Restaurant: Get Lunch

Tokiya bersama Voidy kini tiba di wilayah Central Town. Hari ini begitu ramai, anak-anak Akademi berseliweran disana-sini, mungkin sibuk membeli bahan-bahan yang akan mereka gunakan untuk menjalankan event kali ini. Kalau sedang seramai ini, tak mungkin baginya untuk menurunkan anak itu. Bisa-bisa nanti dia terjatuh karena tersenggol orang atau malah menghilang ditengah kerumunan orang. Well, tidak juga. Jalanan tidak seramai itu sampai harus berdesak-desakan, tapi cukup ramai untuk membuat anak kecil ini menabrak atau menyenggol seseorang. Dan opsi terbaik adalah tetap menggendongnya.

"Ini sudah bagian Central Town. Kau mungkin dapat melihat berbagai macam toko disini," katanya pada anak di punggungnya itu. Banyak sekali tempat yang dapat diperlihatkannya disini pada anak itu, namun tujuan utama mereka kemari sekarang adalah mencari tempat untuk makan siang. Memang masih terlalu awal, namun apa boleh buat jika memang sudah lapar. Terlebih anak mungil tersebut memang mengatakan bahwa dirinya belum sarapan.

Tokiya menyusuri jalanan dengan berbagai toko di kanan-kirinya, melihat-lihat jika memang ada restoran atau kafe yang dapat mereka masuki untuk makan. Kemudian matanya menangkap sebuah restoran fast food dengan bangku-bangku yang empuk. Tokiya menurunkan Voidy di depan restoran fast food tersebut dan bertanya padanya, "Fast food. Kau mau disini? Atau kita bisa mencari tempat lain."

"Ini sudah bagian Central Town. Kau mungkin dapat melihat berbagai macam toko disini."

Voidy memang tidak bisa melihat dengan jelas, namun dia masih bisa menangkap campuran warna-warna yang cerah dari gedung-gedung disekitarnya. Tinggal di daerah pinggiran yang lebih banyak ladang luas membuatnya melongo mendapati dirinya berada di antara banyaknya gedung dan orang yang berseleriweran.

Lalu Senpai yang sedari tadi mengendongnya, menurunkannya pelan-pelan di sebuah gedung berwarna merah terang.

"Fast food. Kau mau disini? Atau kita bisa mencari tempat lain."

Sebetulnya Voidy kurang paham, apa itu 'fest fud' > Maklum, anak kampung! < tapi Voidy yang tidak ingin Senpai itu repot-repot mencari tempat makan lain dan menggendongnya lagi , hanya menganguk dan berkata pelan "I...iya, terserah Itsuki Tokiya-Senpai saja..."

Dan mereka pun masuk ke restoran 'fest fud' tersebut.

((OOC: Deskripsikan saja seperti McD))


Melihat anak tersebut mengangguk dan mengiyakannya, Tokiya akhirnya masuk ke restoran tersebut bersamanya. Mereka menuju ke konter dan Tokiya melihat-lihat apa saja menu yang ada. Ada berbagai macam burger dan minuman yang dapat mereka pilih. Tokiya menoleh pada anak kecil tersebut, "Kau mau apa? Pilihannya ada banyak; berbagai jenis burger, kentang goreng, ayam, bermacam-macam es krim, berbagai macam minuman, bahkan ada paket yang berisi mainan."

Kemudian dirinya melihat-lihat ke sekeliling restoran tersebut, mencari-cari tempat duduk kosong. Ada yang kosong di pojok dekat jendela. Tokiya berkata padanya, "Ada yang kosong di pojok sana. Kita tempati dulu sebelum pesan." Lalu Tokiya menggandengnya menuju meja tersebut dan duduk disana. "Nah, kau mau apa? Aku yang pesankan."

"Kau mau apa? Pilihannya ada banyak; berbagai jenis burger, kentang goreng, ayam, bermacam-macam es krim, berbagai macam minuman, bahkan ada paket yang berisi mainan."

Makin bingung dan melongo. Apa maksudnya Burger? Kentang goreng masih bisa dimengerti, lalu es krim dan apa betul ada paket yang berisi mainan?

"Ada yang kosong di pojok sana. Kita tempati dulu sebelum pesan." Lalu Tokiya menggandengnya menuju meja tersebut dan duduk disana. "Nah, kau mau apa? Aku yang pesankan."

