Blah Blah Blah! EXTREME!!

"Ahaha...yah, begitu baru namanya laki-laki", balas Shun memperlihatkan senyumnya, walaupun ia jarang tersenyum sambil duduk di meja milik salah satu murid di kelas itu. Bukan, perilaku yang baik sebagai seorang murid, apalagi Principal Student untuk memperlihatkan hal yang seperti itu bukan? Yah, selain itu memperlihatkan apa yang bocah berambut coklat itu memperlakukan murid berambut perak yang baru berbicara dengannya semenjak tadi dari jarak seperti itu juga cukup menarik baginya.

"Kau hebat yah, bsia diperhatikan oleh dia(Kaname). Jujur aku iri."

"He, bocah serampangan yang bisanya hanya main pukul sepertimu, bisa bicara seperti itu juga ya, Lazu", ujarnya sambil tersenyum sinis melihat kelakuan bocah, yang bila dilihat dari bintangnya ia adalah bintang tiga, yah memang wajar sih kalau ia susah untuk dilawan , mengingat bintang yang dimiliki anak itu cukup tinggi.

"Hmph, baguslah kalau kau mengerti bodoh."

"Tentu aku mengerti-- HEI!? Apakah kau barusan memanggil aku bodoh!?" Chopin mengangguk-angguk saja sambil tersenyum lebar menandakan sekali bahwa ia senang seseorang mengakui kalau dia mengerti. Eh...tapi pada akhirnya ia sendiri yang bodoh mengangguk-angguk padahal jelas-jelas Kazu memanggilnya bodoh sampai membuat Chopin meledak-ledak seperti itu tapi mau bagaiman lagi? Memang itu kenyataan yang ada! Umm, Chopin jangan pukul aku ya untuk mengatakan ini? Aku hanya narrator yang tak ada~ Whusssh!

Tak lama setelah akhirnya dilepaskan juga dari genggaman tangan lelaki berambut coklat tersebut Chopin, tentunya sekarang sudah berdiri, kembali lagi ke tahap awal. Kerah seragamnya ditarik kembali oleh Kazu membuat dirinya kembali dekat dengan muka dan juga badan Kazu. Uhuk, mau apa lagi dia? Mau memukuli Chopin lagi? Ya, tak apa sih lagipula dalam kondisi Alicenya ini Chopin seratus persen kebal dari rasa sakit. Hanya dalam kondisinya.

"Kau hebat yah, bisa diperhatikan oleh dia. Jujur aku iri."

"Hmm? Siapa? Kaname? Biasa-biasa saja. Dia memang EXTREME!! Lagipula, aku dulu bertemu Kaname dari kebetulan saja! Hei...memangnya kenapa? Kok bisa sampai iri begitu!?" Chopin menjawab balik sekaligus bertanya kepada Kazu, kepala menoleh ke arah Kaname yang masih duduk di bangku yang gadis itu sebelumnya tarik. Chopin belum menyadari, memang, Kaname entah mengapa juga bisa memperhatikan Chopin si EXTREME!! Padahal pertama-tamanya kan mereka bertemu di Central Town dari kebetulan jadi bagaimana Chopin melihat sikap Kaname pun juga berbeda dari sudut pandang orang lain. Lalu, Chopin mengalihkan perhatiannya ke arah pemuda berambut putih yang sebelumnya menyelamatkan Chopin dari 'depresinya'.

"Hoo...memangnya dia tak biasanya berbicara seperti ini ya?" Tanya Chopin kepada pemuda berambut putih tersebut sambil melongok, menunjuk Kazu.

"He, bocah serampangan yang bisanya hanya main pukul sepertimu, bisa bicara seperti itu juga ya, Lazu"

Kazu melirik ke arah anak lain. Senior High rupanya. "Memangnya kenapa? Orang sepertimu tidak usah ikut campur." ujar Kazu dengan nada datarnya dan tatapan sinisnya. Dan kembali pada Chopin...

"Hmm? Siapa? Kaname? Biasa-biasa saja. Dia memang EXTREME!! Lagipula, aku dulu bertemu Kaname dari kebetulan saja! Hei...memangnya kenapa? Kok bisa sampai iri begitu!?"

Kazu menahan ketawanya, dan hampir saja meledak. Untung saja tidak sampai meledak, kalau tidak jelas dia akan menahan malu. "Humph....Masa kau tidak sadar? Kalian sudah seperti pacaran tau. Di mana-mana kalian ada, di sans elalu ada ciuman atau belaian rambut." jelas Kazu.

