Mari mencari sarapan~ XD

Quote :

"Aku dulu pernah tinggal di Indonesia, di sana jarang sekali ada kebiasaan memakan daging domba,"

Kazusa nampak tertarik. Tentunya ia tidak bodoh, ia tahu apa itu Indonesia. Sebuah negara yang lumayan besar, tempat teroris, koruptor, dan sebagainya bersemayam ( ). Di samping itu, culture negara itu juga sangat berbeda dan menarik. Ia pernah membaca tentang itu....sedikit.

"Seingatku mereka sering menyembelih kurban semacam domba saat hari raya. Seingatku juga domba sangat populer di sana. Tak mungkin kakak tidak tahu." Sahutnya dingin. Rupanya ia salah menafsirkan domba sebagai kambing, tapi tidak menyadarinya ( )

Melihat Araki merentangkan tangannya sampai sepanjang itu, seperti yang pernah ia lihat di film animasi O** P**** , Kazusa tersentak kaget. Alice yang hebat, tentu....tapi juga nampak....aneh, kalau boleh jujur. [Sori, nbla... ]
Kazusa pun tersenyum tipis dan menjawab, "Lucu juga..."

Quote :

"Nah, bagaimana denganmu? Aku tak pernah melihat alice-mu secara langsung "

"Alice-ku ? Hanyalah suatu kemampuan yang nampak seperti sulap murahan..." Ujarnya sambil melirik ke arah pelayan tadi. Pesanan mereka telah datang.

Quote :

"Seingatku mereka sering menyembelih kurban semacam domba saat hari raya. Seingatku juga domba sangat populer di sana. Tak mungkin kakak tidak tahu." Sahutnya dingin.

"Yaah--memang, tapi tak sepopuler kambing disana sih... Em, tunggu, apa domba juga dijadikan sembelihan ya?"
Araki hanya menjawab seadanya sembari menggaruk-garuk kepalanya, kebiasaannya ketika ragu.

Quote :

Kazusa pun tersenyum tipis dan menjawab, "Lucu juga..."

"Ahaha,"
Araki hanya menjawab dengan tawa kecil
[lha, nyantai aja, yang bikin powernya bukan gw kok ]

Quote :

"Alice-ku ? Hanyalah suatu kemampuan yang nampak seperti sulap murahan..."

Sejujurnya Araki merasa penasaran pada kemampuannya itu, namun rasa itu digantikan dengan rasa lapar setelah mencium bau makan yang datang.

Dengan tidak sabar Araki mengambil piringnya dan sendok (pisau aja bukan? )-garpu.

"Selamat makan!"

Selanjutnya ia hanya sibuk melahap makanan dihadapannya tanpa mempedulikan Kazu lagi .

Matanya tertuju pada sepiring omelet yang masih tergeletak di atas nampan.

"Hem-- sepertinya posrsinya kelewat banyak. Kazu mau setengah?"
Ujarnya dengan senyum menggoda.

"aah!Pesanan Datang!Itadakimasu!"Sakurai langsung menyambar makanan yang sudah dipesannya,Garpu dan Pisau? sudah siap ditangannya,tinggal memotong,dan VOILA! dimakan!,tapi pandangannya tertuju pada si cewek yang katanya tidak punya uang itu,suara perutnya makin menjadi,dan karena Kasihan,Sakurai mengambil piring,dipotongnya Steaknya jadi Setengah,dan diberikan ke Cewek itu.

"ini untukmu,mau?"ujar Sakurai sambil menyerahkan Steaknya.

"Yang sama denganku.."
"Hm? Memang itu rencananya, kan?!"


"Baiklah kalau begitu. Saya pesan Spaghetti Black Pepper dan Mapple Tea, keduanya dibungkus." pesan Luke kepada pelayan itu. Pelayan lainnya meletakkan setiap makanan yang dipesan oleh pelanggannya. Luke segera menyantap makanan yang dipesannya, perutnya sudah lapar. "Lebih cepat lebih baik.."


