Another Day, Another Morning

[IN]

Su-M-M-M-Mer YEAH! Swingin' Summer!

Sakurai memasuki tempat itu dengan terburu-buru,karena masih takut sama Mukuro-sensei,dan melihat ada orang=orang berkumpul di suatu tempat.

dia melihat anak kecil yang waktu itu di cafe.

"heeei! anak yang waktu itu di Cafe ya?mana Gyakko-sensei?"tanyanya ke pada Anak itu.

"Waw! Pistol yang keren!" Ucap Chopin mengacungkan jempolnya ke arah Kotori yang sekarang masih menyamar sebagai anak kecil. Ia sama sekali tidak tersentak dengan apa yang ditodongkan oleh Kotori seakan ia tahu apa yang ia lakukan. Sebagai pahlawan, jiwa keberaniannya ini memang menakjubkan.

"Cha-Cha sudah! Tak usah dipermasalahkan." Ucap Chopin sambil merentangkan tangan kanannya mengisyaratkan diri Chiaki untuk mundur kebelakang sebentar. Chopin merasa ia bisa menanggapi masalah ini dengan mudah. "Lagipula, kau berani menembakkan itu ke arahku Kotori? Tanya Chopin kepada Kotori sambil tersenyum.

"Kalau begitu bagaimana kalau kau tembakkan saja itu ke arahku, Face Joker! Aku sabagai seorang Hero Sejati tak akan dengan mudah jatuh dengan tembakkan!" Ucap Chopin dengan gagah dan menatap Kotori dengan serius.

"Waw! Pistol yang keren!"

Wew. Memang orang idiot yang takut mati. Ah sudahlah. tak ada guna juga membunuh idiot ini.

Kotori hanya tersenyum melihat Chopin yang tampaknya sudah tidak takut akan kematian sekarang dan Chiaki sekarang marah marah. Oh well, rite?

"Kalau begitu bagaimana kalau kau tembakkan saja itu ke arahku, Face Joker! Aku sabagai seorang Hero Sejati tak akan dengan mudah jatuh dengan tembakkan!"

Super hero eh.

Rite. Just like a sh*t.

Lalu tak lama ada orang yang datang lagi. Ah anak somatic ternyata, seharusnya memasukan pistolnya sekarnag bukan kesaku sekarang.

Kotori memasukan kedalam sakunya lagi lalu hanya terdiam sebentar.

"Well Chop, Nice Try there. But well just see what will happen next"

Lalu ia tersenyum kearah sakurai

"Ah tidak tau."

"ooh,Sou ka..." lalu Sakurai berjalan sambil mematikan iPodnya,dan berkata,

"hee,Chopin-sensei?ngapain ngeganggu anak kecil? kan dilarang,lagian,kayak anak kecil aja teriak Hero Sejati,mfffh,phh..HUAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHAAHHAH!!!"

suara tawa Sakurai sampai kedengaran ke mana-mana.

Kotori kecil akhirnya menyimpan kembali pistol miliknya itu. Paling tidak, bisa membuat Chiaki sedikit tenang. Apalagi ditambah tadi Chopin bersikap tenang-tenang saja saat ditodong oleh Kotori kecil. Walaupun bukan dia yang ditodong, tetapi malah Chiaki sendiri yang merinding ketakutan.

"Huff..." Chiaki menghela napasnya. "Dasar... Kalian berdua membuatku takut saja..."

Seorang anak laki-laki yang sepertinya mengenai Kotori kecil tiba-tiba datang. Yah, paling tidak Kotori kecil sudah ada teman untuk mengobrol sekarang. Jadi, dia tidak melakukan hal-hal aneh lagi seperti tadi.

"Mencariku?" Tanya Gyakko yang muncul dari belakang pohon, tidak begitu berbeda, namun ada hal yang membuatnya tidak seperti biasanya.

Gyakko menjepit sebatang rokok dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, dia tengah merokok di tengah hutan, sebiknya jangan ditiru karena bisa menimbulkan kebakaran.

"Sepertinya tadi aku melihat kejadian yang menarik, oh iya Kotori, bukankah sudah ada peraturan tidak boleh membawa senjata ke akademi?" Ujarnya ke Kotori yang baru saja memasukkan senjata miliknya ke sakunya.

"Kau..." Ujar Gyakko sambil melihat Chopin. "Berani juga untuk melawan seperti itu," lanjutnya.

"Tak jadi? Hoho! Baiklah, tapi aku masih tetap dalam pendirianku untuk menyeretmu dalam pihak kebenaran!" Ucap Chopin dengan kedua tangan diralakan kembali dan aurnya membara-bara lagi seperti biasanya. Sepertinya, Chopin serius akan apa yang ia katakan tentang menyeret Kotori dalam pihak kebenaran tersebut.

