Irrashaimase

"hai....aku punya mimpi tadi malam.."
"...?"
"Mimpi itu seperti membawa aku ke dimensi beberapa tahun yang lalu.."

Tidak menjawab..
"Mimpi itu seluruhnya berwarna putih. Baik dari tanahnya, udaranya, langitnya, tumbuhannya, pokoknya semuanya tidak berwarna lain selain putih..", aku terus berkata,
"aku bertemu seorang perempuan. Perempuan itu sepertinya sangat ramah, terlihat dari punggungnya. Aku ingin memanggil, tapi tidak berani."

Aku pun tertawa.
"Hehe...tapi akhirnya dia membalikkan badannya..", aku pun mengakhiri pembicaraan, "..dan pada saat itu.."

"Ryougi-san..."
Gadis berambut hitam itu tertegun ketika pemandangan di balik sedan hitamnya sudah berubah menjadi sekeliling hutan di mana depannya tampak gedung besar ditutupi oleh gerbang.

"Kita sudah sampai, mohon siapkan diri sesegera mungkin..."
"....mm.."

Perempuan itu tetap menopang dagunya. Sepertinya dia terlihat bosan.
Ryougi Hinata, nama gadis itu.
Pertama kalinya dia datang di sekolah yang sebesar ini, mungkin merupakan suatu ketegangan baginya, meski tidak terlihat di wajahnya.

Dia pun menuruni mobil dan keluar darinya. Ia pun melihat sekitar. Dengan kimono putihnya, dia melihat sekitar.

"....sepinya..."

OOT : masuk boleh? ^^

==========================================================

Seorang perempuan bermata biru muda bersiul-siul sambil berjalan santai di halaman depan akademi itu. Matanya berputar melihat tempat sampah yang meloncat-loncat ke arahnya.

"..What THe-"

Perempuan bernama Julie itu pun berlari-lari, dikejar tempat sampah kurang kerjaan itu. Mungkin, hari ini memang hari sial untuk Julie. Tiba-tiba, pandangan Julie menangkap bayangan seorang gadis memakai kimono berwarna putih. Perhatiannya pun langsung teralih ke gadis itu.

"..Murid baru..?" gumamnya sambil dengan bodohnya berhenti untuk memandangi gadis itu lebih jelas.

DUKK

Well, tanpa belas kasihan, tong sampah itu meloncat ke atas kepala Julie, membuat Julie meringis kesakitan sambil mengelus-ngelus kepalanya. Lalu, tanpa merasa berdosa sedikit pun, tong sampah itu meloncat-loncat pergi, mencari target baru.

"..grrr...." geram Julie sambil memelototi tong sampah yang sudah tidak terlihat lagi.

OOT: Tentu aja x3
=================================================

"....!!!"

Hinata menoleh ke sebelahnya.

Pemandangan yang mungkin dianggapnya 'wajar'.

Seorang perempuan bermata biru yang sedang marah-marah.
Dan sebuah tong sampah yang bergerak menjauhinya.

"....", Hinata hanya melihat gadis itu marah-marah.

"Maaf sebesar-besarnya, Hinata-sama. Sebentar saya cari guru tempat ini.."

Hanya itu yang menyelingi telinganya.
Hinata hanya terdiam saja tanpa ekspresi.

Sesudah merasa kalau ia hanya buang-buang tenaga saja, Julie menghela nafas panjang-panjang. Sepertinya, ia harus melatih kesabarnnya kalau ingin bersekolah di tempat ini.

"..ch~.."

Julie pun kembali memandangi gadis itu, lalu berjalan mendekatinya, matanya memandangi laki-laki bertampang seram yang seperti bodyguardnya itu pergi mencari guru.

Julie pun tertawa sambil melambai-lambai tangannya ke arah gadis itu.


"..Hoi..Hoi~" sapanya sambil berhenti di depan gadis itu dengan mata berbinar-binar.

"...."

Hinata terlihat seperti ingin melambaikan tangan.

Ia pun sedikit mengangkat tangannya.
Tapi, sesuatu menahannya dan membuat tangannya turun kembali.

