Under The Rain

Setting : Bagian dalam Woods, hujan rintik2, semakin lam aderas.
OOC : Hanya 2 pemain, Kazu dan Minagi. Yg lain kalo rep ga dilayani. Plot khusus buat bikin Shiru cemburu *digeplak*

Apa-apaan itu tadi> Kenapa dia harus bersimpati pada orang lain? Ingat Kazu, kamu ini tdiak perlu bersimpati meskipun dia menolongmu. Entah sampai kapan Kazu harus membohongi perasannya. "Huh, menyebalkan."
PAdahal kalau saja Kazu bisa berubah menjadi seseorang yang baik dan tidak secuek itu, mungkin dia akan memiliki banyak teman. Atau memang takdirnya begitu?

Hujan rintik-rintik, kenapa harus saat seperti ini? Kazu mencari pohon yang cukup besar untuk berteduh, dan duduk di bawahnya.

"Nyuu~" Minagi yang kehujanan berjalan ke Woods. Melihat Kazu...

"Kazu-pyon!" sapanya riang.

"Kazu-pyon!"

Dia lagi, orang yang pergi sesudah mengatakan sesuatu yg aneh. Ah, lupakan sajalah. Kazu menoleh pada Minagi dan hanya diam, kembali menoleh ke arah lain.

"Kazu-pyon jahat ih!" ujar Minagi.

"Waktu itu kan kamu 'nembak' aku meski aku tolak! Aaa, berarti kamu marah karena itu ya?" Minagi menyeringai.

"Waktu itu kan kamu 'nembak' aku meski aku tolak! Aaa, berarti kamu marah karena itu ya?"

JEGERR!!!!!!

DUa buah suara petir menggelegar. Yang satu, petir karena hujan, yang satu lagi, petir dalam kepala Kazu. "APA??Cih, jangan membohongiku/" ujarnya dengan ekspresi datar

"Beneran kok! Choppu saksinya!" ujar Minagi.

"Jadi beneran cuma becanda ya? Syukurlah" senyum Minagi.

"Aku tidak pernah berkata begitu." ujarnya dingin, lebih dingin dari hujan.

JEGERRR!!!!

Suarapetir menggelegar, bahaya kalau mereka di luar. Kazu berdiri dan menarik tangan Minagi, membawa mereka ke suatu gubuk, er lebih enak dibilang ruma yang sudah cukup tua.

Cklek..

Gelap. Tapi lebih baik daripada di luar. "Masuk." ujar Kazu singkat.

"KYAA! Kazu-pyooo~n! Jangan berani-berani yaa!" ujar Minagi panik. geer

JEDEEER

Terpaksa dia masuk.

"Uguu~" ujarnya.

"KYAA! Kazu-pyooo~n! Jangan berani-berani yaa!"

Kazu diam saja dan duduk di sudut ruangan. "Terserah kalau kau mau disambar petir di luar sana." uajrnya dingin.

Sepertinya hujan akan semakin deras, entah apa yg akan mereka lekukan selama menunggu hujan reda.

"Hachooh!" Minagi bersin.

"Dingiin..." ujarnya.

"Kalau Kazu-pyon, kedinginan?" ujarnya.

"Hachooh!"
"Dingiin..."

Kazu menoleh. Ternyata cepat juga dia kena flu. Payah, mana bawa obat. Mana hujan belum reda, justru semakin deras.

"Kalau Kazu-pyon, kedinginan?"
Jujur, Kazu juga kedinginan, namun dia hanya diam. Kazu berdiri, melepaskan jasnya, dan menyelimuti Minagi dengan jas itu. "Masih dingin?"

"Nggak, Makasih, Kazupyon" senyum Minagi.

"tunggu....

apa yang kulakukan? Situasi ini bahaya kan?" pikirnya

"A..ano, Kazu-pyon, jangan apa-apakan akuuu..." kata Minagi dengan muka >_<

"A..ano, Kazu-pyon, jangan apa-apakan akuuu..."
"Bodoh!! Paki ini." ujarnya dengan nada yg agak tinggi.

Setelah Kazu memberikan jasnya, Kazu berjalan ke sudut ruangan lagi dan duduk di sana.

Minagi jadi merah.

"A....jangan jauh-jauh. Gelap, aku takut....." Tiba-tiba Minagi menangis.

"jangan benci aku...." tangisnya.

"A....jangan jauh-jauh. Gelap, aku takut....."
"Hm?" Kazu menoleh pada Minagi, entah apa maksud ucapannya. Bikin bingung saja.

"jangan benci aku...."
"Apa-apaan anak ini?" batin Kazu, daripada dia makin menangisn, Kazu tetap duduk diam. Bikin cape aja bolak-balik

"Maa...maaf! Aku reflek menangis di saat seperti ini" Minagi makin merah.

"Kazu-pyon....Aku...takut....kalau Shiru-shiru tahu...tapi dingin banget" Minagi mendekati Kazu.

"Dia nangis." batin Kazu melihat Minagi yang menangis setelah mengucapkan kata 'dibenci' itu.

"Kazu-pyon....Aku...takut....kalau Shiru-shiru tahu...tapi dingin banget" Minagi mendekati Kazu.

Kazu refleks menghindar. Jelas dia kaget.

"Beneran dingin kok!" Minagi terpeleset, malah menimpa Kazu.

"Aaah! Maaf!" ujarnya.

"Beneran dingin kok!" Minagi terpeleset, malah menimpa Kazu.
"Aaah! Maaf!"

Wajah Kazu memerah, dia tidak biasa begini. Mana si Minagi minpa Kazu lagi. "Ti-tidak apa-apa." ujarnya terputus-putus namun tetap datar. Yang dalam posisi berbahaya justru bukan Minagi, sebaliknya Kazu. Dia malah tidak tahu harus bagaimana

"gimana iniii....." Minagi bangun.

Sekarang, dia yang menjauh.

"Shiru-kun..." gumamnya.

"Shiru-kun..."
"Cih." Mendengar kata Shiru entah kenapa Kazu malah kesal. Entah kenapa. Kazu sendiri tidak tahu jawabannya.

JEGERRR!!!!JEGERR!!!

Suara guntur di luar semakin menggelegar. Takutnya kalau rumah ini kena petir, bahaya.

Krsk..Krsk....nyaonnn~

Ada suara aneh di sana. Entah dari arah Kazu atau arah Minagi. Suara itu seolah-olah berputar-putar.

"Ahe?" Minagi bingung.

"Itu bunyi perut Kazu-pyon ya?" tanyanya polos.

"Itu bunyi perut Kazu-pyon ya?"

"Bukan!!" ujarnya dengan nada tinggi. Memalukan saja kalau iya.

"Suara itu tiba-tiba datang" lanjutnya.

Kali ini, ada sesuatu yang berjalan ke arah Minagi. halus dan tidak terlihat, berjalan di lantai perlahan-lahan.

"Hantu?" Minagi panik.

"Kazu-pyooon!" Minagi berlari ke arah Kazu dan memeluk tangannya karena panik.

"Aku takuut" ujarnya.

"Kazu-pyooon!"
Nah, apalagi kali ini? Miangi memeluk tangan Kazu? Yak, dia berhasil membuat wajah Kazu memerah dan salah tingkah a.k.a. panik.

"Aku takuut"
"Hantu?" gumamnya. "Bisa lepaskan tanganmu?" tanya Kazu

Whussss.......Brukk!!!!

Apa lagi itu? Ada angin kencang? Padahal pintunya tertutup dan jendela tidak terbuka. Dan lagi ada suara sesuatu yg jatuh dengan keras. "Hantu ya."