Restaurant: Get Lunch

"..." Kaname memperhatikan Tokiya yang tiba-tiba gugup, imut, sayang Kaname bukan tipe perempuan yang tertarik dengan sesama jenis. Ia menerima sapu tangan itu dan melirik ke arah Onigami, di wajahnya terlihat senyuman kecil. "Ah Tokiya, lagipula bajuku kan tidak basah, seharusnya baju Toki yang dibersihkan, tapi sebaiknya Toki beli baju baru, sisa cola tidak mudah dibersihkan." Kaname memegang bahu Tokiya dan mengelap baju Toki yang basah kuyup.

"Tokiya demam? Wajahnya agak memerah." Jawab Kaname sambil tersenyum polos, namun tanpa disadari *atau bahkan hanya Toki yang melihat* senyuman Kaname menjadi cengiran lebar yang kurang mengenakkan *bayangin senyumannya Bel*.

Saat itsuki memperkenalkan dirinya, Oni terdiam begitu saja.

Itsuki Tokiya... batin Oni dalam hati. Rasa senang meliputi hati Oni. Rasa kegugupan mulai sedikit demi sedikit hilang dari dirinya. Saat itu pula, Itsuki memberikan saputangan tsb kepada Kaname, teman Itsuki. Tetapi Kaname menolak justru ia menggunakan pada seragamnya melainkan untuk membersihkan seragam Toki sambil memberikan solusi untuk memberli seragam yang baru.

Kaname batin Oni mencoba mengingat-ingat nama teman Itsuki, yang baru ketenalnya tak lama setelah Itsuki dan berwajah polos.

Lalu, Oni merasa bahwa ia harus mengenalkan dirinya kepada kedua cewek yang baru ditemui itu.
"Onigami Seiryoku... murid Kelas A Dangerous Type." kata Oni dengan memegang dadanya (mxdnya 'saya') dengan sedikit kaku dan sedikit lucu.

"Onikami?" Tanya Kaname yang sepertinya salah mendengar nama Onigami. "Nama yang BAGUS." Ujar Kaname sambil tersenyum polos ala anak Elementary, "Salam kenal, namaku Hirakuen Kaname~" Sapanya ke Onigami. Begitu ia melihat Onigami berjalan sedikit, tatapan matanya berubah, entah plot apa yang direncanakan.

"De ja vu..." Gumam Kaname pelan, lalu menjegal kaki Onigami yang kebetulan berjalan ke arah Toki, tentunya disamarkan agar tidak disadari Tokiya.

---

OOT : Sudah diijinkan menggerakan Oni

Onigami yang sedang berjalan mendekati mereka untuk membantu Kaname tiba - tiba terjatuh karena jegalan kaki Kaname. Sehingga Onigami dan Itsuki terjatuh berdua di atas kursi sofa. Itsuki terjatuh hingga ia tertidur di atas sofa. Onigami secara refleks menahan tubuhnya sehingga tubuhnya berhenti diatas tubuh itsuki beberapa senti saja. Onigami terdiam beberapa saat.

'Ah....' kata Onigami dengan muka penuh bersalah, panik, dan kembali merah padam. Sorot mata Onigami tertatap lurus ke arah mata Itsuki. Onigami pun menelan air ludahnya karena gugup dan panik.

"Maaf..." kata Onigami kepada Itsuki sambil mencari pegangan untuk menarik tubuhnya berdiri kembali lagi.

"Sekali lagi maaf..." ulang Onigami kepada Itsuki sambil membungkuk setelah berhasil berdiri kembali.

"..." Sorot mata Kaname kosong melihat ke arah mereka berdua. Tangannya berada di dalam kantongnya, entah apa yang diepgangnya, setelah menghela nafas kecil, ia tersenyum. "Maaf, sepertinya tadi dia tidak sengaja tersandung kakiku~" Ujar Kaname dengan wajah polos. "Ah iya, aku lapar, mau beli es krim dulu ah~" Ujar Kaname yang langsung ke counter dan memesan es krim vanilla, dan menjilatnya.

"Panas-panas memang enak makan es krim." Ujar Kaname sambil berdiri di depan mereka berdua.

Quote :

"Maaf, aku lebih suka disini saja. Dan kurasa itu pujian untukku (karena menyebutku ganteng)?"

Tangan Cou disingkirkan cowok itu. "Oho~ >3 Jual mahal nih ceritanya? it's okay, it's okay," Cou meringis. "Aku suka tantangan kok....Hmm?"

