It's Time to Meet You!

"La.. Lapar..." Sedikit terseok akhirnya Bi berhasil juga sampai di Central Town. Setelah menghabiskan waktu berjam-jam tanpa sadar ia sudah kelaparan. Ah menyedihkan sekali.
Sambil menyeret langkah kecilnya ia mengikuti aroma manis kue-kue di antara keramaian orang di kota.

Tampang lesunya langsung berubah bersemangat saat ia mengangkat wajahnya dan tahu-tahu saja ia sudah ada di kawasan jajanan. Melihat aneka macam makanan kecil yang disuguhkan dalam berbagai gerai di pinggiran jalan, tentu dibandingkan makan di dalam cafe atau restoran ia jauh lebih memilih yang ini, sudah murah enak pula. Memang, makanan ringan macam donat, takoyaki, atau dango yang manis dan praktis biasanya disukai anak-anak pada umumnya.

"Beli yang mana dulu yaa..??" Dengan antusias mata bulatnya mengawasi gerobak-gerobak yang berjejeran di sepanjang kawasan itu. Kedua tangannya yang biasa dilipat di depan dada sekarang sudah berniat mencomot apa saja yang dilihatnya, sementara kedua boneka dalam dekapannya sudah berpindah ke dalam tas ransel.

.....................

Sepulang dari Met Liefde Cafe yang tadi didatanginya, sekarang Ruru berjalan di tengah keramaian kota.
Di perjalanannya, ia melintas di depan area aneka jajanan yang berjejer di pinggir jalan. Dilihatnya seorang gadis berambut biru yang seumuran dengannya sedang melirik lirik mencari jajanan.
Gadis itu memakai tas ransel, ada sesuatu yang bergerak gerak didalam ransel nya. Ruru menatap ransel itu sebentar lalu datang menghampirinya. Seperti seorang penguntit a.k.a copet, Ruru membuka tas gadis rambut biru itu dan melihat dalamnya. Ruru melakukannya dengan tanpa basa basi dan tanpa meminta izin sebelumnya.

"..........." Sempat terdiam ia saat melihat isi tas ransel itu

Sepasang boneka kelinci putih!

Saat Bi sedang asyik memutuskan makanan apa yang akan ia beli dulu, tiba-tiba dari belakang ia merasa ada yang tengah ngeraep merogoh isi tasnya. Well, nggak sepenuhnya dia yang merasakan sih secara dia lagi serius memperhatikan donat warna-warni, tapi spontan Thokki melompat keluar dari ransel di punggungnya dan nemplok di wajah gadis manis yang rambutnya berombak halus itu.

"... Kau.. Apa yang kau lakukan?" Gumam salah satu dari dua boneka kelinci milik Bi itu di depan wajah Ruru. "Nanti.. Dimarahi Bi.." Lanjutnya dengan ekspresi wajah menyeramkan yang dibuat-buat.
Sementara si pemiliknya? Tanpa mengalihkan perhatian sedikitpun, ia malah tengah merogoh sakunya dan mengeluarkan beberapa keping koin rabbit.
Boneka kelinci satu lagi yang kepalanya menyembul dari dalam ransel ikut melompat keluar dan bertengger di bahu Bi.
"Donat coklat dua, kacang satu!" Seru Mecca riang pada penjual donat yang sedikit terlonjak namun dengan cekatan segera mengambilkan pesanan boneka kelinci pelanggannya.

(OOC:nimbrung dgn seizin Bi XD)
-----------------------------------------------
Lapar.... Siang ini Hikari sedang bingung mau makan apa. Masih banyak restoran dan kafe di akademi ini yang belum sempat dicobanya. Dia melilhat jam tangannya yang menunjukkan kalau sekarang sudah cukup sore. Kalau dia beli makanan yang berat pasti malamnya dia bisa malas makan atau malah terlalu malam. Akhirnya dia memutuskan untuk membeli makanan ringan saja.

Hikari mencium bau manis yang sudah lama tidak dimakannya, donat! Dia pun segera mencari stand yang menjual donat dan menemukan Bi. Di belakang Bi ada seorang gadis yang sepertinya sedang merogoh isi tas Bi dan boneka kelinci yang sepertinya sedang memperhatikan anak itu. Apa sebaiknya Hikari menegur anak itu? Tapi sepertinya boneka kelinci itu sudah melakukan tugasnya sebagai penjaga tas Bi jadi lebih baik dia tidak ikut campur.