Tidak....

Ia pun berusaha untuk tidak menoleh...

Julie mengerutkan alisnya melihat reaksi cewek itu. Seakan dirinya tidak ada.. Well.. yang pasti reaksi cewek itu sangat mengganggu Julie. Sipaya yang tidak kesal kalau diperlakukan seperti hantu lewat?

"..Hey~" ujar Julie sambil mengangkat tangannya untuk menyentuh pundak perempuan itu. Tetapi, ada sesuatu yang membuat Julie menghentikan tindakannya. Julie pun menurunkan tangannya, dan berputar ke arah gadis itu, agar mereka saling berhadapan

"..Hey.." sapa jUlie lagi dengan nada yang tidak seceria seperti sebelumnya.

Hinata terlihat tidak ada ekspresi di depan matanya.
Ia pun menoleh ke samping dan berusaha untuk tidak melihat matanya.

BGM saat Minagi masuk: Hurry, Starfish-Key Sounds Label
------

Minagi berjalan ke gate. Yaah, dia rasa nggak ada yang bisa dilakukannya lagi.

"Ah! Senpai-tachi! Selamat siang!" sapa Minagi riang pada keduanya.

"....."

Tambah satu lagi?
Mungkin, gadis itu makin merasa kesal ketika tambah lagi satu orang di dekatnya.

Ia merasa ingin menjauh saja, tapi dia baru mendatangi tempat ini. Ia tidak tahu ke mana harus dituju..

"..well..That's really...rude.." ujar Julie dengan nada sinis. Lalu, tanpa berpikir panjang-sudah terlalu kesal karena tidak digubris perempuan itu, Julie mengangkat tangannya, menyentuh pundak perempuan itu, memaksa perempuan itu untuk menatap dirinya. Ingin menggunakan alicenya, ingin memaksa perempuan itu berbicara, tapi tiba-tiba seorang perempuan datang menyapa mereka berdua

Ah! Senpai-tachi! Selamat siang!"

"..." JUlie menoleh, dan karena mood nya sudah di level buruk. Ia pun hanya tersenyum tipis, memblas sapaan Minagi.

"Ng? Senpai?" Minagi berpikir sejenak.

"Ini senpai jangan-jangan tipe char malu-malu di Bishoujo game? Wah, menariik!" Minagi malah semangat.

"Senpai baru, ya disini?"

Mau tidak mau, Julie menoleh ketika perempuan yang sepertinya tidak jauh berbeda umurnya dengan Julie itu bertanya kepada perempuan di sampingnya..

'..pasti tidak dijawab..' batin Julie, masih sedikit kesal.

"..Well..Boleh tau namamu..?" tanya Julie sopan, sambil tersenyum.

Quote :

"..Well..Boleh tau namamu..?" tanya Julie sopan, sambil tersenyum.

"Minagi. Panggil saja Minagi" senyum Minagi.

Tapi Minagi masih penasaran dengan cewek-tipe-pemalu itu.

"....."

Mata tajam Hinata menatap Hibari Minagi.
Entah ingin menyampaikan cepat pergi atau sejenisnya. Kemudian dia menoleh lagi, menghindari mereka.

Quote :

"..Well..Boleh tau namamu..?" tanya Julie sopan, sambil tersenyum.

Tidak dihiraukannya.

"Ojou-sama!!"
Seorang pria menghampiri Hinata.

"Maaf...saya tidak menemukan guru."

Hinata yang menoleh kemudian membalikkan badan lagi, "Hhh...sama saja. Tidak berguna.."

Pria itu pun sedikit tersenyum. Sepertinya dia sudah terbiasa.
"Jangan seperti itu, Hinata oujo-sama. Merupakan suatu kegembiraan anda bisa sekolah di sini.."

Hinata pun terdiam, "begitu...kah?"

Ia pun langsung pergi menjauh.

"..Uh oh..Minagi ya..Salam kenal.. Julia desu~" balas Julie sambil memberitahu namanya sendiri, walaupun gadis di depannya tidak bertanya. Kemudian, Julie memandangi pria di depannya ini.