Quote :

"Maaf. Anda tidak sopan berbuat seperti itu kepada seorang gadis."

Suara lelaki itu membuatnya memutar kepala. "Ha? Gadis?" Cou balik memperhatikan cowok di depannya, namun kali ini lebih seksama. Turun, turun, turun arah pandangnya sampai....

JELEGER!

ADA DADANYA??!! Wow, seakan kesamber kilat, Cou terhuyung, lalu jatuh terduduk dengan lemas membelakangi meja, misuh2 di lantai. Seakan-akan disorot spotlight dan sekelilingnya menjadi gelap. "Noes~ mau ditaruh dimana mukaku ini~ Hilang sudah harga diriku~ Merayu cewek ohmaigot~ Aku sudah tak pantas untuk hidup~ \TTATT/"

Oh no, Cou in the low down mode! D: Ini harus dihentikan! Ia mendengar keributan di meja, karenanya ia menengok ke belakang. Kelihatannya cewek yang tadi ia rayu lagi asik berduaan sama cowok...cowok?? Well, what the heck she cares...

Ouw! >3 Cou melihat seorang cowok ganteng lainnya (Jack). Kali ini ia tidak mau salah liat lagi. Fiuh, cowok beneran. Semangat Cou bangkit, lalu mendekati si cowok malang berambut putih itu yang duduk di lain meja.

"Helo~" sahutnya, bersandar pada bahu cowok itu. "Kamu ganteng juga~ >3 Ngapain maen sama anak kecil, mendingan ngedate bareng aku yuk~" >3 fufufufu Cou mengerling sedikit pada anak kecil yang ia maksud lalu kembali mengalihkan pandangan ke cowok itu.

Quote :

"Kamu ganteng juga~ >3 Ngapain maen sama anak kecil, mendingan ngedate bareng aku yuk~"

Jack kemudian malah memasukan sendok eskrimnya kedalam mulutnya sendiri. Sepertinya walau sudah tampak seramah mungkin ternyata sifat jahilnya memang tidak dapat di hilangkan/ sembunyikan secara sempurna. Kemudian ia berbalik kearah perempuan yang sedang bersandar dibahunya, iapun kemudian tersenyum kecil.


"Terimakasih atas pujiannya...tapi saya sepertinya saya mesti bersama anak ini...dalam waktu yang cukup lama. Jadi tawaran anda untuk ngedate tadi....mungkin di lain waktu saja yah"


Ujar Jack tersenyum mengatakan hal yang sebenarnya tidak terlalu ia ambil pusing. Setelah membersihkan eskrim yang berada disendok iapun menancapkan sendok itu kegundukan eskrim . Jack orangnya memang kadang-kadang serius dan kadang-kadang tidak serius....meski lebih sering tidak seriusnya sih.

Quote :

"Terimakasih atas pujiannya...tapi saya sepertinya saya mesti bersama anak ini...dalam waktu yang cukup lama. Jadi tawaran anda untuk ngedate tadi....mungkin di lain waktu saja yah"

"Hmm~" Cou tersenyum jail, malah mengalungkan lengannya di bahu cowok itu. "Kamu yakin? >3 Kelihatannya kamu butuh bersenang-senang sedikit~ >3" Cou berujar dengan sotoynya. "Lagipula....kamu bukannya sedang berkencan dengan anak ini kan?" dalam hati ia sedikit waswas. Well, dia tentunya takkan mengincar cowok pedo, no thank you -w-

Pemuda berwajah dingin tapi hatinya pemalu dan polos itu menolak tawaran Luke. Mau bagaimana lagi? Luke juga tidak bisa memaksa. Tapi, baju ini akan digunakan untuk apa nantinya? Apakah Luke simpan saja atau dia berikan kepada salah satu yang disini sebagai hadiah cuma-cuma? Mari kita lihat nanti, semoga saja Luke tidak lupa memberikan kaos yang sudah dibelinya kepada murid-murid disitu.

Ada kejadian yang cukup menarik terjadi. Itsuki tidak sengaja menumpahkan cola-nya dan mengenai pakaian Itsuki dan gadis berambut pirang. Dan pemuda berwajah dingin itu lagi-lagi tersangkut kaki seorang gadis dan mendorong tubuh Itsuki hingga ke sofa. Keduanya seperti tengah berpacaran. Luke sedikit ber-swt melihat kejadian itu. Ia meneguk kembali soda miliknya. Tidak baik menganggu orang yang sedang dalam tahan menuju 'percintaan'.

