Searching For [a] New Prey

"Tidak...aku menunggu seseorang disini" Ucap Jack sambil tersenyum kecil ia tetap berdiri ditempatnya ,sepertinya memang tidak ada niatan untuk pergi dri tempat itu untuk beberapa waktu ini.


"Mungkin kamu yang harus kekamar? Kalau bermalam-malam mengikuti saya pasti akan menjadi sakit, nanti bagaimana pendapat orang yang peduli dengan anda?"

Hari pertama Tsuba datang ke sekolah ini. Gadis bertubuh mungil ini tidak tahu mau pergi ke mana, jadi dia hanya melangkahkan kakinya tanpa peduli ke mana. Tangan mungilnya memeluk erat boneka kesayangannya, boneka yang...menyimpan roh 'seseorang' yang sebetulnya tidak asing lagi.

Tsuba melamun, tidak sadar kalau dia sudah melangkah terlalu jauh. Ya, kakinya yang kecil sudah membawanya ke bagian High School. Padahal...dia tidak seharusnya berada di sana... Apa boleh buat, Tsuba hanya bisa bengong sambil melihat sekeliling, bingung karena semua anak yang di sana mengenakan seragam yang berbeda darinya. Dan mereka semua jauh lebih tinggi dari Tsuba.

Dia pun mencari seseorang yang bisa ditanyakan. Auh, Tsuba bukan anak yang bisa berinteraksi dengan mudahnya bersama orang lain, jadi rasanya... Oh, mungkinkah kedua kakak yang di sana mau mengantarnya ke tempat dia seharusnya berada?

Sambil memegang erat boneka voodoonya, Tsuba pun menghampiri kakak wanita yang berambut hitam.

"Kakak...boleh tanya?" tanyanya dengan suara pelannya, muncul bagai setan di belakang kakak itu.

"Orang yang peduli padaku?" Tokiya kembali berpikir. Dan yang muncul dalam kepalanya kemudian adalah Isaki yang menatapnya dengan dingin. Ugh. Jangan sampai Isaki tahu bahwa dirinya kini keluar menjelang malam tanpanya karena pastinya dia akan memprotes. Tokiya kemudian hanya menghembuskan napas panjang sambil memejamkan matanya, "Kurasa kau benar, Cromwell. Sebaiknya aku segera kembali ke--"

Namun kalimatnya terpotong oleh suara pelan seorang anak kecil dari belakangnya. Tokiya menoleh ke belakang dan agak kaget dengan kemunculan anak kecil yang membawa-bawa boneka menyeramkan tersebut, tapi segera bersikap kalem lagi. "Tanya apa? Kau tersesat kemari?" tanyanya sambil berlutut supaya pandangan mereka sejajar.

"Tanya apa? Kau tersesat kemari?"

Tsuba menatap kakak itu dan mengangguk pelan. Dia tidak tahu, tapi dia ingin bicara langsung saja. Daripada memberikan penjelasan berbelit-belit, lebih baik begini. Tsuba memang tidak bisa berbicara basa-basi, apalagi memberi alasan.

"Iya...aku baru pertama kali ke sini... Ini di mana?"

Mendadak, boneka yang dipegangnya sejak tadi pun hidup. Entah bagaimana, tapi boneka itu mulai meronta di tangan Tsuba. Tsuba melepas pegangan tangannya dan membiarkan boneka itu memanjat ke pundaknya. Boneka menyeramkan dengan wajah tengkorak itu duduk di pundaknya, dan tak lama, terdengar suara entah dari mana.

"Hm... Sepertinya kita ada di High School sih..."

Jack hanya mengangguk kecil menanggapi perkataan Itsuki yang kemudian tiba-tiba muncul seorang anak gadis yang membawa boneka tengkorak. Jack kemudian hanya tersenyum melihat Itsuki dan anak itu saling berbicara. Ia memang tipe orang yang tidak akan ikut campur kecuali ada maunya atau ada imbalannya.


"..."


Jack mendengar suara. Tapi ia sepertinya tidak terlalu memikirkannya. Berlama-lama ditempat menyeramkan sendirian ternyata membuat dirinya tidak takut akan hal" seperti itu lagi.

Ketika Tokiya mau menjawabnya, boneka anak itu tiba-tiba bergerak. Tokiya hanya membelalak sebentar ketika boneka tengkorak itu berbicara dan bersikap kalem lagi. "Benar katanya, adik kecil," timpal Tokiya membenarkan sambil tersenyum padanya. "Dan boleh kutanya apakah ini Alice-mu?" tanyanya kemudian sambil menunjuk boneka tersebut. Well, mungkin itu hanya Alice yang membuat suatu barang menjadi hidup atau yang lainnya.

"Dan boleh kutanya apakah ini Alice-mu?"

Tsubaki menggeleng pelan. Gadis berambut hitam ini pu menatap kakak yang berambut putih, lalu kakak yang berambut hitam. Tsuba menutup mulutnya sementara, lalu membukanya lagi untuk menyatakan kebenaran.

"Ini bukan alice Tsuba, tapi memang 'dia' tinggal di sini..." kata Tsuba sambil menunjuk boneka di pundaknya. "Tsuba bisa buat boneka, tapi Tsuba nggak bisa buat dia gerak."

Boneka di pundaknya cuma terkekeh pelan, matanya yang menakutkan menatap Jack.

"Hooo...."


