First Aid

"...."

Kedua bola mata coklatnya mengintip ruang kerja guru kesehatan yang kosong dan dalam keadaan tidak dikunci. Kakinya melangkah perlahan sehingga tidak menimbulkan suara, seperti maling. Seperti sudah hafal dengan tata ruangan itu, padahal engga, Kyou mencari-cari lemari yang berisi obat-obatan yang sebenarnya ada tepat di samping kanannya. "Hoo.." gumamnya pelan dan tampak sedikit linglung.

Tangan putihnya menggeser pintu lemari kaca tersebut, beruntung lemarinya juga tidak dikunci entah karena keteledoran guru tersebut atau apa. Kyou tidak peduli.

"Obatnya yang mana nih? Kalau tidak salah lukanya harus dibersihkan dulu yah?" tanyanya bingung, menggenggam beberapa obat-obatan yang sekiranya diperlukan. "Err.. Antiseptic, kapas, betadine, plester?"

Kyou tidak begitu mengerti tentang cara mengobati luka, sementara mata coklatnya memandang Ayumu dan Kyo secara bergantian.

"Akhirnya.."

Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dari hutan,akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Ayumu memperhatikan keadaan ruangan yang sepi dan berbau obat itu,benar-benar bau khas rumah sakit. Kemudian gadis itu mengalihkan pandangannya pada obat-obatan yang sedang dipegang oleh Kyou.

"Mungkin itu cukup, Kyouka-chan." Ayumu terduduk di atas tempat tidur pasien yang kosong di dekatnya. Tangan kanannya memegang luka di dahinya.

"Apa perlu dijahit juga,ya?" lanjutnya tanpa perubahan intonasi suara sedikitpun,bahkan sambil tersenyum (?!)

"Apa perlu dijahit juga,ya?"

"He? Memang siapa yang mau menjahit lukanya, Senpai.." sahutnya tersenyum swt pada Ayumu. "Sebenarnya ada sih guru kesehatan disini, tapi sepertinya ia ada di ruangan lain." gumamnya.

Walau daritadi tersesat di akademi, anggapan keigo tentang dirinya yang sudah mengenal letak-letak tempat di akademi ini ternyata salah, entah buta atau minus, tapi sekarang dia malah memasuki bangunan rumah sakit. Sadar atau tidak sih Keigo ini, well.. kelihatannya sih tidak.

Ditambah, entah dia sengaja atau tidak, sadar atau tidak, dia sekarang masuk kedalam sebuah kamar di hospital dalam niat iseng. Oh, didalam sana ada dua wanita cantik ternyata. Keigo yang tentunya narsis itu pastilah ingin menunjukkan kenarsisannya dalam saat seperti ini, "Ehem, ehem. Greeting Ladies" ucap Keigo sambil menyibak rambutnya yang warnanya diantara blonde dan putih itu. "Perkenalkan, saya Keigo Fuuji, lelaki keren dari Technical Ability." Walau nyasar, dia ternyata masih pede juga. Oh, kali ini bukan hanya PeDe, tapi over - PeDe.

OOT: jah! datang!! *ngakak, dibekep*

"Ehem, ehem. Greeting Ladies"

Kedua bola mata coklatnya berputar, menoleh ke arah sumber suara, "Perkenalkan, saya Keigo Fuuji, lelaki keren dari Technical Ability."

"...." gadis itu diam, heran melihat tingkah Keigo yang... menyibakkan rambut blonde terangnya dengan gaya yang.. err, layaknya banci sambil memperkenalkan dirinya *disambit*. "...Asisten Hime bukan?" tanyanya langsung tanpa tahu kalau Kei sendiri sedang nyasar di dalam gedung ini. Tampaknya Kyou mengenal si guru kesehatan, dilihat dari caranya memanggil Osaki Hime-sensei, meski terdengar tidak sopan, toh wanita berambut pink itu ngga protes.

"Hime? Kau maksud - Hime, seorang guru yang alicenya menyembuhkan atau apalah. Seperti itu kan? Oh, kurasa kau salah. Tapi aku mungkin bisa membantu orang yang terluka atau sakit, membantu memberi keberuntungan, maksudku" jawab Keigo panjang lebar, well-namanya orang over Pede, dia pastilah akan memberitahukan kelebihannya kepada orang-orang.