"Humph....Masa kau tidak sadar? Kalian sudah seperti pacaran tau. Di mana-mana kalian ada, di sans elalu ada ciuman atau belaian rambut."

"Pacaran? Masa!? Nggak ah! Biasa saja! Lagipula aku sudah menganggap dia sebagai teman dekat saja kok dan tak sampai pacaran atau semacam itu." Jawab Chopin namun dapat terlihat sekali merah-merah yang samar di kedua pipi Chopin, Uuh~ Mungkinkah sebenarnya Chopin menyukai Kaname juga? Entahlah. Chopin tapi yang pasti belum sampai di poin dia mau jujur dengan perasaannya. Ia masih menganggap perempuan berambut pirang tersebut sebagai teman dekatnya itu saja dan tidak lebih.

"Tapi ngomong-ngomong...Lazu kenapa memperhatikan hayo~? Aku kira kamu sampai sekarang malah benci melihat kita berduaan terus atau muak TO THE EXTREME!!" Lanjut Chopin kepada Kazu. Hmm, benar juga ya? Kenapa Kazu bisa sampai memperhatikan sampai kesitu. Padahal Chopin saja tak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Apakah...

"Pacaran? Masa!? Nggak ah! Biasa saja! Lagipula aku sudah menganggap dia sebagai teman dekat saja kok dan tak sampai pacaran atau semacam itu."

Kazu melepas rangkulannya dan tersenyum, "Jujur pada hatimu. Jangan berbohong atau kau akan merasakan sakit, oke?" ujarnya. Kok si Kazu malah kasih nasihat? Kagak salah apa??

"Tapi ngomong-ngomong...Lazu kenapa memperhatikan hayo~? Aku kira kamu sampai sekarang malah benci melihat kita berduaan terus atau muak TO THE EXTREME!!"

"Huh!!" Kazu menggeleng-gelengkan kepalanya. "Mungkin justru karena aku terlalu muak makanya aku memperhatikan hal itu. " jawabnya dengan nada yang agak dibuat-buat.

"Hahiii?" Ternyata, dari tadi Minagi mengintip mereka berdua.

"Aiee~~ bener juga kata Kazu-pyon" Minagi berpikir.

"Hahiii?"
Kazu menoleh. "SIapa di situ?" tanya Kazu dengan nada dingin. Penyusupkah? Ah..Penguping? Siapapun yang ada di situ pastinya benar-benar orang yang sangat tidak tahu aturan. Seenaknya menguping dan bukannya ijin untuk ikutan bergabung.

Tap...Tap...Tap..

Kazu berjalan ke arah datangnya suara itu dengan tampang dinginnya. "Keluar, bodoh."

"Ka...Kazu-pyon!" cengir Minagi pura pura tidak bersalah.

"Maaf menguping, tapi aku setuju dengan kamu" ujarnya lagi.

"Ka...Kazu-pyon!"

Kazu kenal dengan orang itu. Ya iyalah kenal. Kazu pun berjalan mendekati Minagi, sangat dekat, mungkin ke arah tembok dan membisikkan sesuatu. "Ngapain kamu di sini?" ujarnya dengan suara pelan, tepat di telinga Minagi. Mungkin hawanya terasa di sana. Entah kenapa kok perlakuan Kazu mulai berubah.

"Maaf menguping, tapi aku setuju dengan kamu"

DAK!!!

Tangannya memukul tembok. "Menguping eh? Kau tahu kalau perbuatanmu itu tidak sopan?"

"Maaf, Kazu-pyon! Aku kesini untuk ngambil..." Minagi memungut pulpennya.

"Pulpenku yang ketinggalan! Tapi aku mendengar kalian berbicara jadi..." Minagi panik.

"Maaf, Kazu-pyon! Aku kesini untuk ngambil..."
"Pulpenku yang ketinggalan! Tapi aku mendengar kalian berbicara jadi..."

"Oh, begitu. Kalau begitu urusanmu sudha selesai kan? Bisakah kau keluar?"

Kazu memandang mata Minagi. Ah, dia teringat soal hal yang sudah lama itu. Sudah lama Kazu curiga namun dia lupa terus. "Hei, kamu...."

Pluk..

Kazu terjatuh ke bahu Minagi.

"Aiee!" Minagi mendorong Kazu.

Bodoh.

