Boiling Ramen

Lapar...

Satu kata itu terus menerus terngiang dalam kepala Asuka. Hm.. Iya juga sih. Dia kan belum makan apapun hari ini. Wajar kan kalau ia lapar? Apalagi... Setelah melakukan berbagai kegiatan, yang sebagian besar menguras... um... mentalnya? Duh, apa hubungannya kegiatan yang menguras mental dengan perut yang lapar, Asuka? Yah, melakukan aktivitas yang menguras mental juga kan bisa membuat lapar.

Asuka jadi berdebat dengan dirinya sendiri.

Bau kaldu yang tak asing menguar di udara, membuat indra penciuman Asuka terangsang. Ia mengendus aroma yang mengelitik hidungnya, "...ramen!" serunya ceria.

Asuka mempercepat langkahnya menuju tempat aroma sedap tersebut berasal. Tak jauh dari tempatnya berdiri semula, tampak olehnya sebuah kedai sederhana yang sepertinya didominasi oleh kayu itu.

Benar saja, ketika ia masuk, interior ruangan dalam kedai memang sebagian besar terbuat dari kayu. Beberapa meja bundar dengan kursi-kursi kayu memenuhi ruangan. Asuka melangkahkan kakinya hati-hati, mendapati seorang pria tua menyambutnya ramah, "Selamat datang, mau pesan apa?" tanya pria tua itu langsung sementara Asuka duduk di counter, dan berhadapan langsung dengannya, "Ramen," seru Asuka tersenyum, "Seporsi Miso Ramen, dua porsi Nasi Ayam, dan Iced Tea." katanya seraya menunjuk buku menu dan membolak-baliknya. Uph, mau jadi segembul apa kau, Asuka? Ah, dia tak peduli. God, ia sangat lapar. Pria itu terlihat sedikit heran, namun ia langsung menutupinya dengan senyum, "Baik! Pesanan anda akan segera datang."

Asuka tersenyum puas mendengar kata 'segera datang'. Ia mengumam-gumam senang, tangannya memain-mainkan sumpit sementara menunggu ramennya.

Yum! Sepertinya ramen benar-benar membuat moodnya membaik.

"...lapar..." ujar Cyalle dengan wajah yang tampak seperti tidak makan beberapa hari. Namun begitu tercium aroma makanan di sebuah toko ramen, mata anak ini langsung berbinar2 dan langsung berlari dengan semangatnya di toko tersebut.

Dia memasuki tempat tersebut dan duduk manis. Cyalle dengan seenaknya duduk di sampingnya seorang gadis (Asuka) "...pak!! ramen satu donk!!" pintanya anak berusia 8 tahun ini. Heran juga anak kecil ini...

Karena tengah menjauhi daerah sekitar kafe hutan yang agak membuatnya shock wth?, Hibiki memutuskan untuk menelusuri jalanan kota lagi, sambil mencari tempat makan karena bocah itu belum makan seharian ini.

Hmm? -ndus, ndus- Ah, aku kenal wangi ini...

Ia mengikuti arah datangnya bau sedap tersebut sampai kakinya membawanya ke kedai ini. Hmm, ramen...apa rasanya seenak buatan kedai dekat rumah ya?

Hibiki melangkah ke dalam. Kosong, namun ada seorang gadis dan anak kecil tengah duduk di counter. Ketika pandangannya tak sengaja bertemu dangan gadis itu (Asuka)sejenak, Hibiki tersenyum sopan dan mengangguk memberi salam.

Ia kemudian duduk di counter, di samping anak kecil itu. "Halo," sapanya pada anak itu. "Sedang jalan-jalan dengan kakakmu?" Enaknya makan apa ya... batin bocah itu sambil membuka-buka menu.

Quote :

Ia kemudian duduk di counter, di samping anak kecil itu. "Halo," sapanya pada anak itu. "Sedang jalan-jalan dengan kakakmu?" Enaknya makan apa ya... batin bocah itu sambil membuka-buka menu.

"Ng? Siapa yang kakak maksud?" tanyanya kepada laki2 yang ada di sampingnya. "...aku tidak punya kakak kok!" lanjutnya secara spontan.

"Kakak sendiri juga lagi jalan2 ya?" tanya Cyalle.

Asuka melirik gadis mungil yang duduk di sampingnya, ia berhenti memainkan sumpit, dan tersenyum pada gadis itu, "Halo gadis kecil," sapanya, "Siapa namamu?" tanya Asuka.