"Oh, dan jangan kau kira aku banci atau apa, aku ini cowok tulen. Aku hanya sadar kalau aku memang lebih keren dari yang lain, hanya itu." Ucap Keigo menambahkan sambil berjalan mondar mandir sambil memasang tampang 'sok keren'. Wew, kelihatannya tingkat kenarsisannya ini sudah masuk stadium teratas. Tapi, kalau soal Keigo ini keren atau tidak, 'pasti'lah dia keren.

"Ah,benar juga sih.. mungkin cukup dibersihkan dan ditetesi betadine?" ujar Ayumu kalem,menanggapi Kyou yang memandangnya dengan pandangan /swt tersebut. Tiba-tiba saja pandangannya teralihkan pada Keigo yang muncul sekonyong-konyong seperti jin botol itu.

"Hai.. Kepalamu habis terbentur juga?" sapa Ayumu pada Keigo sambil kembali menyunggingkan senyum santainya.

Kyo mendadak muncul lalu mengelilingi ruangan itu seperti sedang mencari sesuatu,dia lalu menjelajahi mulai dari kasur pasien sampai lemari obat yang penuh dengan benda berbau antiseptic,ia lantas melihat keigo yang mendadak datang dan berpose centil seperti bencong,lalu ia mengambil sebuah pisau bedah dan berucap "kapan operasinya dimulai" dengan datar,lalu menatap keigo dengan mantap seolah ingin membedahnya

"Siapa yang terbentur? Aku hanya, Eh--Ini dimana?" sejenak, Akhirnya Keigo cowok keren ini sadar kalau dirinya sedang tersesat. Pantas daritadi ada bau antiseptik, obat, dan bau-bau yang ada di rumah sakit.

"Operasi apaan? Memangnya ada yang mau dioperasi? Lo itu." Akhirnya revealed deh sifat aslinya, well.. buat jaga imej', dia memang sopan kalau harus ada didepan cewek, tapi kalao dudepan cowok.. beda keadaannya.

"ah..sudahlah,jangan pura-pura" kyo tiba-tiba membalas dengan alunan nada yang datar nan serius,ia menatap keigo bak mengasihani pemulung yang memunguti impun ikan dari kolam,lantas dia sibuk menulis sesuatu di kertas yang nampak sebagai surat sakit dokter
"kita tahu kalau kau punya tumor otak" lanjutnya dengan nada yang teramat serius sembari menunjukan surat yang bagaikan vonis mati itu pada keigo.

"Tumor otak? Oh, lo punya tumor otak ya?" Entah Keigo sengaja atau tidak, tapi sekarang ini yang dia lakukan tentulah karena otaknya yang ngadat itu.

"itu buktinya orang sakit,menyangkal kebenaran" jawab Kyo datar sekali,sedatar mungkin sampai menimbulkan kesan angker dan mistis

"sebaiknya kita mulai sekarang" seringai yang jarang ditunjukannya muncul,sampai mukanya mirip dengan maniak mutilasi.

"Hime? Kau maksud - Hime, seorang guru yang alicenya menyembuhkan atau apalah. Seperti itu kan? Oh, kurasa kau salah. Tapi aku mungkin bisa membantu orang yang terluka atau sakit, membantu memberi keberuntungan, maksudku"

"Oh, dan jangan kau kira aku banci atau apa, aku ini cowok tulen. Aku hanya sadar kalau aku memang lebih keren dari yang lain, hanya itu."

Kyou manggut-manggut ngga jelas pada pemuda blony terang ini, sementara detik berikutnya Keigo dan Kyo sibuk berdebat 'siapa-yang-punya-tumor-otak'. Kyou membiarkan mereka berdua. Tangannya meraih antiseptic yang lalu dibubuhkannya pada kapas bersih.

"Hng..." gadis itu tampak bingung.

“Heh, mulai apaan? Lo jangan deket-deket gue. Lo berbahaya” ucapan Keigo tentang cowok rambut hitam dengan wajah sayu itu memang benar kan, dia itu berbahaya.
Buktinya, Keigo yang innocent alias tak bersalah ini tiba-tiba ingin dioperasi. Apa sih salah orang ganteng ini?

Sementara Keigo menghindar dari cowok berambut hitam yang dia sebut ’berbahaya’ itu, dia melihat perempuan berambut coklat pendek yang mengambil antiseptik. Sebagai gentle man, tentunya Keigo ingin membantu. ”Ada yang bisa saya bantu, nona manis?” tanya Keigo sok gentle, padahal kalau didepan cowok kepribadiannya bisa berubah 180˚

”Ada yang bisa saya bantu, nona manis?”