Setelah duduk, Voidy berpikir sejenak. Dia kurang mengerti nama-nama makanan restoran bernama 'fest fud' ini, jadi dia mencoba bertanya, "Ma...maaf, Itsuki Tokiya-Senpai. Apa maksudnya 'burger'? Lalu, kalau tidak keberatan... Itsuki Tokiya-Senpai saja yang memesan, karena Saya tidak begitu paham..." katanya polos. Dia hanya mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dan bersikap se'biasa' mungkin. Tapi kalau tidak tahu apa itu 'burger', apa itu 'biasa'?

"Ma...maaf, Itsuki Tokiya-Senpai. Apa maksudnya 'burger'? Lalu, kalau tidak keberatan... Itsuki Tokiya-Senpai saja yang memesan, karena Saya tidak begitu paham..."

Tokiya agak bingung ditanya begitu. Tidak tahu apa itu burger? Bagaimana sebaiknya dia menjelaskannya? Yah, lebih baik pesankan saja satu dan biarkan dia tahu seperti apa itu burger. "Kupesankan satu burger, kalau begitu? Kalau nanti kau tak suka, biar aku saja yang memakannya dan kau bisa pesan yang lain," tawar Tokiya padanya.

Kemudian Tokiya segera pergi ke konter dan memesan makanan. Dua Cheese Burger, dua kentang goreng, dan dua cola. Setelah membayarnya, Tokiya segera membawa nampan berisi pesanannya dan meletakkannya di atas meja mereka. "Nah, ini pesanannya. Cheese Burger dan kentang goreng, serta cola untuk minumnya," katanya pada Voidy sambil tersenyum sedikit, kemudian duduk diseberangnya. Kemudian Tokiya membukakan bungkus Cheese Burger milik Voidy setengah dan meletakkannya dalam tangan kecil anak itu, "Cheese Burger. Coba dimakan."

Tokiya menunggu anak itu memakannya dan ingin tahu bagaimana menurutnya. Siapa tahu saja anak itu tak suka.

"Kupesankan satu burger, kalau begitu? Kalau nanti kau tak suka, biar aku saja yang memakannya dan kau bisa pesan yang lain," tawar Tokiya padanya.

Voidy menganguk pelan atas tawaran Senpainya itu. Lalu sambil menunggu Voidy melihat-lihat sekitarnya. Suasananya agak nyaman kemudia Voidy mengintip pemandangan di jendela. Sedikit melamun dan teringat kembali tempat asalnya. Lalu tiba-tiba Senpai itu sudah kembali.


"Nah, ini pesanannya. Cheese Burger dan kentang goreng, serta cola untuk minumnya," katanya pada Voidy sambil tersenyum sedikit, kemudian duduk diseberangnya. Kemudian Tokiya membukakan bungkus Cheese Burger milik Voidy setengah dan meletakkannya dalam tangan kecil anak itu, "Cheese Burger. Coba dimakan."

Voidy memegang burger itu dengan penuh tanda tanya. "Mirip dengan roti ya..." Ucapnya pelan.

Voidy memakan burger itu satu gigitan. Ehm, rasanya memang mirip roti. Mungkin juga mirip sandwich karena ada isi yang 'aneh' di tengahnya. Setelah mengunyah pelan, 'isi aneh' itu sedikit terasa seperti susu. Dan bukannya tidak suka, tapi karena tidak pernah memakan yang namanya 'chis burger' yang rasanya asing di lidahnya. Karena tidak terbiasa, Voidy malah tersedak!!

"Uhuk..uhuk..."
_________
ooc : maap, kayanya disini saia jadi ngerepotin anda dan bikin anda panik~~~~~~
tapi, kalo saia memikirkan Voidy betul2 anak kampung, beginilah yang terjadi~~~~~~~~

Tokiya memperhatikan anak itu mulai memakan burger tersebut. Tapi tak lama kemudian dia ternyata malah terbatuk-batuk. Tokiya segera memberikan cola miliknya padanya dengan cepat namun tidak panik, kemudian bangun dan menepuk-nepuk punggungnya pelan sambil bertanya, "Minum ini sedikit saja, pelan-pelan. Ada apa? Apa rasa burgernya tak enak?"

