It's Happy Line

Kyo hanya duduk,menatap lubang besar yang kini ada disebelahnya dan melihat api berkilat-kilat dari lubang tersebut,beberapa saat kemudian dia bangkit lalu berjongkok di depan lubang itu,dia menatapnya lekat-lekat,lalu menanggahkan kepalanya ke atas

"petir itu menarik juga ya" ia bergumam dengan seringainya muncul bagaikan baru menemukan sebuah penemuan lainnya,kini ia merasakan kegirangan bagaikan einstein menemukan teori relativitas.

"..."

Ayumu menatap Kyo yang nyengir itu. Pemuda yang bermuka kram itu bisa tersenyum juga, ya? Tiba-tiba rona merah muncul di wajah gadis berambut cokelat tersebut. Ia tidak tahu kenapa, wajahnya kini terasa panas. Ayumu hanya terdiam menatap Kyo, tidak tahu mau berkata apa.

Namun, dalam kurun beberapa detik , rona merah itu hilang dari wajahnya. Sepertinya gadis itu sudah tahu betul cara untuk mengontrol ekspresinya. Senyum santai kembali tersungging di wajahnya.

"Menarik, ya?" sahutnya tenang. "Aku tidak menyangka kau punya sesuatu yang kau sukai."

"sesuatu yang disukai.." Kyo kini bangkit berdiri dan menatap Ayumu dari dekat dan lalu berpikir,tangannya berada di dagunya kini,lalu ia mengubek-ngubek isi otaknya untuk mencari file dengan tag 'benda yang disukai'setelah beberapa saat,ia akhirnya menemukan sesuatu yang disukainya.

"tidak ada,untuk saat ini,petir mungkin" lanjutnya sembari mmenatap Ayumu lagi setelah berpikir keras selama beberapa menit.

"memangnya kenapa?" tanyanya balik pada gadis tersebut.

"...Petir?"

Ayumu bergumam pelan,sedikit bingung dengan kata-kata Kyo tadi. Kepalanya sedikit ia miringkan,menatap Kyo dengan pandangan santai khasnya, mencoba menelusuri pikiran Kyo yang sepertinya tidak serius dengan kata-katanya tersebut.

"Suka...petir?" ulang gadis itu. Tiba-tiba sebuah cengiran lebar terukir di wajahnya, membuat matanya sedikit menyipit.

"Sama sekali tidak keren, tahu."

"iya,petir" lanjutnya meyakinkan Ayumu yang ragu-ragu akan kata-katanya yang menyatakan bahwa dia menyukai petir,meskipun hanya untuk saat itu

"memangnya kenapa??" tanyanya lagi sembari berekspresikan datar seperti biasanya dan tak ada yang berubah dari nada-nada bicaranya

"tidak keren? biarin" lanjutnya lagi dengan wajah dan nada yang terus menerus mendatar dengan konstannya,Hujan pun terus membasahi mereka berdua yang sedang berdiri diatas lapangan rumput dengan beberapa lubang disekitarnya,berkat petir yang tadi menyambar.

"Tidak, bukan apa-apa..."

Gadis berambut pendek itu masih tersenyum pada Kyo. Kelihatannya ia memang menganggap Kyo sebagai orang yang menarik, entah dari segi apa. Tidak ada yang mengerti jalan pikiran Ayumu, memang.

"Saa... Bagaimana kalau kita pulang? sepertinya hujan makin bertambah deras.." dengan tenang, Ayumu menengadahkan kepalanya dan merasakan angin dingin yang bertiup semakin kencang. Ia berbalik, sepertinya ingin kembali ke kamar asramanya. Tapi tiba-tiba, karena jalanan yang semakin licin, ia terjatuh.

*BRUK*

Gadis itu terjatuh di atas rumput yang untungnya empuk, untuk kedua kalinya. Wajahnya mencium tanah, mengakibatkan lumpur mengotori wajah dan juga bajunya.

"...."

"...." kesunyian sesaat muncul di tempat itu,disebabkan oleh Ayumu yang terjatuh terjerembab ke atas tanah dan mukanya terkena lumpur sehingga menjadi coklat

Kyo berjalan mendekatinya dan berjongkok di dekatnya,kepalanya menghadap ke wajah Ayumu dan begitu juga sebaliknya

"Bodoh" katanya sembari menyeringai,melihat kejadian bodoh tersebut berlangsung,lalu ia berpikir tentang ajakan Ayumu yang mengajaknya kembali ke Asrama

"silahkan,sendiri saja" lanjutnya sembari berdiri kembali.

"...."

Ayumu yang mendengar Kyo menyebutnya bodoh itu hanya berdiam. Wajahnya tetap tersenyum walaupun belepotan lumpur. Dan senyum itu memang menandakan sesuatu. Kedua tangannya perlahan bergerak, dan menarik ujung kaki Kyo dengan keras. Dan tenaganya itu memang cukup kuat untuk membuat Kyo terjatuh.

