Good Old Times

Kostum pakaiannya sekarang sudah fullmetal, yang siap untuk menghajar siapapun yang ada dihadapannya... Melihat gayanya meminta minta tolong pada seorang perempuan membuatnya semakin kesal. ditambah dengan gurauan yang membuatnya semakin muak dengannya.

Chrno langsung saja menyambar Laiko dengan pukulan kearah mukanya...

Kotori hanya tersenyum saja lalu berjalan kearah Chopin sekarang yang sedang mengeluarkan minuman dari tasnya.

"Ah iya Chop, bagi cappucino dong lalu mau taruhan siapa yang menang? Laiko atau anak itu?" Senyuman tipis dari wajah Kotori tercipta

"Lagipula kau tidak tertarik mencari sidekick? nampaknya anak itu punya kemampuan yang cukup unik"

"Eh kalian bantuin doong!! Jangan malah nonton!!" Seru Laiko yang masih saja menghindari segala jenis jurus dari Chrno. Satu hal.

Dia tidak mau wajahnya terluka.

"Auguuuusssssssss!" Panggilnya, berharap dikasih pertolongan.

CRASH!

Walaupun sedikit, jarum dari pakaian perang Chrno berhasil mengenai wajahnya. Darah.

Laiko melihat darah keluar dari pipi kirinya.

"Darah... Wajahku..."

Mata Laiko menatap Chrno tajam. Bukan mata usil namun kesal. Laiko mengangkat poni panjangnya sebelah kanan sehingga kristal merahnya terlihat jelas.

"Brengsek... SIAPA YANG MEMBERIMU HAK UNTUK MELUKAI WAJAHKU!!" Teriak Laiko yang menahan tangan Chrno, tidak peduli tangannya tertusuk jarum dan menonjok wajah Chrno.

"Brengsek... SIAPA YANG MEMBERIMU HAK UNTUK MELUKAI WAJAHKU!!"

Hmph... ternyata si banci mulai bergerak juga eh?

Laiko menahan pukulan Chrno lalu membalas tinju, ia lupa akan helm Chrno yang merupakan Jarum juga. Chrno pun tidak segan segan membalas tinju dengan tinju, tentu saja kearah mukanya yang dimana ternyata mahluk didepannya itu sudah kehilangan satu matanya.

Laiko menghindar, kakinya yang sekarang melayang ke arah Chrno.

Laiko kesal. Wajahnya, yang seorang model, tidak boleh rusak.

Dan hanya satu orang yang boleh melukai wajahnya.

"Hanya Augusta yang boleh melukai wajahku." Ujarnya.

Quote :

"Gus, mau kopi? Aku ada kopi instan, kopi manis, kopi krim, kopi double krim, kopi-kopi, kopiko, kopi teh manis campur, kopi putih, kopi hitam, dan warkop. Mau yang mana?" Tanya Chopin iseng sambil membuka Magical Bagnya yang sedang dalam masa aktifnya.

"wah! mau~" ia berjalan menuju Chopin, lalu duduk di kursi sebelah laki-laki itu. "Kopi satu~ Sama chips, ok?"

Ah~ Enaknya seperti ini, jalan-jalan malah dapat makanan gratis. "ah ya~ Kamu," Ia menunjuk ke arah murid triple star tadi. "Mau?"

Quote :

"Brengsek... SIAPA YANG MEMBERIMU HAK UNTUK MELUKAI WAJAHKU!!"

Gus berpaling dari makanan Chopin ke arah teriakan tersebut. Wajah Laiko yang biasanya santai berubah menjadi marah... marah benar, bukan bohong yaiyalah masa iya dong, durian aja dibelah bukan dibedong.

'Ugh.. ini tidak baik..'

Quote :

"Hanya Augusta yang boleh melukai wajahku.

'On second thought, maybe this is good.' Ucapnya dalam hati, memperhatikan Laiko dengan tampang swt-nya.

"Ah iya Chop, bagi cappucino dong lalu mau taruhan siapa yang menang? Laiko atau anak itu?"

