Met Liefde Cafe

OOT: satpam medaeng! errr.. moga2 nao ngga ngamuk^^;;

IT:
Nacht dilempar ke arah Kyou dan ditangkapnya dengan mudah, tapi... Kyou malah melempar balik Nacht ke arah Eiji

OOT: maap, dek

Terjadi pertarungan yang sungguh aneh di depannya, membuatnya geleng-geleng kepala dengan sedikit terkejut. Kafe yang damai akhirnya berubah menjadi seperti itu...

Seorang pemuda yang terakhir datang tadi tampak terluka. Sehingga Bianca menghampirinya dan menyentuh tangan kanannya (Eiji) yang sedikit terluka dan mengeluarkan sapu tangannya, "...boleh kuobati?"

...tidak menyadari bahaya yang mengancam jika ikut campur dalam pertarungan seperti itu.

BRAK!

Nacht dan Kyou terhempaskan ke counter cafe, membuat pengunjung berlarian keluar bagaikan ayam-ayam yang dikejar musang, singkat kata terjadi kepanikan di cafe tsb. Counter cafe tsb terbelah 2 karena sabit Nacht, dan Nacht juga sedikit khawatir dengan keadaan Kyou yang terempas bersamanya, tapi...

"Mati...." gumamnya dingin sambil bangkit dan menarik ke-2 tangannya ke belakang dan menghempaskannya dengan sebuah tebasan kuat, menimbulkan Kamaitachi yang membelah cafe menjadi 2 bagian, Hancur sudah cafe itu, kasihan pemiliknya, dan entah bagaimana nasib eiji yang berada dalam radius kamaitachi itu.

Eiji yang quota alicenya sudah habis,terpaksa bertarung dengan kekuatannya sebgai manusia biasa,dia menatap kamaitachi yang ditimbulkan nacht dan berguling ke arah kanannya,dayang,kakinya sedikit terluka.
"Jadi ingat masa muda,maen tennis bareng anoa di irian...ahahahahahahah" kenangnya mengingat masa mudanya yang habis dibawa keliling training camp buat olimpiade
"tidak usah.." katanya sembari menoleh singkat ke arah gadis yang hendak mengobatinya tersebut

OOT: bulutangkis pake bocah

"Humn... Hal begini masih diijinkan?" Tanya Kaname ke dirinya sendiri. Dia melihat cafe yang sudah hancur lebur itu. Disebabkan oleh... Anak kecil umur 8?

Ia mendekati Kyou.

"Umh... Kenapa jadi begini kafenya?" Tanya Kaname.

Kyou melempar vas bunga segede meja ke arah Eiji. Kesal juga tuh satpam medaeng ganggu-ganggu waktu nyantai orang sampai Kaname datang.

"Ada Bencong Medaeng ngacak, senior." jawabnya kesal. "...."

Kyou diam sejenak, dan... PATS!

Seluruh sorot mata yang menatap Eiji akan melihat Satpam abal itu sedang mengenakan baju Cheerleader, lengkap dengan make-upnya.

Magician-Illusion Alice aktif untuk yang kesekian kalinya.

Nacht yang merasa sudah diatas angin, mendekati Eiji dengan Scythe terhunus di tangannya. Cahaya dari Mata birunya meredup, selangkah-demi selangkah, Ia mendekati Eiji. Bersiap untuk menyabetkan Scythenya dengan kekuatan penuh.

"........Mati..."

Ia mengangkat tangannya dan bersiap untuk melancarkan kembali kamaitachi sebelum...

oot : siapa aja tahan Nacht gw mau off

Melihat Nacht yang masih berserk, Kyou buru-buru menghampirinya.

"Nacht, badut medaeng tuh." Kyou menahan tawa.

OOT:
@kuso: ilusi, pesulap gitulah enjoy~

"tidak usah.." ujar pemuda itu singkat. Ya, memang tidak usah. Setetes juga sudah cukup, kok. Tidak perlu sampai mengobati orang itu segala. Hehe, untung saja orang itu tidak menepis tangannya. Ia tersenyum polos dan mengangkat tangannya yang tadi sudah menyentuh tangan pemuda itu, dan menjilat darah di ujung jarinya.