Jus jeruk hangat yang diminum Luke, melewati tenggorokannya, memberikan kehangatan setelah diguyur hujan. Ada beberapa murid akademi yang juga datang dan ikut makan bersama mereka, namun Luke tidak mengenal mereka sama sekali. Mungkin teman dari Sakurai atau yang lainnya. Luke hanya tersenyum sembari menundukkan kepalanya sedikit sebagai salam. Wajah Ruru masih terlihat berkerut entah mengapa.

"aah!Pesanan Datang!Itadakimasu!"

Chiame melihat makanan yang dipesan oleh senior tersebut sambil memegang perutnya yang ber-kruyuk ria dengan lirih. Tanpa sadar air liur Chiame mulai mengalir keluar (maklum harumnya makanan yang dipesan senior tersebut memang enak).


"ini untukmu,mau?"


Chiame langsung mengelap air liurnya begitu mendengar ucapan kakak tersebut.


"Benarkah itu untuk saya? Terima kasih kakak. Lain kesempatan saya akan mentraktir kakak.", ucap Chiame sambil tersenyum. Begitu melihat makanan tersebut, Chiame langsung memasuki dunia mimpi dimana akhirnya dia dapat mengisi perutnya. Di dalam lamunannya, keluar berbagai makanan kesukaannya seperti coklat, es krim, telur dadar, dan makanan lainnya. Semua berputar-putar mengelilingi Chiame dan makanan tersebut mengajak Chiame bermain-main.


"Bagaimana kalau kau kutraktir saja? Kalau berhutang kan suatu saat harus mengembalikan.."


Chiame langsung tersadar dari lamunannya. Chiame menoleh kepada gadis tersebut lalu melihat ke arah dompet yang tebalnya lumayan juga. Chiame berpikir bahwa dompet itu adalah milik orang yang tidak dikenal. Mungkin menggunakan uang yang ada di dompet tersebut tidak apa-apa. Tapi seandainya saja Chiame menjadi pemilik dompet itu, pastilah tidak mau uangnya dipakai oleh orang yang tidak dikenal. Dan itu sama saja dengan mencuri


"Ah saya rasa tidak usah kakak. Kakak yang berkaca mata itu sudah mentraktir makanan kepada saya. Saya juga merasa tidak enak pada pemilik dompet tersebut jika saya menggunakan uangnya walaupun tidak tahu itu milik siapa. Lagipula tetap saja saya akan berhutang pada pemilik dompet sebab suatu hari pasti akan mengetahui siapa pemiliknya. Tapi saya sangat berterima kasih kepada kakak yang sudah mau memperhatikan perut saya ini. Kakak Luke juga tidak perlu meminjamkan uang kakak kepada saya", ucap Chiame sambil tersenyum kepada Luke dan gadis berambut bob itu. Kemudian tanpa segam - segan lagi, Chiame langsung memakan makanan yang diberikan oleh kakak berkaca mata tersebut.

"Oh ya karena suatu saat saya akan membalas hutang budi saya kepada kakak, boleh tau nama kakak-kakak yang ada di sini siapa? Maaf tidak sopan memperkenalkan diri saya. Nama saya Chiame Horai. Biasa dipanggil chibi. Salam kenal.", kata Chiame sambil membungkukkan badannya.

"Oh ya karena suatu saat saya akan membalas hutang budi saya kepada kakak, boleh tau nama kakak-kakak yang ada di sini siapa? Maaf tidak sopan memperkenalkan diri saya. Nama saya Chiame Horai. Biasa dipanggil chibi. Salam kenal."

