Cinnamon Shop

OOT~Setting : Tengah malem-
-IT
-
-
-

"Hufff..." Ruru meniup kedua tangannya. Udara malam yang dingin menyelimuti tubuhnya. Tak baik loh, anak perempuan jalan sendiri ditengah malam.
Jalanan kota tampak seperti kuburan, gelap dan sepi. Suara jangkrik terdengar samar, diredam oleh hu-hu burung hantu yang bertengger di setiap pohon. Bulan remang tampak di angkasa, membuat suasana makin menegangkan. Lampu jalan banyak yang mati, dan
Tak ada satupun siswa disitu saat ini, kecuali yang sedang piket malam.
Ruru menikmati pemandangan malam itu sepanjang perjalanan nya. Ia berjalan cukup lama dan akhirnya sampailah, di sebuah toko kecil di balik pohon besar. Di batang pohon itu tertempel papan penunjuk arah; Cinnamon Shop, come here and fill your life with the miracle of Cinnamon ---->

Toko itu hampir tak terlihat karena letak nya yang tersembunyi. Cinnamon shop, kira kira didalam jualan apa ya?

Yeah, gadis boneka ini menyusuri jalan setapak di balik pohon, membuka pintu berwarna merah tua dan masuk kedalam.

Ternyata memang benar benar sebuah toko. Hanya, disini cukup unik. Barang yang di jual adalah brooch dan pendant, semuanya berwarna merah tua (Cinnamon). Dinding ruangan warna merah tua, ditempeli dengan hiasan bintang berwarna hitam yang bertaburan di setiap sudut dinding. Lantainya dari kayu, dilapisi karpet tebal motif daun warna merah tua. Sebuah jam kayu miniatur big-ben yang tinggi nya -+ 2 meter berdiri di antara dua jendela besar yang tertutup oleh gordyn katun warna merah. Perapian diujung ruangan memancarkan cahaya api yang membuat suasana tampak nyaman. Barang barang jualan tertata rapi di rak dan ada beberapa yang dipajang didalam boks kaca. Di ujung dekat perapian, bisa dilihat seorang nenek berwajah ramah yang duduk dikursi goyang. Sepertinya itu penjaga toko ini.
Ruru memberi salam senyum pada nenek itu.. Lho? Bukannya sedang bad mood?
Well, suasana disini cocok dengan Ruru, membuatnya dapat menenangkan diri. Lagipula disini tak tampak seperti toko, ini sih namanya rumah-kecil-di-pegunungan-yang-ditempati-oleh-nenek-dan-kucingnya. 'Rumah' ini juga cocok untuk ber-istirahat, banyak Sofa besar empuk hangat untuk santai.

Ruru menatap bagian rak didepan nya, dan mengambil sebuah brooch berbentuk pohon yang warnanya merah tua. Tak ada warna yang dapat ditemui disini, kecuali Cinnamon a.k.a Merah tua. Ruru mengamati brooch ditangannya. Bingung, mau dibeli atau tidak...

ooc : nimbrung yah?

--

"hoh... nyasar lagi..." gumam dika, berputar-putar bingung daritadi. dimana arah pulang. dia tidak yakin. well, kalau begitu, lebih baik menjelajah. biar tambah nyasar sekalian. dika pun melangkah lebih jauh. "wuidih? dari buta arah, tambah autis aja gue? jadi buta warna gini?" teriak dika tertahan, melihat sebuah bangunan berwarna merah. semuanya merah!!! merah!! "cinnamon shop? toko bumbu dapur, yah?" gumamnya pada diri sendiri. cinnamon itu kan minyak kayu putih kayu manis...? benar? *lola's come back mode*

well, dika memtuskan untuk masuk. argh! lagi-lagi merah. dika memandang sekeliling. tapi cozy, yah... hemm, mana yah, pemiliknya... mau numpang tidur nih jadinya... hem... ada seorang neko-baa-chan, dan seorang anak perempuan.

"hai, selamat... er... malam?" sapa dika.