Dia memperhatikan anak itu, menunggunya untuk menjawab pertanyaannya setelah meminum cola yang diberikannya barusan. Atau jangan-jangan cola-nya juga dia tak suka? Dan segera saja Tokiya pergi ke konter lagi dan memesan segelas air mineral, lalu dia kembali membawanya ke meja mereka dimana Voidy duduk. Tokiya meletakkannya di meja dan bertanya kembali pada gadis kecil itu, "Bagaimana rasanya? Sudah baikan?"

"Haaahhhh.... capeknya...." ujar Raven yang berjalan menyusuri central town. Hari ini adalah hari pertamanya ia masuk ke sekolah. Dan sepertinya ia pun sedikit kebingungan mencari dimana letak asrama tempat ia akan tinggal nanti.

Capek...... ya, itulah kata-kata yang terus melintas di otaknya karena tas punggung yang berisi perlengkapan hidup itu cukup berat dan entah kenapa badannya terasa lemas sekali.. Ditengah kebingungan dan kecapaian, terciumlah bau yang sepertinya sedap sebuah restoran didekatnya.

"Hummm..... harumnya....." ujarnya sambil mengikuti harum makanan tersebut dan membuatnya berhenti didepan sebuah restoran fast food.
"Hummm... sepertinya aku capek karena lapar... hahaha" ujarnya sendiri sambil menggaruk-garuk kepalanya.

Ia pun memutuskan untuk masuk dan memesan sebuah cheese burger, french fries, dan sebuah koka kola untuk makan diperjalanannya menuju asrama sekolah. Setelah ia mendapatkan makananya, ia pun berjalan keluar dari restoran tersebut dan kembali melanjutkan perjalanannya sambil makan cheese burger

-OUT-

oot : rave ngapain??
cuma masuk trus out~~~~~~~
____________________________________

"Minum ini sedikit saja, pelan-pelan. Ada apa? Apa rasa burgernya tak enak?"

Voidy meminum minuman 'hitam' yang diberikan Senpainya itu dan berusaha menggeleng. Bukannya tidak enak tapi rasanya 'aneh' alisa tidak 'biasa'. Ungg...rasanya menusuk-nusuk. Saat meminumnya sedikit, Voidy mengerinyitkan dahinya.

Lalu Senpai tersebut pergi lalu segera kembali.

"Bagaimana rasanya? Sudah baikan?"

Meskipun minuman 'hitam' itu tajam, tapi bisa membantunya yang tersedak. Voidy agak merasa bersalah. Makanan yang dibelikan Senpai itu malah jadi keliatan buruk, padahal itu pilihannya.

"Ma...maaf, karena belum pernah makan 'chis burger'...." Terdiam sebentar, "Hanya agak kaget, karena rasanya mirip roti isi susu saja kok." Katanya berusaha terlihat riang.

Jack dan Tsubaki kemudian sampai di CT. Ia melihat sebuah restoran fast food dimana ada Tokiya di sana. Jack kemudian membawa Tsubaki ketempat itu. Tak lama kemudian dirinya dan Tsubaki sampai di sebuah meja yang berada didekat Itsuki....Jack jadi bingung untuk memiih duduk dimana. Bersama Tokiya dan anak yang sepertinya adalah temannya? Atau duduk berdua saja bersama Tsuba dan lalu mungkin dicurigai sedang melakukan penculikan terhadap anak kecil? Jack kemudian menunduk agar kepalanya setara dengan kepala Tsuba.


"Kau mau duduk bersama kakak yang tadi atau disini saja?"


Jack akhirnya membiarkan Tsuba untuk memilih. Yah...kalau Tsubanya yang mau, dia mau apalagi?

Tsuba memasuki restoran fast food itu bersama dengan Kak Jack. Mata birunya membulat melihat toko itu, harap maklum dia jarang ke tempat yang seperti itu. Tsuba pun menatap hiasan-hiasan di sekitar kasir dan juga berbagai tempat pembuatan fast food yang bisa terlihat di balik meja-meja kasir.


"Kau mau duduk bersama kakak yang tadi atau disini saja?"

Tsuba mendengarkan perkataan Kak Jack dan dia pun menoleh untuk melihat kakak yang tadi sebelumnya bertemu dengannya di gedung yang tadi. Sebenarnya Tsuba tidak merasa masalah apa-apa dengan kakak itu. Maka, Tsuba hanya tersenyum dan mengangguk.

"Terserah Kak Jack saja."

Quote :

"Terserah Kak Jack saja."

"Aaa...."