"Donat coklat dan donat keju masing-masing dua ya!", ujar Hikari kepada si penjual donat.

"Hai Bi, sepertinya kita sering ketemu ya di sini", sapa Hikari kepada Bi

Siang Hari yang panas, enaknya makan eskrim bukan? dilengkapi dengan crepes tidak ada salahnya juga bukan? Apalagi dalam bentuk wujud 10 tahunnya membeli makanan seperti itu sudah biasa bukan?

"Pesan satu Crepes dengan topping es krim coklat" Ujar Kotori ke pelayan dan tak lama pesanannya datang.

Kotori melihat lihat disana ada siapa yang sedang berbelanja selain dia. Ternyata ada sebuah boneka yang ia kenal. Milik Bi nampaknya. Kotori yang sudah mengambil pesanannya lalu berjalan kearah Bi.

"Well Halo, Bi, Hikari" Senyum kotori ke arah mereka berdua. Entah mereka tahu Kotori dalam wujud itu atau tidak.

(ooc: maafkan saya ruru.. nanti di-recap yang rajin ya.. *dijadiin mitama*)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sambil mengulurkan tangannya dengan tidak sabar untuk meraih kantung coklat berisi donat dari si abang penjual, Bi -melalui Mecca- berterimakasih dan sedikit terkejut saat mendengar suara yang tak asing di sebelahnya. "Donat coklat dan donat keju masing-masing dua ya!"
Bi mencomot donat kacangnya dan menoleh sambil menyeringai senang pada gadis berambut pink itu.
Hai Bi, sepertinya kita sering ketemu ya di sini" Mecca melompat senang di atas bahu Bi dan berkata dengan ekspresi ceria, "Benar! Bi bilang, kebetulan sekali! Apa kabar??"

Masih mengunyah donat kacangnya, Bi berbalik karena teringat gadis berambut ombak pirang yang tadi sempat melihat isi tasnya. Baru saja Bi berniat menyapa Ruru, dari kejauhan tampak seseorang tersenyum ke arahnya. Hmm~ Siapa ya?
Bi mengawasi anak kecil yang sekarang mendekat itu. "Tidak asing yaa.." Gumam Mecca.

"Well Halo, Bi, Hikari" Hoh, siapa gerangan.. Kalau diamati baik-baik bukankah dia gadis kecil yang waktu itu ada di restoran? Oh ya, tidak mungkin Bi begitu cepat melupakan guru iseng yang satu ini. Sambil menunjukkan senyum cengengesan, ia mengangkat sebelah tangannya, menunduk sedikit dan menatap lekat-lekat mata biru Kotori dari dekat. Meccapun langsung menyuarakan pikirannya, "Halo, Kotori-sonsaengnim~ Anda manis sekali hari ini!"
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ps.: sonsaengnim = sensei = guru..

(OOC@koto: lagi jadi anak kecil kan? kalo sala ta edit)
------------------------------------------------
"Benar! Bi bilang, kebetulan sekali! Apa kabar??", sapa boneka milik Bi. Hikari hanya mengelus-elus boneka milik Bi itu sambil tersenyum kecil.
"Iya ya, ngomong-ngomong itu anak perempuan dibelakang kenalamu?", tanya Hikari sambil menujuk anak perempuan yang dibelakang Bi.

"Well Halo, Bi, Hikari", terdengar suara seseorang yang menyapa mereka. Hikari menoleh kesamping dan melihat anak kecil yang sedang asik makan crepes. Kalau diperhatikan baik-baik, anak kecil itu seperti Kotori Sensei. Bi pun menyapa anak itu sebagai Kotori-sensei.

"Ah, halo Kotori-sensei. Sedang jadi anak kecil hari ini? Mau donat?", sapa Hikari kepada Kotori sambil menawarkan donat kejunya yang belum dimakan.

"Halo, Kotori-sonsaengnim~ Anda manis sekali hari ini!"

"Ah, halo Kotori-sensei. Sedang jadi anak kecil hari ini? Mau donat?"

Kotori hanya tersenyum sambil memakan Crepesnya dengan tampang lugu. Dimakan pinggirannya lalu dijilat eskrim yang berada ditengah tengahnya. Nampaknya penyamarannya sebagai murid sudah mudah sekali ketahuan ya.

