Is Shizuka Alright? D:

Hibiki membuka pintu suatu ruangan dengan kaki. Tidak sopan memang, tapi kedua tangannya terpakai. "Pe-permisi, ada yang pingsan!" sahutnya buru2 dan meletakkan Shizuka di tempat tidur yang kosong di dekatnya dengan perlahan dan hati2. Gadis itu bergerak sedikit, rada mengejutkan Hibiki, namun kembali terlelap.

Hibiki menghela nafas lega seraya mengusap peluh di dahinya. Dilihatnya seorang dokter yang sudah cukup tua mendekati mereka dan bertanya tentang kronologis kejadiannya halah.

"Eh, ah..." Hibiki menoleh ke belakang, meminta pertolongan orang2 yang mengikutinya dari lorong sekolah tadi.

Noa berlari lincah berusaha mengimbangi kecepatan berlari Hibiki. Sampailah ia di suatu ruangan di Hospital. Ia lihat gadis yang pingsan itu diletakkan di tempat tidur.

"Hussh! Jangan apa-apakan gadis itu, kasihan!" Katanya menegur Hibiki. Noa melirik sebentar kebelakang, mencari gadis berambut pirang yang tadi menuju sini juga.

Quote :

"Hussh! Jangan apa-apakan gadis itu, kasihan!"

"Me-memangnya aku apakan?" wajah anak itu tampak bingung seperti ini OAO? Pasalnya ia tidak mengerti sih maksud teguran Nao.

"Umm, maaf, Nao-san, tapi dokter bertanya kenapa Shizuka-san bisa pingsan...aku kurang mengerti, ia mendadak menembak dirinya dan jatuh begitu saja, bukan?" anak itu meminta bantuan Nao untuk menjelaskan.

"...aku kurang mengerti, Ia mendadak menembak dirinya dan jatuh kan?" samar-samar dari luar ruangan Asuka mendengar suara Hibiki yang sepertinya sedang bertanya dengan seseorang dalam ruangan.

Gadis itu akhirnya masuk ke dalam ruangan dan menghembuskan nafas panjang, sepasang mata birunya menyapu seluruh ruangan sementara berjalan mendekati mereka dan menepuk pundak Hibiki, "Uffh.. bagaimana? Shizu sudah diperiksa?" tanyanya pada orang-orang disana. Ia melihat kelinci kecil biru itu lagi, "Halo kelinci kecil," sapanya seraya tersenyum, "Aku belum berkenalan denganmu ya?"

Pandangan Asuka teralih pada Shizu, ia teringat akan pertanyaan Hibiki sebelumnya, "Ah ya, mengenai Shizu, sepertinya itu efek... alicenya?" ujarnya tidak yakin, berusaha mengingat apa saja yang dilakukan Shizu sebelum dia pingsan.

@Hibiki : Noa ^^a

Quote :

"Umm, maaf, Nao-san, tapi dokter bertanya kenapa Shizuka-san bisa pingsan...aku kurang mengerti, ia mendadak menembak dirinya dan jatuh begitu saja, bukan?"

"Oh? Benarkah? Aku tidak lihat."
Jawaban yang tidak diharapkan, keluar dari mulut kelinci biru itu.
Good News!
Gadis yang rambutnya pirang 'akhirnya datang juga (c)'. Pertama, gadis itu menanyakan keadaan pada Hibiki. Dan menyapa Noa,

Quote :

"Halo kelinci kecil, Aku belum berkenalan denganmu ya?

Oho.... Gadis yang ramah.

"Halo, Noa disini!" Ucapnya kemudian, membalas sapaannya

~~9th Post after alice-usage~

"Ah.." Shizu sadar.

"Ini dimana ya?" tanyanya.

@noa: o iya! maap~ @A@ haduh salah baca saya

Quote :

"Uffh...bagaimana? Shizu sudah diperiksa?"

Tepukan itu mengagetkan anak ini. "Ah, A-Asuka!" Aduh kaget aku! "Belum..." gumamnya. Asuka kemudian berkomentar bahwa itu efek alice Shizuka. "Begitu? Jadi setelah menyerupaimu, ia menembak dirinya dan pingsan...itu efeknya?" Lalu Hibiki teringat gadis itu di kedai ramen mengarahkan pistolnya pada Asuka. Hoo...jadi pistol itu sejenis evokernya? Apa semacam perekam? Seperti...hmm...copier? batin bocah itu menyimpulkan sekenanya.

Quote :

"Benarkah? Aku tidak lihat."

"Ah," ia ber-swt. "Maaf, kukira kau melihatnya..." Hibiki tertawa nggak jelas, salting.

Quote :

"Ini dimana ya?"