"Satu cappuchino decaf untuk Kotori! Lalu, satu kopi untuk Agus plus chips!" Ucap Chopin tidak menanggapi seruan Laiko dan ia langsung menyodorkan cappuchino ke tangan Kotori dan kemudian kepada Agus yang memesan satu kopi dan keripik kentang, lalu tiba-tiba dengan histeris semangat. "Taruhan!? You're on! Kalau kataku sih, si anak yang pake baju perang itu! Tapi seorang Watcher seperti dia juga mungkin kuat ya..." Chopin tak bisa memilih siapa. Namun, ia langsung kembali kepada Kotori yang bilang kata 'sidekick'

"Sssssttt!! Koto, kau lihat kan? Masih ada Watcher yang sok keren itu disini! Nanti aku bisa ketauan tentang apa yang-- Argh! Bukan bisnismu!" Balas Chopin stress dan bingung sambil membisikki hal tersebut kepada Kotori. Chopin kemudian mendengar suara-suara keras dari arah Laiko dan temannya. Laiko, Watcher itu...mengamuk!

"Uuuh! Oke! Aku taruhan Laiko akan menang!" Seru Chopin semangat dan menunjuk ke arah Kotori.

"Well memang bukan urusanku... dan kau bertaruh untuk laiko ya... kalau begitu"

Kotori hanya tersenyum tipis melihat pertarungan itu lalu Laiko berkata satu hal yang sangat menarik... hanya augustalah yang boleh melukai wajahnya? Augusta eh? Kotori mengeluarkan kamera lalu memasukan plastik kedalam kamera tersebut.

Cepret...

Plastik itu lalu keluar seperti topeng augusta, Kotori memandangnya dengan tatapan lucu, lalu berpikir kalau dugaannya benar maka topeng itu berguna.

"Hei boy... pakai ini" ujar Kotori sambil melempar topeng tersebut kearah Chrno.

Chrno yang sedang berkelahi ditendang oleh Laiko, wow great deal... sangat menarik karena kaki dari Laiko tertancap dibaju besinya. meskipun begitu Chrno tetap merasakan sakitnya ditendang tetapi seharusnya kaki Laiko juga sakit sekarang.

"Hei boy... pakai ini"

He? apa itu?

Chrno berlari menangkapnya, sebuah topeng?

"Henshin janai"

Jarum tersebut kembali lalu dimasukan kedalam kantongnya

langsung memakai topeng tersebut lalu

"Henshin"

Sekarang Chrno menjadi mirip dengan Augusta, mungkin itu kostum augusta.

"AYo sekarang battle"

"Aakh!!!" Seru Laiko yang kaget karena musuhnya berubah jadi Augusta.

"Bukan... Dia cuma orang brengsek yang melukai wajahku..." Gumam Laiko. Tapi dirinya tidak bisa memukul wajah Augusta.

"Tsk."

"Deathly Charm... Chrno~"

Laiko tersenyum, ia menjilat darah di tangannya dengan tampang penuh nafsu [SFX : Slep~]. Kenapa Alice miliknya masuk ke kategori Dangerous?

Karena dia tidak butuh kontak mata, kontak fisik, ataupun yang lain. Yang dia perlukan hanya... Keinginan untuk membuat seseorang patuh kepadanya.

Urgh gaya seperti itu lagi, membuatku mual

Perut Chrno serasa terkocok kocok melihat gayanya yang membuatnya muak dan Chrno mendekatinya lagi dan memuntahinya lagi seperti tadi.

Lalu Chrno menjadi serasa kosong dan hampa

"Well memang bukan urusanku... dan kau bertaruh untuk laiko ya... kalau begitu"

"Yap! Baguslah kalau kau mengerti~ Mungkin aku akan menyeretmu dalam keadilan dalam waktu yang lain...hei! Apa yang kau lakukan!?" Chopin tersenyum dan mengangguk-angguk ketika Kotori mengerti kalau urusan Chop-X adalah urusan privat namun kebahagiaan itu langsung terpotong ketika Chopin melihat Kotori melemparkan foto Augusta ke arah temannya Laiko.

Viola! Temannya Laiko berubah persis menjadi Agus. Waw! Benar-benar Alice yang menarik namun...licik! Chopin langsung ternganga melihat transformasi tersebut yang diikut campurkan oleh Kotori. Akan tetapi ia kembali tenang melihat Laiko mulai beraksi.