Ia melihat Hibiki memasuki ruangan dan tersenyum padanya, Asuka balas tersenyum juga dan memperhatikan pemuda itu sampai ia duduk di samping Cyalle dan berbicara sesuatu tentang 'kakak' pada gadis itu. Umm.. pasti pemuda ini mengira Asuka kakak dari gadis kecil disampingnya. Kalau dipikir-pikir lucu juga ya, mereka bertiga, yang notabene sama-sama berambut pirang dan bermata biru, duduk sederetan. Asuka mengulum senyumnya.

Dia mengintip Hibiki dari balik tubuh mungil Cyalle dan menusuk-nusukkan sumpitnya pelan pada pemuda itu, "Kau juga, siapa namamu?" tanyanya.

OOT: bener2 kebetulan abis
IT:

Quote :

"Halo gadis kecil," sapanya, "Siapa namamu?" tanya Asuka.

"Cyalle! Nama kakak?" tanya baliknya kepada gadis yang di sampingnya.

Celingak-celinguk, Cyalle memperhatikan kedua kakak yang di kanan kirinya. Benar2 serasa seperti keluarga atau lebih tepatnya kakak-beradik karena sudah rambutnya sama2 pirang, matapun juga sama2 biru. Kebetulankah atau takdir? Yah, tidak ada yang tahu...

"...Wah~ kita kayak 'bersaudara' saja!" girang Cyalle dengan wajah manyunnya yang menggemaskan.

Lalu pesanan tiba dan diletakkan di atas meja depan anak ini. "Ini pesanannya, nak!" ujar pelayan dengan senyuman.

Dengan wajah yang senang, Cyalle mencium aroma mie ramen yang ada di hadapannya. "Makasih, pak!!" ujarnya yang kemudian mengambil sumpit dan mulai memakan mie tersebut.

Haha~ Rupanya, datang seorang gadis yang serupa. Beramput pirang dan bermata biru. Tapi, tampaknya d*** gadis ini lebih besar.

Duduk di sebelah mereka, ia memesan sesuatu.

"Yang enak tapi murah, tolong" ujar Shizu yang membuat pemilik toko swt.

"Cyalle! Nama kakak?" suara nyaring gadis mungil itu membuat Asuka menghentikan kegiatannya dan menoleh ke arah Cyalle, "Asuka, Yoshikuni Asuka," Asuka tersenyum pada gadis mungil di sampingnya, "Salam kenal ya, Cyalle-chan."

"...Wah~ kita kayak 'bersaudara' saja!" girang Cyalle dengan wajah lucunya. Hmm? Ah, sepertinya anak ini juga sadar kalau mereka bertiga 'sejenis'. Asuka tertawa kecil dan memandang Cyalle lagi, "Ya, sepertinya begitu. Cyalle mau jadi adikku?" tanyanya bercanda.

Tak lama setelah itu, pesanannya datang. Asuka menatap semangkuk ramennya yang mengepul dan dua mangkuk nasi ayam yang sama panasnya. Asuka mematahkan sumpitnya. Ia memejamkan matanya dan mengatupkan kedua telapak tangannya, "Itadakimasu."

Dia sudah bersiap untuk menyesap kuah ramen, tapi konsentrasinya teralih ketika melihat seorang gadis... pirang? Masuk kedalam kedai itu dan duduk sederetan dengan mereka.

Asuka tersenyum heran. Oh well, Ia bisa menarik kesimpulan baru sekarang.

Blondies = Penyuka Ramen

Ahh.. seandainya dia bawa kamera, pasti lucu kalau mereka berempat berfoto bersama di counter itu. Apalagi kalau masing-masing orang memegang mangkuk ramennya ketika dipotret. Ahh, mikir apa sih dia. Fokus Asuka, fokus. Lagipula, yang ia kenal disana baru Cyalle.

Baiklah, tak ada salahnya kan berkenalan? Hmm, oke, ramen bisa menunggu.

Asuka menoleh ke arah Hibiki dan Shizuka secara bergantian, dan tersenyum pada mereka, "Namaku Asuka," Asuka terdiam sebentar, "...ano, boleh aku tahu nama kalian?" tanyanya sopan.

"Aaah, aku Shizuka. Panggil saja Shizu" ujarnya.

'Pesanan aneh' Shizu datang. Mi Ramen jenis termurah.

