Firecrackers alert

Date: 1 July
23 PM -- Baru sampai di Okinawa,jam tidur
Open for all yg udah di APP

----

Musim bebas juga akhirnya. Baru dua bulan Shiho ada di akademi, akhirnya bisa keluar lagi. Sialnya Okinawa ini benar-benar jauh dari rumahnya yang sebenarnya, jadi ia tetap tidak bisa bertemu Tsugaru. Tapi bukan masalah sih. Shiho membawa 'senjata'nya di liburan kali ini. Ada saja beberapa buah petasan siap meledak dan korek api dibawanya.

Hanya dengan telanjang kaki dan jaket biru versi tanpa lengannya, Shiho berdiri diatas pasir-pasir putih krem dan dibawah sinar rembulan. Kali ini dengan celana pendek coklatnya. Baju yang biasa ia pakai di musim panas. Malam-malam begini justru adalah jam keluar Shiho, seperti arti namanya yang berarti berlayar-- nelayan memang selalu bermain di luar pada malam hari. Angin darat berhembus saat ini. Sedangkan gadis berambut merah ini menikmati angin-angin.

"Okinawaaaaa~" serunya sambil meregangkan tubuhnya dengan mengangkat dua tangannya keatas. Ia terlihat seperti baru bangun tidur, karena memang ia baru bangun dari pesawat yang mendarat jam 4 sore. Tepatnya, Shiho memang tertidur dari tadi.

OOC : ngikut ah..
Timeline sama, habis To Start The Summer Holiday

================

Okinawa! Yeah! Akhirnya Mizu menapakkan kakinya di tempat itu. Setelah perjalanan di pesawat yang membosankan, akhirnya bebas juga.

"Haaaaah~" Mizu menarik nafas panjang.

Udara malam ini begitu sejuk. Sayang dilewatkan. Yah, selain karena malas tidur, ia tidak ingin menghabiskan malamnya di hotel. Apaan itu?! Sama sekali tidak seru. Lebih baik menghabiskan malam dengan main di pantai. Yippie! Dan pasti ada juga anak satu sekolahnya yang berpikiran sama dengan Mizu.

Krek.

"Nya?" ah, rupanya kaki Mizu menginjak sebatang kayu kecil. Entah darimana. Mizu mengambil ranting itu. Digesrekannya ranting itu ke pasir pantai. Ia menulis sesuatu.

Srek..srek..

"Okinawaaaaa~"

Mizu menoleh ke sumber suara itu. Siapakah disana?
Ah.. Rupanya seorang anak yang kelihatannya umurnya dibawah Mizu. Dan sepertinya ia senang sekali. Apa dia murid Alice Academy juga?

Mizu berjalan ke arah anak itu. Eits.. Tapi tunggu.. Bagaimana jika sedikit menjahili?
Dengan Alice nya, ia mencopot kedua matanya. Lalu ditaruhnya mata itu di telapak tangannya.

"Hey, hey," Mizu menepuk bahu anak itu pelan.

"Bisa tolong pasangkan mata ku..?" pintanya jahil sambil menyodorkan kedua bola matanya di telapak tangan.

OOT: Join~ xD
timeline: idem
========
IT:

Perjalanan panjang yang tidak terasa, eh? Setelah keasyikan membaca A Child Called 'It'nya di pesawat, dia tertidur pulas, dan tanpa sadar tertidur. Okey, setidaknya sekarang sudah sampai di Okinawa, huh? Luamyan juga, melepaskan diri dari kepenatan sekolah-- walau pada dasarnya Dika jarang masuk kelas --dan berdarmawisata.

Dika menyusuri pantai, memakai sleeveless jacket putih dan kaos hitam dengan tulisan 'Mischief' berwarna biru langit, serta bertelanjang kaki, dan sandal yang tadi dipakainya dilepas dan ditentengnya.

"Okinawaaaaa~"

Tiba-tiba Dika mendengar sebuah suara. 'Hoo, murid akademi juga, huh?', pikirnya.

Dika memutuskan untuk mencari asal suara tersebut, dan menemukan dua orang yang sepertinya sedang mengobrol.

"Selamat malam, boleh bergabung?" tanya Dika santai, namun sopan.