Kyo pun terjerembab,ia lalu bangkit lagi dan duduk bersila,ia mengambil lumpur di tangan kananya lalu menaplokan lumpur tersebut ke wajah Ayumu,dengan wajah yang tetap datar

"kenapa sih?" tanyanya sembari menatap ayumu yang nampak bahagia main lumpur tersebut lekat-lekat.

"bukannya mau pulang huh?" tanyanya lagi.

Lumpur pun kini menghiasi wajah Ayumu lagi. Dengan satu tangannya, ia membersihkan lumpur yang mengotori wajahnya, membuat lengan seragamnya menjadi lebih kotor lagi. Senyum lebar kini menghiasi wajah gadis berambut cokelat itu.

"Sekarang, kita jadi sama-sama tidak keren!" sahutnya sambil tertawa lepas. Jarang-jarang sekali melihat Ayumu tertawa, dan hari ini gadis itu sudah tertawa dua kali.

"..." Kyo hanya terdiam meresapi kata-kata Ayumu yang mengatakan soal keren dan tidak keren itu,ia lalu mengelap mukannya

"kenapa tertawa?" tanyanya,penasaran juga kenapa Gadis itu bisa meledakan tawa,sampai dua kali dalam satu pertemuan dengannya,mungkin gadis itu punya pernyataan yang menarik atau hal semacamnya.

Ayumu yang masih berada dalam posisi tengkurap karena terjatuh pun duduk kembali dan memegangi perutnya yang sakit karena terlalu banyak tertawa. Ia sendiri heran kenapa ia bisa tertawa lepas seperti itu. Mungkin karena... Kyo itu menarik?

"kenapa tertawa?"

"Habisnya... menarik!" ujar gadis itu di sela-sela tawanya. Selang beberapa puluh detik, ia berhasil meredakan tawanya kembali. Untuk beberapa saat ia sibuk membersihkan lumpur di wajahnya. Kemudian gadis itu memperhatikan wajah Kyo yang masih sedikit berlumpur.

"Masih ada, lumpurnya." dengan tenang, gadis itu menyodorkan telapak tangannya ke arah wajah Kyo, dan mengusap pelan pipi Kyo yang kotor.

"oh" ia lalu berdiam diri saja,membiarkan tangan Ayumu membasuh pipinya yang penuh lumpur sampai bersih,sebaliknya,tangan Kyo menyodorkan selembari tisu seolah mengatakan 'pakai ini' atau semacamnya.

"err....terimakasih?" lanjutnya dengan logat yang logat canggung namun mempertahankan kedatarannya,mungkin baru kali ini ada orang yang mau repot-repot membersihkan wajahnya yang kotor tersebut,mengingat bahwa ia sedikit antisosial.

Ayumu menyambut tissue yang disodorkan oleh Kyo. Pupil matanya sedikit membesar, terlihat sedikit terkejut oleh tindakan Kyo yang 'manusiawi' tersebut. Ia belum pernah melihat Kyo membantu seseorang, bahkan mengatakan 'Terima kasih' seperti itu. Yang terbayang olehnya saat melihat Kyo dulu adalah, pemuda tersebut antisosial, tidak suka tersenyum, dan galak.

Ia tidak habis pikir akan tindakan Kyo tersebut. Dipikir berkali-kali pun.

Untuk beberapa saat, gadis itu menatap kosong Kyo, dan setelah mengatasi keterkejutannya tersebut, gadis itu menggenggam erat tissue dari Kyo.

"Terima kasih juga."

Sebuah senyuman hangat kini terukir di wajah gadis berambut cokelat itu, bukan senyuman santai seperti biasa, ataupun senyuman karena 'keharusan' yang biasa disunggingkan di wajahnya.

Kyo lalu bangkit,setelah wjaahnya yang terkena kubangan lumpur itu bersih,ia lantas mengangkat wajahnya ke langit

"masih hujan ya.." gumamnya singkat sembari memutar kepalanya seolah menatap berkeliling,ia lalu tertuju pada jalan

"pergi dulu" lanjut nya sembari menapaki jalan yang tadi dilihatnya

"kenapa ya?" batinnya aneh sembari mengusap-usap pipinya yang tadi dilap oleh Ayumu,dadanya kini berdebar,namun tidak ada yang berubah sedikitpun dari ekspresi wajahnya yang kaku

iapun menghilang di kejauhan,meninggalkan Ayumu yang nampaknya akan pulang juga.

[OUT!!]

Ayumu memandang punggung Kyo yang menjauh tersebut sambil tetap tersenyum. Tangannya melambai pelan pada pemuda itu, walaupun ia yakin Kyo tidak melihat lambaian tangan tanda perpisahannya.

Setelah beberapa saat menyeka lumpur2 di wajah dan di tangannya, gadis itu juga bangkit berdiri. Hujan sudah mereda, yang tersisa hanya rintik-rintik kecil gerimis yang menghujani rambutnya. Gadis berambut cokelat itu pun meninggalkan halaman sekolah tersebut, entah mau pergi ke mana.

[out]