Sluurp...!!

"Uah! Laiko! Kau harus menang dan...aku baru saja meminum kopi panas ya? AAAAHHH!!" Chopin meminum segelas kopi dari tasnya yang masih begitu panas lalu menyoraki Laiko, lalu dari mulutnya keluar api menandakan begitu panasnya kopi yang tadi ia minum. Begitu lambat reaksinya.

Oke, pertarungan ini kacau sekarang. Buat apa anak kecil itu memberikan topeng dengan wajahnya? Gus yang sedang menyeruput kopinya menjadi tersedak.

Quote :

"Deathly Charm... Chrno~"

"Eh-- Eh-- Laiko--" Oke, ini gawat. Jangan sampai bocah itu menjadi korban 'apa-apa'nya Laiko..bisa gawat ini.

Laiko cukup bergerak sedikit agar dirinya tidak terkena muntahan Chrno.

"Anak ini rajin sekali muntahnya..." Gumam Laiko.

"Nah, anak manis... Sekarang... Pergilah yang jauh... Jangan dekati tempat ini..." Dari jauh ia memerintah Chrno.

Laiko tahu perintahnya kali ini tidak membunuh ataupun melecehkan, sehingga ia bisa yakin kalau Chrno akan menjauhinya.

Chrnopun keluar dari tempat tersebut dengan diam saja.

[out]

Laiko jatuh dengan bertumpu pada lututnya. Ia berbalik, melihat ke arah Chopin-Augusta-Mitsu. Laiko berjalan merangkak ke arah mereka.

"See? I win..." Ujar Laiko sambil mengacungkan ibu jarinya.

"Dan Augus, aku minta ciuman kemenangan." Lanjutnya, lalu mencium bibir Augusta.

Setelah peperangan kacau selama beberapa saat tersebut (yang menghasilkan Laiko sebagai pemenang), akhirnya si murid aneh itu keluar. Baguslah. Laiko jatuh dengan bertumpu pada lututnya. Ia berbalik, melihat ke arah Chopin-Augusta-Mitsu. Laiko berjalan merangkak ke arah mereka.

Gus memperhatikan hal tersebut, lalu meletakkan gelas kopinya --entah kenapa.

Dan..

Quote :

"Dan Augus, aku minta ciuman kemenangan.

"He-hei!" Ciuman sesaat itu membuatnya kaget, buru-buru Augusta mengelap bibirnya dengan lengan jaketnya. Tetai ia lalu langsung merogoh kantongnya, mengeluarkan sebuah sapu tangan. "Bibirmu berdarah..." Ia mengelap bibir Laiko yang *otomatis* berdarah karena bertemu dengan bibirnya.

"Kan sudah kukatakan... Yang boleh melukai wajahku hanya kamu. Karena kalau kau dicium pasti aku akan mednapatkan luka." Ujar Laiko. Setelah darah di bibirnya dilap oleh Augus, ia duduk di sebelah Augusta, rambutnya kembali menutupi matanya.

"Well... What a good fight, semenjak jadi model aku bahkan tidak boleh melukai diriku ^^."

"Well you know what laiko... you're a lil bit of slacking to be a model u know... especially ur eyes" ujar kotori dengan senyuman tipis diwajahnya melihat kearah wajah Laiko yang berdarah itu.

"YEAH! Aku menang taruhan!" Seru Chopin senang karena dia menang taruhan yang sebelumnya diadakan antara dirinya dan Kotori. Namun, Chopin hanya dapat menikmati kemenangan saja karena bodohnya ia tidak meminta apa-apa dari Kotori yang kalah.

"Well... What a good fight, semenjak jadi model aku bahkan tidak boleh melukai diriku."

"W-Waw! Gus, Laiko beneran pernah menjadi model!? Tapi kenapa sekarang kau bekerja sebagai Watcher? Padahal kan kalau sudah jadi model kamu bisa hidup lebih bahagia~" Ucap Chopin asal kepada Laiko. Ya, jujur saja mengapa seorang model bisa menjadi satpam akademi?

Laiko duduk di sebelah Augusta, sepertinya terlihat senang, seakan tadi tidak terjadi apa-apa.