Di tengah keheningan itu, terdengar suara seseorang, dari belakangnya. Baru saja Shiho ingin menjawab panggilan 'tolong pasangkan' barusan, namun ekspresinya (yang awalnya berseri-seri karena senang dengan udara disana) langsung berubah datar. Keringatnya keluar karena kaget. Musim panas identik dengan cerita seram, dan lihat, apa yang sekarang ada di depannya?

Dua bola mata. Hidung saya satu. Mulut saya juga satu-- tte, itu bola mata!!

Karena ini anime, mata Shiho seperti ditutup oleh kegelapan khas orang bingung. 'Oke.. sepertinya orang ini adalah anak akademi. Alice memang banyak macamnya, tapi aku belum dengar yang begini. Sebaiknya dari dulu aku simak pelajaran tentang Alice di kelasnya Kirikaze yah..' batin Shiho yang berusaha untuk terus tenang. Namun bola mata yang terlihat kenyal & menjijikkan itu lama-lama membuatnya jadi geli. Mustahil Shiho ingin memegang 'mata'.

"Selamat malam, boleh bergabung?" sapa seseorang yang baru datang lagi. Cewek? Cowok? Siapa peduli--

"Minggir!!" seru Shiho yang langsung melesat ke belakang orang itu dan memeluk dari belakang dengan ekspresi yang terlihat ketakutan. Pertama kalinya melihat yang seperti ini. Saking paniknya, Shiho melempar petasan miliknya kearah gadis itu. Orang panik bisa melakukan apapun-- petasan itu menyala, dan dilempar. Suaranya?

CTAARR

Asap-asap keluar. Kita lihat apa yang terjadi di balik asap.

ooc : gabung
timeline : idem also

Tanpa Taki sadari, malam sudah tiba. Apa saja yang ia lakukan di pesawat? Jawabannya hanya satu. Tidur. Taki mengingat-ingat lagi. Ah, ya. Setelah sukses mengancam seorang cewek yang duduk di sebelahnya--Kirisawa atau apalah namanya-- Taki pun menghabiskan waktu perjalanan dengan tidur. Dan yang lebih parah, sampai saat ini Taki belum menemukan Io, sahabatnya.

Gara-gara kelamaan tidur di pesawat, alhasil Taki tidak bisa tidur di kamar Hotel. Taki melirik arloji di tangan kanannya. Hmm.. Tak ada salahnya kalau ia menyelinap keluar Hotel. Ah, mungkin yang lainnya juga begitu. Dan siapa tahu Taki bertemu dengan Io. Dengan semangat 45, Taki pun berjalan dari kamarnya menuju luar Hotel.

SSHHHH eh, buset. suara ombak gmn sih??

Tiba-tiba, Taki mendengar suara desiran ombak dari kejauhan. Benar juga. Ada pantai di dekat sini. Singkatnya, Taki akhirnya pergi menuju pantai.

Quote :

CTAARR

He? Bunyi apaan tuh? Lagipula Taki melihat ada beberapa orang berkumpul. Memangnya ada pesta? Segera Taki mendekati orang-orang itu. Karena gelap, ia tidak bisa melihat dengan jelas. Tapi sepertinya ada seseorang yang dikenalnya, gadis berrambut pink. Ah, ya. Taki ingat. Dia kan cewek norak yang waktu itu ditemuinya di CT. Sedang apa dia? Main-main dengan alicenya-kah? Dengan maksud jahil, Taki pun mengambil sesuatu yang seperti 'mata' dari tangannya dan menyembunyikannya di saku baju Taki.

"Mata yang bagus, Cewek Norak." desisnya tepat di telinga Mizu.

Hal pertama yang ingin Kyrie lakukan di Okinawa adalah. . Pantai !!

Sudah lama sekali Kyrie tidak merasakan perasaan seperti sekarang ini. Angin lembut yang menerpa wajahnya dengan lembut. Perasaan halus di telapak kaki yang berasal dari butiran - butiran pasir pantai. Serta deruan ombak yang bernyanyi dengan merdu di telinga Kyrie.

"Ah ~ Ini benar - benar surga ya?" Kyrie menghela nafas lega dan menyibak rambutnya dengan sebelah tangan. Meskipun sekarang malam, tapi tampaknya hal itu tidak menjadi masalah dengan Kyrie.

