Blue Sky

"Petok-petok pil, kata lu? Itu...Efeknya bisa jadi kayak ayam yah,"

"Ng... Entah, kenapa ngga dicoba?" Ucapnya, kemudian tanpa basa-basi memasukan satu pil petok-petok itu ke mulut Kaede.

---

Hibari Minagi wrote:

Petok Petok Pill = 10 pill
Berikan ke temanmu, dia akan bicara bahasa petok petok selama 5 post

Quote :

"Ng... Entah, kenapa ngga dicoba?"

Benda kecil yang mirip pil terlihat menarik perhatian Luke. Petok-petok pill? Pil yang bisa membuat orang yang memakannya akan berbahasa petok-petok selama beberapa saat. Baru saja ia hendak menghentikan Misuzu, pil itu sudah masuk ke dalam mulut Kaede. Luke tidak tahu apa yang akan terjadi lagi.

"Pe...PETOK, PETOOOOKKKK!!"

Kena deh, dia. Sekarang Kaede akan berbicara petok-petok karena pil itu sudah masuk ke dalam mulutnya. Apakah ini akhir dari sang Raja Pengacau?

Tidak...

Jangan sampai itu terjadi...

Wth?! Seperti namanya, pil itu membuat orang yang meminumnya ber-petok-petok. Olala, sampai kapan dia akan begitu, selamanya?! Jangan sampai! pil ini berbahaya. Kemudian Aoi mengambil sisa 9 pil petok-petok, lalu menunjukkan gelagat akan membuang pil itu.

Quote :

"Pe...PETOK, PETOOOOKKKK!!"

Oh Well... Terlambat sudah. Kini Kaede hanya bisa mengeluarkan suara ayam karena efek pil aneh itu. Luke tidak menyangka kalau Misuzu akan berbuat demikian. Ternyata Misuzu suka meng-jahili orang. Luke menghela nafas, kembali duduk karena tadi ia bermaksud menolong Kaede.

"Petokk..."

Kaede kembali mengucapkan kata "petok" lagi. Aw geez, kapankah kutukan ini akan berakhir? Kenapa Kaede bisa dikalahkan oleh seorang anak gadis? Oh, atau kau pikir Kaede akan terima dikalahkan seorang gadis? Tidak. Dari dulu, ia tidak terima dikalahkan seorang gadis. Harga dirinya, dong.

Lagipula, ia adalah Raja Pengacau. Raja dari segala Pengacau yang ada. Gengsi dong, kalau kalah dari seorang cewek yang tidak ada apa-apanya?

Aoi mempertimbangkan lagi sebelum membuang pil petok-petok itu. Well, sebenarnya cuma iseng, tapi belinya 'kan pakai uang. No! ia tidak bisa membuang pil ini! Mau tidak mau harus cekokin 9 orang lagi buat minum pil ini. Sementara ia mengantongi 9 pil itu.

"Hey! muntahkan saja! mungkin bisa hilang petok-petoknya." Ujarnya sambil menepuk-nepuk punggung Kaede agar memuntahkan pil malapetaka itu.

Karena ditepuk-tepuk oleh Aoi, alhasil Kaede muntah-muntah dan akhirnya pil itu keluar dari mulutnya.

"Ng...Pil?" Kemudian, muncul lagi idenya untuk bisa mengacau lagi, "Asyik nih, dibuat mengacau...Kekekeke..." ujarnya sambil ketawa setan

Quote :

"Hey! muntahkan saja! mungkin bisa hilang petok-petoknya."

Melihat Misuzu begitu khawatir dengan keadaan Kaede, Luke hanya tertawa kecil. Angin sepoi-sepoi menerpa tubuhnya, memberikan sedikit kesegaran ditengah panasnya matahari yang begitu setia menyinari mereka. Dan Luke melihat gelagat aneh dari Kaede yang sudah memuntahkan pil-nya keluar.

----
OOT : Emg pil msk ke dlm lambung ms utuh bentuknya? =_=a

Aoi menghela nafas lega. Kemudian membungkus 9 pil itu rapat2 dan mengantonginya. Well, ia masih ingin tau lebih detil tentang pil ini. Mungkin harus bertanya pada penjualnya. Semoga saja gratis kalau cuma bertanya.

=[IN]

Sakurai memasuki hutan,memanjat pohon,dan melakukan hal yang biasa dilakukan olehnya setiap hari,Tidur diatas Pohon.

"hup. This Should do it.." ujar Sakurai sambil memasang pengaman di pohon,agar aman pada saat berkendara *ditendang* Tidur di pohon.

"zzzzzz..."

Mungkin sudah saatnya kembali ke asrama. Luke membutuhkan tempat yang lebih nyaman untuk beristirahat. Kelihatannya Kaede masih merencanakan sesuatu yang iseng, dan Misuzu kelihatan bersalah karena sudah memasukkan pil aneh itu ke dalam mulut Kaede. Luke bangkit dan berjalan ke arah mereka.

"Tuan Sousetsu, nona Kaede, saya kembali ke asrama dahulu. Permisi." sahut Luke sedikit membungkukkan badannya.

[Out]
----
OOT :
@ Neko-tan : Gomen @w@, sudah ngantuk >_<

"Petok petok petok!!"


Sakurai terbangun karena suara aneh itu,"Duh,apa sih Petak-petok-petak-petok,ganggu aja..."

karena merasa terganggu,Sakurai keluar dari tempat itu dan mencari tempat yang tenang untuk tidur.


[OUT]

Wah, ternyata sudah sepi. Anak-anak yang tadi baru saja masuk, sepertinya sudah meninggalkan tempatnya. Tumben-tumbennya, Kaede tidak meninggalkan tempat yang sudah sangat sepi ini. Angin apakah yang membuatnya sampai tidak meninggalkan tempat ini? Pasti...