Quote :

"Well... What a good fight, semenjak jadi model aku bahkan tidak boleh melukai diriku ^^."

"Eh? Model?" Gus bertanya padanya, tampangnya memang... errr, lumayan sih. Jangan-jangan Laiko meng-'hipnotis' agennya untuk menjadikannya model.

Quote :

"Well you know what laiko... you're a lil bit of slacking to be a model u know... especially ur eyes"

Gus berpaling pada anak kecil itu, "Hei.. anak kecil jangan berbicara seperti itu ^^;" Ia berkata sambil menunduk sedikit agar wajahnya sejajar dengan wajah anak itu.

Kotori menatap kearah wajah Gus yang menunduk sehingga sejajar dengan wajahnya, Kotori hanya tersenyum polos kepada Gus lalu mendekatkan kepalanya kearah Gus atau lebih tepatnya mencium bibir Gus.

Well akibatnya ya sudah tau kan.

"Augus, jangan pikir yang aneh-aneh, aku diterima karena pekerjaanku dulu dan wajahku." Ujar Laiko melihat Augusta yang sepertinya merasa Laiko memakai jalur belakang...

Quote :

"Well you know what laiko... you're a lil bit of slacking to be a model u know... especially ur eyes"

"Kau tahu yang namanya daya tarik? Rambut putihku yang menutupi mataku merupakan daya tarik-- Yah, seorang mata-mata tidak mungkin mengerti." Ujar Laiko, agaknya seperti ditahan.

Quote :

"W-Waw! Gus, Laiko beneran pernah menjadi model!? Tapi kenapa sekarang kau bekerja sebagai Watcher? Padahal kan kalau sudah jadi model kamu bisa hidup lebih bahagia~" Ucap Chopin asal kepada Laiko. Ya, jujur saja mengapa seorang model bisa menjadi satpam akademi?

"Karena... Kehidupan di akademi itu menyenangkan... Setidaknya tidak ada yang mempermasalahkan mataku ini..." Jawab Laiko. Air mata keluar dari mata kirinya, namun tidak dengan mata kanannya.

"Kau benar Koto, aku sempat di kritik karena mataku ini... Tapi, aku bisa menjual tubuhku untuk majalah."

Melihat Augus yang tiba-tiba dicium Kotori, Laiko langsung menarik Augus.

"Augus ini milikku-- dan Hiino."

"Karena... Kehidupan di akademi itu menyenangkan... Setidaknya tidak ada yang mempermasalahkan mataku ini..."

"Waw...sangat dramatis! Mungkin kehidupan orang ini bisa digarap menjadi sinetron ya? Ugly Betty-ku sudah tidak ada!" Batin Chopin sambil menatapi Laiko yang menceritakan kisahnya tentang menjadi model lalu kenapa ia menjadi Watcher seperti sekarang yang Chopin nilai 'dramatis' hingga Laiko mengeluarkan air mata seperti itu.

"Augus ini milikku-- dan Hiino."

"W-Wha!? Hmm...jadi Augus milik Laiko dan Hino. Itu membuat seperti rumus satu tambah dua yang sama dengan tiga atau bisa dikatakan sebagai poligami threeway!" Chopin tekejut mendengar ucapan Laiko tentang Agus miliknya dan sang pemimpin sekolah, Wanijima Hiino. Chopin lali menghitung dengan jari-jarinya tentang apa yang baru saja terucap dari bibir Laiko dengan asal.

"Oh ya, Kotori, bibirmu bukannya bisa terbakar ya kontak dengan si Agus begitu?" Ucap Chopin sambil menahan tawa melihat Kotori yang terlanjur mencium Agus tepat di bibirnya.

"Dah deh, aku harus pergi, sebelum Kuro-chan datang lagi." Ujarnya yang menemukan panggilan untuk Chrno.

"Bye Augus." Lagi-lagi Laiko mencium pipi Augus, membuat bibirnya terluka sekali lagi. Lalu ia melihat Chopin.

"Well... Kau guru kan? Bye, see ya next time."

Laiko langsung saja memajukan wajahnya dan mencium bibir Chopin, berdiri, dan...

KABUUR!!!

[OUT]