Shizu berjalan masuk ke Cinnamon Shop, dengan mengantongi pistolnya dan menggendong boneka Giggles nya.

Dia celingukan.

Melihat kalung merah tua yang ada di samping brooch yang entah bakalan dibeli si Ruru atau tidak....

"Bagus juga sih; tapi uangku nggak akan cukup...." gumam Shizu.

~
Beberapa orang masuk mengunjungi toko ini. Padahal sudah malam begini, masih saja ada anak yang keluyuran.

yamadika kia wrote:

"hai, selamat... er... malam?"

Seorang gadis berambut pendek yang baru saja masuk, menyapa... mungkin sapaan nya ditujukan pada nenek itu. Maka Ruru hanya meliriknya sebentar, lalu melanjutkan ekspedisi Brooch yang ada ditangannya.
Belum lama setelah itu, datang lagi seorang gadis dewasa berambut pirang yang memperhatikan benda di sebelah brooch incaran Ruru.
Sebuah kalung, warna Cinnamon tentunya.
Mungkin, gadis berambut pirang itu ingin meneliti dulu sebelum membeli. Ruru menyingkir dan duduk di atas sofa merah tua yang saking empuknya, sampai-sampai Ruru terlonjak ke belakang.

ooc: salah perkiraan waktu nih.. di rp sebelumnya pagi skr tengah malem settingny gmn dun..
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cerita sebelumnya...
Bi dan Aoi yang berada di hutan menyaksikan seorang gadis yang jatuh pingsan secara tiba-tiba di hadapan mereka. Karena khawatir, niatnya mereka ingin menyusul gadis yang dibawa ke rumah sakit oleh Shruba dan Minagi itu, namun gara-gara 'kendaraan' yang digunakan Bi samasekali tidak biasa, begitu keluar dari hutan mereka menjadi pusat perhatian banyak orang... Akibatnya mereka ketahuan seorang petugas, dimarahi dan dikejar-kejar karena dituduh membuat keributan.
Jadilah Bi dan Aoi bersembunyi dulu di suatu tempat sampai malam menjelang dan jalan-jalan sudah sepi, barulah mereka kembali menyusuri Central Town.

IT:
Boneka hiu itu meluncur beberapa senti di atas pedestrian central town dengan kecepatan sekitar 40 km/jam *OP nggak nih? XD~~*. Bi yang berpegang erat pada sirip boneka hiu tunggangannya menunjukkan ekspresi seakan tengah memekik riang -yang pasti akan ia lakukan kalau saja ia sedang bisa mengeluarkan suara-, sambil melirik Aoi yang memeluk erat pinggangnya.
"Hei, kau... Aku belum tahu namamu!" Seru boneka hiu itu menyuarakan pikiran Bi pada Aoi, berusaha mengalahkan deru angin malam. "Ini sudah malam... Daripada ke rumah sakit bagaimana kalau kita main-main disini dulu?!" Sambungnya.

Sango, si boneka hiu semakin ngebut saja rasanya sekarang. Dan seakan central town di waktu malam itu miliknya seorang, Bi merentangkan kedua tangannya, dan hiu itu berteriak, atau tepatnya menggeram keras ya..
"Yaaahooooo~~ WAA!!" sebelum detik selanjutnya terdengar bunyi bergedebam keras, BRUUUUAAKKK!! Yak, boneka hiu itu meleng karena terlalu berat mungkin... dan nyaris menabrak sebuah pohon besar sehingga Bi si penggeraknya yang sedari tadi lengah jadi mengerem laju bonekanya mendadak dan segera menonaktifkan alicenya. Sudah dapat diduga akibatnya, mereka bertiga -Bi, Aoi, Sango- jatuh bergedebam ke atas tanah yang berada sekitar setengah meter di bawah mereka sebelumnya.