Jack hanya bisa ber swt. Kemudian ia tersenyum kembali, benar-benar pergantian emosi yang sangat cepat. Iapun kemudian menarik lengan Tsuba menuju ketempat Tokiya dan temannya berada. Jack kemudian mengangguk kecil sambil tersenyum seperti biasanya.


"Bolehkah...kami duduk disini?"


Tanya Jack kepada Tokiya.

oot : tiba2 nimbrung.. bikin kaget~~~~~~
____________________________

Sesaat Voidy merasa ada yang mendekatinya. Memang tidak salah, meski Voidy sendiri sebetulnya tidak yakin. Bagaimanapun, Voidy baru tiba hari ini jadi tidak mungkin ada yang mengenalnya di akademi ini. Maka Voidy pun berasumsi yang mendekat ke meja tempat mereka duduk adalah teman atau setidaknya kenalan dari Senpai di depannya itu.

"Bolehkah...kami duduk disini?"

Terdengar suara anak laki-laki yang suaranya berat dan dalam. Karena merasa bukan dirinya yang ditanya, Voidy berniat mendiamkan saja. Tapi kalau mendiamkan, takutnya dianggap tidak sopan. Voidy jadi bingung. Kemudian memutuskan untuk menatap Senpainya itu dan menunggu dia mengatakan sesuatu.

Tokiya hanya mengangguk pelan ketika mendengarkan perkataan Voidy sambil mendorong gelas berisi air mineral itu pada anak tersebut. Tokiya berpikir bahwa apa mungkin anak kecil tersebut tinggal di tempat yang sangat jauh dari keramaian kota sampai-sampai dia tak tahu makanan macam apa burger itu. Saat dia mau menanyakan hal tersebut, suara yang pernah didengarnya menyapanya. "Bolehkah...kami duduk disini?"

Gadis berambut hitam tersebut menoleh dan menemukan Jack Cromwell dan anak kecil itu. Tokiya tersenyum tipis pada mereka, "Halo Cromwell, dan adik kecil." Kemudian dia kembali menoleh pada Cromwell, "Tentu, silakan kalau mau bergabung."

Tokiya kemudian berbalik pada Voidy dan memperkenalkan mereka padanya. "Ah, ini Voidy, murid yang baru datang hari ini. Voidy, mereka kenalanku. Ini Jack Cromwell," katanya ketika menunjuk Cromwell, "dan ini..." dia menunjuk anak kecil yang membawa boneka menyeramkan tersebut, membuat jeda sambil mengingat-ingat siapa namanya, "Tsuba, kan?" tanyanya pada anak tersebut. Kalau tak salah kemarin dia menyebut dirinya Tsuba.

Voidy menerima gelas yang disodorkan oleh Senpainya sambil berkata "Halo Cromwell, dan adik kecil." Kemudian dia kembali menoleh pada Cromwell, "Tentu, silakan kalau mau bergabung."

Tokiya kemudian berbalik pada Voidy dan memperkenalkan mereka padanya. "Ah, ini Voidy, murid yang baru datang hari ini. Voidy, mereka kenalanku. Ini Jack Cromwell," katanya ketika menunjuk Cromwell, "dan ini..." dia menunjuk anak kecil yang membawa boneka menyeramkan tersebut, membuat jeda sambil mengingat-ingat siapa namanya, "Tsuba, kan?" tanyanya pada anak tersebut. Kalau tak salah kemarin dia menyebut dirinya Tsuba.

Ternyata benar, mereka adalah orang kenalan Itsuki Tokiya-Senpai, bahkan memperkenalkannya pada Voidy.

"Ah, selamat siang Jack Cromwell-Senpai. Selamat siang Tsuba-Senpai. Perkenalkan, nama Saya Voidy." kata Voidy sambil menunduk dalam-dalam sembarang. Tapi masih dalam jangkauan yang normal, sehingga tidak terlihat terlalu meleset.

Voidy merasa cukup baik dan sopan kali ini. Mereka kenalan Itsuki Tokiya-Senpai jadi tidak mungkin mereka Sensei, kan.

Jack kemudian menuntun Tsuba agar duduk disebelahnya. Ia kemudian membuka menu yang tertinggal diatas meja, ia menggeserkan menu itu kesamping agar Tsuba dapat membaca isi menu itu juga tanpa gangguan. Kemudian Jak menatap Tokiya dan temannya.


"Lanjutkan saja pembicaraan kalian selagi kami memilih makanan."


