Show me the Way!

"Apa?!" baru saja sedetik yang lalu Hayashi memaparkan jalan di situ Kazahaya dengan lantang bertanya. IQ-nya memang tidak bagus -karena kenyataan dia tidak pernah lulus sekolah dasar.

"Hee..hey, jangan menjelaskan dengan cepat begitu, aku tidak mengerti!" protesnya kemudian sambil menarik-narik baju Hayashi layaknya anak kecil -tentu tanpa kesadaran yang pas-.

Quote :

"Bukan, bukan bosan melihatmu. Tapi tahu kau juga akan kesini aku tidak akan susah payah keluar dari hutan itu. Yaa... hanya sedikit menyesal saja,"

"Salahmu sendiri sih..."
Araki teringat pada kejadian pada waktu itu. Ketika ia baru saja membuka mulut untuk menjawab Kaza sudah berlari membelakanginya tanpa menoleh sedikitpun.

"Ah, ya, lagipula saia tak mungkin keluar saat itu juga. Hujannya juga baru saja berhenti sehingga saia segera menuju ke sini..."

Araki menatap bajunya yang 30% dipenuhi bercak-bercak 'polkadot', bekasnya menginjak sebuah genangan air~yang~entah~mengapa~bisa~ada~di~situ.

Quote :

"Dan kau...apa yang kau lakukan di sini ?" Kelakarnya kepada Araki yang dengan letoinya telah berada di antara mereka.

Dengan spontan Araki menegakkan posisi berdirinya *lol
"Hemm... aku? Aku kan sedang berbicara denganmu sekarang,"
Jawabnya garing.

Quote :

"Hee..hey, jangan menjelaskan dengan cepat begitu, aku tidak mengerti!"

"Emm~~mengapa tak gunakan alice-mu saja? Seperti yang kau lakukan untuk keluar hutan waktu itu..."

Araki menahan tawa dalam hati melihat tingkah Kaza yang lebih mirip seorang anak kecil yang merajuk minta dibelikan eskrim pada ibunya.

Quote :

"Hanya saja, apa...?" Daichi mengernyitkan alis. Tidak biasanya Hayashi seaneh ini. Biasanya ia selalu spontan.

"Tidak apa-apa..." jawab Hayashi cepat-cepat.

Quote :

"Hah ? Memangnya kau ini anak TK ? Tuh, kelihatan !" Ujarnya sambil menunjuk bangunan tinggi sekitar 50 meter di depan mereka.Tinggal jalan sedikit dan berbelok, pasti sampai.

Syukurlah dia tidak marah...

Quote :

"Hee..hey, jangan menjelaskan dengan cepat begitu, aku tidak mengerti!" protesnya kemudian sambil menarik-narik baju Hayashi layaknya anak kecil -tentu tanpa kesadaran yang pas-.

"Eh... Begini." Hayashi menjelaskannya lebih detail, "Kaza berjalan saja lurus ke depan, sampai ketemu dua jalan ke kiri dan kanan, pilih yang kiri. Tidak jauh, kok. Nanti ada papan bertuliskan 'Akademi'" tuturnya seperti menuntun bicara anak kecil.

Kazahaya tersadar dengan tingkah kekanak-kanakannya lagi, "Eeeeh..." ia kemudian menjauhi Hayashi untuk yang kesekian kalinya. Kemudian mengembalikan image seniornya dengan berdehem sesaat, "Ehm, bu... bukannya tidak bisa mencari jalan menggunakan Alice, hanya saja visualisasi yang diperlihatkan itu tidak terlalu jelas jadi... bisa lebih menyesatkan." Ia mencoba mencari alasan dengan pertanyaan Araki barusan.

Dan ketika untuk yang kesekian kalinya Hayashi menjelaskan padanya, lagi-lagi Kazahaya berkata, "Aku tidak mengerti..." dengan singkat dan padat.

Araki menghembuskan napas panjang.