"Selamat siang, Jack. Sudah lama tidak bertemu." sapa Luke kepada pemuda berambut platina yang dikenalnya dulu di pesta kostum. sebagai Jasper Hale, instructor Fighter yang kejam

Gadis berambut pirang itu mengenalkan dirinya sebagai Kaname. Tidak sopan kalau hanya mengenal nama gadis itu, tapi Luke sendiri tidak mengenalkan dirinya sama sekali. Luke berdiri dan menghampiri gadis berambut pirang yang dikenal sebagai Angel, Priestess haus darah *digeplak* itu.

"Maaf nona Kaname, nama saya Luke C Helios. Salam kenal." Luke memperkenalkan dirinya kepada Kaname.
-----------
OOC : Lg stress. Maklum byk coretannya ~_~lll

"Huwaah, sepertinya Central Town kali ini sangat panas, jauh-jauh ah, nanti es krimku meleleh~" Ujarnya sambil agak berjalan menjauh dari Jack dan kroket Cou. Lalu kembali menjilat es krim vanillanya dengan ekspresi polos, namun tidak terbaca apa niatnya. Tiba-tiba Luke memperkenalkan dirinya, oh iya, dia bahkan tidak memperhatikan kalau dia tidak tahu sebagian besar orang-orang di sana. "Luke C Helios, C-nya itu apa?" Tanya Kaname ke Luke tanpa rasa tahu malu maklumin, otaknya masih kapasitas 10 tahun.

---

OOT : *geplak*

Quote :

"Kamu yakin? >3 Kelihatannya kamu butuh bersenang-senang sedikit~ >3" Cou berujar dengan sotoynya. "Lagipula....kamu bukannya sedang berkencan dengan anak ini kan?"

"Yakin sekali....bersenang-senang? Mungkin...tapi bukan sekarang. "


"Tidak, cuma mentraktir anak ini....memangnya terlihat seperti orang yang sedang berkencan?"


Tanya Jack dengan wajah yang polos namun sebenarnya ...ya...tahulah. Lalu ada seorang pria yang menyapanya, pria yang pernah ia temui di forest cafe ketika terjadi perang lempar-lemparan kue yang tidak lain adalah Luke.


"Hai , Luke..."

Meski Jack tersenyum membalas sapaan Luke tapi hanya itu sajalah yang ia katakan kepada Luke sebagai balasan dari sapaan Luke tadi *ruwet*

((OOT: Tampang PM sekarang: ==a))


Ternyata Hirakuen Kaname malah menggunakan saputangan tersebut untuk mengelap baju seragamnya sendiri, "...!! Hi--Kana--"

"Tokiya demam? Wajahnya agak memerah."

Tokiya jadi makin kehilangan kekalemannya. Digoda, dia digoda oleh orang ini. Dia sepertinya dijadikan mainan oleh Hirakuen Kaname ini. Senyumannya itu... Benar-benar seperti punya maksud lain. Ah, tapi... Tokiya, kau tak boleh berpikiran jelek dulu terhadap orang lain. Apalagi sekarang dia sedang membantumu membersihkan seragam. "Onigami Seiryoku... murid Kelas A Dangerous Type." Dan itu yang didengarnya dari orang yang memberikan jaketnya padanya. Onigami Seiryoku... seperti nama akuma saja.

Tapi kemudian si Onigami Seiryoku tersebut jatuh menimpanya dan membuatnya ikutan jatuh tertindih di atas sofa. Tokiya hanya terbengong saja untuk beberapa saat, tidak dapat bereaksi secepatnya karena syok. "Maaf... Sekali lagi maaf..." itu katanya sambil berdiri kembali. Well, bukannya dia tak mau memaafkan Onigami Seiryoku ini, tapi... Siapapun yang melihat wajah Tokiya sekarang pasti akan melihatnya seperti kepiting rebus ditambah ekspresi kekesalan.

Kemudian dia segera bangun dari sofa dan berdiri tegak disamping anak laki-laki tersebut tanpa memandangnya, tak mempedulikan Hirakuen Kaname yang makan es krim (yang jelas-jelas sekali meledek mereka). "Ya, aku mengerti, jadi tak apa-apa," ucapnya dengan nada kalem, namun entah kenapa agak bergetar. Entah karena gugup atau karena marah. Kemudian dia menatap Luke dan baju putih yang tadi ditolak oleh Onigami Seiryoku.

Itu bisa dimanfaatkan, bukan?

