Training eh?

Kejadian demi kejadian terjadi di tempat tersebut, yah bisa dibilang bukan kejadian yang enak untuk diingat. Tidak ada kejadian yang menarik untuk diingat, maka dari Itu Kuropun sekarang berniat untuk berlatih untuk menenangkan diri saja.

Mempersiapkan pedang Kayunya ia pun pergi ke Hutan

Angin pagi mempermainkan rambut milik Luke. Tubuhnya dengan ringan melayang di atas tanah, bersama-sama dengan angin menikmati pagi yang indah. Pandangannya menangkap sosok pemuda tengah membawa pedang kayu. Luke menghentikan alicenya dan turun dari langit. Pemuda itu tampak sedang ingin latihan.

"Halo." sapa Luke singkat kepada pemuda itu.

Kuro mendengar suara entah darimana, Kuro melihat kearah sumber suara tersebut. Seorang lelaki dengan rambut hitam pendek, tampak seperti orang aneh yang baru saja datang. Seperti biasa gayanya yang dingin tatapan yang dingin ia tidak terlalu mempedulikannya.

Kuro hanya memulai memasang kuda kudanya.

Tidak ada balasan dari pemuda tersebut. Kelihatannya pemuda tersebut tidak ingin diganggu dan ia mulai memulai memasang kuda-kuda. Luke tahu bahwa pemuda itu akan latihan. Kaki Luke melangkah menjauh, menyandarkan tubuhnya di sebuah pohon rindang sambil mengamati pemuda itu tanpa berkomentar apa-apa.

Laiko mengawasi Luke dan Chrno.

Tidak, dia tidak muncul dengan senyuman gilanya, walaupun luka di wajahnya sudah tidak begitu terlihat, dia tidak mau cari gara-gara. Sekali-sekali jadi orang baik boleh dong...

Kali ini matanya melihat ke arah Luke.

"Wow, mangsa baru kah??" Batin Laiko sambil melihat Luke.

Deeggg...

Perasaan tidak enak langsung ada dibenak Kuro sekarang ini. Ia melihat kesekitarnya sekarang, seorang bocah dan rambut kuning... Laiko Jablai Kota ada disana, oh my gosh.

Kuro segera mengeluarkan tongkatnya lalu kearah bocah tersebut untuk berlindung sekarang.

"ah, kau siapa namamu..." Ujar Kuro

Quote :

"ah, kau siapa namamu..."

Ada satu orang pemuda yang ditemui Luke di Hospital datang dengan aura yang berbeda. Pemuda yang tengah berlatih mendadak berdiri di depan Luke seolah melindunginya. Luke mulai heran dan curiga karena semuanya tampak tidak jelas. Ada aura aneh yang memancar dari tubuh pemuda yang ditemuinya di Hospital, yang merawat Nacht.

"Namaku Luke, Luke C Helios." balas Luke singkat kepada pemuda yang berdiri dihadapannya.

"Well, alrite then, prepare for the worst... " Ujar Kuro sedikit dingin kearah Luke, ya bukan bermaksud untuk menakuti memang kenyataannya harus begitu karena keadaannya tidak setenang yang kau kira.

"Oh iya... Kuro, Chrno, panggil saja aku Kuro"

Laiko merasa mereka berdua sudah melihat dirinya. Jadi tidak ada gunanya bersembunyi.

"Well... Kalian mau latihan ya..." Gumam Laiko.

Ia mendekati Luke, dan merangkul bahunya. "Wah, sepertinya akademi ini memang mempunyai banyak 'mangsa empuk'." Ujarnya, sambil tersenyum mencurigakan ke arah Luke.

Tapi Laiko langsung melepas tangannya. "Tenang saja, aku hanya menonton kali ini, tidak ada acara cium-ciuman, dan tidak ada Deathly Charm-- Hanya kugunakan kalau aku terdesak." Ujarnya sebelum dirinya ditonjok oleh Chrno.

Quote :

"Well, alrite then, prepare for the worst... "
"Oh iya... Kuro, Chrno, panggil saja aku Kuro"

Kata-kata pemuda yang bernama Kuro itu membuat Luke semakin berhati-hati dengan sosok mengerikan yang tiba-tiba mendekati mereka itu. Entah mengapa, insting Luke mengatakan ada sesuatu yang salah dengan pemuda berambut perak dengan senyumnya yang mengerikan itu. Ditambah lagi kata-kata Kuro sepertinya membuat insting Luke bernada sama dengan pendapatnya.

Quote :

"Well... Kalian mau latihan ya..."
"Wah, sepertinya akademi ini memang mempunyai banyak 'mangsa empuk'."
"Tenang saja, aku hanya menonton kali ini, tidak ada acara cium-ciuman, dan tidak ada Deathly Charm-- Hanya kugunakan kalau aku terdesak."

Luke sedikit bergelidik ketika dirangkul bahunya oleh pemuda tersebut. Namun pemuda itu cepat-cepat melepaskannya, membuat hati Luke sedikit bisa berlega.

"Ada apa dengan orang itu?" bisik Luke heran kepada Kuro.

Kuro melihat kearah Laiko dengan tatapan yang dingin dan tidak percaya akan perkataannya. Pedang kayunya sudah siap dilayangkan kemuka Laiko kalau ia berani macam macam lagi.

"Jadi kau mau apa?" Ujarnya dingin

"Ngambil First Kiss anak ini dan Second Kiss darimu." Jawab Laiko. Santai.

"Engga lah, aku cuma mau nonton, lagipula kalau aku mau mengambil ciuman kalian juga sekarang bisa kok." Jelasnya. "Deathly Charm will talk."