"Salam kenal juga nona, Chiame. Nama saya Luke C Helios dari laten class." sahut Luke tersenyum lembut kepada gadis mungil itu yang memperkenalkan dirinya dengan nama Chiame Horai. Seorang pelayan memberikan bungkusan makanan yang berisi pesanan Luke. Makanan yang dipesan Luke sendiri sudah habis. Lebih cepat sampai di Hospital lebih baik. Luke segera membayar makanannya. "Nona Ruru, saya pergi dahulu untuk mengantarkan makanannya dan anda menyusul nantinya?" tanya Luke kepada Ruru.

Quote :

"Yaah--memang, tapi tak sepopuler kambing disana sih... Em, tunggu, apa domba juga dijadikan sembelihan ya?"

Kazusa terhenyak. Memang yang ia maksud adalah kambing. Tapi ia tidak mau mengakui kebodohannya dan hanya berkata,"Ya...mungkin..."

Quote :

"Hem-- sepertinya posrsinya kelewat banyak. Kazu mau setengah?"

"Tidak, terimakasih...." jawabnya sambiltetap melahap roasted lambnya.

Quote :

"Ah saya rasa tidak usah kakak. Kakak yang berkaca mata itu sudah mentraktir makanan kepada saya. Saya juga merasa tidak enak pada pemilik dompet tersebut jika saya menggunakan uangnya walaupun tidak tahu itu milik siapa. Lagipula tetap saja saya akan berhutang pada pemilik dompet sebab suatu hari pasti akan mengetahui siapa pemiliknya. Tapi saya sangat berterima kasih kepada kakak yang sudah mau memperhatikan perut saya ini. Kakak Luke juga tidak perlu meminjamkan uang kakak kepada saya", ucap Chiame sambil tersenyum kepada Luke dan gadis berambut bob itu.

Quote :

"Oh ya karena suatu saat saya akan membalas hutang budi saya kepada kakak, boleh tau nama kakak-kakak yang ada di sini siapa? Maaf tidak sopan memperkenalkan diri saya. Nama saya Chiame Horai. Biasa dipanggil chibi. Salam kenal.", kata Chiame sambil membungkukkan badannya.

"Nggak juga,uangnya tetap kusimpan. Kau kutraktir dengan uangku sendiri. Tapi kalau tak mau ya sudah.Dan...namaku Kazusa, Kazusa Ijuin" jawabnya seramah mungkin kepada Horai.

Bicara tentang dompet, iajadi ingat kalau pemilikb enda itu masih belum ditemukan. Ia pun menoleh kepada Luke dan bertanya, "Ini milikmu?"

Quote :

"Tidak, terimakasih...." jawabnya sambiltetap melahap roasted lambnya.

Mendengar jawaban singkat dari Kazusa, Araki hanya bisa mangut-mangut kecil. Salnjutnya ia kembali menghabiskan makannya dalam waktu singkat tanpa bertanya lebih lanjut, semakin memperjelas bahwa tawarannya tadi hanya basa-basi belaka. Selanjutnya makanan itu habis hanya dalam hitungan menit (busett )

Quote :

"Oh ya karena suatu saat saya akan membalas hutang budi saya kepada kakak, boleh tau nama kakak-kakak yang ada di sini siapa? Maaf tidak sopan memperkenalkan diri saya. Nama saya Chiame Horai. Biasa dipanggil chibi. Salam kenal.", kata Chiame sambil membungkukkan badannya.

"Anak itu memang masih muda sekali ya?"

"Hem, chibi? Panggilan yang cocok untukmu,"

Araki menjawab sambil tersenyum menggoda jahil,

"Namaku Nakamura Araki, atau bisa dipanggil dengan Araki, Arra, Akki, A-chi, A--"

Merasakan tatapan tajam dari Kazu, Araki terpaksa berhenti berbicara.

"Yah--pokoknya, salam kenal juga =3"

Selanjutnya ia mengalihkan fokus pandangannya kearah Kazu.

"Kazu-chan, sudah selesai? Mungkin kita sudah bisa keluar?"

"Ini milikmu?"