"Terima kasih... Bi-chan, atas komentarmu" Senyum Kotori

"Ah, iya Hikari-chan, untuk patroli." Senyum Kotori sambil mengambil donat dari Hikari, "Well arigatou nee... "

"Jadi sedang apa disini?"

Quote :

Spontan Thokki melompat keluar dari ransel di punggungnya dan nemplok di wajah gadis manis yang rambutnya berombak halus itu.

Kagetkah Ruru? Noes.
Ruru mengangkat boneka kelinci itu dari wajah nya dan menatap segala struktur bagian boneka itu. And Then, Ruru tersenyum lembut pada salah satu boneka kelinci. Err....... what? Ruru yang dijuluki sang Mahal Senyum telah mengembangkan senyumnya yang bisa dibilang pertama kali untuk tahun ini pada sebuah boneka??
Well, karena ia lebih menghargai boneka daripada manusia.

"Hm.. siapa namamu?" Tanyanya pelan pada boneka yang ada di tangan nya.

Sebelum terjawab,
Tiba tiba boneka kelinci lain yang satu nya lagi berkata pada Ruru, tampak seperti sedang menceramahi plus mengingatkan.

"Nanti.. Dimarahi Bi.."

Bi? Majikan mereka kah? Yeah, pastilah gadis berambut biru langit yang membawa ransel berisi boneka.

Ruru berpaling pada Bi, mulut nya tertutup rapat seolah tadi dia tak pernah mengucapkan apapun. Lalu, dengan pelan pelan.. Ruru mengetuk pundak Bi dengan ujung jari nya. Kerasa tidak, ya?

Sementara itu, banyak orang lalu lalang yang menghampiri gadis Bi ini.

Bi mengusap sisa kacang di pinggir bibirnya sambil mengamati Kotori yang tengah asyik menikmati crepes. Aduh, pengen.. Ia hanya mengangguk-ngangguk saja saat diterimakasihi oleh chibi Kotori tanpa melepaskan pandangannya pada cold crepes dalam genggaman anak kecil itu.

"Jadi sedang apa disini?" "Eh!?" Mecca yang berada di atas pundaknya terlonjak sedikit karena daritadi terlalu fokus pada crepes tampaknya. "O.. Oh.. Bi bilang tadi dia lapar jadi jalan-jalan kemari..." Mecca menjelaskan sementara Bi berusaha menghapus mupengnya dan meraih donat coklatnya dari dalam kantung kali ini.

"Iya ya, ngomong-ngomong itu anak perempuan dibelakang kenalanmu?" Bi memasukkan donat ke mulutnya dan mengerjap beberapa saat pada Hikari, memiikirkan siapa anak perempuan yang ia maksud.
"Oh ya.." Bi dan Mecca melirik Ruru, yang sempat terlupakan sesaat karena kehadiran Hikari dan Kotori, kemudian keduanya menggeleng bersamaan. "Bi bilang tidak kenal. Kalian sendiri.. kenal dia?" Bisik Mecca pada kedua orang di dekatnya itu.

Sementara itu Thokki yang tengah dipegang oleh Ruru meronta-ronta, takut dijatuhin.
Namun lihatlah.. Oh, gadis yang terlihat dingin itu tersenyum! "Hm.. siapa namamu?"
Gerakan Thokki terhenti. "Aku.. Thokki! Kenalkan!" Ia buru-buru pasang tampang sok cute, "Dan kau..?"

Tuk. Ketukan pelan terasa di pundak Bi yang tengah membicarakan Ruru dengan Kotori dan Hikari. "Ups..." Mecca menyeletuk pelan, menyusul Bi yang berbalik dan menghadap gadis berekspresi datar ini. "Ma.. Maaf..." Gumam Mecca pelan, khawatir kalau-kalau Ruru mendengar ia dibicarakan dan tersinggung. "Ada.. Apa ya?"

"Jadi sedang apa disini?", tanya Kotori kepada mereka berdua sambil mengambil donat yang ditawarkan kepadanya. Sedang apa? Hikari hanya kebetulan lewat sini saja karena lapar sebetulnya. "Hanya iseng membeli makanan ringan saja", balas Hikari singkat.

Bi dan bonekanya sedang melihat ke arah gadis yang ditunjuk oleh Hikari. Boneka milik Bi bertanya apakah mereka mengenal gadis itu karena Bi juga tidak kenal dengannya. Hikari hanya menggelengkan kepalanya saja. Dia juga baru pertama kali melihat anak itu. "Tidak, aku juga baru pertama lihat."