"Asyiik~" Shizu siap makan.

oot: sori lemot, hape geblek aku capek -w-

"Lho? Bukan kakakmu?" Hibiki merujuk pada Asuka. "Ah, ma-maafkan aku sudah menyimpulkan seenaknya!" Ia meminta maaf pada dua orang itu. "Maaf ya."

Quote :

"Kakak sendiri juga lagi jalan2 ya?"

"Begitulah," jawabnya.

Quote :

"ano boleh aku tahu nama kalian?"

"Ah, namaku Asakura Hibiki. Salam kenal, Yoshikuni-san," Hibiki mengangguk lagi kepada gadis itu. Lalu ia tersenyum pada Cyalle dan gadis yang baru datang, "Salam kenal juga untukmu, Shizuka-san, Cyalle-chan. Emm, apa boleh kupanggil begitu? Cyalle-chan?"

"Tuan, saya pesan Menu Hari Ini saja satu," lanjutnya setelah melihat-lihat menu yang ada. "Wah kelihatannya enak ya," kepulan uap dari ramen Cyalle dan Shizuka mengundang keruyukan dari perut bocah itu. Ia serentak memegangi perutnya sambil menunduk malu, "Ehehehe, maaf... :p"

[OOT: no prob =3]

"Tidak apa-apa kok," Asuka tertawa kecil melihat tingkah Hibiki. Baik sekali pemuda itu... Huh, beda sekali dengan pria yang ditemuinya di Woods dan Cafe kemarin. Uhh... Lupakan Asuka, lupakan.

"Aaah, aku Shizuka, panggil saja Shizu." ujar gadis disebelahnya yang sepertinya sudah siap menyantap ramennya itu membuat Asuka tersadar dari lamunannya.

"Ah, namaku Asakura Hibiki. Salam kenal, Yoshikuni-san." jawab pemuda itu sopan. Asuka menoleh ke arah Hibiki. Pemuda ini sopan sekali... Ah, sudahlah Asuka, daritadi mikir yang aneh-aneh saja. Asuka merutuki dirinya sendiri. Uhh.. rasa lapar bisa membuat orang jadi tidak fokus rupanya.

Asuka menggeleng, berusaha memusatkan perhatiannya,"Baiklah kalau begitu, salam kenal ya Shizu, Hibiki," Asuka tersenyum dan menatap pemuda pirang dibalik tubuh mungil Cyalle, "Umm, panggil aku Asuka saja. Atau kau mau kupanggil Asakura-san?" tanyanya bercanda seraya menunjuk ke arah Hibiki menggunakan sumpit dan terkekeh. Asuka mulai menyendok nasi ayamnya dan mengunyahnya perlahan, "..yum! :9"

Quote :

"Umm, panggil aku Asuka saja. Atau kau mau kupanggil Asakura-san?"

"Ah..." well, kelihatannya bocah itu harus mampu membiasakan diri memanggil orang tanpa sufiks seperti yang diajarkan orangtuanya padanya, karena ternyata orang2 disini cenderung langsung memanggil nama kecil saja. "Baiklah, Asuka," ia tersenyum. Setelah disuruh tiga kali, ternyata Hibiki tidak gagap lagi menyebut nama kecil orang lain.

"Yak silakan! Menu Hari Ini!"

"U-uwaa..." bocah itu ternganga. Pasalnya, apa yang ia kira mochi ramen, ternyata...

HOT AND SPICY RAMEN PORSI JUMBO!!!

Ohmaigoat! Hibiki, kamu salah baca menu lagi ya?? OAO Dasar ble'e

"Tu-tuan, benarkah yang ini-"

"Tentu saja benar!"

"Ukh..." Hibiki menggigit bibir bawah. Ia tidak terlalu kuat pedas, tapi ia lapar, dan tak punya banyak uang, dan kayaknya sayang kalau tidak dimakan. Ia meniup mienya dan memakannya hati-hati...PEDAS!! HAWT, HAWT!! ///OAO///

"Ma-maaf, a-air, air!" setitik air mata muncul di sudut mata anak itu, hasil menahan kepedasan, ketika ia kelabakan memohon pada orang2 disekelilingnya.

Kasian deh lo, Hibi...-w-

Quote :

Emm, apa boleh kupanggil begitu? Cyalle-chan?"

"Boleh2!!" tanggapnya secara optimis. "Kalau begitu aku panggil kakak, kak Hibi! trus..." dia menatap Asakura dan celetuk, "Kak Asa!" kepalanya menoleh kepada Shizuka, "Kak Shiz!" girangnya memanggil nama2 orang yang main disingkat oleh anak ini.