"..Tidak ada guru..? Yang benar...Hahaha..Mungkin anda salah cari tempat.. Sekolah ini kan besar.." komentar Julie dengan nada menyindir. Lalu, melihat perempuan itu pergi menjauh, Julie otomatis berteriak memanggilnya.

"...Hey~ ..hey~ Kau mau ke mana..?" tanya Julie sambil berjalan melewati laki-laki itu.

"Loh kok?" Minagi bingung.

"Jadi heran.......Dia melebihi tipe introvert nih"

"....."

Hinata bersembunyi di balik pepohonan.
Dia pun duduk bersimpuh dan menyenderkan kepalanya di batang pohon..

"....Shiki nee-san.."

Shiki nee-san.."

Julie kan mengikuti perempuan itu, jadi wajar saja kalau ia mendengar gumaman perempuan yang belum diketahui namanya itu.

"..Siapa shiki..?" tanya Julie, tiba-tiba muncul dari balik pepohonan. Cengiran nakal menghiasi bibir Julie. Lalu, Julie mengeluarkan sebatang cokelat, menggigitnya, lalu menawarkannya kepada perempuan itu.

"..Mau..?" tanya Julie sambil mengambil sebatang coeklat putih lagi dari tasnya. "..Hey Minagii..Mau cokelat...?" teriak Julie.

"....!!!"

Hinata tertegun, lalu membalikkan lagi pandangannya ke arah semula.
"Bukan urusan orang seperti kamu..."

Quote :

Lalu, Julie mengeluarkan sebatang cokelat, menggigitnya, lalu menawarkannya kepada perempuan itu.

Tanpa suara, tak lama kemudian Hinata mengambil sebatang cokelat itu dengan pelan.

Bukan urusan orang seperti kamu..."

Julie pun hanya tersenyum kecil, kelihatannya mulai terbiasa dengan jawaban sinis dari gadi di depannya ini.

Tanpa suara, tak lama kemudian Hinata mengambil sebatang cokelat itu dengan pelan

Terkejut? Mungkin iya..

Sebenarnya, Julie sudah yakin kalau perempuan sedingin itu bakal menolak cokelatnya, atau mungkin tidak menggubrisnya sama sekali. Tapi, ketika perempuan itu mengambil cokelatnya, Julie hanya senyam senyum sendiri seperti orang gila di sana. Senang mungkin, karena akhirnya ada respon yang baik juga dari perempuan ini.

Dia sedikit demi sedikit menggigit cokelat putihnya..

"......kamu...bukannya ada pelajaran?", ujar Hinata setelah memakan seluruhnya tanpa ekspresi.

Julie masih mengemut cokelatnya, ketika tiba-tiba perempuan di depannya berbicar dengannya. Wow.

kamu...bukannya ada pelajaran

Julie memutar matanya. "..Hahaha.. Tidak..sepertinya tidak ada.." jawab Julie kurang yakin. Well.. Hari ini hanya hari keduannya di akademi ini.

"..Hm..panggil aku Julie.." lanjut Julie sambil tersenyum. "..Kamu..?" tanyanya berusaha sekali lagi untuk mengetahui nama gadis misterius ini.

".....terserah kamu.."
Hinata hanya tetap tidak berekspresi. Sepertinya dia terlihat tidak tertarik dengan segalanya.

".....terserah kamu.."

"..Wow..Kamu..." Julie berpikir sebentar, mencari kata yang tepat.."Menarik.." lanjutnya sambil tersenyum nakal. Julie sama sekali mengerti gadis di depannya ini. Ia seperti...hm..orang yang bosan hidup saja.

"..Hey..Setidaknya berti tau aku namamu.." ujar Julie.

Chrno berjalan menyusuri Gate, mencari cari Laiko, karena kalau belum dibunuh mungkin dia tak akan puas rasanya. Berjalan tak melihat jalan akhirnya ia menabrak seorang gadis didepannya.

"oh maaf..." ujarnya datar