"Adududuuhh.." Bi mengusap-usap kepalanya yang sempat terbentur. "Maaf, maaf... Sango lengah tadi!" Ucapnya pada Aoi, menyalahkan boneka hiunya seenaknya. Ia mendengus kesal dan melirik sekitarnya. Matanya menangkap sebuah toko yang didominasi warna merah, tersembunyi di balik pohon besar itu. "Hoh?" Dengan susah payah menyeret boneka hiunya -dengan menarik ekornya- dan melangkah memasuki toko itu. "Ayo..." Gumamnya sambil menoleh pada Aoi sebelum membuka pintu berwarna merah tua itu. "Permisii..."

Dilihatnya seisi toko itu dengan sekilas, tanpa menyadari keberadaan Ruru yang sedang duduk di atas sebuah sofa di sudut ruangan. Terseok-seok karena menyeret Sango ia masuk dan setelah mencampakkan Sango begitu saja di sudut lain ruangan, ia mendekati Shizu dan Dika.
"Wah..." Kagumnya singkat saat matanya menelusuri aneka pernak-pernik. Ia memang kurang tertarik pada hal-hal semacam itu... Dan daripada aksesori yang dijual toko itu, sesuatu yang lain jauh lebih menarik perhatiannya. Yap, matanya menangkap boneka marmut (?) berwarna pink dengan dua gigi depan mencuat. "Giggles!!" Jeritnya cukup histeris. Tampaknya... Boneka kesayangan Shizu itu juga merupakan salah satu koleksi yang sudah lama diinginkan oleh Bi.

OOC : @Bi -- Anggep aja lari-larinya lama banget
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
IC


Saat Ruru sedang sibuk dengan Brooch berbentuk pohon-nya, datanglah seseorang yang tak terduga. Bi, gadis yang sempat mengincar Ruru Boneka tempo hari. Bi datang dengan membawa seorang gadis kecil lain.
--Ruru menatap Bi itu dalam dalam, 'Jadi ini.....' gumamnya dalam hati.
Bi tampak histeris kesenangan melihat sesuatu, Ruru hanya berdecak sebal melihatnya. Ia harus berurusan dengan Doll Freak macam gini gara-gara kelakuan Dirinya yang Lain , diri Boneka nya-yang bodoh.
Ruru mulai mencaci-maki 'Ruru Boneka' dalam hati-nya. Ia berdiri dari sofa dan pindah ke sofa lain yang jauh diujung sana, dekat jendela.

Quote :

Dilihatnya seisi toko itu dengan sekilas, tanpa menyadari keberadaan Ruru yang sedang duduk di atas sebuah sofa di sudut ruangan. Terseok-seok karena menyeret Sango ia masuk dan setelah mencampakkan Sango begitu saja di sudut lain ruangan, ia mendekati Shizu dan Dika.
"Wah..." Kagumnya singkat saat matanya menelusuri aneka pernak-pernik. Ia memang kurang tertarik pada hal-hal semacam itu... Dan daripada aksesori yang dijual toko itu, sesuatu yang lain jauh lebih menarik perhatiannya. Yap, matanya menangkap boneka marmut (?) berwarna pink dengan dua gigi depan mencuat. "Giggles!!" Jeritnya cukup histeris. Tampaknya... Boneka kesayangan Shizu itu juga merupakan salah satu koleksi yang sudah lama diinginkan oleh Bi.

"Haieee!" Jerit Shizu kaget.

Memandangi Bi, Shizu jadi lega.

"Oh, cewek" ujar Shizu lega.

Apa dia bakalan selega itu kalau tahu bonekanya mau direbut.

"Hei, kau... Aku belum tahu namamu!"

"A-- Aoi..." Jawabnya singkat pada boneka hiu yang berbicara itu. Yeah, nampaknya Aoi sudah beradaptasi dengan boneka itu, tidak lagi takut, walaupun boneka itu sudah membuatnya berantakan.

Belum selesai Aoi berbicara, boneka itu meluncur lagi. Dan...

BRUUUUAAKKK!!

Great! Karena hiu itu, sekarang badan Aoi encok semua, dan penuh tanah.

"Maaf, maaf... Sango lengah tadi!"