Quote :

"Ya, sepertinya begitu. Cyalle mau jadi adikku?"

Dengan wajahnya yang berseri, Cyalle langsung menjawab, "Mau2!! Kakak Hibi ama Kakak Siz juga!!"

Cyalle melihat Hibiki yang tampaknya kepedasan "Kakak gak apa2?"

Asuka tersenyum melihat tingkah Cyalle. Tapi seruan Hibiki yang meminta air mengalihkan perhatiannya.

OwO...!

Asuka refleks menoleh ke arah Hibiki. Ia turun dari kursinya, menghampiri pemuda itu dan menyodorkannya segelas Iced Tea miliknya cepat, "...ini!" katanya seraya menepuk-nepuk punggung Hibiki, "Kau tidak apa-apa?" Asuka melirik pesanan Hibiki yang ternyata... ramen super pedas? Aeh, pemuda ini tak tahan pedas rupanya. Tapi... kenapa dia pesan yang pedas? Pasti salah pesan. Dasar Hibiki ceroboh, Asuka menahan senyumnya.

Dia menatap lurus ke arah Hibiki, "Kau tidak tahan pedas ya? >3" *sigh*, "Mau tukeran dengan Miso Ramen punyaku? Belum kusentuh kok." tawar Asuka pada pemuda pirang dihadapannya.

oot: loh? saya asakura ^^; maksudnya asuka ya?

Quote :

"Kakak gak apa?"

Hibiki menggeleng-geleng cepat, mencoba meyakinkan ia baik2 saja, tapi tangannya tetap di mulut dan wajahnya tetap madesu. Mana sih air, haduh!??

Ternyata Asuka yang memberinya minum! Hibiki langsung menenggaknya banyak-banyak dan ber-PUAH lega setelahnya. "Terima kasih," sahutnya senang sambil mengusap air matanya.

Quote :

"Kau tidak tahan pedas ya? Mau tukeran dengan Miso Ramen punyaku?"

Hibiki menunduk malu sambil menggaruk bagian belakang kepalanya, "Begitulah...aku agak, eng, tak kuat pedas.." Lalu ia tertawa nggak jelas.

"Eh? Ja-jangan, itu kan punyamu! Aku tak mau merepotkanmu! A-aku tidak apa-apa kok!" Hoho, emang namanya cowok harus bisa bertanggung jawab, Hibi, tapi kalo diterusin bisa diare loh say, are u sure it's no prob? >3

"Tak apa-apa..." Hibiki lalu melirik bergantian ke ramennya yang mengepul ganas dan ramen Asuka, "...mungkin..." gumamnya pelan ber-swt.

"sial, ada cowok..." Shizu menatap Hibiki tajam.

"Ah, iya, Ano...Cyalle-chan?" senyum Shizu pada Cyalle.

Cyalle melirik kepada makanan Hibiki yang benar2 pedas itu lalu dengan wajahnya yang girang dia berkata, "Makan saja punya aku! Aku makan punyanya Kak Hibi!!"

Quote :

"Ah, iya, Ano...Cyalle-chan?"

"Ada apa, kak Shizu?" tanya balik Cyalle kepada Shizuka.

"Nggak pa-pa! Cuma ingin tanya, umurmu berapa?" senyum Shizu.

"semoga cowok itu nggak pegang-pegang" Shizu menatap Hibiki tajam.

Asuka menaikkan sebelah alisnya melihat reaksi Hibiki, sementara tangannya masih menepuk-nepuk pelan pemuda itu, "...hmm? Kau yakin?..." tanyanya dengan nada main-main. Senyuman jahil terukir di wajahnya.

Asuka menyadari Hibiki yang memperhatikan mangkuk ramennya. Segera saja, dia menggeser mangkuknya ke depan pemuda itu. Asuka menghela nafas, ia duduk di samping Hibiki dan mengambil mangkuk ramen pedasnya. Kalau tidak begini, pasti pemuda itu tidak akan mau bertukaran dengannya. Yah.. dia tidak benci pedas juga sih... Asuka mengambil mangkuk nasi ayamnya dan sumpit. Mulai memakan ramen milik Hibiki tanpa meminta persetujuan lagi dari pemiliknya. Asuka menyuap ramen itu pelan sementara matanya melirik Hibiki.