"Helios," kata Tokiya menghampirinya yang sedang menyapa Cromwell. "Boleh aku memakai baju itu?"

"Luke C Helios, C-nya itu apa?"


"Crimson." balas Luke pendek tersenyum kepada Kaname. Sepertinya nama tengahnya ini sering dipermasalahkan oleh orang-orang. Tapi itu bukan masalah yang besar dan Luke juga selalu mengingat nama tengahnya. Sepertinya gadis dihadapannya ini lebih muda darinya.


"Helios,"
"Boleh aku memakai baju itu?"


"Boleh saja. Silakan." sahut Luke memberikan kaos berwarna putih yang ukurannya cukup besar itu, semoga saja tidak kelonggaran kalau Itsuki memakainya nanti. Tapi, mengapa Itsuki memanggil nama keluarganya? "Panggil saja Luke. Saya tidak keberatan sama sekali." lanjut Luke tersenyum kepada Itsuki.

"Panggil saja Luke. Saya tidak keberatan sama sekali," kata Helios kemudian ketika Tokiya menerima baju tersebut. Tokiya tersenyum manis padanya, entah kenapa, mungkin karena dia orang yang sangat baik dan ramah? Juga sangat sopan. "Begitu? Baiklah. Terima kasih, Helios--maksudku, Luke. Aku akan memakainya dulu," kata Tokiya dan segera mencari dimana toilet wanita yang seharusnya pasti ada di setiap restoran.

Tokiya menemukan toilet tersebut dan masuk ke salah satu biliknya dan segera melepaskan jaket milik Onigami Seiryoku dan melepaskan seragam atasan miliknya sendiri. Dia memakai kaos putih tersebut dan memandangi dirinya sendiri di depan cermin setelah keluar dari bilik kamar mandi dan tak lupa juga membawa serta seragamnya dan jaket milik Onigami Seiryoku. Hmh. Sangat kebesaran, tapi tak apa karena namanya juga kaos. Kebesaran tak akan menjadi masalah besar. Tapi memang Tokiya berpikir bahwa penampilannya sekarang jadi kurang begitu rapi. Inginnya sih dia segera kembali ke asrama dan mengganti bajunya, tapi masih ada Voidy yang harus diajaknya berkeliling dan ke asrama bagian Elementary.

Dia hanya menghembuskan napas pelan dan segera keluar dari toilet wanita tersebut. Dia menghampiri Helios, "Terima kasih sekali lagi, Hel--Luke." Aku harus segera terbiasa dengan panggilan nama kecil seseorang, batinnya agak ragu. "Dan... sekalian saja, silakan memanggilku Tokiya," katanya lagi. Yah, tak sopan jika kau memanggil nama kecil orang itu, tapi kau sendiri tak mau dipanggil nama kecilnya. Hhh...

"Luke, aku akan mengganti harga kaos ini. Bisa kau sebutkan harganya?" Tokiya menarik keluar dompetnya dari saku roknya yang tersamarkan.

Reply untuk posting Kazahaya Kudo

---

Quote :

"Ummm... panggil saja Kazahaya," Kazahaya kemudian membenarkan, walau mulutnya setengah penuh dengan irisan ayam goreng.

"Eh? Ja-jadi.. cukup 'Kazahaya-san'begitu ya?" kata Liz sedikit keheranan, karena dia tidak terbiasa memanggil orang dengan nama kecilnya saja..<<sebetulnya, Liz hampir ngga tahu yang mana yang surname atau nama kecilnya Kazahaya Kudo.
Dan kemudian, Liz pun mengangguk-anggukkan kepalanya sambil meminum jus jeruk pesanannya itu, padahal perkataannya belum ditanggapi Kazahaya.

Quote :

"Hah? Hanya jus jeruk dan sedikit gula? Hey, itu tidak akan menghidupimu selama satu jam, ayo pesan lagi!"

Quote :

"Harusnya kalau mau mentraktirku kau juga makan yang banyak," ia hanya menasehati tanpa pandangan yang lepas dari sang makanan.

Liz memandang pesanannya. Ya, memang cuma segelas jus jeruk sih.., batinnya dalam hati. Tapi.. ini sudah cukup mengenyangkan, amat mengenyangkan malah...

"Ano.. saya sedang diet. Jadinya, sebisa mungkin saya mengurangi porsi untuk fast-food. Unn.. kalau tidak salah, jus jeruk cukup emngeyangkan kok. Kan rasa manisnya datang dari karbohidrat, cukup kok..," jawab Liz sekenanya. Ditambahinya dengan sedikit kata-kata berbau ilmiah biar mengalihkan perhatian Kazahaya dari kecurigaan jangan-jangan dia terkena anoreksia, padahal tidak juga.