Jack entah sadar atau tidak sadar mengucapkan hal itu. Iapun kemudian mendekati gadis itu sambil tersenyum hangat tapi entah apa makna sebenarnya dari senyumannya itu.


"Tapi bisakah kau memerintahkan dia untuk tidak melihatku seperti itu?"


Tanya Jack sepertinya sedikit terganggu dengan tatapan boneka milik(?) gadis tersebut.

"..."

Senyum Tokiya agak memudar mendengar penjelasan gadis kecil itu. Apakah itu artinya yang ini adalah hantu benaran? Biar begitu, senyumnya masih tertera di wajahnya walau hanya samar-samar. Tokiya beranjak berdiri dan mendengarkan perkataan Cromwell pada gadis itu, hanya diam saja melihat boneka tengkorak itu terkekeh.

Kemudian Tokiya menatap ke langit dan melihatnya sudah gelap. Bintang mulai bermunculan di langit. Tokiya kembali menatap Cromwell, "Cromwell, kau bisa mengantar anak ini nanti? Aku tak bisa, aku harus kembali sekarang." Kemudian dia kembali berlutut di depan gadis kecil itu dan membelai kepalanya sekali, "Adik kecil, maaf ya. Kakak tidak bisa mengantarmu. Lain kali, mungkin?" dan Tokiya tersenyum pada mereka berdua ketika berjalan meninggalkan koridor tersebut.

[OUT]

Quote :

"Cromwell, kau bisa mengantar anak ini nanti? Aku tak bisa, aku harus kembali sekarang."

"Dengan senang hati"

Jack kemudian berdiri tegak dengan kedua tangannya yang dimasukan kedalam kantong celananya. Sepertinya tidak ingin tangan itu berbuat yang tidak-tidak kepada anak yang belum dikenal dan tidak salah apa-apa kepadanya.


"Jadi...kau mau ku antar kemana?"


Tanya Jack kepada anak gadis itu sambil tersenyum meski tidak ditahui sebenarnya dia masih kesal atau sudah memaafkan hal yang sebelumnya tadi.

Quote :

"Tapi bisakah kau memerintahkan dia untuk tidak melihatku seperti itu?"

Tsuba terdiam sejenak. Bocah berambut hitam itu pun menoleh untuk melihat boneka di pundaknya, dan matanya yang biru terlihat sedikit mendingin. Dia pun menggetok boneka itu dan benda kecil itu berteriak-teriak layaknya manusia. Tsuba hanya mendengus dan berkata dengan jelas,

"Jangan lihati Kakak seperti itu, bodoh."

"Ka...kakak? Sejak kapan kakak...?" protes boneka itu tapi kemudian dia terdiam lagi.

Tsuba lalu menghadap Jack lagi, lalu berjalan mendekatinya dan memeluk kakinya, seperti anak kecil memeluk kaki ayahnya. Matanya yang polos terlihat sedikit cemas, dan dia pun mendongak menatap Jack yang jauh lebih tinggi darinya.

"Maaf ya Kakak... Dia memang suka kurang ajar..."

Quote :

"Jadi...kau mau ku antar kemana?"

"Tsuba mau pulang ke kamar... Kakak tahu tempatnya untuk anak B-Elementary tidak?"

Jack pertama sedikit kaget karena kakinya dipeluk oleh seorang anak gadis yang baru ditemuinya. Tapi ia dengan mudah menutupi pergejolakan perasaan yang terjadi pada dirinya karena tidak ada orang disana selain mereka berdua disana. Jack kemudian mengelus kepala anak gadis tersebut sambil tersenyum.


"Ke B-Elementary ya? Bisa kok....ngomong-ngomong, namamu siapa? Namaku Jack. Jack Cromwell"


Ujar Jack sambil menatap anak gadis dan boneka yang dapat berpikir sendirinya itu.

Kakak itu menanyakan namanya sambil tersenyum. Tsuba pun ikut tersenyum, lalu melepaskan pelukannya di kaki kakak itu dan menengadah menatapnya.

"Namaku Hinageshi Tsubaki, tapi bisa dipanggil Tsuba, kakak..."

KRUUUUUK~

Terdengar bunyi keroncongan dari perut Tsuba dan gadis itu tersenyum agak malu, lalu menunduk.

"Tsuba ya?.."


Jack kemudian mendengar suara perut yang tak lain adalah suara perut Tsuba . Jack hanya tertawa kecil lalu kemudian meraih tangan Tsuba yang mungil.


"Bagaimana kalau kita mampir kesuatu tempat dan membeli sesuatu?...well, aku tidak mempunyai terlalu banyak uang untuk membeli makanan yang bisa membuat kita menjadi kenyang....tapi, setidaknya kau makan!"


Jack kemudian menarik lengan Tsuba dengan mudahnya , menuju kesuatu tempat untuk membelikan sesuatu kepada Tsuba untuk dimakan.


[out bersama Tsu]

"Hmm... oke!"

Tsuba pun membiarkan kakak itu membawanya pergi, meskipun dia tidak tahu mau ke mana. Boneka yang ada di pundaknya diam seperti cengo, tidak tahu apa yang mau dia katakan.

Boneka itu menghela nafas pelan. Yah, tidak apalah mengikuti si nona dengan mood-swing ini... Yang penting, dia bisa kembali lagi ke tempat ini. Itu saja.

(OUT)