Hikari kemudian memandangi anak gadis yang sedang asik bermain-main dengan boneka milik Bi itu. Kalau dilihat-lihat, anak itu terlihat dingin tapi sepertinya lebih ke arah pemalu. Hikari pun memutuskan untuk menyapa anak itu.

"Hei, siapa namamu? Namaku Hikari. Mau donat?", tanya Hikari sambil menawarkan donat coklat terakhirnya.
-----------------------------------
(OOC @ Bi: btw, bonekamu itu kelinci semua apa beda2? *telat baru nanya skrg*)

"Aku.. Thokki! Kenalkan!"

"Thokki............ Thou.." Ruru mengulang ngulang nama 'Thokki' itu dalam bisikan pelan nya.



"Dan kau..?" Tanya Thokki pada Ruru.

Gadis berambut pirang bergelombang ini mendekat ke arah samping Thokki, dan berbisik super pelan pada Thokki.
"Ru.. ru"

Quote :

"Ma.. Maaf... Ada.. apa ya?"

Sang majikan yang tadi diketuk pundak nya oleh Ruru, membalik bersama dengan boneka yang satunya lagi. Si boneka meresponnya dengan ucapan minta maaf.

"Ini.." Ruru mengangkat Thokki ke depan Bi.
"............ Boleh aku memberi nya makanan?"
Err.... kali ini Ruru tidak bicara dengan terpaksa. Ruru menatap langsung mata Bi, tanpa melirik kemana mana.
Beberapa orang yang bersama Bi tampak sedang bicarakan sesuatu.

'None of my bussiness'
Itu khan masalah mereka.. Ruru lebih tertarik pada Thokki dan boneka pasangan nya.


Namun kemudian.. seorang gadis berambut pink menyapa nya..


"Hei, siapa namamu? Namaku Hikari. Mau donat?"

Tanya gadis itu.

Ruru memandangnya dengan wajah datar biasa nya. Perlukah ia menjawab nya? Yah, hanya menanyakan nama.. tak usah dilanjutkan dengan balas bertanya.

"Aku Ruru Mitama, maaf.. tapi aku tidak makan" Jawabnya dengan suara pelan. Mengapa? Orang tak bertata krama seperti apa yang senang bersuara keras bila bicara dengan orang lain?

ooc: ruru jangan lupa rencananya nanti ruru aktivin alice ya.. supaya dikejer2 sama Bi.. XD~~
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bi balas menatap gadis di hadapannya dengan agak tegang. Maklum, ia jarang berhadapan dengan gadis dengan ekspresi datar seperti Ruru. Mau ketawa salah, mau diem juga nggak enak. "............ Boleh aku memberi nya makanan?"
Gadis itu berkata pelan, namun tegas padanya. Bi terpaku sesaat.. melirik Mecca dan membiarkan boneka kelinci di pundaknya itu berkata, "Err~ Thokki.. Tidak makan..."

Bi menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan gugup.. Yah.. Sekalipun ia bisa menghidupkan boneka, bagaimanapun boneka memang tidak bisa makan kan?
Memang sih ia ingin sekali punya boneka yang bisa ia beri makan, supaya kalau main masak-masakan ada yang menyicipi.. Bisa disuapi.. tapi apa boleh buat, alicenya tidak secanggih itu.

"Aku Ruru Mitama, maaf.. tapi aku tidak makan", jawa Ruru dengan suara yang sangat pelan. Tidak makan katanya? Kalau dia tidak makan apa dia tidak sakit ya? Tapi badannya tidak terlihat seperti orang yang tidak pernah makan. Ah, mungkin dia sedang tidak mood makan kali.

"Oh, ok kalau begitu", kata Hikari sambil memakan donat yang tadi ditawarkannya kepada Ruru. Dia pun mengalihkan perhatian kepada Bi. Hikari baru ingat kalau dia tidak pernah tahu nama boneka milik Bi. Apalagi dua-duanya itu boneka kelinci yang sama persis sampai-sampai Hikari tidak tahu bedannya dan hampir memanggil boneka 1 dan 2.

"Eh Bi, nama bonekamu itu siapa sih?", tanya Hikari sambil menunjuk ke arah boneka milik Bi. Hikari kemudian ingat akan hal yang lain. Kelompok Special katanya akan mengadakan acara perkumpulan bersama tapi dia lupa kapan acaranya akan dimulai. Siapa tahu Bi ingat kapan acara tersebut akan dimulai.