"Kazu-pyon nggak pa-pa kan?" Minagi panik.

"Aiee!"
"Kazu-pyon nggak pa-pa kan?"

Kazu hanya diam. Matanya terpejam. Sepertinya dia tertidur secara tiba-tiba. Ah, aneh sekali. Padahal tadi baik-baik saja, meskipun dari wajahnya kelihatan kalau dia lelah. Tapi kok harus di bahu Minagi??? Kan bisa di tempat lain.

"Tunggu! Kazu-pyon! Banguuun! Aku nggak mau disangka selingkuh!" Minagi panik, mukanya seperti: @_@

"Uguu! Banguun!" Minagi tambah panik

"Tunggu! Kazu-pyon! Banguuun! Aku nggak mau disangka selingkuh!"
Errr....Sepertinya hal itu tidak akan mempan. Kalau Kazu sudah benar-benar tertidur, cukup sulit membangunkannya.

Tangan Kazu diletakkan di bahu Minagi, dan menariknya sehingga mereka berdua terjatuh ke lantai. Posisi mereka cukup 'rumit' dan 'berbahaya' karena yah....Tangan Kazu memeluk Minagi!!

"Uguu! Banguun!"
Dalam tidurnya, tangan kanan Kazu bergerak ke arah pipi Minagi dan menyentuhnya dengan lembut. "Kamu...manis..." ujarnya, " U...Suka kamu.."

Meskipun agak terpotong tapi jelas saudara2 mengerti maksudnya kan????

----------------------------

"A...." Minagi shock.

"Kazu-pyon, aku...maaf....Aku sudah ada yang disukai, dan aku sudah jadian dengannya" ujar Minagi lembut.

"Kyaaa! Kok aku berasa main chara manga shoujo yang direbutkan 2 cowok ya?" pikir Minagi.

"Kazu-pyon, aku...maaf....Aku sudah ada yang disukai, dan aku sudah jadian dengannya"

Entah Kazu ini bodoh atau apa. Bodoh sepertinya tidak. Menginggau adalah kemungkinan terbesar. Tertidur tiba-tiba dengan ingata terakhirnya adalah Minagi, tidak heran jadi aneh-aneh.

Tanpa peduli akan kata-kata Minagi (baca : ga denger), Kazu memeluk Minagi erat dan mencium pipinya. "Jangan pergi yah." gumamnya dengan senyum manis secerah matahari.

"Ampuun! Kazu-pyon! Kalau bercanda jangan keterlaluaaan!" Minagi mendorong Kazu, kali ini keras.

"Uguu~ Maaf!"

"Ah? Lazu, kau benar-benar--" Chopin menatap Kazu dengan sedikit curiga. Alis kirinya dinaikkan sedikit sesaat ia dilepaskan oleh cengkraman tangan Kazu yang sangat erat. Chopin karena masih terlalu polos untuk mengetahui apa yang terjadi hanya tersenyum sambil mengacungkan jempolnya. Huu~ Nampak Chopin akhirnya tau juga mengapa Kazu bertingkah aneh seperti itu. Chopin mendekat ke arah Kazu dan kemudian menyenggol-nyenggol lengannya.

"Hei! Lazu! Aku tahu yang kau maksud. Kau...mau ditonjok Kaname TO THE EXTREME!! Iya kan? Iya kan!?" Brakk!! Seakan orang-orang di sekitar Chopin dapat langsung pingsan mendengar respon Chopin yang jauh dari benar. Memangnya Kazu seperti Chopin yang suka dipukul sampai lima meter dan lebih? Pastinya tidak. Lelaki itu tak se-EXTREME!! Atau sebodoh itu untuk terus menerima pukulan yang begitu menyakitkan. Apalagi dari Kaname. Wah! Perempuan tersebut tahu bagaimana cara memukul! Tak lama setelah itu, tiba-tiba dari luar depan pintu kelas terdengar jeitan kecil yang ternyata adalah Minagi! Kedatangan Minagi malah membuat Kazu...err, mesra? Chopin hanya dengan satu jarinya di dekat mulutnya dan kemudian melihat mereka dengan penuh tanya lalu mendekati kedua 'pasangan' baru tersebut.

"Hei, hei Minagi! Mau kubantu melepaskan Lazu? Katanya, dia mau dipukul oleh Kaname soalnya!" Ucap Chopin dengan kedua tangannya dikepalkan. Weits! Sepertinya Kazu tak pernah menyebutkan hal bersangkutan kepada Chopin, jadi...DUM DUM DUM!