Kata Jack sambil tersenyum khas dirinya. Lalu tak lama kemudian ia kembali menatap menu yang berada di atas meja tadi.

Tsuba pun duduk di sebelah Jack. Sekilas, dia melihat kakak yang tadi bersama Kak Jack dan juga seorang anak lain. Tsuba mengangguk pada mereka sambil tersenyum, lalu ikut melihat menu bersama Jack.

Sambil memeluk boneka caravelanya, Tsuba pun mendongak menatap Jack dan berbicara dengan suaranya yang memang kekanakan, berbisik di telinga Jack.

"Kak Jack, kakak itu siapa?" tanya Tsuba, karena dia memang belum tahu nama kakak itu. "Ah iya, Tsuba mau es krim saja."

oot : saia udah kasih salam dan memperkenalkan diri ke jack dan tsuba loh~~~~~~

Jack Cromwell-Senpai dan Tsuba-Senpai sudah duduk di meja kami. Mungkin tidak sopan kalau mengajak ngobrol padahal baru pertama bertemu. Jadi Voidy diam saja. Masih agak malu dan tidak biasa dengan lingkungan yang baru membuatnya merasa gugup dan takut-takut.

Quote :

"Lanjutkan saja pembicaraan kalian selagi kami memilih makanan."

Jack Cromwell-Senpai berkata begitu dan Voidy hanya bingung. Sejak tadi Voidy dan Itsuki Tokiya-Senpai tidak banyak mengobrol. Pembicaraannya pun hanya basa-basi saja. Rasanya jadi tambah kaku.

Quote :

"Ah iya, Tsuba mau es krim saja."

Ah, suara anak perempuan yang ceria. Mungkin seumuran dengannya, paling tidak cukup muda untuk bisa diajak berteman. Jadi Voidy memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

"Tsuba-Senpai suka es krim?" Tanyanya ramah sambil memiringkan kepalanya yang mungkin membuat Voidy terlihat lebih imut.

"Tsuba-Senpai suka es krim?

Tsuba tersenyum dan mengangguk, tangannya memainkan rambut jarang boneka caravella di tangannya. Dia pun menunjuk salah satu es krim yang ada di menu dan kemudian berbicara dengan suaranya yang 'agak' dikanak-kanakkan.

"Iya, apalagi yang ini. Sebenarnya sih apa saja yang manis...tapi es krim paling aku suka."

Tsuba pun mengamati anak di depannya itu. Ah, usia mereka sepertinya tidak terlalu berbeda jauh. Tangan Tsuba kembali memainkan bonekanya lalu dia membuka mulutnya, sekadar berbasa-basi mengajak bicara anak di depannya ini.

"Kamu suka es krim tidak?" tanya Tsuba.

Uuuhh~ lapaaarr... Semalam belum makan sih, sibuk sama buku kimia dasar... Uuhh~, batin Liz dalam hati, sambil memegangi kepalanya yang mulai pening karena telat makan.

Setelah sejenak berjalan, Liz pun akhirnya menemukan sebuah restoran.. yang tampak amat bersinar bagi dia yang belum merasakan secuil roti sejak tadi malam.

Restoran~!!! Yuhuuu~!!! jeritnya dalam hati, dan langsung saja masuk ke restoran itu.

Namun sayangnya, Liz jadi amat terkejut, karena... restoran itu... restoran fast-food yang bisa membuat dietnya kacau.

French fries, cola... ya ampuuunn~ Sampah begini... Mau dikemanakan dietku? Dan bodi indah yang kuimpikan...., katanya dalam hati, sambil memalingkan muka, melihat sekeliling restoran.


SNAP~!
Mata hijau Liz menangkap sesuatu...
Caravela Doll!!!
Impiannya selama ini.. dan... milik seorang anak mungil yang memeluknya erat-erat.

CARAVELAAAAA!!!!!!!!~!!!! Aku pingiiinnnnn..., jeritnya dalam hati.

Beberapa detik kemudian, Liz segera meluncur ke tempat duduk si anak perempuan tadi, dan menyapanya.
"Halo~! Uhmm... bonekanyaa... Oh maaf~ ehm.. boleh saya ikut bergabung di meja ini?" tanya Liz ramah, pada si anak tadi tentu saja.