Kyrie melihat ke sekitarnya dan menemukan banyak murid academy yang datang ke tempat ini juga.

Ya ya, malam hari memang merupakan tempat yang menyenangkan untuk mencari kedamaian. Bukannya Kyrie ingin menjadi melankolis, tapi menurutnya dia sangat membutuhkan ketenangan seperti ini.

Quote :

CTAARR

Asap-asap keluar. Kita lihat apa yang terjadi di balik asap.

Suara tersebut tampaknya berasal dari. . petasan ? Ada orang yang membawa petasan di saat - saat seperti ini ? Kyrie menganggap itu adalah hal yang sangat menarik. . Sampai ketika dia menyadari kalau ada orang yang tampaknya 'terserang' oleh petasan itu.

Melihat itu, Kyrie langsung bergerak ke arah sumber kejadian tersebut.

"Hei kalian ! Tidak apa - apa ??" Sahutnya khawatir.

Quote :

CTAARR

kyosuke terlonjak dari lamunannya,entah sejak kapan dia terbawa dalam lamunan saat memandangi lautan.

Tidak banyak yang dapat dipandangi pada malam hari karena suasanannya yang memang gelap gulita,namun entah kenapa suara ombak disertai angin laut malam hari membuatnya merasa nyaman.

digaruknya kepalanya,duh suara bom (?) kah itu...? ah bukan,dari frekuensi ledakannya sepertinya petasan (?)

dia menghampiri TKP dengan ekspresi ingin tahu,tidak sangka dia bertemu dengan wajah yang dia kenal baik disana

"Hey kau" sapanya ke kyrie "Tidak biasa melihatmu mengkhawatirkan orang lain,"

Kyrie mengenal suara itu. Tapi, karena ia sangat mengenal baik suara itulah Kyrie sampai - sampai tidak percaya akan hal itu.

"Eh ? Kyosuke ? Kamu juga disini ?" Pertanyaan itu benar - benar berarti secara harafiah. Kyrie benar - benar tidak percaya Kyosuke bisa datang ke Okinawa.

"Ah, biar kutebak. Kamu terlambat ke pesawat dan masuk ke ruang bagasi untuk bisa kesini kan ?" Tanya Kyrie dengan nada polos yang dibuat - buat.

"Itu tidak penting sih. Ngomong -ngomong Kyosuke, coba kamu kesana dan periksa orang itu dong. Kamu kan lebih mengerti akan hal ini. . .?"

ooc: ikutan...

Sala berjalan di atas pasir pantai dengn kaki telanjang. Sepatunya ia jinjing dan tasnya digendong di punggungnya. Rasanya nyaman membiarkan pasir melewati sela-sela jari, setelah kau tidur entah berapa lama di pesawat. Walaupun sudah lewat waktu tidur, Sala tidak merasa mengantuk sedkitpun. Sepertinya angin pantai yang segar dan asin, membuat matanya tetap terbuka. Bintang-bintang juga ikut meramaikan malam itu. Ini adalah pertama kalinya ia ke pantai mengingat panti asuhannya dulu tidak mampu membawa anak-anaknya jalan-jalan dan ini merupakan pemandangan terindah yang pernah ia lihat seumur hidupnya. Ia ingin sekali waktu berhenti berdetak, sehingga ia akan terus di sini tanpa ada seorang pun yang mengganggunya.

Tepat ketika Sala memutuskan untuk membaringkan tubuhnya di atas pasir, terdengar suara ledakan. Sala celingukan mencari sumber suara dan mendapatkan sekelompok anak sedang berdiri tak jauh darinya. Salah satu di antara mereka diselubungi asap. Sepertinya ia sedang dikerjai. Namun Sala tidak mengganganggap hal itu lucu. Ia malah merasa terganggu dan kesal karena mereka mengganggu 'saat-saat ketenangannya'.

Sala pun menghampiri mereka, dan berkata kali ini dengan suara yang dingin bukan nada datar seperti biasanya "Bisa nggak sih kalian nggak ribut? Aku sedang mencoba mencari ketenangan di sini" Gadis cilik ini tidak merasa takut sedikitpun kepada seniornya, tapi bagaimana tangapan seniornya, ya?

