Dinner time - Yakisoba Ya

Ryuha masuk ke kedai di mana biasanya dia makan. Dia juga memesan makanan yg sama, yaitu yakisoba. Yakisoba di kedai itu memang enak bagi Ryuha. Dengan lahap dia memakan yakisoba tersebut.

OOC : Ikut yah^^ Oya, charku udah pernah ketemu sama Ryu belum? (waktu di as lama)
=======================================

Sudah lumayan lama Misaki berkeliling di Central Town hanya untuk mencari kedai makanan Jepang, tapi akhirnya dia memasuki kedai Yakisoba. Ini baru pertama kalinya Misaki memasuki kedai yakisoba ini, tetapi dia yakin kalau yakisoba itu enak.

Misaki lalu mengambil kursi di sebelah laki-laki yang kira-kira usianya satu tahun lebih tua dari Misaki. Hmm, guru mungkin?. Setelah mengambil tempat duduk, Misaki memesan satu yakisoba. Di seling saat dia mau memakan yakisoba, dia menoleh ke orang di sebelahnya, "Anda guru, bukan?" tanya Misaki langsungan.

Ryuha menoleh pada orang yg tiba2 menyapanya, dan sebelum Ryuha menjawab dia harus menelan mie-nya yg telah dia makan.

"Yup... dan u sendiri? Hm... perasaan aku pernah liat u deh, tp entah di mana." kata Ryuha.

((OOC: Misa, kita udah pernah ketemu di AS lama 'kan? :3))
((OOC2: karena ngga tau timeline-nya kapan, jadi gw anggap siang aja yah^^))

---

Huaai~ Central Town sangat panas, panas seperti biasa. Terlebih lagi Aoi tukang keliling, membuatnya lapar dan haus. Entahlah apa yang dicarinya sampai-sampai sudah berputar 3 kali mengelilingi Central Town. Oh yeah! Di depan matanya ada sebuah kedai yakisoba. Istirahat sejenak, sekalian mengisi perut yang kosong.

Aoi pun memasuki kedai itu. Nampak seorang perempuan yang sepertinya familiar. Oh yeah, kalau tidak salah Misaki namanya. Terlalu kalau lupa, sudah 7 tahun berada di akademi yang sama. "Hey, err-- Misaki?" Sapanya ragu-ragu sambil menarik kursi di depan Misaki. Aoi menghentikan tarikan kursinya, masih ragu apakah Misaki mau berbagi meja dengannya. "Boleh aku gabung?" Tanyanya.

"Yup... dan u sendiri? Hm... perasaan aku pernah liat u deh, tp entah di mana."

"Aku watcher. Kalau tidak salah, Ryuha kan? Ryuha dari somatic, kan?" Tanya Misaki, mengingat-ingat kenangannya tujuh tahun lalu. Maklum, orang pastilah sudah lupa seiring waktu yang terus berjalan.

Barusan dia ingin memakan yakisoba, tetapi satu suara yang familiar menyebut nama Misaki.

"Hey, err-- Misaki?"

Misaki terdiam sebentar melihat ada orang yang memanggilnya, sepertinya memang dia kenal orang itu, tapi siapa? Setelah dua kali berpikir, akhirnya dia ingat.. "Aoi! Wew, sudah lama ya. Gabung? sini!!" ucap Misaki bersemangat saat Aoi datang

"Aoi! Wew, sudah lama ya. Gabung? sini!!"

"Benar Misaki!" Teriaknya ikut-ikutan bersemangat juga sambil menarik kursi di depan Misaki, lalu duduk di kursi itu. Kemudian Aoi memesan yakisoba. Yeah, tentu tidak lupa masalah perut walaupun sudah bertemu teman lama.

"Lama tidak melihatmu. Keluar akademi 'kah? Atau pulang ke rumah?" Tanyanya semangat. Kemudian pandangannya tertuju pada seorang laki-laki, sepertinya lebih tua darinya. Staff akademi juga 'kah? Atau seorang guru?