Kazahaya yang baru saja meninggalkan pemukiman tempat para pedagang kaki 5 kini kembali terbingung. Entah kenapa di tengah jalan ia lupa harus mengambil jalan ke kiri atau ke kanan sesuai petunjuk yang Hayashi berikan. Namun karena saking laparnya, insting kekucingannya liarnya mengambil alih gerakan tubuh Kaza menuju ke suatu tempat.

Restoran

"Aaaah... makanan," Kazahaya menatap plang restoran tersebut sambil memikirkan akan banyak makanan yang didapatkannya di dalam sana. Ia memegangi perutnya yang terus berteriak-teriak.

Langkahnya segera terayun, memasuki pintu restoran tersebut. Namun langkah terakhirnya untuk memasuki tempat itu malah disambut dengan ingatannya, 'Sial, aku tidak bawa uang... kemudian dengan hati meringis ia kembali mudur... "Aaah, sialnya aku..." ujar Kaza sambil tertunduk lesu.

OOT: lama nungguin.. ganti 'objek' ahh~!

---

Liz pun mengarahkan pandangannya ke sekeliling restoran, karena yang ditanyai tidak kunjung membalas. Hoo~

Quote :

Namun langkah terakhirnya untuk memasuki tempat itu malah disambut dengan ingatannya, 'Sial, aku tidak bawa uang... kemudian dengan hati meringis ia kembali mudur... "Aaah, sialnya aku..." ujar Kaza sambil tertunduk lesu.

Di pintu restoran ittuuu...


Hiyyyaaaa~ Itu kan lelaki imut yang menyentuh dahiku kemarin dulu di hutan..., jerit Liz kesenangan dalam hati. Si pria imut itu rupanya nongol lagi, kali ini di restoran fast-food di Central Town.


"Halo~!" sapa iz ketika dia mendekati si pria itu. "Hmn.. mau makan? Saya traktir deh~..," tawarnya, begitu melihat ekspresi si pria imut tadi yang agaknya kepinginn makan tetapi kelupaan bawa uang.

Ucapan Liz membuat Kazahaya tersadar akan lamunannya tentang ayam goreng dan segelas cola, "Eeeeh!! Benarkah?!" ucapnya kegirangan, dan senyum ikhlas yang jarang ia tunjukkan pun muncul diselingi ekspresi bodoh yang sangat sederhana.

"Kalau begitu..." ia kemudian menarik Liz masuk dan langsung duduk di salah satu kursi yang menghadap ke jendela. "Aku mau paket nasi dan ayam goreng plus cola!" ucapnya, kali ini dengan lantang.

Namun kemudian saat ia memperhatikan Liz lebih jauh,... "Eeeh, kamu kan gadis yang kubaca memorinya waktu di hutan itu!!" lanjutnya, terkejut sambil menunjuk-nunjuk Liz dengan tidak sopannya.

Quote :

"Kalau begitu..." ia kemudian menarik Liz masuk dan langsung duduk di salah satu kursi yang menghadap ke jendela. "Aku mau paket nasi dan ayam goreng plus cola!" ucapnya, kali ini dengan lantang.

Waaw~ dia benar-benar kelaparan ternyata... Uhh~ Kasihannn..., kata Liz dalam hati saat memperhatikan si cowok imut itu memesan makan.

Quote :

Namun kemudian saat ia memperhatikan Liz lebih jauh,... "Eeeh, kamu kan gadis yang kubaca memorinya waktu di hutan itu!!" lanjutnya, terkejut sambil menunjuk-nunjuk Liz dengan tidak sopannya.

Waitress datang membawakan pesanan si cowok imut itu, tepat saat Liz tercekat. Rupanya si cowok imut itu ingat kalau dia yang pernah menyentuh dahi Liz saat di hutan. Dan kemudian, Liz tersenyum, lalu berkata. "Ya, betul sekali!,"

"Umm... Saya Liz, Nara Lizzy. Kamu.. eh, salah.. bukan.. maksud saya.. Salam kenal, ya~!" kata Liz, tampak gugup sekali dia saat memperkenalkan namanya.

"Oh ya... saya Kazahaya Kudo." Setelah makanan datang bicarnya jadi kembali normal, dan tatapan yang tidak terlepas dari sang makanan.

"Ah ya Lizzy, waktu itu terima kasih ya, berkat memorimu aku jadi sampai ke tempat ini. Dan... boleh kumakan makannya sekarang?" lanjut Kazahaya siap dengan sendok dan garpu di tangannya.