"..Bukan." jawab Luke singkat setelah mengamati dompet itu. Tangan Luke membawa bungkusan yang berisi sarapan untuk Bi, ia bangkit dari kursinya. Mungkin sebaiknya ia langsung membawa makanan ini ke Bi yang berada di Hospital sendirian. Yang lain bisa menyusulnya kalau sudah selesai makan. Luke membayar makanan dan sarapan Bi. "Nona Ruru, saya pergi dahulu untuk mengantarkan sarapan ini."


"Semuanya, saya permisi dahulu." sambung Luke seraya menundukkan badannya sedikit dan keluar dari cafe itu.


[Out] [With Bi's Breakfast]
-------------------
OOC :
@ Ruru : Ada kerjaan. Terpaksa harus pegi dulu.

Pesanan Ruru sudah datang. Tanpa basa-basi, ia segera memakannya karena gadis ini bukan tipe orang yang suka melama-lama kan makannya.
Ruru mendengar percakapan orang-orang di sekelilingnya, namun ia sedang sibuk dengan makanannya sehingga obrolan mereka hanya serasa angin lalu.

Ruru sempat melamun diam tepat setelah ia habiskan makanannya. Tanpa sadar, Ruru membiarkan Luke pergi meninggalkannya.
Ia baru sadar setelah Luke sudah berada jauh disana. Dengan geram ia beranjak dari kursinya-- tapi kembali duduk karena rasa nyeri tak tertahankan menyengat kaki--kanannya.

Jadi bagaimana caranya mencapai hospital bila berjalan saja tak bisa?
Pakai alice lagi?

Well, itulah jalan alternatif paling mudah untuk dilakukan.
Ruru menyimpan uang-nya diatas meja dan tanpa berkata apa-apa, ia memanggil si boneka dalam tubuhnya.

kaclak..

".........." Terdengar suara kayu saat si--boneka menggerakkan tangannya.
"Ke Hospital, Master?", bisiknya pelan-- pada dirinya sendiri.

Akhirnya ia berlari, dengan kaki-- bonekanya. Menuju tempat Bi berada.

[OUT]

[[OOC:@Luke : Maaf ^^a , saya hampir lupa sama char ini.. *disepak*]]

"aha,Bye Luke~"ujar Sakurai sambil melambai-lambaikan tangannya,lalu memakan makanannya dan melihat si Cewek boneka itu mengikuti Luke,keluar dari tempat itu.

"ah,namamu siapa dipanggilnya? A-Chi? kayak suara orang bersin dong,Hahahahahahah."Sakurai tertawa setelah menggoda Araki,lalu pandangannya tertuju kepada anak berrambut coklat yang bernama Chiame itu.

"enak?"


karena mengantuk,dia keluar dari tempat itu dengan cepat.

[OUT]

"Salam kenal juga nona, Chiame. Nama saya Luke C Helios dari laten class."


"Nggak juga,uangnya tetap kusimpan. Kau kutraktir dengan uangku sendiri. Tapi kalau tak mau ya sudah.Dan...namaku Kazusa, Kazusa Ijuin"


"Hem, chibi? Panggilan yang cocok untukmu,"
"Namaku Nakamura Araki, atau bisa dipanggil dengan Araki, Arra, Akki, A-chi, A--"
"Yah--pokoknya, salam kenal juga =3"


Dalam hati Chiame, dia berpikir kalau orang-orang di akademi ini ramah-ramah dan banyak keajaiban. Baik dari boneka yang bisa berbicara sampai makanan yang tidak pernah ditemuinya. Chiame berharap semoga akan kerasan di akademi ini walaupun tidak bersama papa dan mamanya lagi.



"Semuanya, saya permisi dahulu."


"Bubyeee kakak Luke~.", jawab Chiame sambil melambaikan tangan kepada Luke.
"Ah.. yang boneka itu juga pergi? Tapi saya belum tahu namanya... Tapi ya sudahlah mungkin nanti akan bertemu lagi", ucap Chiame dengan sedikit kecewa. Chiame pun melanjutkan makan steak yang diberikan oleh kakak yang tak menyebutkan namanya itu.