"Ah... never mind, menantang kok!" Ujarnya semangat dan memberi penekanan pada kata-kata terakhir, walaupun penglihatannya belum membaik karena jatuh.

Apa lagi sekarang? Bi memasuki sebuah toko. Err-- sudah malam, jalan juga gelap. Mau tidak mau Aoi harus ikut masuk.

Terkesan dengan boneka karakter Happy Tree Friends yang ada di hadapannya, Bi tak melepaskan pandangannya dari boneka itu. Ia tak terlalu memperdulikan kenyataan bahwa boneka Giggles itu milik Shizu, ia sudah amat berniat menyentuh dan menggerakkannya.

"Giggles!!" Seru Bi sekali lagi, dengan starry-looking eyesnya yang biasa jika tengah berhadapan dengan boneka incarannya. "Kau..." Gumamnya sambil meletakkan sebelah telunjuk di bibir dan satu lagi menunjuk pada boneka dalam genggaman Shizu, seakan terhipnotis.
"Berikan aku.. boneka itu..."

"Wut the F*CK?" Shizu kaget.

"Ce...cewek ini apaan sih? Menyebalkan gitu, jangan-jangan cowook....!"

"Nggak, ini punyaku!" jerit Shizu balik.

Apa lagi yang dilakukan si maniak boneka itu?! Oh my... Bi benar-benar maniak boneka, sampai-sampai ingin merebut boneka Giggles milik orang lain. "Eh... sudahlah, nanti cari boneka Giggles yang lain.." Ucapnya dengan senyum swt menarik tangan Bi agar menjauh dari pemilik boneka Giggles itu.

"......." dika hanya terdiam memperhatikan dua orang yang tak ia kenal itu berantem heboh. dika melirik ke arah etalase. "wew, evrything is cinnamon~ cinnamon~" gumamnya. "wewll, let's buy something, then. but what...?"

well, dika bingung mau beli apa. dia lalu menyadari ada seseorang yang pindah ke pojok. dia memutuskan untuk menyapanya.

"hai!" ujarnya pada cewe itu.

ooc: @aoi: menantang!
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yap, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya... Bi mana peduli sih itu boneka sudah ada yang punya atau belum? Kalau mau ya rebut, itu hukum rimba yang berlaku dalam kamus Bi. Jadi? Aksi selanjutnya mungkin sudah dapat dipastikan...

Bi melakukan gerakan cepat, maju menghadang Shizu yang tubuhnya lumayan lebih besar darinya. "Aku.. Mau.. Giggles!!" Ucapnya tegas sambil melompat-lompat untuk menjangkau pelukan Shizu, eh tepatnya sih mau berusaha merebut Giggles yang ada dalam dekapan Shizu, tapi kelihatannya jadi seperti mau nemplok ke tubuh Shizu.. *lol*

Sementara Aoi berusaha menghentikan aksinya, ia menarik sebelah tangan Bi agar menjauh dari Shizu. Eh... sudahlah, nanti cari boneka Giggles yang lain.."
Masih sambil susah payah menarik Giggles dengan tangan satunya, Bi menoleh pada Aoi dan berkata dengan nada sok memelas, "Nggak mauu! Maunya Giggles yang ini!"

"Aku juga punya cuma satu ini!" ujar Shizu.

Dia lari ke belakang Kia.

"Kau, bantu aku!" ujarnya bossy.

"hai!"

Gadis berambut pendek yang tadi pertama kali masuk, datang menghampirinya lagi. Tsk.. sudah susah-susah pindah, masih ada yang mengusik. Ruru menatap gadis itu sejenak lalu membuang muka.
"Jangan kau susah payah menyapaku, takkan pernah kujawab". Katanya pelan pada cewek didepannya. Yeah, ini perwujudan sifatnya yang ego dan self-centered. Ruru yakin, siswi yang dikatai begitu akan marah padanya, benci padanya. Tak apa.. toh Ruru tak butuh teman. Sama saja........