Quote :

"Aaah kenyang..." ucapnya lagi sambil meregangkan tangan penuh dengan ekspresi wajah bahagia.

Liz tersenyum-senyum melihat ekspresi kenyang Kazahaya. Disangaknya Kazahaya tidak akan pernah kenyang, melihat bagaimana tingkah Kazahaya saat makan tadi. Sangat berbeda dengan sikap Lzi saat meghadapi makanan, dirinya agak pilih-pilih dan cerewet mengenai makanan yang akan dia makan.

"Ku.. ehm.. Kazahaya-san tidak mau nambah lagi?" tanya Liz sopan, sambil senyum.

.

.

Beberapa menit ditunggunya respon Kazahaya, namun.. tampaknya si Kazahaya sudah mulai melayang ke alam mimpi karena kekenyangan. Aduh~! Dia tidur.., batin liz dalam hati, dengan err.. sedikit jengkel.


Dan, untuk mengatasi kebosanannya akibat sang partner (baca: Kazahaya) tertidur, Liz memandang berkeliling... hingga tatapan matanya menuju tepat ke satu titik. Seorang gadis memakai kaos kebesaran, yang err... maaf sekali, agak tidak pantas dikenakan.

Hmm.. akan lebih baik kalau seumpama dia memakai jaketku, toh baru beberapa menit aku pakai. Lagipula, perban, turtle neck dan jaket itu panas juga dipakai berlama-lama, kata Liz dalam hati, lalu segera berdiri menuju sang nona dengan kaos longgarnya itu.

"Kalau tidak keberatan, pakai saja jaket saya. Uhmm.. baru dari lemari kok, walaupun sudah saya pakai beberapa menit," tawar Liz ramah, dan mengulurkan jaketnya pada si nona itu.

"Kalau tidak keberatan, pakai saja jaket saya. Uhmm.. baru dari lemari kok, walaupun sudah saya pakai beberapa menit," kata seorang gadis sebelum Helios sempat berkata apapun. Tokiya menoleh dan melihat gadis kelas A Senior yang tadi datang menyapa Tsuba sedang menawarkan jaketnya pada Tokiya. Tanpa berpikir panjang Tokiya langsung menyambut kebaikan gadis itu. "Terima kasih," katanya sambil tersenyum dan mengambil jaketnya. Hei, apakah ini diskriminasi? Pada laki-laki Tokiya selalu bersikap hati-hati dan kaku, tapi pada anak perempuan Tokiya selalu bersikap hati-hati namun santai. Well... tapi pada beberapa anak perempuan lainnya dia masih tetap bersikap kaku.

Tokiya segera melipat dan mengembalikan jaket milik Onigami Seiryoku pada pemiliknya itu secepatnya. "Terima kasih juga untukmu," katanya pelan sambil menyerahkan jaket itu lalu segera melipat atasan seragamnya dengan rapi. Dia memandangi seragamnya itu sebentar, berpikir sebaiknya memang dia harus segera mencucinya walaupun seragamnya berwarna gelap, tapi tentunya noda tersebut akan masih terlihat samar-samar. Kemudian dia memakai jaket pemberian gadis tersebut.

Hmh. Pas ditubuhku, pikir Tokiya sambil mengobservasi dirinya sendiri. Lalu dia bertanya pada gadis itu, "Boleh tahu siapa namamu? Mungkin aku akan mengembalikan ini nanti jika kita bertemu lagi, ah, tidak, maksudku di asrama nanti."

Tokiya kembali menatap Helios, "Luke... Ya. Jadi bisa kau sebutkan harganya?"

"Terima kasih sekali lagi, Hel--Luke."
"Dan... sekalian saja, silakan memanggilku Tokiya,"


"Sama-sama." jawab Luke kepad Itsuki. Dan gadis berambut hitam itu mengizinkan dirinya untuk memanggil nama kecil gadis itu. Apakah tidak apa? Luke bukan orang yang dekat dengan gadis itu, tapi diijinkan untuk memanggil nama kecilnya. "Apakah tidak apa, memanggil nama kecil Itsuki?" tanya Luke yang merasa tidak enak.


"Luke, aku akan mengganti harga kaos ini. Bisa kau sebutkan harganya?"