Tiba-tiba saja pemuda metroseksual ini menawarkan bantuan, kebetulan sekali. "Ini harus diapakan yah?" tanyanya pada Keigo. Sikapnya berubah 180 derajat jika berhadapan dengan wanita, apa karena ini dia menjadi seorang yang sedikit... melambai?

"Oh, antiseptik ini? Memang mau dipakaikan ke siapa? Untuk orang psikopat yang ada di situ?" Tanya Keigo, yang dengan santainya menunjukkan telunjuknya ke Kyo dengan sangat nista, mungkin dia merasakan aura berbahaya di dekat Kyo.

"Orang bertumor Otak memang pemarah" aura setannya mereda ketika dia berucap dengan super datar setelah tadi menyunggingkan seringi iblis yang khas dan langka dilihat orang

"kita perlu bius total buat orang ini..." lanjutnya so-so jadi dokter

"Oh, antiseptik ini? Memang mau dipakaikan ke siapa? Untuk orang psikopat yang ada di situ?"

Belum sempat menjawab, salah seorang seniornya menyahut, "kita perlu bius total buat orang ini..."

"Err.. Sepertinya Senior bisa bantu mengobati Ayumu-san?" tanyanya yang ngga tau kalau mungkin maksud Kyo adalah membius Keigo.

"iya,orang ini" katanya sembari melirik ke arah Kyouka dan menunjuk wajah keigo yang kemayu abis itu
"sebaiknya kita bius sekarang sebelum makin liar" lanjutnya pendek tetapi pasti

"Bius total ? Oh, jadi yang mau diobati dia ya?" Dengan santainya, Keigo mengadahkan telunjuknya ke arah Ayumu, orang yang tertidur dengan darah di kasur tidur.

Tapi, akhirnya dia sadar kalau yang dimaksud orang nista itu adalah dirinya sendiri. Tentunya, Keigo mundur. "Heh, gw norma mbah. Lo itu yag ga waras" hoh, kepribadiannya berubah lagi, gara-gara si Kyo itu tentunya.. Ataukah nantinya akan terjadi perang suntik ?

"...Ohh," jawabnya singkat tanpa alasan, "aku nonton Senior aja."

Pandangannya kembali pada Ayumu dan sekali lagi menuangkan sedikit antiseptic pada kapas baru. "...Apa seperti ini ya?" Kyou menempelkan kapas tersebut pada luka di dahi Ayumu, luka ringan sepertinya, tidak memerlukan pengobatan yang aneh-aneh.

Tak lama Kyou mengambil plester baru dan menutup luka Seniornya. "Apa yang seperti ini yah?" gumamnya swt karena tidak terbiasa menggunakan peralatan medis, yang sederhana sekali pun.

"Bodoh" Kyo berbalik mengarah ke Kyouka dan mengabaikan si Keigo bicara sama tangannya
"luka seperti ini harusnya dibersihkan dulu dengan air hangat" dengan tanpa ekspresi Kyo menjelaskan kepada Kyouka yan bebal tersebut

"dan sebaiknya kau diam saja,kau selanjutnya" lanjutnya pada Keigo

"Kalau disuruhnya diem sama orang gila, gue nggak mau. Eh, jadi dia yang sakit? coba bilang daritadi, bisa kubuatkan jimat kalau begini." Bagi Keigo, dalam keadaan seperti ini ada baiknya kalau kita membuat jimat. Well, yang tentunya sekarang Keigo sedang berkonsentrasi penuh membuat jimatnya dari kalung manik-manik bening berwarna biru laut.

Julie berhenti sebentar di sebuah ruangan. Ruang guru, tapi anehnya.. Penuh murid.. Julie pun mengintip ke dalam dan melihat orang-orag yang jelas tidak dikenalnya. Melihat keributan itu, Julie pun tidak bisa menahan dirinya untuk masuk dan mendekati kerumunan orang itu, lalu menepuk pundak seorang cowok ( Keigo) yang sepertinya sedang berkonsentrasi.

Ah..dia sedang konsentrasi ya? berarti aku menganggu? , pikir Julie, tersenyum sendiri dengan kelambanannya.

Dengan sangat amat teramat mendadak Eiji membalikan tubuhnya,menghadap ke Keigo yang sedang komat kamit bak mbah dukun baca mantra,yang sekarang berdidri sejajar dengan seseorang yang tidak dikenalnya,mendadak ia melihat dengan nista keduanya,yang satu sedang berdoa dan yang satu sedang bmenelitinya,dia kembali lagi menoleh ke arah ayumu dan menopang dagu.
"sekarang apa.." gumamnya pelan