"Minggir!!" gadis itu tiba-tiba berteriak, memeluk Dika dari belakang. Dika merasa gadis itu takut akan sesuatu. Dika lalu melihat gadis yang satu lagi. Ohh, mata itu.

CTARR!!

Tiba-tiba gadis itu melempar petasan, dan asap langsung menutupi pandangan Dika. "Uhuk." Dika terbatuk pelan.

"He--hei?" Dika tergagap, "Kau tidak apa, nona? Kau tampak ketakutan. Karena, bola mata itu?" lanjut Dika tidak yakin.

Kyosuke melempar padangan kesal pada kyrie "kejamnya...paling tidak aku harus membuang beberapa bawaan untuk muat dalam bagasi,kan?" dia nyengir kuda "siapa tahu tas berisi pakaianmu ada pada salah satunya....hmm...kasihan juga dirimu,"

dia lalu berjingkrak dan berusaha mendekati korban bo--petasan itu..tapi sesosok gadis masuk kedalam sudut matanya

cantik juga pikirnya

jadi...daripada mengurusi korban b--petasan itu lebih baik berkenalan dengan seorang gadis manis,kan?

"hey," sapanya,nyengir "siapa namamu?"

OOT : Shiz, ngapain pake (9) di sig kamu ?
=================================

Quote :

Sala pun menghampiri mereka, dan berkata kali ini dengan suara yang dingin bukan nada datar seperti biasanya "Bisa nggak sih kalian nggak ribut? Aku sedang mencoba mencari ketenangan di sini" Gadis cilik ini tidak merasa takut sedikitpun kepada seniornya, tapi bagaimana tangapan seniornya, ya?

"Gomen chibi-chan. Tapi tampaknya ada kejadian. . .Mau bantu kami menyelesaikannya ?" Kyrie berkata dengan ramah ke gadis tersebut lalu mengalihkan pandangannya ke Kyosuke.

Quote :

Kyosuke melempar padangan kesal pada kyrie "kejamnya...paling tidak aku harus membuang beberapa bawaan untuk muat dalam bagasi,kan?" dia nyengir kuda "siapa tahu tas berisi pakaianmu ada pada salah satunya....hmm...kasihan juga dirimu,"

Kyrie membenamkan wajahnya di telapak tangannya. Dia tahu Kyosuke memang bodoh, tapi dia benar - benar di bagasi. . tte, bilang apa tadi dia ?

"Kyosuke, kamu gak benar - benar masuk ke tasku kan ?" Kyrie mengerutkan dahinya. Orang di depannya benar - benar tidak dapat ditebak. Sayangnya, sebelum ia berkata - kata lebih lanjut orang itu sudah pergi ke arah 'korban petasan' tersebut.

Quote :

"He--hei?" Dika tergagap, "Kau tidak apa, nona? Kau tampak ketakutan. Karena, bola mata itu?" lanjut Dika tidak yakin.

"Oi Kyosuke ! Tunggu omonganku sampe sele-.. . . Eh ? Bola mata ?" Kyrie langsung berlari ke arah Dika.

Apa mungkin bola mata orang yang menjadi korban itu terluka karena ledakan ini ? Memang sih, kalau logika dijalankan orang pasti akan terluka karena petasan tersebut. Kemungkinan paling cuma akan mengalami luka bakar. . Tapi bola mata ? Apa mungkin petasan itu berbentuk seperti sebuah stake dan menusuk bola mata korbannya ?

"Kamu tidak apa - apa?" Tanya Kyrie khawatir.

CTAAAR

Buff! Petasan itu dilemparkan gadis tadi pada Mizu.

"Uhuk! Uhu! Uhuk!" Mizu keluar dari balik asap dan.. Tanpa mata, masih ada mata di tangannya.
"Nya.. Nyahahahahahaha..!" Mizu tertawa puas setelah berhasil menjahili.

Plok.

Ia memasang mata kiri nya. Dilihatnya sudah tak satu orang lagi. Melainkan 5.. Ah.. 6? Eh? Lho?

"Mataku yang satu lagi mana?!!" seru Mizu kaget. Wah.. Fatal. Kalo kehilangan matanya, bisa-bisa.. Ah, tidak apa-apa. Toh ia bisa "mencuri" yang lain.