"Dasar... Kalian berdua membuatku takut saja..."

"Ah, takut? Haha! Tenang saja Chiaki. Aku percaya ia tak akan menarik pelatuknya itu. Kalau iya pun--" Chopin menjawab dengan tenang oleh apa yang ia katakan. Seakan, bahaya yang akan datang ke dirinya itu sudah biasa bagi pria berambut perak yang satu ini.

"Berani juga untuk melawan seperti itu,"

"He? Gyakko! Hmm..aku tak menyangka kau datang ke tempat seperti ini? Merokok lagi! Tapi, hal-hal seperti ini sudah bukan lagi masalah bagiku jadi tak perlu aku tak perlu takut." Jawab Chopin sambil membenarkan tali tas selempangnya yang memiring. "Oh? Kau teman bocah satu ini?" Chopin bertanya kepada anak yang baru saja datang menyapa Kotori kecil. Temannya?

"woah,Gyakko-sensei!"teriak Sakurai karena kaget,lalu memakan Pocky nya.

Quote :

"Sepertinya tadi aku melihat kejadian yang menarik, oh iya Kotori, bukankah sudah ada peraturan tidak boleh membawa senjata ke akademi?"

"hah?ja...jadi anak kecil ini.... KOTORI-SENSEI??"teriak Sakurai sambil menunjuk Kotori.

"Sepertinya tadi aku melihat kejadian yang menarik, oh iya Kotori, bukankah sudah ada peraturan tidak boleh membawa senjata ke akademi?"

Kotori hanya tersenyum kepada Gyakko lalu berkata kepadanya

"Dan kurasa hanya akulah yang boleh membawa senjata tepatnya"

"Ah, takut? Haha! Tenang saja Chiaki. Aku percaya ia tak akan menarik pelatuknya itu. Kalau iya pun--"

"Iyapun apa Chop? Tinggal pergi antara surga dan neraka bukan?" Senyuman polosnya masih tercipta diwajah Kotori

Quote :

"hah?ja...jadi anak kecil ini.... KOTORI-SENSEI??"teriak Sakurai sambil menunjuk Kotori.

"Huh? Dia belum tahu?? Kuharap Kotori ga ngamuk..." Batin Gyakko sambil melihat Sakurai dan menghisap rokoknya.

"Ehhmm... Orang yang bernama sama itu tidak aneh kan?" Tanya Gyakko sambil menghembuskan asap rokok. Berusaha tidak dekat-dekat dengan mereka.

Lalu Kotori membalas pertanyaannya.

"Huh, aku baru tahu soal itu... Tidak pernah aku melihat pengecualian."

"Ah, takut? Haha! Tenang saja Chiaki. Aku percaya ia tak akan menarik pelatuknya itu. Kalau iya pun--"

Chiaki tersenyum kecil ke arah Chopin. "Sudahlah... Tidak usah dipikirkan lagi. Yang berlalu biarlah berlalu."

Yah, paling tidak, tidak ada korban dalam insiden ini. Sebab, Chiaki sudah tidak mau melihat lagi kejadian seperti yang dulu pernah terjadi.

"hah?ja...jadi anak kecil ini.... KOTORI-SENSEI??"

Oh well, rupanya Kotori di sini sudah menjadi guru ya? Sudah menjadi guru, tetapi tetap saja bertingkah kekanakkan seperti ini. Bagaimana jika para muridnya mengikut-ikuti jalan sesatnya nanti? Kemudian, Chiaki berjalan ke arah anak berambut biru yang tadi sempat kaget ketika mengetahui bahwa si Kotori kecil itu adalah Kotori.

"Hei, nak." ucapnya sambil menepuk bahu anak laki-laki itu. "Sudahlah, lupakan ucapan kami tadi. Yang bernama Kotori di dunia ini bukan hanya satu orang saja. Jadi, mungkin kau salah paham."

Kyo beranjak turun dari tempatnya nangkring,merasa kedamaiannya direnggut dia melangkah dengan gontai ke arah dimana dia datang dengan seksama melewati gerombolan tersebut dan berkata "ribut" sambil hanya berdiri begitu saja di hadapan mereka.

"h..hah?aah,mungkin itu benar...hee hee."ujar Sakurai sambil tersenyum kecil.

sambil memakan Pocky nya lagi,Sakurai bertanya kepada perempuan yang menenangkan dirinya tadi.

"eh,kalo nggak salah aku pernah melihat muka mu di Photobook Somatic ability deh,kalo tidak salah...err...Yamashita Chiaki?"

"Iyapun apa Chop? Tinggal pergi antara surga dan neraka bukan?"

