Hoahm~ Akademi ini membosankan. Err-- apa karena Aoi belum mengenal banyak orang saja? Entahlah, tetapi di sini ia tidak bisa bebas melambaikan pom-pom, dan melompat-lompat di gymnasium. Dan lebih parahnya lagi... ia bukan Kapten pemandu sorak lagi.
Dan... dimana Aoi sekarang? Ramai sekali di sini. Ada cafe juga, tetapi tidak ada lagi gadis-gadis yang mengikuti kemana Aoi pergi. Aoi mendorong pintu cafe itu, bau coklat, hanya itu yang dapat dirasakannya. Telinganya tidak dapat mendengar apapun karena ditutup headset.
Aoi duduk di salah satu, menatap daftar menu, dan... tidak lupa melihat harganya. "Mahal..." Gumamnya sambil meremat ujung kertas daftar menu itu. "Yuuhu~ waiter~" Panggilnya sambil melambai ala melambaikan pom-pom, walaupun tanpa pom-pom dan melepas headsetnya.
"Pst, kau bisa beri diskon untukku, nanti ada gantinya deh..." Bisiknya pada pelayan yang mendatanginya. Sayangnya pelayan itu menggeleng, pertanda ia menolak tawaran Aoi. "Dasar pelit!" Teriaknya pada pelayan itu sambil menjulurkan lidahnya seperti bocah mengambek.