Sementara, Bi tetap ngotot soal Giggles nya. Harusnya Kotori ada disini untuk menenangkannya, dengan metode yang sama dengan waktu itu...

Ah, malam yang indah bukan? angin bertiup sepoi sepoi dan pemandangan malam yang begitu indah, sungguh indah seakan Koto ingin mendapatkan seorang pasangan yang menemaninya malam ini. Melihat nampaknya ada keributan lagi disana, ah ada apa gerangan. Ternyata Bi dan juga Ruru lagi.

Kotori mendekat kearah mereka lalu mengelus kepala Ruru dari belakang sambil tersenyum kearahnya, perlu diingat Kotori yang sekarang adalah Kotori umur 15 tahun. Menatap kearah para murid yang berada disana dengan senyuman ramah dengan mereka.

"Malam..."

"Nggak mauu! Maunya Giggles yang ini!"

"Ah... semua Giggles di pasar-pasar 'kan sama aja, sudahlah cari Giggles yang lain yuk!" Ajaknya sambil terus menarik tangan Bi. Dan si pemilik boneka agak menjauh, mungkin agak takut dengan maniak boneka ini.

ooc: @Ruru: awas kau Nigi, dipanggil gitu muncul tuh orgny..
@Koto: jangan berani2... melakukan *pip pip* ato *pip pip* lagi!!
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Shizu melepaskan diri dengan mudah dan berlari ke belakang Dika. Bi buru-buru mengejar, meski satu tangannya masih dipegang Aoi, sehingga ia berlari-lari sambil menarik Aoi.
"Ah... semua Giggles di pasar-pasar 'kan sama aja, sudahlah cari Giggles yang lain yuk!" Tanpa memedulikan bujukan Aoi, Bi terus meronta.
"Tunggu! Kau! Aku maunya Giggles yang ituu~~!!" Jeritnya dengan nada meninggi. "Tung..." Matanya kini jatuh pada seorang gadis yang duduk di dekat jendela, di dekat Dika.
"Kaaauu...!!" Well, kali ini suaranya semakin keras. Wah, wah. Celingukan, pandangan Bi bergantian pada Giggles dalam pelukan Shizu dan Ruru. Bingung mau memilih yang mana sepertinya, keduanya merupakan boneka incaran...

Dan tepat pada saat itu.. seseorang yang lain memasuki toko.
"Malam..." Mata Bi kini membelalak menatap sosok yang terakhir diingatnya sebagai sosok yang melakukan hal yang 'tidak-tidak' padanya. Kejutan apa yang menghampirinya malam ini?
"Kaaaauuuuuu....!!" Tanpa bisa ditolerir, lengkingan tajam suara Bi memecahkan kesunyian malam itu sekali lagi.

Quote :

Ah, malam yang indah bukan? angin bertiup sepoi sepoi dan pemandangan malam yang begitu indah, sungguh indah seakan Koto ingin mendapatkan seorang pasangan yang menemaninya malam ini. Melihat nampaknya ada keributan lagi disana, ah ada apa gerangan. Ternyata Bi dan juga Ruru lagi.

Kotori mendekat kearah mereka lalu mengelus kepala Ruru dari belakang sambil tersenyum kearahnya, perlu diingat Kotori yang sekarang adalah Kotori umur 15 tahun. Menatap kearah para murid yang berada disana dengan senyuman ramah dengan mereka.

"Malam..."

"Selamat malam juga...Eh, tolong akuu!" omel Shizu sambil menunjuk Bi.

"Aku sama sekali nggak bisa menampar cewek!" bisik Shizu.

"Kaaaauuuuuu....!!"

Kotori hanya mengeluarkan buku catatan dari sakunya lalu melihat lihat buku tersebut lalu menatap kearah Bi dan juga sekitarnya. Memasukan buku tersebut lagi kedalam sakunya lalu menatap kearah Bi dengan tatapan yang datar saja.