"Hei, hei Minagi! Mau kubantu melepaskan Lazu? Katanya, dia mau dipukul oleh Kaname soalnya!"

DUKK!!!!

Wedew...Kaki Kazu tiba-tiba menendang muka Chopin dan langsung terlempar jauh hingga nabrak tembok. "Pergi kau bocah bodoh~" ujar Ren yg sedang...mengigau?

Dukk...!!

"E-EXTREME!!" Waw! Tendangan tak terduga tiba-tiba saja terlontarkan ke arah Chopin yang sedang tengah berbicara dengan Minagi. Bukankah lelaki berambut coklat jabrik itu sedang tidur dengan nyenyak? Tapi, memang sih daritadi ia mengigau dengan sangat...ribut dan juga aktif. Hei, Chopin sendiri juga seperti itu di tidurnya! Mungkinkah lelaki tersebut sebenarnya mempunyai kesamaan yang tak terduga oleh Chopin misalnya seperti Kaname? Yang pasti, Chopin sekarang terterbangkan jauh ke arah dinding kelas yang keras. Brakk...!! Ow! Critical Hit! Chopin merasakan sedikit kesakitan di bagian punggungnya. Bila bukan karena kondisi Alicenya mungkin ia sudah merasakan kesakitan sepenuhnya di tubuhnya. Untungnya tidak untuk sementara. Usai itu Chopin kembali berdiri, mengepalkan tangannya dan tersenyum kembali semangat!

"LAZU!! Tendanganmu EXTREME!! BAIKLAH BILA KAMU JUGA MAU!" Chopin dengan sekarang lebih bersemangat langsung berlari, menabrak semua meja yang ada di depannya hanya dengan menabraknya. Lalu, di jarak dua meter dari Kazu, Chopin melompat dan mengarahkan tendangan melayang ke arah Kazu dengan jurusnya, Legs of EXTREME!! Steel! Take that Kazu!

===

OOT: Kazu! Mentang-mentang ngigau main tendang aja!

Tamarind berlari kecil pada koridor sekolah, kedua tangannya memeluk buku-buku pelajaran yang tidak muat untuk masuk ke dalam ransel berbentuk hello kitty-nya. Suara berisik dari suatu kelas membuatnya berhenti untuk mengintip.

Matanya terbelalak kaget begitu melihat ada seorang murid yang tampak sedang melayangkan tendangannya ke arah murid lain yang sedang tertidur dan tampak tidak berdaya.

"Apa-apaan murid itu? Menyerang yang sedang tidak berdaya!" batin gadis ramping itu. "Kenapa semuanya cuek saja?"

Tanpa buang waktu lagi ia melangkah masuk dan melompat tepat ke hadapan murid yang melayangkan tendangan itu.

BUAK! Tendangan murid itu tepat mengenai bahu kiri gadis itu.

"Hahii!" ujar Minagi panik.

Dia menarik tangan Kazu.

"Kazu-pyon! Kasian Choppu!" ujarnya masih panik.

Tanpa menghiraukan keributan di sana yang sebagian adalah ulah Kazu sendiri(baca : ga denger), Kazu masih terlelap di lantai namun dengan posisi kepala menyandar di dinding dan tidak lagi memeluk Minagi.

Namun ternyata Chopin yang selalu EXTREME itu meskipun kadang-kadang dalam kondisi UNEXTREME, melayangkan tendangan ke arah Kazu yg masih tertidur.

BUKK!!!!

Beruntung tendangan itu tidak mengenaninya. TUNGGU!!!! Kena siapa? Rupanya kena salah seorang gadis yang kebetulan lewat di sana. Mata Kazu perlahan-lahan terbuka karena suara berisik itu. "Err...Hah?" gumamnya dalm posisi setengah tidur. Kazu mengucek-ngucek matanya agar penglihatannya semakin jelas. "Ah, ada apa nih?" tanyanya, dan Kazu terbelalak melihat posisi Chopin yang menendang gadis itu. "Hei, Chopin!!! Apa yang kamu lakukan, dasar bodoh!!" Kazu segera berdiri dan menghampiri gadis tadi. "Err, kamu tidak apa-apa?"

Minagi lega. Paling nggak, sekarang si Kazu nggak nemplok lagi.

"Kazu-pyon! Lain kali kalau becanda jangan kelewatan!" ujarnya tegas.