Ayuri is Sick....

Mako akhirnya sampai di rumah sakit, sambil menggendong Ayuri.

Setelah meletakkannya di tempat tidur, Mako duduk.

"Sial.....Dimana para dokter ya? Aku nggak pede kalau menyembuhkan seseorang...."

Sesosok dokter datang ke kamar pasien ini. Tidak lain adalah dokter Jiro, lelaki yang dari dulu menjadi dokter tetap wanita berambut merah ini. "Ah...lagi2..." ujarnya sambil menghela nafas lalu berjalan ke samping tempat tidur di mana Ayuri tertidur.

"...kelelahankah?" tanya Jiro kepada Makoto.

"Mungkin begitu" ujar Mako.

"Ohya! Kemarin dia sempat hujan-hujanan sih...." kata Mako teringat.

Lelaki berambut pirang tersebut menggaruk2kan kepalanya, entah apa yang sedang ia pikirkan. "Dasar...dia selalu saja seperti ini..." gumamnya yang berjalan ke lemari obat dan membongkar barang2 di sana. Setelah mendapatkan obatnya, Jiro mengangkat tubuh Ayuri sedikit lalu menegukkan ke mulut wanita yang sedang jatuh sakit tersebut sebelum dibaringkan kembali.

"Paling nggak, dia sudah minum obat..." pikir Mako lega.

"Kira-kira, kapan ia akan bangun ya?"

"...entahlah..." jawab Jiro secara cuek. Dokter macam apa itu? Kok malah tidak peduli dengan pasien tetapnya...

"Tapi sebentar lagi dia juga akan bangun..." lanjutnya merapikan obat2 yang tadi ia bongkar. "...dia hanya butuh istirahat saja. Aku pergi dulu..." Jiropun meninggalkan mereka berdua di ruangan. Ayuri masih belum kunjung terbangun meski panasnya sudah mulai mereda.

Mako memegang dahi Ayuri.

"Ah! Sudah nggak terlalu panas!" senyumnya.

"Semoga Ayuricchi cepat sembuh...."

Kaname datang ke RS. Tempat dimana Ayuri sering berada. Ia memasuki tempat dengan bau obat-obatan yang khas tersebut dan melongok ke dalam. Ia melihat Ayuri dan Mako.

"Ayuri?" Panggilnya, namun Ayuri masih tidak terbangun.

"Aduh... Dia kenapa?" Tanyanya ke Mako dengan cepat.

"Demam, tampaknya. Waktu itu dia hujan-hujanan sih" ujar Mako.

"Tapi, tadi sudah diberi obat oleh dokter. Mungkin sebentar lagi sembuh"

"Oh." Jawab Kaname singkat.

"Ayuri memang dari dulu suka bolak-balik ke rumah sakit..." Gumam Kaname sambil melihat Ayuri, lalu ia mencari bangku terdekat dan menariknya sehingga Kaname bisa duduk.

"Hemn... Ayuri sakit-sakitan begini... Apa karena alicenya ya?" Batin Kaname.

"Hee? Masa?" ujar Mako, agak bingung.

"Apakah dia tipe yang mudah sakit?" pikir Mako.

"Ayuri...ingatlah... suara lelaki dewasa terdengar di dalam mimpinya, halus namun sangat lemah... Suara tersebut membuat mata wanita berkacamata ini terbuka, terbangun dari tidurnya.

"..." terdiam sebentar, mencium bau obat2an. Dia dibawa ke Rumah Sakit rupanya. Matanya berpupil lancip ini melirik ke sana kemari hingga ia menyadari ada yang 2 orang selain dirinya ada di dalam ruangan.

"Aku tidak tahu. Aku tidak begitu akrab dulu." Jawabnya ke Makoto.

Kaname manyadari Ayuri telah sadar, terlihat dari matanya yang sudah terbuka.

"Ayuri, kau sudah sadar??" Tanyanya, sekedar memastikan.