"Bi, acara perkumpulan kelompok special itu kapan dimulainya ya?"

OOC'Bi Sip



IC

"Er~... Thokki.. tidak makan..."

"Hmp, sudah kuduga.. aku juga tidak makan." Ruru tersenyum lagi, namun kini bukan senyum yang ramah melainkan ketawa terkekeh kecil yang sangat pelan.

Ruru mengerjapkan mata nya sambil meluapkan kebahagiaan nya lewat senyum nya. Heh.. lupa kah Ruru bahwa ia akan mengaktifkan alice nya kapanpun saat menutup mata..?

Oh.. my.. itu benar benar terjadi. Ruru mengaktifkan alice nya tanpa sengaja dan dengan kilat ia sudah dalam kondisi jadi boneka. Tangan nya lunglai, dan menjatuh kan Thokki. Benang benang serat yang sangat tipis, muncul dimana mana. Tiap ia menggerakan anggota tubuh nya, selalu berbunyi 'kaclak' seperti boneka kayu.

Kaki boneka Ruru tertekuk sedikit dan ia langsung terjatuh ke arah Bi.
Untunglah ia dapat menghindari Bi dengan membelokkan tubuhnya di saat saat terakhir. Sehingga sekarang ia jatuh di tanah dengan posisi telungkup. Tenang saja, tidak sakit... hanya susah rasanya untuk kembali berdiri.. karena berat badan nya yang menurun drastis, membuat kekuatan nya juga turun.

"Huuurrh. ." Ruru meringis dan mengetuk ngetuk kan jari nya ke tanah

Well well well ternyata gadis berambut pirang yang ada didepannya bernama Ruru ternyata. Seorang somatic nampaknya, karena Kotori pernah melihat namanya di list para somatic. Ya sekarang mereka sedang berbasa basi tentang boneka dan segalanya sampai.

Tiba tiba pada saat lahapan terakhir crepesnya

BRUK

Gadis yang bernama Ruru itu terjatuh, Kotori cepat cepat menelan crepesnya lalu membantunya berdiri. Tekstur tubuh yang aneh. lebih mirip seperti marionette daripada manusia, tetapi sebelumnya nampaknya dia manusia, mungkin alicenya.

Kotori membantunya berdiri, lalu tersenyum kepadanya

"Kau baik baik saja?"

OOC : Wujud boneka nya kaya(kalo g salah namanya) Nina dari manga D.Grayman vol.2
----------------------


Kotori membantunya berdiri, lalu tersenyum kepadanya. "Kau baik baik saja?"


"Err.. yah.. aku tertolong, terimakasih" Jawab Ruru dengan susah payah. Asal kalian tahu saja, bicara lewat mulut boneka tidaklah gampang.

Ruru berdiri pelan pelan.
Lalu, ia berjalan tertatih tatih menuju tiang di dekat nya dan berpegangan pada tiang tersebut supaya tidak jatuh lagi.

"Huff...... huff...." Ruqu menarik nafas panjang panjang, berusaha menenangkan dirinya.

Bi berusaha mengalihkan perhatiannya dari gadis berambut pirang ombak di hadapannya dan menoleh pada Hikari, mengobrol sebentar.
Hikari sempat menanyakan soal nama boneka-bonekanya dan acara perkumpulan anak-anak spesial. Hmm~ Bi melirik Mecca sebentar dan membiarkannya berbicara,
"Benar juga, namaku Mecca! Yang disitu.." Mecca mengangkat sebelah tangan mungilnya ke arah kembarannya yang berada di tangan Ruru, "Thokki! Salam kenal... Kita sering bertemu tapi belum berkenalan ya!" Mecca menunduk sopan pada Hikari.

"Hmp, sudah kuduga.. aku juga tidak makan." Suara kekehan pelan dari si gadis berwajah datar membuat Bi agak terkejut. Ia berbalik pada Ruru dan menyadari ada yang aneh pada kalimat terakhir yang gadis itu ucapkan. Juga tidak makan...?