Quote :

"Aku watcher. Kalau tidak salah, Ryuha kan? Ryuha dari somatic, kan?" Tanya Misaki, mengingat-ingat kenangannya tujuh tahun lalu. Maklum, orang pastilah sudah lupa seiring waktu yang terus berjalan.

"Yeah... aku Ryuha..." jawabnya. "Watcher?"
"Dia kenal aku... berarti... aku harusnya kenal dia, tp sapa yah?"


Tiba2 ada org yg memanggilnya Misaki.

"Ah! Misaki, aku baru ingat sekarang!" kata Ryuha. "Dan... yg satunya lagi Aoi? Ya khan?" tanya Ryuha.

"Lama tidak melihatmu. Keluar akademi 'kah? Atau pulang ke rumah?"

"Pulang ke rumah, kalau kalian bagaimana?" Tanya Misaki, pertanyaanya hampir sama, taip pertanyaan seperti itu memang wajar kalau sudah pernah menjadi alumni bukan?

"Dan... yg satunya lagi Aoi? Ya khan?" tanya Ryuha.

"Yeah! Anda dari Somatic juga 'kan?" Tanyanya balik dengan penuh semangat. Entah kenapa hari ini Aoi hyperactive dari biasanya. Err-- masa kecilnya di akademi juga begitu 'kan?

Pulang ke rumah, kalau kalian bagaimana?"

"Pulang ke rumah juga, tapi tidak lama.." Jawabnya, kemudian melahap yakisoba-nya tanpa menunggu respon dari yang lainnya.

Quote :

Yeah! Anda dari Somatic juga 'kan?" Tanyanya balik dengan penuh semangat. Entah kenapa hari ini Aoi hyperactive dari biasanya. Err-- masa kecilnya di akademi juga begitu 'kan?

"Hoo... u juga dari somatic juga rupanya, pantes kayanya pernah ketemu." kata Ryuha sambil senyum.

Quote :

Pulang ke rumah, kalau kalian bagaimana?"

"Sama... aku maw pulang ke rumah, hari ini cape banget." kata Ryuha.

"Kalau aku sih, malas pulang ke rumah. Mungkin aku bakalan pulang sebulan lagi, lagian di rumah kerjaanku hanya main basket sama latihan basket sama teman-teman" ucap Misaki menambahi ucapannya sebelumnya. Diingatkan oleh cacing dalam perut Misaki yang sudah demo, Misaki memakan yakisoba miliknya tanpa pikir panajng.

"Kalau aku sih, malas pulang ke rumah. Mungkin aku bakalan pulang sebulan lagi, lagian di rumah kerjaanku hanya main basket sama latihan basket sama teman-teman"

"Yeah! Aku pun begitu. Sudah 7 tahun tidak keluar akademi, jadi malas melihat dunia luar." Ucapnya panjang lebar sambil melanjutkan melahap yakisobanya.

"Lagian, apa asiknya sih dunia luar itu sendiri? Well, memang sih aku kangen sama teman-teman setim basketku, tapi menurutku disini lebih asyik. Eh, ngomong-ngomong Aoi sudah punya pacar belum?" Pertanyaan tak masuk akal seperti itu tiba-tiba saja terlontar dari Misaki, hmm.. kelihatannya keceplosan. Memang, mulut Misaki ini harusnya di lakban dulu karena mulutnya yang sering melewati batas.

"Eh, ngomong-ngomong Aoi sudah punya pacar belum?"

"Cough! P--" Aoi agak terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia pun tersedak, menepuk-nepuk dadanya agar makanan yang menyangkut di tenggorokannya masuk. "Err-- masalah itu belum siap... ah, never mind..." Lanjutnya sambil melanjutkan makan yakisobanya dengan santai.