"..." mata Ayuri yang merah mendelik kepada Kaname. Dia hanya mengangguk pelan namun belum mengangkat badannya, masih di posisi tertidur.

"Aaah! Ayuricchi! Akhirnya bangun juga!" senyum Mako.

"Sudah baikan?" tanyanya.

"Ayuri istirahat ajah ^^, jangan memaksakan diri." Ujar Kaname ke Ayuri.

"Tapi masa karena hujan bisa demam yah... Padahal aku tidak kenapa-kenapa." Ujar Kaname bingung, yang jelas-jelas itu kemampuan Alicenya yang menghindarinya dari penyakit.

"..." Ayuri seperti biasanya terdiam, tidak mengeluarkan kata2nya. Dia menatap kepada langit2, merenungkan sesuatu. Tak lama kemudian, wanita ini membuka mulutnya. "Bolehkah...aku menanyakan sesuatu?" tanyanya kepada 2 orang yang bersamanya.

Dasar Kaede. Bilangnya kapok ke Hospital, tapi ga sakit juga, ga ada apa-apa juga, tetap saja masuk Hospital. Memang, ada-ada saja akal sang Raja Pengacau satu ini.

Di sana, ia melihat orang dewasa kecuali...Hum, satu yang masih murid, tetapi melihat dari seragamnya sepertinya ia adalah murid Senior High. Wah. Mending takut sama tiga orang ini, atau ia...Akan 'dibunuh' oleh petinggi akademi! Tapi ya itu tadi, selalu saja ada akalnya untuk membuat kekacauan di mana-mana. Dasar kuman.

"Kak, minta pangku dong," ujar Kaede pelan, namun spontan kepada salah satu orang di sana.

--------------------------------------------------------------------

((OOT: Yang dibilang "kakak" itu antara Kaname, Mako ato Ayuri. Tergantung yang post duluan siapa diantara tiga itu))

Quote :

"..." Ayuri seperti biasanya terdiam, tidak mengeluarkan kata2nya. Dia menatap kepada langit2, merenungkan sesuatu. Tak lama kemudian, wanita ini membuka mulutnya. "Bolehkah...aku menanyakan sesuatu?" tanyanya kepada 2 orang yang bersamanya.

"Tanya apa, Ayuricchi?" senyum Mako seperti biasa.

Tak lama kemudian, Kaede masuk.

"Maaf ya, kalau kamu cewek, baru boleh aku pangku~ Kufufu~" senyum Mako.

Quote :

"Bolehkah...aku menanyakan sesuatu?" tanyanya kepada 2 orang yang bersamanya.

"Humn? Tanya apa?" Tanya Kaname ke Ayuri. [Geez, gw bener2 lupa sama thread ini =w=]

"...jika kalian kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupmu...apa yang kalian lakukan?" tanya Ayuri kepada keduanya. Tampaknya ia mencueki Kaede.

"Sedih, sudah pasti" ujar Mako.

"Tapi....tampaknya, aku sudah kehilangan 'sesuatu yang berharga' sejak dulu.....Mungkin karena aliceku? Aku nggak bisa ingat.....Cuma sekilas....kalau aku menyukai seseorang"

"Sedih sih... Pasti, tapi kita harus berjalan terus..." Jawab Kaname. "Dan aku harus siap menghadapi 'kehilangan', setelah kenyataan yang diberikan oleh Makoto ini."

Kaname menyandarkan dagunya di atas kasur.

"Oh iya Ayuri, aku pergi dulu ya." Kaname bangkit dan berjalan menjauh.

"Get well soon~"

[OUT]

"Apa--"

Tiba-tiba kata-kata Kaede terhenti. Oh iya, ia tidak boleh marah terhadap senior, apalagi terhadap guru. Oh, dan by the way, sepertinya kakak itu guru akademi juga, eh? Hoh.

Lebih baik Kaede tidak menanyakannya sekarang, ia menunggu kakak yang "seperti" guru itu untuk memperkenalkan diri.

"....Yaah, kurasa....Aku pergi dulu" Mako berjalan keluar.

[out]