"Bukan! Huh, kau kira aku akan langsung mati karena satu tembakan? Aku sudah berkembang sejak dari dulu tau!" Ucap Chopin marah-marah merasa Kotori belum menyadari akan kemampuan Chopin yang mampu menaklukkan tembakan Kotori bila seandainya benar-benar ia ditembak.

"Sudahlah... Tidak usah dipikirkan lagi. Yang berlalu biarlah berlalu."

"Hmhmhm...yeah! Ternyata kau masih sama dengan dirimu yang dulu ya Cha-Cha? Tidak pernah berubah walaupun dirimu sudah semakin tua~" Ucap Chopin kepada Chiaki memuji gadis tersebut namun di saat bersamaan kata "tua" bukan merupakan kata yang pastinya Chiaki ingin dengar apalagi sebegai perempuan dia pasti sensitif akan hal seperti itu.

"Hah...aku rasa hari sudah semakin siang ya? Kayaknya aku harus sudah memulai kelas sebentar lagi! So, Hasta Luego semuanya! Eh...Hasta La Vista deng. Okey! Hasta La Vista~" Chopin pun melihat langit yang semakin lama semakin cerah. Ia merasa ia sudah lama juga di hutan dan akhirnya beranjak pergi dari area dimana semuanya berada. Melambaikan tangannya dengan semangat, memanjat pohon, menghilang dengan begitu saja.

[Out]

Karena bosan, ngantuk, capek ditambah dengan tersasar bergabung menjadi satu, seorang Nacht, yang baru berusia 8 tahun, berjalan tak tentu arah dengan kata lain tersasar [lagi] di Woods. Ia berjalan, dan terus berjalan tidak jelas samapi Ia melihat sebuah kerumunan orang yang sepertinya sedang asyik mengobrol, dan jadilah Ia mendekat dengan sedikit berlari-lari kecil namun..

Bruk!

Ia menabrak seorang laki-laki yang entah sejak kapan berada disana [Kyo]dan seperti biasanya, Ia terpental ke belakang karena tubuhnya yang kecil tidak sebanding dengan tubuh besar murid High School B yang bernama Kyo tersebut.

"Sakit~" Ia meringis pelan sambil mengusap-usap tangannya yang sedikit memar ketika jatuh beberapa saat yang lalu.

"Guru baru tahun ini aneh-aneh saja ya..." Batin Gyakko.

"Kalau begitu semuanya, aku harus pergi dulu- Tidak bisa lama-lama di sini," Ujarnya yang ikut melenggang pergi.

"Oh iya- Kau murid *Kyo* kalau tidak suka keributan, jangan mendekati sumbernya, tidak semua orang suka dikatai 'ribut'," lanjutnya.

[OUT]

Muak dengan semua itu,Kyo melangkah lagi ke arah dimana dia datang

[out]

oot : swt --a

Nacht mengubah dirinya menjadi bayangan dan menghilang dari sana.

[out]

"....what a..." ujar Sakurai sambil melirik murid yang baru saja berkata 'ribut' itu.

"aah,sudah jam segini,sudah ya.. mau cari makanan di Central Town dulu,bye,Chiaki-senpai?"ujar Sakurai sambil berlari dan mencari jalan keluar dari hutan.

[OUT]

"eh,kalo nggak salah aku pernah melihat muka mu di Photobook Somatic ability deh,kalo tidak salah...err...Yamashita Chiaki?"

Oh tidak! Photobook yang memasang foto aib saat Chiaki masih kecil itu...! Ah, toh mukanya saat kecil dan sekarang juga tidak terlalu berbeda jauh. Jadi, tidak bisa disebut sebagai aib juga sih.

"Iya. Aku Yamashita Chiaki, mantan murid Somatic di sini. Sekarang sudah lulus dan menjadi penanggung jawab dan pengurus bagian kehutanan." Dan kemudian, anak itu pun akhirnya pergi tanpa Chiaki belum sempat ketahui namanya. Well, nanti toh bisa bertemu kembali 'kan?

"Hmhmhm...yeah! Ternyata kau masih sama dengan dirimu yang dulu ya Cha-Cha? Tidak pernah berubah walaupun dirimu sudah semakin tua~"

Tua hah? Ternyata Chopin sendiri juga tidak berubah banyak semenjak dia terakhir bertemu saat masih berstatus murid di sini. Tetap saja, selalu berkata apa adanya dan jujur. Well, no problem with that.

Oke, sekarang semua sudah pergi dari tempat ini. Tidak baik juga terlalu lama berada di tempat ini sendirian. Jadi, Chiaki pun melangkahkan kakinya, pergi dari tempat itu.

[Out]

Well thats all then folks let see what gonna happen next

[out]