Hmm... Pemuda ini pasti tidak akan mau memakan ramen itu. Sebuah senyuman licik terukir di wajah Asuka. Tanpa ba-bi-bu lagi. dia menyendok Miso Ramen tersebut dan menyuapkannya ke mulut Hibiki, "Nah, enak kan?" tanya Asuka dengan Innocent Beam di wajahnya, seolah apa yang telah dilakukannya adalah sesuatu yang wajar.

Quote :

"Makan saja punya aku!"

"Tidak apa-apa, Cyalle-chan, terima kasih," ia mengusap kepala Cyalle seperti seorang kakak, mencoba tidak mempertanyakan kenapa dirinya ditatap tajam oleh Shizuka.

Quote :

"...Makan"

Hibiki ber-swt karena tindakan Asuka yang mendadak itu. "Tapi..." menyerah, ia menghela nafas dan mengeluarkan senyum sejuta dolarnya penuh terima kasih. "Terima kasih, Asuka, kau baik sekali," lalu anak itu menyeruput mie yang diberikan Asuka padanya. "Enak! >w<" Hibiki menyuap lagi dan lagi. Sampai habis tandas tak bersisa.

"Haaah...gochisousama~!!" bocah itu menangkupkan kedua tangannya dengan wajah >w<

Ia kemudian melihat Asuka dan mie pedas versi jumbonya dengan perasaan tak enak. "Umm, apa kau tak apa-apa? Aku bantu habiskan ya?" Tangannya yang memegang sumpit mengarah ke mangkuk Asuka.

[oot: whao, br aja diedit lg postnya >w<, yaudh, ntr di edit lg deh. ehe]

"Terimakasih, Asuka, kau baik sekali." kata Hibiki lalu serta merta tersenyum lebar ke arah Asuka. Asuka tertawa kecil melihat reaksinya, polos sekali pemuda satu ini. Hibiki akhirnya mulai memakan ramen Asuka, dalam waktu cepat, ramen itu sudah habis. Whoa, makannya cepat juga ya anak ini.^^a

"Hmm, apa kau tidak apa-apa? Aku bantu habiskan ya?" tanya Hibiki padanya sementara sumpit Hibiki sudah menuju mangkuk ramennya. Asuka tadinya ingin menghalangi pemuda pirang itu, tapi... rasanya ia sedang ingin iseng saat ini.

Asuka mengulum senyumnya dan menengadah pada Hibiki, "Boleh saja," Ia menggeser mangkuknya, "Ayo makan." ujarnya pada Hibiki. Maksudnya sih bercanda, tapi entah pemuda itu menganggapnya serius atau tidak.

"Swt, ada pasangan. Makan aja ah" Shizu pura pura cuek, memakan ramen murahnya itu.

"Paling nggak bisa makan ramen" pikirnya.

"Oh, ya ampun! Ada yang kulupakan! Sebaiknya, aku simpan form lagi! Masih kosong sekarang!" Shizu mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya ke Asuka.

"Tenang, ini kosong! Aku cuma butuh, sebentar" Shizu menembakkannya.

Memang kosong.

"Selesai" Shizu memakan ramennya lagi.

Quote :

"Boleh saja, ayo makan."

"Ukh..." waduh, beneran disuruh makan. Hibiki sekarang mengernyitkan alis dan dengan mimik serius mengambil ramen pedas itu. Mie kuning kenyal itu tergantung beberapa saat di ujung sumpitnya sebelum menghilang di balik mulut bocah itu.

"Uhuk! Ma-masih tetap sepedas tadi ya..." ia buru-buru minum lagi. ya iyalah, ya ampun~

Quote :

"Tenang, ini kosong!"

Hibiki sempat terkesiap saat pistol itu mengarah pada Asuka dan spontan memegang lengan Asuka untuk menghindarkannya dari tembakan saat...ternyata peluru kosong.

"Fiuh~" Hibiki menarik nafas lega, tapi lupa menarik tangannya dari lengan Asuka. "Itu bahaya kan, Shizuka-san...>A<; Bagaimana kalau bukan peluru kosong?" sahutnya.

".....kenapa ni cowok ikut campur?" Shizu cemberut.

"Memang kosong kok" ujar Shizu.

"Mau kuisi?" ujarnya separuh menggoda.

Sakurai berjalan menyusuri Central Town,dan melihat adanya toko Ramen,karena lapar,dia memasuki nya dan duduk didekat anak laki-laki yang berrambut pirang.

"Ossan! Miso Ramen satu porsi!"teriak Sakurai sambil memesan satu porsi Ramen.


"Memang kosong kok" ujar Shizu.

"eh?apanya kosong?"