Puppet Alice

------------------------
OOT:
Puppet Alice
Penjelasan
Penggunanya harus mengambil darah milik lawannya dan menjilat darah milik lawannya. Setelah itu barulah pengguna Alice ini bisa menggerakkan lawannya dengan mengandalkan pikirannya. Jika si pengguna menyuruh korban untuk melompat, maka mau tidak mau lawannya akan bergerak.

"!!!" Kaname kaget melihat Nacht yang tiba-tiba jadi gila. Kecil-kecil sadis juga.

"Aaa!! Nacht!!" Serunya sambil menarik Nacht *jadi dipeluk dari belakang kayak boneka* ke belakang, sekedar mengganggu proses Alicenya.

Eiji kini berdiri di hadapan Nacht yang hampir mewek tersebut,dia mengajaknya bersalaman
"selamat,kau lulus dan gw angkat jadi murit,dan kau yang ngomong sendiri kayak orang autis..." tandasnya pada nacht sembari menyalami tangannya dan kepada kyouka sembari tertahan sebentar
"kau resmi menjadi pembantu gw,mulai hari ini,jangan lupa sikat sepatu kulit badak gw yang dijemur diatas pos satpam." katanya sambil melangkah keluar meninggalkan kedua bocah tersebut di reruntuhan kafe,tanpa sadar akan apa yang ia kenakan sedang kenakan sampai kembali ke pos satpam

[OUT,to be continued]

Nacht menurunkan Alicenya, melirik Kyou yang menghampirinya sambil menahan tawa, ahh? ada apa ini? Nacht menghilangkan sabit yang ia pegang, kemudian melirik Kyou dengan mata birunya yang masih meredup.

"Badut?"

Nacht mengalihkan pandangannya pada Eiji yang sekarang memakai baju cheerleader dan tampak lebih aneh dari biasanya. Nacht terdiam dan merasakan ada seseorang yang memeluknya, Kaname. Merasa bingung, Ia melirik kanan kirinya sebentar sebelum beberapa detik kemudian kesadarannya pulih seutuhnya...

"Kakak Kyou? Kakak Kaname?"

Ia menatap Cafe yang sudah setengah hancur tersebut, dan melepaskan tangan Kaname dari tubuhnya dengan sebuah gerakan pelan, lalu Ia berbalik dan menatap mereka ber-2 dengan mata birunya.

"Ini.... apa yang terjadi?" tanyanya polos pada mereka ber-2, walaupun sedikit banyak ia tahu jawabannya.

"selamat,kau lulus dan gw angkat jadi murit,dan kau yang ngomong sendiri kayak orang autis..."

"Ah?"

Nacht hanya diam memandangi kepergian Eiji yang memakai kostum cheerleader namun dengan gaya James bond, aneh. Ia terdiam lalu menatap Kyou dan Kaname.

"Karena aku ya?" tanya Nacht kembali, air mata mulai muncul di sudut matanya.

OOT: yah, kan. ngabur

IT:
Kyou mendelik ke arah Satpam-Bencong-Medaeng tersebut yang dengan pedenya jalan-jalan pake baju Cheerleader plus make-up keluar dari Cafe.

"Kampung!" umpatnya kesal lalu menghampiri Nacht yang bersama Kaname. Kaget melihat Nacht yang mulai menangis, Kyou langsung mengusap lembut kepala bocah itu seraya berkata,

"Bukan. Bukan salah Nacht kok. Tadi ada landak Leshoto ngamuk-ngamuk." jelasnya panik, ngga rasional pula.

Quote :

Nacht hanya diam memandangi kepergian Eiji yang memakai kostum cheerleader namun dengan gaya James bond, aneh. Ia terdiam lalu menatap Kyou dan Kaname.

"Karena aku ya?" tanya Nacht kembali, air mata mulai muncul di sudut matanya.

"Yah... Memang setengahnya sih karena kamu." Ujar Kaname.

Ia berjongkok agar tingginya tidak beda jauh dengan Nacht.

"Tapi tenang saja, aku yakin sisanya salah guru itum Nacht kan bukan anak nakal," lanjutnya sambil mengelus kepala Nacht dan menyeka air mata Nacht.