"Emm~~begini saja, senior mau pergi kemana? Ke akademi? Saia juga ingin bergegas ke asrama, perlu saia tunjukkan jalannya?"

Mendadak Araki teringat dengan celananya yang masih basah, membuat kakinya setengah menggigil. Sepertinya ia harus mengganti bajunya.

Daichi melihat Hayashi sekilas dan merasa aneh. Tapi kemudian ia berusaha menepis pikiran-pikiran sok khawatirnya dan kembali berkonsentrasi pada hidup (?)

Quote :

"Hemm... aku? Aku kan sedang berbicara denganmu sekarang,"

"Dasar aneh.. lihat bajumu ! Jadi finalis gulat lumpur, eh ? Bagi hasil sama temanmu ini !" Katanya sambil terkekeh geli.

Quote :

"Aku tidak mengerti..."

Cowok bermata biru itu cengok. "Ternyata makhluk yang seperti ini ada, ya ?" Batinnya.

"Errr...perlu diantar ?" Tawarnya tulus. "Biar pria ini mengantarmu dengan selamat sampai sana..." Lanjutnya sambil menunjuk Araki dan menyeringai lebar.

Quote :

"Dasar aneh.. lihat bajumu ! Jadi finalis gulat lumpur, eh ? Bagi hasil sama temanmu ini !" Katanya sambil terkekeh geli.

"Hem, bagi hasil? Mungkin lebih baik kalau kau sendiri yang mengikutinya, gak rugi kecuali kalau kau menginginkan hadiah yang lebih besar! Tertarik? Ikut aku ke hutan belakang selepas hujan lebat. Kau kelihatan lebih berbakat daripada aku dalam bidang ini,"

Araki pun membalas dengan cengiran lebar.

Pandangannya kembali beralih pada Kaza,

"Bagaimana?"

"Hey, kamu siapa?"

"Jadi.... jadi, kalian-kalian ini siapa lagi?"

Miho menatap semuanya dengan tampang bingung. Apa dia terlihat seperti alien? Kenapa mereka memandang Miho seolah ia adalah pencuri sandal yang tertangkap basah?
Atau jangan-jangan.....
Mereka yang sebenarnya adalah Alien, malah menuduh Miho jadi alien.

Situasi buruk. Miho waspada celingukan mencari kalau-kalau ada UFO mendarat didekatnya. Tapi semuanya baik-baik saja. Malah dua orang pemuda membantu Miho berdiri. Ah.. ia terbantu.


"Aku...... Aku... Wakil komandan divisi satu, bagian pertahanan serangan makhluk bumi!" Ngomong asal, dan menghormat pada semua laki-laki didepannya. Ia masih percaya opini bodohnya tentang alien, maka ia kira sekarang saatnya berpura-pura.
Ia terlalu pusing memikirkan alasan selanjutnya, sehingga tak menyadari samar samar suara orang yang terdengar ujungnya saja,
"Kenapa aku tak pernah melihatmu?"

Oh... ketahuan kah? Alasan apa lagi sekaran? Pikir, Miho!

"Aku.. selama ini bersembunyi, yeah. Menunggu kalian."
Ujarnya dengan nada yang diusahakan biasa-biasa saja

Satu per satu, Kazahaya sedikit bingung... "Diantar? Hey, aku bukan anak kecil yang perlu diantar-antar apalagi dengan junior sendiri!" entah mengapa niat baik seperti itu membuatnya sewot. "Kalian jelaskan saja dengan rinci agar aku bisa ke sana sendiri!" lanjutnya lagi.

Kemudian perhatiannya kembali teralih begitu Miho mulai bicara tentang sesuatu yang... "Pasukan pertahanan? Kau pasukan rahasia yang melindungi bumi dari UFO?" ia malah balik melontarkan pertanyaan pada Miho yang mempelihatkan sisi pikiran sederhananya.

Quote :

"Aku...... Aku... Wakil komandan divisi satu, bagian pertahanan serangan makhluk bumi!"