"Mata yang bagus, Cewek Norak"

Mizu menoleh. Dia orang yang pernah ia temui di CT. Kalo tidak salah namanya Toke..eh, Taku..eh.. Ah terserah. Kini ia hanya butuh mata kanannya.

"Kembalikan mata ku!" seru Mizu menarik baju belakang Toke eh, Taki.

Tiba-tiba ada lagi yang menghampirinya

"hey, siapa namamu?"

"Ng? Aku?" mizu menunjuk dirinya yang masih "memakai" satu mata.

"Hinamori Mizu, Somatic, A-High. Kamu?" jawabnya.

"Oi Kyosuke ! Tunggu omonganku sampe sele-.. . . Eh ? Bola mata ?" Kyrie langsung berlari ke arah Dika.

Oh crap, belum sempat Dika selesai dengan urusannya dengan gadis yang masih saja memeluknya itu, datang lagi seseorang yang tampaknya seorang senior, kalau dilihat dari tingginya sih.

"Errr... Iya. Bola mata." ujar Dika bingung.

"Kamu tidak apa - apa?" Tanya Kyrie khawatir.

"Ah, siapa yang anda tanya?" ujar Dika lagi. "Lagipula, tak ada hal yang benar-benar terjadi. Bola mata yang kumaksud adalah bola mata gadis itu," Dika menunjuk Mizu, "Sepertinya sih Alicenya, dan membuat gadis ini takut." lanjutnya, memandang Shiho yang masih saja memeluk dirinya.

Quote :

"Hinamori Mizu, Somatic, A-High. Kamu?"

"Natsume Kyosuke A ju--hey kita sekelas," katanya masih dengan senyum seakan tidak perduli ada bola mata atau apapun itu "Dan sepertinya disini agak..eh..kacau yah...kamu tidak apa-apa?"

dia lalu menoleh ke seorang gadis yang berkata dengan nada datar

Quote :

"Bisa nggak sih kalian nggak ribut? Aku sedang mencoba mencari ketenangan di sini"

dan melempat kedipan pada gadis itu seperti yang dia baca di salah satu manga

Quote :

"Ah, siapa yang anda tanya?" ujar Dika lagi. "Lagipula, tak ada hal yang benar-benar terjadi. Bola mata yang kumaksud adalah bola mata gadis itu," Dika menunjuk Mizu, "Sepertinya sih Alicenya, dan membuat gadis ini takut." lanjutnya, memandang Shiho yang masih saja memeluk dirinya.

"Tak ada hal yang benar - benar terjadi tte. . .-" Kyrie sweatdropped. Dia masih merupakan anak baru mengenai hal Alice dan memang hal seperti ini seharusnya wajar. Tapi entah kenapa baginya, hal - hal seperti ini itu terlalu. . .

"Bukannya itu menyeramkan ya ? Untung gak ada darahnya sih. ." Bisik Kyrie pelan agar tidak terdengar siapapun.

"Mana anak yang bernama Shiho itu ? Apa dia tidak apa - apa?" Kyrie memandangi anak yang memeluk Dika. Tampaknya dia memang ketakutan atau. . . Dari gerakannya sih, mungkin saja anak ini cuma pingin. .

Kyrie lalu mencari bola mata yang jadi biang masalah itu.

Quote :

dan melempat kedipan pada gadis itu seperti yang dia baca di salah satu manga

Kyrie menggelengkan kepala.

"Kyosuke, bantu aku cari bola mata Anak itu." Kyrie menunjuk ke arah Mizu. "Tampaknya anak ini baru akan tenang kalau bola mata itu ditemukan. . Dia tidak mau melihat monster tanpa wajah kan ?"

OOT: @nyaoh:: anggep aja udah kenal deh

---

IT:

"Bukannya itu menyeramkan ya ? Untung gak ada darahnya sih. ."
"Mana anak yang bernama Shiho itu ? Apa dia tidak apa - apa?"

"Yahh, lumayan juga sih." ujar Dika santai, tersenyum tipis. "Shiho-san, kau tak apa?" tanya Dika lembut, melepaskan pelukan Shiho perlahan. "Ayolah, tidak ada apa-apa. Sudah tidak ada mata, kok."