"Tidak apa. Pakai saja. Harganya tidak seberapa." balas Luke kepada Itsuki. Luke juga tidak pernah berpikir kalau ia harus menerima uang atas kaos yang diberikan oleh dirinya. Kalau memberi secara tulus, mengapa harus setengah-setengah? Itu yang selalu dipegang oleh Luke. "Tidak apa. Saya tidak keberatan memberikannya gratis."

"Apakah tidak apa, memanggil nama kecil Itsuki?"

Tokiya tidak menjawabnya. Perasaannya mengatakan tidak untuk orang selain yang dekat dengannya memanggilnya dengan Tokiya, tapi pikirannya berkata bahwa itu tidak sopan. Jadi yang mana yang harus dia turuti? Tak tahulah, diamkan saja bagian itu. Terserah saja kalau sekarang Helios mau memanggilnya dengan Tokiya. Toh, Tokiya sendiri yang menawarkannya lebih dulu.

"Tidak apa. Pakai saja. Harganya tidak seberapa. Tidak apa. Saya tidak keberatan memberikannya gratis," kata Helios lagi. Tokiya hanya memandangnya sebentar, lalu memasukkan dompetnya lagi. "Baiklah jika itu memang maumu. Tapi aku pasti akan membalas kebaikanmu ini lain waktu," katanya sambil tersenyum kalem.

Sekarang apa yang sebaiknya dilakukan olehnya?

"Aaah... Aku bosan, aku pergi dulu yah~~ Bye semua~" Ujar Kaname yang langsung melenggang pergi dari Central Town ke... Entah kemana.

-[OUT]-

Onigami hanya terpaku bisu bagai patung manusia bertubuh besar saja setelah dia berdiri dan Itsuki pun berdiri di sebelahnya sambil mengucapkan

Quote :

"Ya, aku mengerti, jadi tak apa-apa," ucapnya dengan nada kalem.

Onigami hanya terdiam saja untuk menanggapi ucapan Itsuki yang agak bergetar. Onigami merasa bahwa Itsuki marah dan Ia tidak berani berkata apa - apa lagi. Cowok bertubuh besar itu merasa bersalah dan siap menerima bila cewek itu marah kepadanya.

Quote :

"Helios," kata Tokiya menghampirinya yang sedang menyapa Cromwell."Boleh aku memakai baju itu?"

Helios... itukah nama pemuda berambut biru tua itu kata Onigami dalam hatinya sambil ia ingin mengucapkan terima kasih sekali lagi dengan menyebut namanya tapi keiinginan itu tidak jadi diucapkan lagi olehnya. Meski begitu terus mengingat perbaikan pemuda itu dan berharap dapat membalaskan budinya.kepadanya.

Selepas itu, Helios memberikan kaos putih dengan ukurann yang lumayan besar itu kepada Itsuki. Dan Itsuki segera menuju ke sebuah bilik toilet untuk berganti baju. Beberapa saat kemudian Ia keluar dari toilet mengenakan kaos yang terlihat agak kebesaran itu sambil membawa jaket Onigami. Kemudian datang seorang gadis yang meminjamkan jaketnya untuk Itsuki. Itsuki pun langsung menerima tawaran gadis itu dengan santai.

Kemudian Itsuki menuju ke arah Onigami sambil melipat dan memberikan kembali jaket hitam Onigami kembali ke pemilik asalnya.

Quote :

"Terima kasih juga untukmu," katanya pelan sambil menyerahkan jaket itu lalu segera melipat atasan seragamnya dengan rapi.

Onigami merasa kalau Itsuki mengjawabnya dengan perasaan hati - hati dan kaku. Sehingga ia mulai merasa Itsuki marah dengannya. Oni hanya bisa menerima jaketnya sambil terdiam seribu kata. Oni meneguhkan hatinya untuk meminta maaf karena ia merasa sangat bersalah. Onigami mulai mendekati Itsuki setelah teman Itsuki, Kaname pergi meninggalkannya.

"Itsuki, apakah kau marah denganku atas kejadian tadi?" kata Onigami dengan suaranya yang berat dan ekspresi muka yang sangat gugup. "Saya mohon maaf bila kejadian tadi membuat Anda marah." lanjut Onigami sambil membungkuk lebih dalam dari yang tadi untuk meminta maaf kepada Itsuki.