Kaclak! Oh my God! Mata Bi membelalak. Mulutnya ternganga. Lihatlah apa yang terjadi pada Ruru.. Hanya ada satu kata yang mampu menggambarkan seperti apa kondisi gadis itu sekarang. Boneka. Yah, boneka.. Entah bagaimana ia bisa tiba-tiba berubah wujud demikian, tapi.. Oh yeah, bukankah disini memang komunitas orang-orang dengan kemampuan yang di luar batas akal manusia? Bagimanapun juga, boneka tetap boneka.. Dan Bi tidak akan pernah tinggal diam melihat boneka, terlebih yang spesial seperti di depannya ini.
Setidaknya sampai pikirannya berhasil mencerna kejadian tiba-tiba itu dan saat ia sadar Ruru sudah terkulai lemas karena sendi-sendi kayunya. Untung Kotori sempat menolongnya.

Bi buru-buru menonaktifkan Alicenya, memungut Thokki yang terjatuh dan menjejalkannya dan Mecca ke dalam ransel sebelum menghampiri Ruru dengan starry-looking eyes.
"Kau... Boneka!?" Tidak sopan memang kedengarannya, namun begitulah dirinya kalau sudah terhipnotis oleh boneka incarannya.

"Mecca dan Thokki ya... semoga saja aku tidak tertukar diantara kalian." Balas Hikari setelah Bi memperkenalkan kedua bonekanya itu. Sementara itu terdengar bunyi keras dari arah Ruru. Ketika Hikari menoleh ke arah Ruru, badannya terlihat aneh dan ada benang-benang tipis yang membuatnya seperti boneka yang dipakai dalam beberapa pertunjukkan yang namanya.... Ah iya, Marionette. Rasanya tadi Ruru tidak seperti itu seingatnya, apa jangan-jangan itu kekuatan Alicenya?

Kotori sensei kemudian menolong Ruru berdiri dan Ruru pun berjalan ke arah tiang terdekat, berusaha untuk menopang badannya dengan tiang tersebut sepertinya. Hikari pun mendekat kearah Ruru.

"Hei, kamu tidak apa-apa? Apa perlu dibawa ke Hospital atau ini memang Alicemu?", tanya Hikari dengan sedikit penasaran. Sementara itu Bi malah memandangi Ruru dengan mata yang sangat berbinar-binar. Seakan-akan Bi ingin membawa Ruru sebagai koleksinya.

"Bi... apa Ruru tidak akan takut melihatmu yang seperti mau memakannya saja?"

Terima kasih yang diucapkan dari mulut boneka tersebut tampaknya susah sekali. Kotori mengamati boneka tersebut sekarang, Ah ia berjalan dengan tertatih tatih. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Kotori mengamati saja sekitarnya dan tanggapan dari orang orang sekitarnya, dimana Bi mendekati boneka tersebut dan semua bonekanya menjadi tidak hidup, matanya mengeluarkan pancaran sinar yang berbahaya kalau tidak dihentikan.

Tepatnya ia menginginkan Ruru, oh wow, ternyata inilah perilaku dari seorang yang doll Freak. Kotori baru mengetahuinya sementara itu Hikari juga hanya mengomentari. Memang pandangannya seperti predator yang siap menerkam mangsanya.

Kotori mendekat ke Ruru lalu membopongnya.

"Ayo, mau pergi ke Hospital?"

Berusaha menjaga Ruru dari serangan yang tidak tidak dari Bi

"Kau... Boneka!?"


"Uh........." Ruru tidak menjawab 'ya' atau 'bukan', melainkan hanya 'Uh' yang pelan. Tatapan Gadis berambut biru itu membuat Ruru agak takut, entah mengapa jadi mengingatkan nya pada insiden hampir-terbunuhnya-ia gara gara ditemukan kolektor boneka saat Ruru sedang mengaktifkan alice nya. Bagaimana mungkin ia dapat membongkar identitas nya begitu mudah? Bagaimana bila menjawab malah akan menjerumuskan nya ke jurang tumpukan sampah boneka gagal??!
Jadi ingat dialog antara Alien Queen dan Predator dalam dvd yang ditonton Ruru minggu lalu. Sang Alien Queen menjawab dengan entengnya saat ditanya oleh si Predator tentang identitas asli nya. '' I'm from Alien Races, and i'm going to kill you all RIGHT NOW!"
keliatan banget ngarangnya ==a.

Er.. daripada mengingat adegan film lebih baik memikirkan jalan keluar dari masalah nya sekarang ini!

'Dasar aku bodoh! Bodoh!'
Ruru mulai menyalahkan diri nya sendiri. Ia memutar ke belakang tiang dan merapat ke tiang itu, tampak seperti orang yang sedang memeluk tiang.