"Masa' belum punya? Mau men-jomblo seumur hidup, ya? Nanti kau bisa disangka perawan tua." Ucapan Misaki kali ini memang sudah kelewat jujur. Mungkin inilah kelemahan jika harus berbicara jujur, well.. namanya juga sudah sifat, sifat blak-blakan yang muncul jika menyangkut dengan seseorang ini masih ada dalam diri Misaki, walau sudah sekian tahun lamanya. Tapi yang aneh dari Misaki sendiri, dia pasti sangat mudah untuk berbohong kalau dalam alasan tertentu.

"Masa' belum punya? Mau men-jomblo seumur hidup, ya? Nanti kau bisa disangka perawan tua."

"Benar juga. Tapi aku tidak mau meninggalkan akademi cuma untuk cari jodoh..." Ucapnya kemudian menunduk kecewa.

"Seandinya tidak lama-lama di akademi ini..." Lanjutnya, menunduk semakin dalam. Auranya suram... Aoi sudah putus asa.

"Hei, cari jodoh nggak harus di luar akademi kan? Di dalam akademi kan juga banyak cowok yang usianya di atas Aoi, contohnya Ryuha tuh. Ehm, jujur saja, aku sendiri dapat jodoh di akademi kok" kelihatannya kalau menyangkut untuk menghibur seseorang, Misaki bisa jujur untuk menceritakan dirinya sendiri. Tapi untuk menjahili orang, dengan gampangnya dia berbohong.. Wew, astu sifat baru.

"Hei, cari jodoh nggak harus di luar akademi kan? Di dalam akademi kan juga banyak cowok yang usianya di atas Aoi, contohnya Ryuha tuh. Ehm, jujur saja, aku sendiri dapat jodoh di akademi kok"

"Huaaai~ jujur saja, aku bosan melihat wajah mereka..." Ujarnya blak-blakan tanpa memperdulikan keadaan sekitar. Entahlah apa penilaian orang-orang tentang Aoi. Khusunya kaum adam.

"Bosan? Jangan bilang begitu dahulu, kalau nantinya memang ada yang mau sama kamu gimana?" kali ini, Misaki sedikit menggoda Aoi. Well, semakin tua bukan berarti sifat jahil harus dihilangkan bukan?

Misaki benar-benar membuatnya speechless. Yeah, entah kenapa pembicaraan mereka bisa sampai di sini? Gadis itu hanya menggeleng. Bermaksud menjawab 'entah', namun terlalu malas bicara. Ia hanya menunduk sambil mengigit sumpit seperti bocah yang mengambek.

"Hmm, atau mungkin Aoi mau sama Ryuha? Umur Aoi dan Ryuha hampir sepantaran kan?" tanya Misaki yang masih dalam niatnya untuk menjahili Aoi. Dasar Misaki, sudah tua tapi hobi, atau lebih tepat dibilang kebiasaan buruknya ini masih tersimpan.

Aoi hanya menggeleng dan masih mengemut sumpit yang sedari tadi tidak lepas dari mulutnya saat menelan yakisoba terakhirnya. Bicara soal jodoh membuatnya tidak semangat hidup, menyimpang topik pembicaraan? Entah apa yang mau dibicarakan.

"Ngomong-ngomong Aoi, sekarang kamu jadi guru di akademi? Atau staff?" tanya Misaki, yang akhirnya berganti topik dari jodoh menjadi profesi. Sebenarnya dia sendiri sudah lumayan puas menjahili Aoi.

"Ng... hanya Watcher..." Singkatnya sambil melepas sumpit dari mulutnya. Yeah, pada akhirnya Misaki mau menyimpang topik pembicaraan. Kalau tidak Aoi tidak akan bisa membuka mulutnya sampai ia mendapatkan jodoh.

"Oh. Oya, umur kalian berdua berapa sih?" Well, mungkin menanyakan umur rada tidak sopan, tetapi Misaki dengan santainya menanyakan hal seperti itu kepada mereka berdua, dan tentunya dibarengi dengan Misa yang memakan yakisoba-nya.