Sembari berusaha menenangkan Shiho, Dika mendengar senior-- yang tidak ia tahu namanya itu --marah-marah pada temannya. Soal bola mata, dan mencari. Oke, dapat diasumsikan bola mata gadis itu hilang.

ooc : maap ya, Mizu

Quote :

"Mataku yang satu lagi mana?!!" seru Mizu kaget.

Taki tersenyum jahil saat melihat reaksi Mizu. Gadis itu tampak panik dan mencari-cari 'mata' yang disembunyikan Taki barusan. Benar-benar asik menjahili orang.

Quote :

"Kembalikan mata ku!" seru Mizu menarik baju belakang Toke eh, Taki.

Ngapain dia narik-narik baju segala?
Hohoho. Hal itu tidak mungkin bisa mempengaruhi Taki. Tanpa peduli Mizu akan jatuh, ia pun berlari menjauh.

"Kau mau matamu kembali? Coba saja kalau kau bisa!" ujarnya agak keras seraya menunjukkan bola mata Mizu di tangan Taki. Masih mengulas senyum jahilnya.

Sesaat Taki memperhatikan yang lain. Kenapa jadi banyak orang begini? Ah, ada Sala dan Kyrie di situ. Ini kali kedua Taki bertemu dengan Kyrie sejak di pesawat. Dan Sala, sepertinya asik kalau mengajaknya 'bermain' juga. "Hei, Mungil! Sini! Mau ikutan tidak?" katanya pada Sala yang tadi terlihat marah-marah. So? What should i do now? Taki berpikir sebentar. Apa ia akan berlari ke tempat lain sambil tetap menyembunyikan 'mata' Mizu? Hmm.. Good idea.

Quote :

"Gomen chibi-chan. Tapi tampaknya ada kejadian. . .Mau bantu kami menyelesaikannya ?" Kyrie berkata dengan ramah ke gadis tersebut lalu mengalihkan pandangannya ke Kyosuke.

Masalah lagi? Sepertinya murid alice academy itu selalu terlibat dengan yang namanya masalah. Sala yang sebenarnya tidak mau diganggu terpaksa menyetujui hal ini. Dalam hatinya sih berharap masalah ini akan cepat selesai sehingga ia tidak akan diganggu.

"Oke, aku akan bantu. Memangnya ada ap.." Kalimat Sala terputus ketika melihat bahwa orang dalam kepula asap itu merupakan gadis tanpa mata. Untuk sesaat Sala terkejut. Tapi ia segera sadar bahwa hal itu pastilah alice gadis ini. Apa asyiknya punya alice yang menyeramkan seperti itu?

Quote :

dan melempat kedipan pada gadis itu seperti yang dia baca di salah satu manga

Sala menjulurkan lidahnya dan berkata atau mengerang "Yyekkh...". Kedipan mata? Aduh dari jaman kapan tuh? Sala pun meledek senior yang berama Kyosuke itu "Maaf, kenapa kau mengedikkan mata? Apakah ada yang salah dengan matamu?" tanyanya. Tapi ia pun berusaha membantu para seniornya itu untuk mencari bola mata gadis itu. Namun salah satu seniornya menawarkan sesuatu yang lain..

Quote :

"Hei, Mungil! Sini! Mau ikutan tidak?" katanya pada Sala yang tadi terlihat marah-marah.

Ah, ternyata mata gadis itu ada padanya. Cowo itu sepertinya pernah ia temui di pesawat, tapi ia tidak begitu ingat karena dia sangat mengantuk di pesawat. Dilihat dari gerak-gerik cowo itu, sepertinya ia akan menyembunyikan bola mata itu. Tapi Sala punya ide yang lebih baik, dari sekadar menyembunyikannya.

"Berhubung kita lagi di pantai, bagaimana kalau kita main lempar-lemparan dengan bola mata itu?" ucap Sala kejam. Sepertinya para senior sudah menularkan virus nakal kepada Sala, padahal ia tidak pernah melakukan sesuatu yang usil sebelumnya.

Masih ketakutan juga, walaupun jadi ramai. Suara ribut petasan memang bisa membuat banyak orang datang-- ini salahnya sendiri. Kau tidak apa, nona? Kau tampak ketakutan. Karena, bola mata itu?" ucap orang itu. Shiho nggak bisa berkata apa-apa sampai tempat itu jadi super ramai. Tapi imejnya hancur-- lihat, ditertawakan.