"Baiklah jika itu memang maumu. Tapi aku pasti akan membalas kebaikanmu ini lain waktu,"


"Tidak apa-apa, Toki-- Maksud saya..." Luke sebenarnya ingin memanggil nama kecil Itsuki. Tapi pertanyaan Luke tadi tidak ditanggapi oleh Itsuki. Luke malah merasa tidak enak hati kalau nanti ia bakal menyinggung gadis berambut hitam ini. "Maaf, kalau menyinggung anda, Itsuki." Luke membungkuk dalam-dalam.


"Aaah... Aku bosan, aku pergi dulu yah~~ Bye semua~"


"Ya, selamat tinggal nona Kaname." balas Luke kepada gadis berambut pirang itu. Sepertinya gadis itu tidak tahan dengan situasi serba salah ini. Luke juga mengerti akan perasaan Kaname.

Pemuda berwajah dingin dihadapan Itsuki meminta maaf atas kejadian yang terjadi. Luke juga bisa memakluminya. Tapi, pemuda ini memang tahu diri, setidaknya begitu. Luke sendiri belum mengetahui nama pemuda ini. Tidak sopan sekali tidak memperkenalkan diri kepada murid seakademi dengannya.

"Maaf, saya tidak memperkenalkan diri tadi. Nama saya Luke C Helios." sahut Luke memperkenalkan dirinya. "Salam kenal."

Isaki bosan. Entah kenapa semua orang yang ia kenal tidak terlihat hari ini. Sendirian, ia memutuskan untuk pergi ke Central Town tanpa ada tujuan khusus. Seharian berkeliaran di Central Town tanpa tujuan karena tidak ada kerjaan ternyata lumayan melelahkan rupanya. Untungnya tidak jauh darinya ada restoran fastfood. Ia bisa beli makanan dan minuman disana.

Semasuknya disana, Isaki menghampiri counter, "Cheese Burger dan Lemon tea. Take away," pesannya singkat pada penjaga counter. Setelah menerima pesanannya dan membayarnya, Isaki bergegas keluar dari restoran, namun perhatiannya menangkap keberadaan beberapa orang yang tampak berkerumun tidak jauh dari jendela. Sebenarnya yang menangkap perhatiannya adalah salah seorang dari kerumunan itu. Itu kan...

"Yo, Toki. Sedang makan di sini juga?" sapanya santai sambil menghampiri gadis itu. Isaki sempat melihat luka di kaki Tokiya telah diperban, merasa lega. Sepertinya lukanya sudah diobati dengan baik. Perhatiannya teralih pada orang-orang lain yang berkumpul disana. Wajah-wajah yang tidak ia kenal. "Mereka teman-temanmu? Dan... Kenapa seragammu?"

"Tidak apa-apa, Toki-- Maksud saya... Maaf, kalau menyinggung anda, Itsuki."

Ini membuat dirinya jadi merasa tidak enak. Dengar itu Tokiya? Dia jadi merasa tak enak karena kau malah tak menanggapi pertannyaannya barusan. Tokiya ingin segera menjawabnya, namun terpotong oleh perkataan Hirakuen yang memilih untuk pergi dari sana. Baiklah, Hirakuen Kaname sudah pergi dari tempat tersebut dan sekarang dia sebaiknya menjawab pertanyaan Helios. "Ak--"

"Itsuki, apakah kau marah denganku atas kejadian tadi? Saya mohon maaf bila kejadian tadi membuat Anda marah."

Ini lagi...

Bagaimana dia harus menjawab yang ini? Sebenarnya memang dia kesal (jika dipikir-pikir lagi) dan rasanya ingin segera pergi dari sana, namun ada Voidy yang masih dalam tanggung jawabnya saat ini. dia tak bisa pergi begitu saja meninggalkan anak itu. Tapi... Ah, toh Onigami Seiryoku ini minta maaf padanya. Baiklah, rasanya memang tak usah dipermasalahkan lebih lanjut. "Tidak... Tidak masalah, kau tak usah memusingkannya," kata Tokiya padanya dengan singkat. Lalu Tokiya hanya memperhatikan saat Helios memperkenalkan dirinya pada Onigami Seiryoku. Tapi tiba-tiba suara yang dikenalnya menyapanya, "Yo, Toki. Sedang makan di sini juga?"

Tokiya memutar tubuhnya dan menemukan Isaki sedang berjalan menujunya. "Isaki?" Tokiya melihatnya heran. Kebetulan sekali dia juga datang kemari. Ah, melihat Isaki datang membuatnya jadi lebih merasa rileks. Setidaknya Isaki adalah orang yang dekat dengannya, dia bisa mengandalkan Isaki.

...Mengandalkan?