Quote :

"Ngambil First Kiss anak ini dan Second Kiss darimu."
"Engga lah, aku cuma mau nonton, lagipula kalau aku mau mengambil ciuman kalian juga sekarang bisa kok."
"Deathly Charm will talk."

Seketika pemuda yang merawat Nacht itu selesai berbicara, tubuh Luke mendadak merinding. Tentu saja, Luke anti dengan segala jenis hubungan sesama jenis apalagi sesama pria. Rasanya Luke ingin segera menggunakan alicenya pergi dari tempat itu sesegera mungkin. Tapi mendengar perkataan yang terakhir, Luke menjadi agak mengurangi kehati-hatiannya.

Kuro menatapnya dengan dingin tetapi amarahnya seakan mau marah. Kuro melihat kearah Laiko dengan tatapan sinis.

"Well, Prepare for the worse... " Sambil mengalihkan pedangnya kearah Laiko

"Sebaiknya kau ucapkan itu ke dirimu." Ujar Laiko sambil tersenyum.

"Lagipula, kau sebenarnya belum kubalas tentang wajahku itu, tapi sudahlah, karena First Kiss-mu [kuasumsi begitu, karena kau ngamuk-ngamuk] kuambil, makanya kumaafkan dengan mudah~"

Quote :

"Sebaiknya kau ucapkan itu ke dirimu."
"Lagipula, kau sebenarnya belum kubalas tentang wajahku itu, tapi sudahlah, karena First Kiss-mu [kuasumsi begitu, karena kau ngamuk-ngamuk] kuambil, makanya kumaafkan dengan mudah~"

Luke kontan terkejut dan syok mendengar kata-kata Laiko. Dia segera menatap Kuro yang berdiri didepannya, menatap ke arah Kuro dengan tidak percaya. Luke kembali berhati-hati, karena sudah ada satu yang menjadi korban, ia tidak ingin menjadi korban lain. Namun dari segi penampilan, Laiko terlihat 'normal', mungkin auranya yang membuat Laiko tidak kelihatan 'normal'.

"Maaf, apakah perkataan anda bisa dipegang?" tanya Luke ke Laiko.

"Rasanya tidak..." Ujar Kuro dengan ketus lalu mempersiapkan salah satu tangannya kedalam kantong. Melihat aura dari Laiko yang nampak membara sekarang.

"Kalau gak percaya ya sudah..." Balas Laiko.

Tapi Laiko masih mau iseng, "Apa Kuro-chan takut untuk percaya kalau aku tidak akan 'main-main' lagi? Kuro-chan mengharapkan ciuman lagi kah?" Tanya Laiko sambil tersenyum lebar *tapi ga nyengir*.

"Tenang saja, ucapanku bisa dipegang kok... Kecuali ada yang menginginkannya." Jawabnya ke Luke.

Quote :

"Tenang saja, ucapanku bisa dipegang kok... Kecuali ada yang menginginkannya."

"Aku juga tidak berminat dengan hal yang seperti itu." sahut Luke kepada Laiko segera. Ia menghela nafas lega. Luke tidak pernah menyangka ada pemuda seperti itu di akademi ini. Ya, dunia memang dipenuhi oleh manusia-manusia 'unik'. "Namaku Luke C Helios. Anda?"

"Laiko Sanctus." Jawab Laiko.

"Salam kenal, Luke. Boleh kutahu apa alice-mu?" Tanya Laiko balik sekarang.

Quote :

"Laiko Sanctus."
"Salam kenal, Luke. Boleh kutahu apa alice-mu?"

"Laiko... Salam kenal juga, tuan Laiko." sahut Luke mengingat-ingat nama pemuda yang berhobi aneh dengan rambut perak yang menonjol itu. Dan pertanyaan Laiko membuat Luke sedikit terkejut karena Laiko mendadak menanyakan alicenya. Antara menjawab dan tidak menjawab. "...Terbang.." Suara Luke terdengar pelan, nyaris tidak terdengar.

Terbang... Menarik sekali... senyuman tipis tercipta dari wajah kuro sekarang, menatap kearah Laiko yang sekarang mendekati ke Luke. Ah, memang menarik sekali nampaknya mereka berdua.

"Tuan Laiko tampaknya sedang mencari mangsa lagi ya... " Ujar kuro dengan tatapan siaga

Quote :

"Tuan Laiko tampaknya sedang mencari mangsa lagi ya... " Ujar kuro dengan tatapan siaga

"Ckckck..."

"Tidak perlu, kan sudah ada Kuro-chan~" Balasnya, menggoda Chrno.

"Tidak dilanjutkan latihannya?" Tanyanya ke Chrno.

Senyuman tipis tercipta diwajah Kuro sekarang, melihat gelagat Laiko yang semakin menjadi jadi nampaknya, ia mengeluarkan sebuah jarum dari sakunya lalu melemparnya kearah 'wajah' Laiko yang sering sekali Laiko dambakan seakan akan ia orang yang paling cantik didunia.

"Well, Try me then"

Aura samurai dari Kuro keluar dari tubuhnya sambil menghunuskan pedang kayunya kearah Laiko yang dianggap oleh Kuro kalau ia itu adalah seorang banci.

Laiko menghalangi arah jarum itu dengan tangannya sehingga tangannya lah yang tertusuk jarum.

"Aduh... Sakit... Kejam sekali sih, padahal aku tidak ngapa-ngapain..." Ujar Laiko sambil mencabut jarum di telapak tangannya dan menjilat darah yang keluar.