Posisinya terus sama sampai ada yang bilang mereka semua ribut. Anak autis (itu yg shiho pikirkan) rasanya terlalu santai hanya dengan menggunakan satu mata. Shiho yang phobia dengan trik sulap dan badut memang nggak bisa bicara apa-apa lagi selain memeluk yang ada di depannya.

Pemuda(?) itu berusaha untuk menenangkan Shiho yang speechless sejak tadi. "Ayolah, tidak ada apa-apa. Sudah tidak ada mata, kok." ucap pemuda itu. Kalau diperhatikan, ternyata Dika. Oke, teman sekelasnya. Ini aib besar. "Aku juga nggak apa-apa sih, cuma kaget doang," balas Shiho menjulurkan lidahnya sambil nyengir ala Na**to walaupun sambil keringat dingin.

Quote :

"Berhubung kita lagi di pantai, bagaimana kalau kita main lempar-lemparan dengan bola mata itu?"

Lepas dari Dika, Shiho mencoba untuk menarik nafas. Matanya ada di tangan pemuda yang keliatan jahil. Gadis berambut merah tua ini jongkok dan mengambil ranting kayu. "Yaudah, yo main baseball!!!" seru Shiho yang masih error dengan posisi ingin memukul bolanya sampai Cina. Matanya berputar seperti di komik-komik biasanya.


((OOT: Happy Tree Friends ))

Taki memperhatikan tindak-tanduk orang-orang itu. Sedang sibuk mencari rupanya. Taki terkekeh melihatnya. Padahal jelas-jelas 'mata' Mizu ada di tangannya, yang sekarang sedang diangkatnya tinggi-tinggi.

Quote :

"Berhubung kita lagi di pantai, bagaimana kalau kita main lempar-lemparan dengan bola mata itu?" ucap Sala kejam.

Apa tadi? Main lempar-lemparan bola mata ini? Ah, tidak jelas. Salah Taki sendiri, berlari menjauhi mereka. Tunggu. Sepertinya ide yang bagus juga.

Quote :

"Yaudah, yo main baseball!!!" seru Shiho yang masih error dengan posisi ingin memukul bolanya sampai Cina.

Wow! Ternyata ada yang punya ide yang lebih bagus dan gila lagi! Taki ingin sekali melihat reaksi si cewek norak (Mizu) saat 'mata'nya dipukul dengan ranting itu. Ah, ya. Siapa tahu akan pecah dan hancur! Dan akhirnya cewek itu harus hidup hanya dengan 1 matanya selama sampai akhir khayatnya! Taki terkekeh lagi, tapi kali ini tampak lebih mengerikan.

"Hmm.. Ide yang bagus. Lalu, apa lagi yang harus ditunggu? Bersiap ya!" serunya pada gadis bernama Shiho itu. Taki mengambil ancang-ancang untuk melempar bola mata di tangannya.

What? Apa katanya?! Lempar-lemparan?! Yang benar saja, itu kan mata Mizu! Mizu melirik (dg sebelah mata) tajam pada anak yang mengusulkan maen lempar-lemparan.

"Yaudah, yo main baseball!!"

Hah?! Apa anak ini ikutan sinting karena tadi dijahili? Terlihat anak itu sudah bersiap dengan rantingnya.

Oh good. Dan si Toke bersiap melempar. Mizu dengan santai berjalan ke arah Toke, eh Taki.

"Sini kupinjam"

Plop.

Mizu mencomot mata kanan Toke eh Taki. Lalu menempelkannya di tempat yang kosong. Tempat mata kanannya.

"Dengan begini adil" Mizu tertawa kecil licik.

ooc :

Taki sudah siap melempar bola mata itu saat dilihatnya Mizu datang ke arahnya. Mau apa dia? Taki bersiaga kalau-kalau cewek itu akan merebut matanya dari tangan Taki.

Quote :

"Sini kupinjam"

Plop.

Mizu mencomot mata kanan Toke eh Taki. Lalu menempelkannya di tempat yang kosong. Tempat mata kanannya.

Apa!? Di.. dia..

Quote :

"Dengan begini adil" Mizu tertawa kecil licik.

Taki kaget setengah mati, mengetahui matanya telah 'diambil'. Sebelum Mizu menjauh, segera Taki menarik tangannya dengan kasar.