Kyou mengangguk setuju akan ucapan Kaname, "...." diam, kemudian teringat sesuatu.

"Gyah! Cyalle!!" Kyou langsung menggendong Cyalle dan kembali ke tempat Nacht dan Kaname, "duhh.. Maaf ya, Cyalle, Nacht. Acara makannya jadi kacau."

"Bukan. Bukan salah Nacht kok. Tadi ada landak Leshoto ngamuk-ngamuk."

"Tapi tenang saja, aku yakin sisanya salah guru itum Nacht kan bukan anak nakal,"

Nacht dengan tiba-tiba memeluk Kyou yang masih membawa Cyaelle dan menangis dalam diam. Err.. menangis sih tapi nggak' mengeluarkan suara.. pokoknya gitulah.

"Maaf.... Maaf.. Maaf.." bisik Nacht berkali-kali sambil megeratkan tangannya di lengan Kyou, air matanya mulai membasahi pipinya.

oot : klise baru pertama kali gw nge RP kyk gini

Sebelum ia benar-benar mengaktifkan alicenya, orang itu sudah pergi duluan dengan dandanan yang aneh tadi. Ia mendesah, sedikit menyesali kesenangannya yang terampas. Apa boleh buat. Sebaiknya ia cari korban lagi lain kali.

Matanya melirik kafe yang sudah hancur itu, dan anak kecil berambut perak yang membuat semua kerusakan itu. Ah... benar kan... Anak kecil memang membawa petaka.

[OUT]

Quote :

"Gyah! Cyalle!!" Kyou langsung menggendong Cyalle dan kembali ke tempat Nacht dan Kaname, "duhh.. Maaf ya, Cyalle, Nacht. Acara makannya jadi kacau."

Cyalle dengan wajahnya yang masih belum tahu apa2 dengan apa yang terjadi tadi hanya bisa diam saja begitu Kyouka menggendongnya.

Quote :

"Maaf.... Maaf.. Maaf.." bisik Nacht berkali-kali sambil megeratkan tangannya di lengan Kyou, air matanya mulai membasahi pipinya.

"Kok kamu nangis? Jangan nangis donk! Cyalle jadi sedih juga!! Ayo, senyum!!" ujarnya kepada Nacht yang langsung turun dari gendongannya cewek berambut coklat-pendek tersebut. Dan apa yang selanjutnya ia lakukan? Cyalle mencubit pipinya teman sekelas itu sambil termanyun.

"Pertemanan anak kecil memang imut >A<" Batin Kaname melihat Cyalle mencubit pipi Nacht.

"Kyou, kayaknya kamu disukai anak kecil ya~" Kaname melihat Kyouya seperti ibu dengan dua anak sih XD

"Ah iya, kalau tidak salah hari ini anak kelas Special mau berkumpul... Cyalle, ikut yuk," ujar Kaname sembari mengambil[?] Cyalle dari Kyouka dan menggendongnya.

[OUT bareng Cyalle]

Berisik~

Asuka mengalihkan perhatiannya dari novel yang ia baca. Matanya menatap heran karena tanpa ia sadari keadaan kafe itu sudah... setengah hancur?

Ia mendengus, meraih gelas besar berisi Oolong Tea-nya, matanya memperhatikan keadaan sekitar.

-brushh!!-

Asuka menyembur teh yang ia minum ketika melihat seorang... badut medaeng lewat? Yang dengan santainya jalan keluar dari cafe itu. "Pfft." Asuka menahan tawanya. Dia menyeka mulutnya dengan lap di atas meja. Mm.. kayaknya lebih baik kalau dia pindah tempat duduk? Bisa gawat nanti kalau anak berambut putih itu mengamuk lagi.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Asuka melangkah ke meja yang berada di pojok ruangan. Duduk dan membaca novelnya, sama sekali tidak menghiraukan pria berkacamata di hadapannya.

Ada seorang gadis yang tiba-tiba duduk di depannya. Gadis itu tidak menggangunya, jadi Arvert juga tidak mempedulikan gadis tersebut selain mendongak ke gadis tersebut duduk. Ia kembali melanjutkan apa yang dilakukannya tadi--memperhatikan keadaan di luar sambil sesekali meneguk tehnya yang sudah mulai dingin.