"Perkenalkan saia, komandan divisi tujuh, bagian reparasi UFO dan senjata, hahahaha...."
Selanjutnya tawa Araki justru berderai semakin keras.

Quote :

"Aku.. selama ini bersembunyi, yeah. Menunggu kalian."

"Ah, senang sekali ada yang menungguku. Kenapa malu-malu? Tak usah main petak umpet denganku..."

Araki selanjutnya menjawab dengan senyum khas menggoda jahil.

"Anak cewek yang unik..." batinnya.

Quote :

"Diantar? Hey, aku bukan anak kecil yang perlu diantar-antar apalagi dengan junior sendiri!" entah mengapa niat baik seperti itu membuatnya sewot. "Kalian jelaskan saja dengan rinci agar aku bisa ke sana sendiri!" lanjutnya lagi.

"Hey, maksudku bukan mengantar, tapi menemani! Aku juga ingin menuju ke asrama untuk segera mengganti celana basah yang menyebalkan ini, senpaiku sayaaang....."

Kali ini Araki betul-betul mengusahakan agar nada bicaranya tidak terdengar tinggi.

"Heeeeh, apa maksudmu dengan ungkapan 'senpaiku-sayang' yang amat mencurigakan itu?!" Kazahaya sedikit menjauh dari Araki, takut termakan bualan manisnya.

"Daripada itu lebih baik aku mengikuti petunjuk yang barusan saja..." ungkap Kazahaya lagi, ia kemudian berniat mengambil langkah namun saking ceobohnya malah tersandung batu dan terjatuh.

Quote :

"Heeeeh, apa maksudmu dengan ungkapan 'senpaiku-sayang' yang amat mencurigakan itu?!" Kazahaya sedikit menjauh dari Araki, takut termakan bualan manisnya.

"Ehem...."
Kali ini Araki terpaksa berbicara dengan nada keras, atau Daichi dan Hayashi akan bergesar darinya.... Serta Miho akan memandangnya dengan tatapan jijik.

"Kazahaya senpaiii, kalau menanyakan pada nurani, saia jelas-jelas akan memilih cewek-cewek manis di akademi ini daripada memilih anda. Jelas?"

Lagian, salah Aracchi sendiri, ngomong pakai "girl language" (baca: say)...... Mungkin lain kali ia akan bertanya pada Daichi, apa beda bahasa perempuan dengan bahasa kaum adam .

Quote :

"Daripada itu lebih baik aku mengikuti petunjuk yang barusan saja..." ungkap Kazahaya lagi, ia kemudian berniat mengambil langkah namun saking ceobohnya malah tersandung batu dan terjatuh.

"Ahh, ya sudah. Kalau senpai yakin... Semuanya, aku pergi dulu ya!"
Namun baru ia berjalan 1/2 langkah, tepat didepan mata ia melihat Kaza yang terjatuh dengan lucunya *dicekek Ca* cerobohnya. Dengan sekuat tenaga ia berusaha menelan tawanya kedalam perut agar tidak 'muncrat' keluar.

"Hei, senpai tak apa?"

Semula ia berniat berdiri dan menarik tangan Kaza, namun diurungkannya niat itu. Apalagi Kaza masih berada dalam fase 'kecurigaan' terhadapnya.

"Pasukan pertahanan? Kau pasukan rahasia yang melindungi bumi dari UFO?"

Hee? Sebentar... Bukannya Miho berperan sebagai pasukan Alien yang bertugas menghancurkan bumi? Tapi pertanyaan yang dilontarkan pemuda mungil itu terlalu aneh!! Mereka menjebak Miho dengan cara yang sangat indah.
Atau ini hanya semacam pemeriksaan identitas?
Well?

"Apanya? Padahal aku sudah menunggu lama sekali, dan berharap pasukan susulan datang membantu."
Miho memerankannya dengan cukup baik. Sekarang gadis desa itu mengangkat sekopnya tinggi-tinggi sambil menyerukan semboyan konyol buatannya sendiri.
"Singkirkan makhluk bumi! Kita akan berjaya! Yee!"