"Shizuka-san!!" tanpa tedeng aling2, Hibiki mendekatkan wajahnya pada Shizuka, tersenyum lega karena gadis itu telah sadarkan diri. "Ini di rumah sakit. Tadi kau pingsan begitu saja dan aku membawamu kesini. Apa kau sudah merasa baikan, Shizuka-san?"

Dokter yang tadi bertanya, setelah melihat gadis yang pingsan tak apa2, menyuruh suster membuatkan teh hangat manis dan menyuruh Shizuka agar istirahat dahulu sampai benar2 pulih. Hibiki mengucapkan terima kasih ketika dokter meninggalkan ruangan.

"Oh, aku pingsan ya? Itu memang efek aliceku; seusai menggunakan, pasti pingsan" ujar Shizu.

".....Jangan khawatir" senyum Shizu.

"Halo, Noa disini!" Si kelinci kecil membalas sapaannya. "Ah ya, namaku Asuka," Asuka terdiam sejenak kemudian menunduk dan menyentuh hindung kelinci itu dengan jari telunjuknya, "Salam kenal ya, Noa." lanjutnya sambil tertawa kecil.

"Ah, A-Asuka!" seruan Hibiki sedikit membuatnya terkejut. Asuka mendekatkan wajahnya pada Hibiki, "...ya?" tanyanya pada pemuda itu. Hibiki terlihat sedang memikirkan sesuatu, tentang alice Shizu kah? Asuka tidak yakin.

"Ini dimana ya?" tanya Shizu yang sudah menyadarkan diri. Fuhh.. ternyata memang efek alice ya? Asuka menghela nafas lega kemudian tersenyum ke arah Shizu.

...Entah kenapa, tapi rasanya dia melupakan sesuatu...

Oh iya, dia kan belum mengembalikan uang Hibiki! Asuka menepuk keningnya.

"Ah iya, tunggu sebentar," Asuka merogoh kantongnya, meraih kepingan rabit dari dalam sana, "Hibi, kau meninggalkan kembalian ramenmu tadi." Asuka meraih tangan Hibiki, membungkus kepingan logam itu dengan telapak tangannya, "Jangan sampai kelupaan lagi. Lagipula kenapa tadi kau tiba-tiba pergi sih?" tanya Asuka seraya menautkan alisnya.

Bisa dibilang gerakan Shiho cukup lambat, sehingga ia kehilangan arah. Asuka berlari cukup cepat, dan karena berjalan kearah Central Town, Shiho juga melihat lihat sekitar dulu. Nah, Shiho tidak tahu dimana rumah sakit, sampai ia tersesat, barulah ia menemukan gedung besar. Itu juga belum tahu dimana kamar si cewek yang bisa berubah bentuk, dan kawan kawan lainnya.

"jangan masuk tanpa izin!!" seru satu dokter yang ada di tempat. Shiho jadi bete sendiri, dan ia lari larian di lorong rumah sakit. Siapa sih yang mau mengejar perempuan badung ini, lagipula untuk apa ikut ikutan mencari ribut.

Sambil berlari, Shiho periksa tiap ruangan, jika ada Asuka dan kawan kawan, itulah tempatnya. Namun lagi lagi ia dibuat pusing akademi, karena pasien nya juga abnormal. Berbagai macam kemampuan ditampung disana.

Setelah menemukannya, Shiho langsung membuka dan membanting pintunya keras keras. Sfxnya...

BLAM

"Hei, apa yang bersangkutan sudah bangun?" ujar Shiho sambil mengatur nafasnya. Dengan nistanya, Shiho langsung duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut dan kembali mengunyah permen karet yang baru dimakannya tadi pelan pelan. Mulutnya sudah tidak kuat mengunyah, maka itu ia biarkan permen karetnya diam di dalam mulut dan ia menopang dagunya.

"Huff... akademi ini cukup ajaib juga, dan sekarang Tsundere-san sudah kembali seperti semula.." ucap Shiho santai sambil melirik yang bersangkutan (Shizuka). "Kemampuanmu itu bisa berubah jadi orang lain?"

"Iya, tapi cuma 5 orang yang bisa aku simpan.....Bisa aku hapus sih, sekarang ini wujudku hanya Asuka...." ujar Shizu, tersenyum.

"Namamu?" tanya Shizu pada Shiho.

oot: mau bikin plot yuri? GATEL PENGEN KASI LIAT UKE!SHIZU LAGI~

Quote :

"Ah ya, namaku Asuka," Asuka terdiam sejenak kemudian menunduk dan menyentuh hidung kelinci itu dengan jari telunjuknya, "Salam kenal ya, Noa."

"Upft! Salam kenal, Asuka-ra" Noa menyengir senang sambil menepuk hidungnya sendiri.

Beberapa menit kemudian, datang gadis yang seorang lagi. Seraya dengan bangunnya Shizu. Berarti gadis itu sudah aman sekarang, saatnya Noa pergi. Lagipula sudah saatnya limit alice-nya berakhir.