Bengong sebentar, tiba-tiba sudah terjadi kekacauan di cafe. Satu hal yang Ritsu tidak terlalu suka, yaitu keributan. Walaupun keadaan sekarang sudah jauh lebih tenang, tetapi tetap saja. Kepala Ritsu masih tetap saja sakit dan pusing karena terlalu lama berada di dalam cafe yang ribut.

Tidak baik terlalu berada di tempat ini yang malah akan membuat kepala Ritsu sesara mau meledak. Jadi, dia segera beranjak keluar dari cafe.

[Out]

Sepertinya keributan tadi sama sekali tidak mengganggu Ayumu yang sudah keasyikan menghabiskan potongan demi potongan kuenya. Meja yang terbelah dua di belakangnya pun seakan hanya menjadi angin lalu. Beberapa menit setelah kekacauan itu berakhir,Ayumu akhirnya selesai dengan segala santapannya.

"Lumayan.." gumamnya sambil memandang tumpukan piring di hadapannya. Ia beranjak berdiri dari kursinya dan melayangkan pandangannya ke dinding yang retak-retak serta meja-meja yang hancur.

"He..sejak kapan ya interiornya berubah.." gadis itu hanya tersenyum santai memperhatikan hasil perkelahian orang-orang tersebut. Dengan tenang,ia membuka pintu Cafe dan berjalan keluar, nampak puas karena sudah memanjakan perutnya [out]

Kyou mengelus lembut rambut perak Nacht yang tengah menangis dan memeluknya setelah Cyalle melompat turun kemudian mencoba untuk menghibur teman sekelasnya. Kyou tersenyum hangat pada Cyalle dan juga mengusap lembut Cyalle dan tak lama kemudian Senior Kaname membawa gadis kecil itu pergi.

Ucapan kata maaf berulang-ulang Nacht katakan. Kyou jadi merasa bersalah juga, dibalasnya pelukan bocah kecil itu.

"Anak cowo jangan nangis donk," suara Kyou melembut, "lagipula sudah kubilang, bukan Nacht yang salah kok. Bukan Nacht yang cari gara-gara, Kakek Tua-Imbisil tadi biang keroknya." wow! Kyou mengucapkan kata-kata ngga bener dihadapan anak kecil. Yah, semoga Nacht juga ngga ngerti apa itu 'Imbisil'. "...." raut bingung bercampur panik sedikit terlihat diwajah gadis itu.

..CTIK!

Kyou menjentikkan jarinya, "Mm.. Nacht, capung merah tuh."

Suasana Cafe yang berantakan--setengahnya hancur-- beberapa pengunjung terlihat tidak peduli dan beberapa diantaranya menggerutu kesal lalu meninggalkan tempat itu, puluhan capung merah terbang bebas dengan sayap transparantnya tak jauh dari lokasi tersebut.

Magician-Illusion Alice Kyou kembali digunakannya. Seekor capung merah terbang merendah, mendekati Nacht (yang mungkin saja takut capung) dan kemudian kembali terbang tinggi mendekati capung-capung merah lainnya. Seorang pelayan Cafe--yang sebelumnya bengong mendapati tempat kerjanya hancur--memberikan dua benda barang Kyou yang tertinggal, untungnya tidak rusak parah; surat dan foto Mient. Kyou tersenyum yang menyiratkan 'terima kasih' pada pelayan itu. Gadis berambut coklat-pendek itu menunggu Nacht kecil menata perasaannya lagi.

"Anak kecil kalau nangis lucu ya." senyumnya lembut dalam diam.

Merasa haus, Asuka memanggil seorang waitress---yang sepertinya shock mendapati tempat kerjanya tinggal separuh--- memesan segelas Royal Milk Tea dan sepiring Apple Pie. Menunggu pesanannya datang, Asuka menutup bukunya, tangan menopang dagu di atas meja, menatap lurus pria berkacamata di depannya.

Oh iya.. Dia kan belum bilang-bilang kalau mau duduk di tempat pria itu?

Asuka menunduk sesaat, kemudian menatap pria yang sepertinya dingin itu, "Sorry, main duduk ditempatmu-" katanya sambil tersenyum tak enak, "Err--namamu siapa?" tanyanya.