankan, akhirnya Yui tidak bisa tidur semalaman dan bangun telat. Memang tidak enak ya, menjadi anak yang suka menyiksa dirinya sendiri. Untungnya, dia sudah menyiapkan barang-barangnya semenjak hari sebelumnya. Jadi saat bangun, dia hanya perlu berlari mengejar pesawat saja, tidak perlu mengepak ulang barang-barangnya. Ada barang yang mungkin akan tertinggal? Yui tidak peduli akan hal itu. Yang penting, dia bisa menikmati liburannya ini.

Yui berjalan memasuki pesawat, melihat betapa penuhnya pesawat yang akan membawanya ke Okinawa tersebut. Yui sendiri masih belum mengenal banyak orang di dalam pesawat itu. Yang Yui harus lakukan sekarang adalah mencari bangku kosong untuk dia tempati. Dia tidak akan mungkin terus berdiri sampai tiba di Okinawa, bukan? Yui melihat dua buah bangku kosong di tengah badan pesawat. Tidak terlalu depan, dan tidak terlalu belakang. Mungkin ini tempat yang cocok untuknya. Yui menaruh barang-barangnya pada bagasi atas kabin. Kemudian, dia segera duduk di bangku kosong di tengah pesawat itu.

Ternyata benar, Yui melupakan sesuatu sebelum dia berangkat tadi. Obat anti mabuk. Bodoh, Yui. Terpaksa mungkin Yui harus menahan mual saat perjalanan nanti. Tetapi sekarang, dia sudah merasa tidak enak badan, padahal pesawat belum juga jalan. Muka berubah, sedikit pucat, berusaha menahan rasa mual akibat mabuk udaranya tersebut. Pesawat belum jalan saja sudah mual, bagaimana saat sudah jalan nanti? Well, kita tunggu saja apa yang akan terjadi pada Yui nantinya, saat pesawat sudah mulai mengudara.

Hope will be fine...

Segera ia menoleh. Oh, Seira-senpai rupanya. Mereka memang sekelas di Technical Ability. Pastilah Kana bisa bertemu murid-murid dari kelas Tech karena ini kan acara sekolah.

"Ayo, Voicchi dan lainnya! Kita berangkat!" serunya riang pada Voidy, Seira-senpai, dan 2 orang di dekatnya itu.

"Ah....iya!" Kata Seira yang tiba2 menjadi bersemangat

Di dalam pesawat, Seira mencari tempat duduk khusus Technology Class dan mengambil tempat duduk yang dekat dengan jendela, suatu kebiasannya jika menaiki pesawat....

"Hiraku bagaimana ya? Semoga dia baik2 saja di bagasi'' batin Seira sambil melihat pemandangan di luar jendela

Lalu ketika melihat siswa2 AS yang masih baru masuk ke pesawat, Seira selintas melihat sosok pemuda yang mirip dengan kakaknya...

"Kakak?!" kata Seira yang sempat berdiri

Namun dia sadar kalau kakaknya tidak mungkin ada di AS ini, jadi dengan sedih dia kembali duduk...

"Iya ya....tidak mungkin kakak ada disini....ya sudahlah, ayo semangat Seira! Jangan bersedih terus!" batin Seira dalam hati menyemangati dirinya sendiri

Reiyu mendengar Hyoten yang bertanya karena bingung...

"Tidak, tadi aku lihat ada adikku...bisa gawat kalau dia ngeliat aku disini....." kata Reiyu bisik2

"Bukan selamat dari apa2 kok, tenang saja....hah....susah juga ya...menyembunyikan identitas kayak gini.....apa boleh buat....,,sebenarnya aku juga tidak mau mempunyai alice seperti ini...........'' gumam Reiyu

"Reiki! Ampun deh, kalau soal orang lain kamu itu bener2 tidak mau repot2 untuk mengingatnya ya....." kata Reiyu sedikit tertawa

Kemudian secara tidak sengaja Reiyu ngeliat Reiki yang duduk di tempat duduk yang lain, reflek saja Reiyu langsung berdiri....

"Hyoten aku ke tempat Reiki ya! Dah!" kata Reiyu yang langsung melesat pergi ke tempat duduk Reiki

"Adikmu? Seira kalau tidak salah namanya ya....." gumam Hyoten berusaha menginat lagi

"Lagian kenapa kamu tidak bilang saja kalau kamu masuk ke AS juga sih! Sampai mengganti nama segala....." kata Hyoten pada Reiyu

"Biar.....kau kan yang paling tahu kalau aku tidak suka mengingat hal yang tidak perlu kuingat....." kata Hyoten cuek

"Hyoten aku ke tempat Reiki ya! Dah!" kata Reiyu yang langsung melesat pergi ke tempat duduk Reiki

"Dasar......tuh anak.....ga percaya juga dia bisa punya pacar.....yaudalah.....tidur aja deh....males...." kata Hyoten yang mengambl selimut lalu mengambil I-pod-nya supaya bisa tidur dengan tenang