"Perkenalkan saia, komandan divisi tujuh, bagian reparasi UFO dan senjata, hahahaha...."



YEAH! Kedok mereka terbongkar! Benar kan, ternyata mereka alien **
Miho harus tetap berusaha ber-akting! Good!

"Perkenalkan juga, aku yakin komandan divisi satu akan senang mendengar anda ada disini." Katanya sambil tersenyum pede, merasa ia berhasil mengikuti alur cerita.

"Ah, senang sekali ada yang menungguku. Kenapa malu-malu? Tak usah main petak umpet denganku..."

Miho mendengar 'komandan' itu tertawa dan menanyakan sesuatu yang jawabannya sudah disiapkan tadi.
"Makhluk bumi..... memata-matai kita! Bahkan mereka hampir melihat produk terbaru divisi 4, GAT-223 Fre*do* G*ND*M"
Dengan nada serius, yang meyakinkan.

Kazahaya masih dalam pose jatuhnya, terduduk di atas tanah sambil melihat telapak tangannya yang agak sedikit terluka akibat menahan jatuhnya tadi.

Begitu Araki bertanya tentang keadaannya, ia hanya memasang tampang seakan berkata 'Bisa lihat sendiri kan!", namun yang keluar dari mulutnya hanya... "Hah?" sebuah ungkapan pertanyaan begitu ia mendengar penjelasan dari Miho tentang sesuatu yang berhubungan dengan 'makhluk bumi atau produk divisi 4' yang tentu sangat asing di telinganya.

Hayashi yang sebenarnya udah log out gara-gara kesorean daritadi diam saja melihat semua 'keanehan' yang nyata ini tersadar. Dia melihat Kazahaya terduduk di tanah.

"Hei, tak apa-apa?" tanya Hayashi sembari membantunya berdiri.

Kazahaya yang sedang berkonsentrasi pada pembicaraan Miho tiba-tiba saja teralihkan dengan pertanyaan dari Hayashi, "Ah... ya," jawabnya sambil kembali berdiri dengan bantuan dari pria tersebut.

Ia kemudian memotong pembicaraan Miho tentang jajaran makhluk anehnya, "Tunggu... tunggu, jelaskan sekali lagi bagaimana jalannya tadi?" dan untuk kesekian kalinya ia kembali ke topik awal.

Quote :

"Tunggu... tunggu, jelaskan sekali lagi bagaimana jalannya tadi?" dan untuk kesekian kalinya ia kembali ke topik awal.

"Begini... Dari sini, Kaza jalan saja lurus kearah sana (sambil nunjuk ke sebuah arah). Nanti di ujung jalan ini, belok ke kiri... Nanti akademi kelihatan dari sana, Kaza langsung jalan saja." tutur Hayashi dengan sabar.

"Hm..." Kazahaya mengangguk, memasang tampang serius walau ia harus mencerna kembali perkataan Hayashi berkali-kali di otaknya.

"Ng... ya..." kini berganti pose, menyilangkan tangan dengan tangan satunya ia pakai untuk menggaruk rambut cokelatnya. "Oke, akan kucoba!" ia kemudian melangkah maju walau sedikit khawatir.

Namun, baru dua langkah ia kemudian kembali berbalik. "Oh ya, terima kasih!" ucapnya sebelum berbalik pergi.


OUT

Oke, char saya sudah menemukan jalannya... tapi apakah masih tersesat??

Quote :

"Singkirkan makhluk bumi! Kita akan berjaya! Yee!"

"Ehem,, bukannya kamu sendiri makhluk bumi?"

Araki mulai tak mengerti arah pembicaraan gadis udik ini.

Quote :

"Perkenalkan juga, aku yakin komandan divisi satu akan senang mendengar anda ada disini." Katanya sambil tersenyum pede, merasa ia berhasil mengikuti alur cerita.