"Mereka teman-temanmu? Dan... Kenapa seragammu?" tanya Isaki lagi. Tokiya hanya menunduk memperhatikan baju yang dipakainya sekarang dan seragamnya yang masih dibawanya. "Yah... Basah. Terkena air mineral dan cola," jawabnya kemudian sambil menghela napas, "dan ini jaket pinjaman darinya," katanya lagi sambil menunjuk gadis yang memakai turtleneck tersebut. "Lalu kau sendiri sedang apa? Mau makan juga?"

Quote :

"Tidak... Tidak masalah, kau tak usah memusingkannya," kata Tokiya padanya dengan singkat

Jawaban Itsuki membuat lega hati Onigami dan saat selesai membungkuk meminta maaf kepada Itsuki, Tiba - tiba terdengar suara...

Quote :

"Maaf, saya tidak memperkenalkan diri tadi. Nama saya Luke C Helios." "Salam kenal."

Onigami mengalihkan perhatiannya kepada asal suara tersebut ternyata suara itu adalah suara cowok berambut biru tua yang telah menawarinya baju.

Luke C. Helios batinnya, kebetulan sekali cowok itu memperkenalkan dirinya. Onigami merasa lebih mudah untuk mengingat kepada siapa ia berhutang budi.

Lalu datang seorang senpai yang merupakan kenalan Itsuki. Itsuki terlihat lebih rileks atas kedatangan temannya itu. Lalu Itsuki pun sibuk bercakap - cakap kepadanya. Sementara itu Onigami menjawab perkataan Helios.

"Ah Helios, thanks atas tawarannya tadi. Gw Onigami Seiryoku, met kenal juga." kata Onigami sedikit ramah sedikit kaku sambil menekuk lehernya kedepan sedikit.

Tiba - tiba Onigami pandangannya menjadi kosong dan merasa ia mengingat sesuatu. Sedetik kemudian dengan cepat ia mencari jam dinding di restaurant itu.

"uh, oh..." katanya setelah melihat jam yang ditunjukan oleh jam dinding itu. Tanpa banyak bicara ia segera pergi dari tempat itu seakan akan ada sesuatu yang buruk akan menimpanya.

(OUT)

oot: maap~~~~~~~~~~
saia ga ol 2 hari~~~~~~
tiba2 sakit dan muntah dengan sukses...
________________________________________

Quote :

"Kamu suka es krim tidak?" tanya Tsuba.

"Ehm, lumayan suka~. Biasanya susu yang diberikan orang peternakan diolah menjadi es krim dan dimakan bersama-sama saat musim panas." Kata Voidy lembut dan ramah. Dia tersenyum mengenang masa-masa bahagia itu.

Quote :

"Boleh aku tahu kau berasal dari mana?"

Tiba-tiba Itsuki Tokiya-Senpai bertanya padanya. "Ah...aku..." Sebelum sempat menjawab ada yang menyapa Itsuki Tokiya-Senpai. Mereka mengobrol dan mendapati bahwa pria bersuara ramah dan lembut itu bernama Luke C Helios. Nama yang bagus menurut Voidy. Sesaat kemudian Itsuki Tokiya-Senpai bertanya lagi padanya.

Quote :

"Voidy, kau tidak mau makan itu lagi? Mau pesan yang lain saja?"

"Ah... tidak apa-apa kok. Sa..." Voidy ingin mengetakan bahwa dia memang tidak berselera makan sama sekali. Namun tidak berani mengatakannya.

Kemudian datang orang lain lagi. Agak sulit menangkap berbagai suara yang tidak dikenal tiba2. Namun berdasarkan matanya yang buram itu, Itski Tokiya-Senpai terjatuh beberapa kali. Ingin sih membantunya, tapi nanti Voidy makin merepotkan. Kalau nantinya tambah kacau... Ah, Voidy tidak mau memikirkannya lagi. Kemudian mulai ribut di sana sini. Voidy hanya diam saja. Tidak baik mencampuri urusan padahal dia tidak tau apa masalahnya.

Setelah keadaan agak tenang, Voidy sedikit bergeser keluar dari sofa dan memegang ujung kaos putih yang dipakai Itsuki Tokiya-Senpai sekarang. Kelihatannya Itsuki Tokiya-Senpai masih bersama seseorang namun rasa khawatir yang ditahannya sejak tadi mulai mengeliat dan akhirnya Voidy memutuskan untuk bertanya. "Itsuki Tokiya-Senpai..., apa tidak apa-apa?" tanyanya pelan nyaris tidak terdengar.