"enak?"


"Hiyaa~ henak sehahi. Helima hasih", ucap Chiame dengan mulut penuh steak lalu tersenyum. Maklum mulut hiame kecil sehingga agak susah mengunyah makanan yang diberikan walaupun hanya setengah saja. Setelah selesai mengunyah Chiame melanjutkan berbicara.

"Tapi apa tidak apa-apa kakak memberikan setengah steak kakak kepada saya. Kakak tidak kelaparan nantinya?", ujar Chiame dengan wajah sedikit menyesal. Mau gimana lagi, makanan yang enak begini diberikan setengah kepada orang yang baru dikenalnya seperti Chiame.

Quote :

"Kazu-chan, sudah selesai? Mungkin kita sudah bisa keluar?"

"Ya..."

Ia turun dari kursinya dan menuju ke kasir untuk membayar makanan-makanan tersebut.
Setelah selesai, mengedikkan kepala kepada semua yang ada di bistro itu dan melenggang keluar ruangan dengan santai. Dalam hati ia mencatat bahwa rasa makanan di restoran ini lumayan juga.

[OUT]

n.b : Araki terserah mau kluar apa nggak *ditampol*

"ah,namamu siapa dipanggilnya? A-Chi? kayak suara orang bersin dong,Hahahahahahah."
"Nyiahahaha........"

Araki malah ikut tertawa mendengar sindiran lelucon yang dilontarkan Sakurai, teman selevel yang ia ketahui bertipe sama dengannya.

Quote :

"Ya..."

Ia turun dari kursinya dan menuju ke kasir untuk membayar makanan-makanan tersebut.
Setelah selesai, mengedikkan kepala kepada semua yang ada di bistro itu dan melenggang keluar ruangan dengan santai.

Melihat Kazu yang langsung saja melengos keluar tanpa menanti responnya, Araki pun kewalahan. Dengan cepat ia segera membereskan barang dan buku-bukunya yang diletakkan di meja dengan serampangan. Selanjutnya ia berteriak dengan keras pada sang kasir,

"Maam~~makanan saia sudah dibayarkan anak perempuan berambut hitam tadi kan??!"

Sang objek bicara pun menganggukkan kepalanya meyakinkan Araki bahwa persetujuan Kazu untuk mentraktirnya barusan bukan basa-basi belaka.

Segera Araki melangkah dengan cepat untuk mengejar langkah Kazu, setelah selanjutnya berteriak (dengan gaya hebohnya yang khas),

"Bye semuanya~~! Sakurai-san, sampai bertemu di kelas!"

[OUT]

n.b.: Tepat sekali, saia memang mau keluar *digetok pake kamus*

"Kazu-chan, sudah selesai? Mungkin kita sudah bisa keluar?"


"Ya..."



"Bye semuanya~~! Sakurai-san, sampai bertemu di kelas!"



"Ah bubye juga kak Achi.", ucap Chiame sambil melambaikan tangannya ke arah Kazusa Ijuin dan Nakamura Arachi yang berlalu begitu saja. Chiame mulai berpikir tentang perkataan gadis berambut pendek tadi tentang kejadian berdarah. Chiame takut bila dia akan melihat darah yang berceceran di depan matanya lagi. Namun, Chiame tidak mau ambil pusing dan akhirnya Chiame pun mengalihkan pikirannya dengan bertanya kepada penolong perutnya itu.

"Um.., terima kasih kakak sudah mentraktir saya makan. Lain kali kalau bertemu, saya akan mentraktir kakak. Saya mau jalan - jalan lagi. bubye kakak", ucap Chiame setelah menyelesaikan makanannya. Lalu Chiame berjalan keluar dari restoran sambil melambai ke arah kakak tersebut.





OOT: maaph kakak Sakurai kalo ditinggal