Puff!!
Ah..... padahal Noa masih ingin dalam wujud kelincinya, lebih menyenangkan.

"Girls, hati hati sama itu! Ciao!" Pemuda berambut biru-tua itu menunjuk Hibiki lagi sebelum ia berbalik keluar pintu, dan berlari.

[Out]

Quote :

"...Jangan khawatir"

Melihat senyum Shizuka, bocah itu ikut tersenyum.

Quote :

"Kenapa tadi kau tiba-tiba pergi sih?"

Tiba-tiba saja Asuka meraih tangan Hibiki, menaruh uang yg kata gadis itu adalah kembalian ramen, dan menggenggamkannya di tangan Hibiki dengan tangannya sendiri. Lalu bertanya mengenai kejadian pelarian di kedai ramen dengan wajahimutnya close-up.

Oh.Em.Je -w-;

Asuka, kamu jahat juga ya? Bocah itu pemalu banget loh, makanya ia spontan menjadi BLUSH tanpa mampu menarik tangannya menjauh. "Te-te-terima ka-Ma-ma-af-terima-ka-," bicaranya juga terbata-bata dan nggak jelas mau bilang apa -w-;

Hibiki langsung menghela nafas lalu tertunduk malu berat, tak berani memandang gadis yang memegangi tangannya itu. "Maaf..." gumamnya lemah. "A-a-aku sudah tidak sopan me-emm-menyentuh lenganmu tadi di kedai ramen. Maaf ya..."

Quote :

"Hati-hati sama itu!"

Tidak lama dari terbantingnya pintu, Shiho masuk. Lalu Noa mendadak berubah dari wujud kelinci menjadi seorang...pemuda? Lho, cowok toh? Hibiki ber-swt. Lagi-lagi ia diperlakukan seperti ancaman. Why oh why~ TwT

Tapi yah...tidak sopan juga berada di kamar para gadis dengan dirinya sebagai satu-satunya lelaki. Hibiki berniat mengundurkan diri, namun tangan Asuka masih menggenggamnya. Rasanya kalau ia lepaskan dengan paksa, Asuka akan mengejarnya lagi untuk penjelasan. Maka dari itu, Hibiki menggumam, "Ma-maaf, emm, bisa tolong lepaskan, umm," sambil sumringah ia melirik tangannya.

Well, senior 5 rupa itu ternyata lebih kalem dari yang ia kira. Yah, kalau kalau gadis itu galak, Shiho punya cara. Tapi ia terlihat menarik untuk jadi teman. "Shiho, Kaihaku Shiho," jawab gadis jelang 14 tahun itu sambil nyengir lebar. Kemudian Shiho teringat sesuatu. Lumayan buat diberikan.

Shiho segera menggerogoh kantong roknya, dan mengambil sekotak permen karet, isi 5 permen lagi. Ia ambil satu, dan Shiho mengulurkan tangannya untuk jabat tangan atau mungkin menawarkan permen karetnya.

"itu produk osaka...." stop sampai situ, si kelinci berubah jadi manusia. Aduh aduh, lagi lagi ada hal aneh. Tapi keren juga bisa berubah rubah, kemudian Shiho balik menawarkan permennya ke Shizu. "mau coba?" ujarnya menawarkan dua hal, permen dan jabat tangan.


OOT : bakal rep lama, di hape

"A....aku nggak bisa makan permen karet" Shizu bingung.

"Makasih, sih" ujarnya.

Ah, Shiho sudah sampai rupanya. Sepertinya gadis itu sedang mengobrol dengan Shizu sekarang?

Asuka terkekeh melihat tingkah Noa dan sedikit terkejut melihat kelinci itu tiba-tiba berubah jadi pemuda berambut biru dan pergi dari ruangan itu. Alice kah...?

Asuka memperhatikan kelinci--Err--pemuda berambut biru itu sampai ia keluar ruangan dengan tatapan heran.

"Te-te-terima ka-Ma-ma-af-terima-ka-," Suara Hibiki menyadarkan Asuka. Gadis itu mengerutkan dahinya karena tidak dapat menangkap maksud dari kata-kata Hibiki, "...Eh?"

"Maaf... A-a-aku sudah tidak sopan me-emm-menyentuh lenganmu tadi di kedai ramen. Maaf ya..." Asuka menaikkan sebelah alisnya kemudian tertawa kecil, "Tidak apa kok. Sekarang saja aku memegang tanganmu kan?" tanyanya seraya mengacungkan tangan mereka keatas. Dasar Asuka tidak peka, ia tidak sadar kalau pemuda di dekatnya itu sedang malu.