"Ada apa? Miss Bi?" Ujarnya seakan tidak tahu apa apa

Sosok gadis somatic yang sangat ia kenalpun mendekatinya, Shizuka seorang gadis berambut pirang panjang mendekatinya dan membisikannya kalau dia tidak bisa menampar perempuan. Senyuman tipis tercipta diwajah Kotori sekarang, melihat kearah mereka semua seakan berkarisma tinggi pada saat itu, ingin mengikuti alur dari keadaan disana.

"Jadi ada apa sebenarnya ini?" Ujar Kotori kearah mereka dengan ramah

"Dia mau merebut bonekaku" ujar Shizu.

"Untuk beli boneka ini sudah susah payah aku tabung sendiri......." Maklum, Shizu kan miskin ^^a

Bi menatap Kotori dengan tatapan tajam, campuran antara kesal, dendam, dan protes karena tampang innocent guru berwujud gadis 15 tahun itu. Apalagi nampaknya Kotori kenal baik dengan Shizu, pemilik dari Giggles yang ia inginkan.
"Huuhh!! Tapi aku belum pernah melihat boneka Giggles yang asli sebelumnya, jadi aku juga mau!!" bentaknya pada Kotori, membela diri.
Namun mungkin karena ia merasa itu salahnya juga dan tak enak pada Shizu, ia berbalik ke sofa dekat jendela dan duduk di sebelah Ruru sambil memayunkan bibirnya.
"Kenapa!? Kau juga tidak mau jadi bonekaku!?" Ucapnya ngambek sambil melirik Ruru. Padahal sebenarnya dalam hati ia berharap Ruru akan kasihan padanya dan bersedia menjadi bonekanya.

"Untuk beli boneka ini sudah susah payah aku tabung sendiri......."

Kotori mendekat kearah Shizu sekarang lalu menraih kepala Shizu lalu memeluk Shizu seakan kalau mereka itu saudara kembar. Tersenyum kearah shizu lalu memandangnya dengan tatapan yang ramah. Tidak terlalu mempedulikan Bi, dengan masalah boneka.

"Shizu, aku bisa belikan boneka yang baru buatmu, lagipula masih ada kan ditoko itu barangnya" Sambil melirik kearah boneka yang terpajang disana.

"Huuhh!! Tapi aku belum pernah melihat boneka Giggles yang asli sebelumnya, jadi aku juga mau!!"

Senyuman Kotori tercipta diwajahnya melihat Bi yang begitu napsu melihat boneka tersebut, Kotori lalu melepaskan pelukannya dari Shizu lalu mendekat kearah Ame, mendekatkan kepalanya kearah wajah Bi, lalu tersenyum tipis kepadanya.

"Bi, kalau kau mau aku bisa membelikannya untukmu koq, tapi dengan syarat"

Quote :

"Untuk beli boneka ini sudah susah payah aku tabung sendiri......."

Kotori mendekat kearah Shizu sekarang lalu menraih kepala Shizu lalu memeluk Shizu seakan kalau mereka itu saudara kembar. Tersenyum kearah shizu lalu memandangnya dengan tatapan yang ramah. Tidak terlalu mempedulikan Ame, dengan masalah boneka.

"Eh?" Shizu blush.

"Nggh, baiklah" ujarnya.

"Bi, kalau kau mau aku bisa membelikannya untukmu koq, tapi dengan syarat" Mata Bi berbinar untuk beberapa saat, namun buru-buru ia ganti dengan tatapan curiga. Alisnya terangkat sebelah, "Syarat?"

Kemudian dilihatnya Shizu mengangguk setuju pada penawaran Kotori untuk membelikannya boneka baru. Hoo, Bi buru-buru terlonjak berdiri dari duduknya.
"Kalau begitu! Giggles itu untukku!!" Tunjuknya pada boneka dalam dekapan Shizu.

--

ooc : off.. besok baru oL lagi.. tinggalin aja gpp.. ^^
note : klo ada yg mau bawa Bi jgn lupa, Sango (boneka hiu)nya Bi yang ada di pojok ruangan bawa sekalian!!