"Hei, kamu tidak apa-apa? Apa perlu dibawa ke Hospital atau ini memang Alicemu?"

Oh Noes! My.. my.. my...! Pertanyaan Hikari sih, masih dapat dijawab Ruru. Tapi mengingat Bi juga ada disitu...

Jawab => Ketahuan => Ditangkep => Dijadiin pajangan di etalase atau di rak => Mati berjamur

Hahehoh.. Tak ada jalan lain, Ruru terpaksa menjawabnya. Kalau ada apa-apa khan tinggal lari saja.....

"Er..... Er...... Em.... ya.. alice-ku" Jawabnya kemudian, pada Bi, Hikari, dan gadis yang telah menolong nya. Siap siap lah menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya, Ruru!

"Er..... Er...... Em.... ya.. alice-ku", jawab Ruru sambil terbata-bata. Sepertinya efek Alicenya membuat dia cukup kesulitan melakukan berbagai macam gerakan. Tidak heran sih kalau melihat wujudnya yang seperti boneka sekarang. Kalau memang Alice, berarti nanti efeknya bisa hilang sendiri tapi kalau melihat Bi.... Sepertinya anak ini dalam bahaya berat. Hikari kemudian mendekat ke arah Ruru dan membisikkan sesuatu.

"Ruru, apa kamu yakin tidak mau pergi dari sini sebelum kamu diculik Bi? Sepertinya dia mau membawamu jadi koleksinya loh", bisik Hikari kepada Ruru sambil memandangi Bi yang masih tidak melepaskan pandangannya dari Ruru. Yah, kalau Ruru boneka betulan sih memang bisa dibilang dia itu boneka langka. Tapi Ruru kan manusia biasa, yang benar saja mau dijadikan koleksi juga?

"Ruru, apa kamu yakin tidak mau pergi dari sini sebelum diculik Bi? Sepertinya dia mau membawamu jadi koleksinya loh"


What The.......! Masa sampai sampai di sekolah pun bertemu dengan Kolektor Boneka?! My....
dan lagi Hikari membisik kan sesuatu yang sepertinya mustahil dilakukan oleh Ruru saat ini. Kalau ingin kabur, bukan dengan lari.. karena mau lari secepat apapun juga pasti terkejar. Well, Ruru tak tahan kegiatan fisik macam Lari, lompat, dsb. Tapi kalau merangkak seperti labah - labah ia bisa!

Yaa ... yang namanya boneka kan bisa bergerak karena 'digerak-kan'.

Sebelum menjawab, Ruru memutar kepala nya kebelakang menatap pundak nya. Mencari serat serat benang untuk diputuskan dan segera me non-aktifkan alice nya, sayang... seluruh serat benang sukar untuk dilepaskan.

"Uggh.. urh......hh.. Aku tak bisa lari" Balas nya dengan membisik pada Hikari. Ruru berharap Hikari mengerti maksudnya..

Ah... Nampaknya Ruru tidak menyadari dari tadi Kotori membopongnya, Ah sudahlah nampaknya ia mau kabur dari Bi sekarang... Jadi apa yang harus kotori lakukan untuk melindunginya?

"Jadi mau kerumahku mencari perlindungan?" Tanya Kotori pada Ruru lalu melirik kearah Hikari

"Well jadinya bagaimana Ruru?"

"Uggh.. urh......hh.. Aku tak bisa lari", balas Ruru sambil berbisik juga kepada Hikari. Sepertinya dia mencari-cari sesuatu, entah itu limiter Alicenya atau memang dia kehilangan sesuatu.

"Jadi mau kerumahku mencari perlindungan? Well jadinya bagaimana Ruru?", tanya Kotori sensei sambil melihat ke arah mereka sekaligus menawarkan pertolongan kepada Ruru.

"Ruru, kamu mencari apa? Atau mau aku bantu bawa ke rumah Kotori sensei?, tanya Hikari kepada Ruru. Semoga saja Bi tidak sampai betulan nekat membawa Ruru menjadi koleksinya. Kalau seandainya sampai nekat betulan bagaimana ya? Apa Ruru akan dipajang bersama boneka lainnya atau dibawa-bawa seperti kedua kelinci itu? Kok Hikari jadi mau tertawa sendiri ya memikirkan hal seperti itu.