"Ma-maaf, emm, bisa tolong lepaskan, umm," ujar Hibiki padanya. Melihat tingkah Hibiki yang gelagapan sepertinya menumbuhkan niat iseng Asuka. Asuka tersenyum iseng sementara genggamannya yang semula longar menjadi kuat, "Kalau aku tidak mau, bagaimana?"

Quote :

"Kalau aku tidak mau, bagaimana?"

"!!"

Wajah Hibiki kira-kira seperti ini D8 ditambah warna merah berat, keringat dingin, dan kerutan alis.

Ha-haduh~!! Kenapa ini?? Kenapa tanganku malah digenggam lebih erat lagi? Apa dia sebenarnya masih kesal aku pegang tadi? Atau dia menyuruhku meminta maaf?? Tapi aku tadi sudah meminta maaf, kan!?? HADUH AKU BINGUNG!! APA YANG HARUS KULAKUKAN!?? @A@;;

"..." ia kembali menunduk dalam2 saking bingungnya, entah harus berkata apa agar Asuka menghentikan tindakan anehnya ini. Kalau tidak dilepaskan juga, Hibiki akan melepas paksa dan kabur lagi sepertinya.

"Ya ampun, ada yang mesra-mesraan" Shizu terkikik.

"Ahaha. Kalau seandainya aku dan Kotori-san seperti itu" pikir Shizu.

"Aku pergi dulu~ Aku sudah baikan kok" Shizu keluar.

Sebelumnya, ia mengambil permen karet Shiho dan mencium pipinya.

"Terimakasih, Shiho-chan" Bisiknya.

[out]

"A....aku nggak bisa makan permen karet" ujar gadis yang sempat dipanggilnya Tsundere itu, dan Shiho senyum bingung. Namun gadis itu berterima kasih padanya. Ya Shiho hanya bisa nyengir saja sebagai kata 'kembali'.

Shiho juga melirik lirik duo pirang itu, dan well, terlihat gagap lucu. Shiho jadi ingin secepatnya keluar dari ruangan, tapi sekarang ia hanya senyum senyum saja, sampai... senior bernama Shizuka itu mencium pipinya, wajah Shiho tidak memerah atau apa, tapi cukup kaget. Ini bukan perlakuan pertama perempuan perempuan di sekitar kepadanya, atau mungkin karena Shiho cukup maskulin? Err...

eh? Shiho malah kebingungan dengan tingkah Shizuka. Well, padahal hari pertama, tapi sudah mendapat tanda 'kehormatan'. Ia jadi semangat sendiri. Ia malah merasa dihormati, bukan apa-apa. Kadang otaknya memang cukup bodoh. Sekarang, terpaling ke dua pirang. Ia meniup permen karetnya, membuat balon dan mengunyahnya lagi, barulah ia berdiri.

"selamat berduaan," ucap Shiho, sembari melompati jendela ruangan dan kabur dari sana (anggaplah lantai 1)


[out]

Melihat reaksi Hibiki yang terdiam, akhirnya Asuka melepas genggaman tangannya, "Aku cuma bercanda!" katanya sambil terkekeh lalu menyikut pelan pemuda itu, "Maaf ya?"

"Ya ampun ada yang mesra-mesraan." suara Shizu membuat Asuka menoleh. Sepasang mata ceruleannya menyipit, bingung.

Hah..? Jangan-jangan maksud gadis itu adalah dia?

Asuka menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan bertanya-tanya. Ia membulatkan matanya, terkejut ketika mendapati Shizu mengecup Shiho lalu meninggalkan ruangan. Eeh.. bukannya yang disebut mesra-mesraan itu yang seperti mereka lakukan ya? Asuka memiringkan kepalanya, terlihat berpikir tentang definisi 'mesra-mesraan' yang sebenarnya.

"Selamat berduaan." Shiho mengikuti Shizu yang keluar ruangan.

Asuka merasa pipinya panas. Ia segera menggeleng, lalu sedikit mencuri pandang ke arah Hibiki. Ahh, mikir apa sih dia ini.

Asuka menghela nafas panjang. Well, si pasien sudah meninggalkan ruangan, jadi...

Dia berbalik, menuju ke arah pintu hendak keluar ruangan. Oh iya...

Asuka melongokkan kepalanya dari balik pintu dan tersenyum ke pemuda di dalam sana, "Ah ya, aku duluan ya, Hibi." sahutnya masih tersenyum lalu berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Diam-diam menepuk-nepuk pipinya yang masih terasa panas, "Aduh.. Mikir apa sih kamu, Asuka!" Asuka merutuki dirinya sendiri.

[OUT]

Quote :

"Maaf ya?"

Tangannya akhirnya dilepas juga. Hibiki menghela nafas lega dan mengangguk pelan sebagai jawaban. Kemudian satu persatu mereka semua pergi. Menemukan ruangan sudah kosong, Hibiki segera minggat dari situ. Ia butuh sendirian saat ini.

[OUT]