Ahh~~aku mengerti sekarang! Rupanya anak ini ingin bermain alien-alienan

"Ahh~~begitu? Sampaikan salam pada komandan ya, sekalian tolong titipkan pesan, kapan rapat ketua akan dimulai lagi? Saia rasa penyerbuan mungkin sudah bisa dilakukan sekarang, jangan diundur-undur lagi...."

Lagi-lagi setelah itu ia tertawa dengan kerasnya.

Quote :

"Oh ya, terima kasih!" ucapnya sebelum berbalik pergi.

"Ya~sama-sama....!"
Jawab Araki padahal ia tak tahu pasti ucpannya ditujukkan kemana, mungkin pada Hayashi.

"Yaah~~mungkin aku sudah bisa pulang sekarang...."

Selanjutnya Araki melihat ke arah teman-teman disekelilingnya, lalu selanjutnya berkata,

"Hayashi, Daichi, satu lagi emm...... Aku pulang dulu ya!"

Lalu sebelum bergegas ia kembali menatap kearah gadis tadi yang~bahkan~ia~tak~tahu~siapa~namanya.

"Hoy, wakil komandan! Besok ketemu dikelas ya! Kita lanjutkan permainan alien-nya besok..... Hahaha....."

Selanjutnya ia pun kembali ke asrama, bersiap mengganti pakaian yang bukan tak mungkin sudah mengering lebih dulu setelah sekian lama berada di tempat ini

[OUT]

Hayashi melambaikan tangan kepada Kaza.

"Semoga bisa sampai, ya..."

Setelahnya, ia pergi dengan lankah santai... Terserah kemanapun dia pergi.

[OUT]

***
Sindrom sepi ini terlalu tak biasa!

"Hmm...hmmm..." Daichi berdehem-dehem sendiri, mulai streess dengan apa yang terjadi di depan biji matanya. Banyak dummies melakukan hal gak jelas di sini, begitu pula dirinya

"Pergi ah..." Gumamnya sambil berjalan ke arah supermarket untuk membeli kopi kaleng lagi.

[OUT]

"Ehem,, bukannya kamu sendiri makhluk bumi?"

Pertanyaan aneh lagi? Mengapa Miho masih dicurigai sebagai makhluk bumi? Dia telah mengeluarkan kemampuannya main drama dan berusaha segenap tenaga mempertahankan plot ngarang tentang Alien ini.
Kurang bukti? Baiklah....
"A... Anda tak bisa menyamai Alien dan Makhluk bumi!" Ujar Miho sambil tertawa, dan tersedak sedikit.

"Ahh~~begitu? Sampaikan salam pada komandan ya, sekalian tolong titipkan pesan, kapan rapat ketua akan dimulai lagi? Saia rasa penyerbuan mungkin sudah bisa dilakukan sekarang, jangan diundur-undur lagi...."

Wah. Sulit juga memenuhi pernyataan ini. Miho 'kan tidak tahu siapa komandannya, dimana ia, apa yang dilakukannya sekarang. A.... well, ini 'kan hanya sekedar penyamaran. Tapi Miho terlihat sangat menikmatinya.

"Siap! Divisi dua akan memberi info yang akurat tentang rapat para komandan yang selanjutnya. Akan kutanya mereka sekarang." Katanya sambil melirik beberapa orang yang menjauh meninggalkan area. Dan Miho juga sepertinya harus pergi. Tapi kemana?

"Hoy, wakil komandan! Besok ketemu dikelas ya! Kita lanjutkan permainan alien-nya besok..... Hahaha....."

Sahutan si Komandan---lain--Divisi membuat lamunan ga penting Miho jadi buyar. Apalagi ketika terdengar kata 'MAIN ALIEN'. Haiih........ Miho benar-benar sudah terjebak dalam khayalannya sendiri, ia sekarang malah percaya kalau dirinya adalah wakil komandan divisi 1 yang asli **

Pada saat terakhir Miho membungkuk salam, membawa sekop dipundak, lalu pergi dari sana.