...Ia punya rencana lain.

"Sepi...Mau main?" tanyanya kepada Aoi, yang tampaknya mengantongi pil-pil tersebut. Rupanya, Kaede sudah melihat bahwa kini kantong Aoi sudah terisi.

"Sepi...Mau main?"

Well, apa lagi sekarang? Anak gupek itu mengajaknya bermain? Berapa sih usia anak ini?! Atau mungkin hanya besar badannya saja. Aoi juga terlalu malas untuk mengangkat badannya. "Ng... males..." Ucapnya santai sambil duduk di bawah pohon yang tadi ia duduki. Kemudian kembali menyetel iPod-nya.

Tanpa menghiraukan kata-kata Aoi, Kaede menempelkan kupingnya pada iPod milik Aoi, tepatnya pada bagian layar iPod. Ia mencoba mendengarkan alunan lagu yang mengalun dari iPod itu, dan hendak berjoget-joget karenanya...

...

"Puter lagunya, gih..." ujar Kaede pada Aoi, sambil memasang ancang-ancang untuk berjoget-joget dan kalau perlu, sambil menendangi pohon.

-----------------------------------------------------------------------

((OOT: Mksdnya puter lagu itu, ntar lagunya Aoi yang nentuin, dan kgk peduli lagunya apa, Kaede bakal tetep bereaksi))

"Puter lagunya, gih..."

Aoi menghela nafas panjang. Kemudian ia mulai memilah-milih lagu. Yak! Apa yang ia temukan? Lagu kesukaannya. Tanpa berpikir panjang, Aoi memutar lagu itu. Yeah! 'I'm Sexy I'm Cute' dari Bring It On. Well, lagu yang biasa ia putar kalau memulai latihan pemandu sorak.

Musik sudah diputar oleh seorang gadis yang bernama Aoi itu. Nah, sekarang tinggal Sang Raja Pengacau ini yang akan mempersembahkan tarian ancur nan ga-pantes-dilihatnya. Mulailah ia berjoget-joget tak jelas dan tak beraturan, bahkan sampai menendang-nendang pohon tanpa sengaja!

"Wuekekekekekeke...Huahahahahaha!!!" Kaede tertawa bergelak. Ia merasa menang, karena sudah bisa berjoget-joget dan mempersembahkan tariannya.

"Giliranmu..." ujarnya, tanpa mempedulikan kata-kata Aoi sebelumnya: MALAS.

"Ng... lagi ngga mood..." Ucapnya dengan nada malas sambil menguap dan stretching. Well, kalau sedang malas-malasnya, yah tetap malas. Kalau sedang ingin memegang pom-pom, yah ia juga ingin menari dengan pom-pom itu.

"Pelanggaran!"

Ini sudah kedua kalinya Kaede memakai alicenya, entah berapa lama lagi ia tidak akan bisa memakai alicenya lagi. Pokoknya, ia sudah dua kali memakai alicenya sepanjang sejarah...Ciehh, oh...Geez. Kaede, apakah ia sudah lupa batas pemakaian alicenya?

Selanjutnya, entah karena angin apakah yang bisa membuatnya tidak tahan di tempat itu kemudian keluar

[out]

-------------------------------------------------------------------------

((OOT: Kata-kata yang diubah, "ngga" jadi "good".))

Daichi mendatangi tempat yang tadinya penuh manusia itu dengan langkah gontai. Hari ini melelahkan sekali. Ia ingin melewatkan waktu dengan bersantai dan mendengarkan- serta terkadang menerjemahkan- suara hutan yang asri.

"Fuuuhhh...." Erangnya sambil melemaskan badannya.

Ia lalu duduk bersandar pada sebatang pohon birch dan berusaha menenangkan diri....

Hayashi mengikuti Daichi. Ia menjatuhkan dirinya ke tanah.

"Sudah lama tidak kesini... Tetap asri. Terakhir kali kalau tak salah saat kabur dari upacara penyambutan di SMP, kan?" tanya Hayashi pada Daichi.

Daichi membuka matanya yang sedari tadi tertutup. Seseorang sedang merebahkan diri di sisinya. Dari bau dan cara berjalannya, ia langsung mengenali orang itu.

Quote :

"Sudah lama tidak kesini... Tetap asri. Terakhir kali kalau tak salah saat kabur dari upacara penyambutan di SMP, kan?" tanya Hayashi pada Daichi.

"Ya....dan lagi-lagi kau mengikutiku..." Balasnya sambil tersenyum samar.

Daichi memandang langit biru yang indah di atasnya dan mengambil napas panjang.

"Apa yang kau lakukan di sini ? Menguntitku ?" Tanyanya sambil menyeringai aneh.

Quote :

"Apa yang kau lakukan di sini ? Menguntitku ?" Tanyanya sambil menyeringai aneh.

"Ayolah... Kau masih saja datar." balas Hayashi.

Ia diam, lalu bersuara lagi.

"Sekarang apa yang sedang dibicarakan hutan ini?" tanyanya.

OOT : Jadi RP yang luar biasa tenang
__________________________________

Quote :

"Ayolah... Kau masih saja datar." balas Hayashi.

Pemuda bermata biru itu menoleh sebentar, lalu berkata . " Lalu kau maunya yang bagaimana ? Mengajakmu main gundu di sini, gitu ? No way... Makin tenang makin baik.."

Quote :

"Sekarang apa yang sedang dibicarakan hutan ini?"

"Banyak.... Kumbang di atas pohon menangis gara-gara kau meniduri jasad istrinya sekarang..." Jawabnya.