"Kembalikan, Cewek Bodoh!" desisnya keras. "Atau hidupmu tidak akan tenang!!" tambahnya sama sinisnya. Tangan yang memegang bola mata Mizu dihempaskannya, membuat benda itu menggelinding di atas pasir.

Ma, dalam kondisi begini, otak Shiho sudah kosong. Cuma karena dia biasa ngerjain orang di kala bosan, sekarang jadi setengah-setengah. Tidak ada deskripsi jelas apa yg dipikirkan oleh gadis usia angka sial ini. Oke, ayo main dan bersiaplah. Pemuda gila itu sudah siap melempar-- anggap saja ini pertandingan baseball.

Secara ajaib, si autis memindahkan mata si gila dengan mudahnya. Ini sulap yah. Hobinya badut-badut aneh...

Format System loading...95%

"Ayo lempar bolanya! Akan kupukul sampai melewati jam dinding sekolah!" seru Shiho yang mendadak teringat legenda SMU Junishi dan... Yang jelas, otaknya sudah di format. Namun bola matanya malah menggelinding di pasir-- menuju arahnya, dan otaknya makin error. Jongkok sedikit, lalu gunakan cara 'sodok' bilyard agar bola mata itu menjauh, lalu menggelinding kearah pantai dan tertutup pasir. Sekarang, bola mata sudah seperti telur kura-kura yang disembunyikan. Tambah lagi, ini malam.

"Ah, bola matanya kearah laut."

Quote :

Sala menjulurkan lidahnya dan berkata atau mengerang "Yyekkh...". Kedipan mata? Aduh dari jaman kapan tuh? Sala pun meledek senior yang berama Kyosuke itu "Maaf, kenapa kau mengedikkan mata? Apakah ada yang salah dengan matamu?" tanyanya. Tapi ia pun berusaha membantu para seniornya itu untuk mencari bola mata gadis itu. Namun salah satu seniornya menawarkan sesuatu yang lain..

Kyrie gemetar menahan tawanya. Pikiran kalau si Kyosuke dapat dikatai seperti itu oleh anak sekecil itu membuatnya tertawa.

"Kyo. . Kyosuke, katanya matamu salah. Ahahaha. . ~" Ujar Kyrie sambil menahan perutnya dan menepuk punggung temannya itu. Air mata keluar dari sudut pandang Kyrie karena tawanya.

Quote :

Lepas dari Dika, Shiho mencoba untuk menarik nafas. Matanya ada di tangan pemuda yang keliatan jahil. Gadis berambut merah tua ini jongkok dan mengambil ranting kayu. "Yaudah, yo main baseball!!!" seru Shiho yang masih error dengan posisi ingin memukul bolanya sampai Cina. Matanya berputar seperti di komik-komik biasanya.

Kyrie menelan ludah. Ucapan yang dikatakan oleh anak sekecil itu benar - benar mengerikan, walau untuk anak seumuran dia. Bayangkan !! BOLA MATA AKAN DIJADIKAN BOLA BASEBALL !??

Secara analisis. . . Itu mustahil kah ? Tapi anak - anak di sekolah ini banyak sekali yang mempunyai sifat abstrak. Karena itu entah kenapa ia dapat memaklumi logika seperti itu.

"Ayo main baseball ! . . tte, kenapa tiba - tiba jadi bermain baseball seperti ini ??"

Quote :

"Ayo lempar bolanya! Akan kupukul sampai melewati jam dinding sekolah!" seru Shiho yang mendadak teringat legenda SMU Junishi dan... Yang jelas, otaknya sudah di format. Namun bola matanya malah menggelinding di pasir-- menuju arahnya, dan otaknya makin error. Jongkok sedikit, lalu gunakan cara 'sodok' bilyard agar bola mata itu menjauh, lalu menggelinding kearah pantai dan tertutup pasir. Sekarang, bola mata sudah seperti telur kura-kura yang disembunyikan. Tambah lagi, ini malam.

"Ah, bola matanya kearah laut."

Kyrie tiba - tiba mempunyai suatu spekulasi buruk.

"Ah, kalau ada orang lewat dan 'tidak sengaja' menginjak bola mata itu. Bagaimana jadinya ya. . .?"