Lunch at Cafè

Shiruba memasuki sebuah kafe kecil di pinggiran central town. Alasannya 1 : dia lapar.

Ia memilih meja di samping jendela kafe,lalu menunggu pelayan menghampirinya.

"Permisi,mau pesan apa?" tanya seorang pelayan padanya.

"Ah,aku mau pesan pancake coklat,pudding,cheesecake dan parfait ukuran besar ya! Er,parfait mocca!" ujar Shiruba,memesan tanpa pikir panjang.

Si pelayan swt mendengar pesanan sebanyak itu. Setelah mencatat,ia pergi.

"Aah... Ternyata cafe ini sekarang ramai ya..." gumamnya melihat keadaan kafe yang cukup padat.

Dulu,ia memang sering ke kafe ini. Sejak masih di elementary.

di siang hari yang sangat panas, tomaru berjalan tanpa arah di central town di temani keringat nya yang bercucuran..

"Ah,panasnya... Wah,ada kafe! Masuk ah... Lumayan buat ngadem." ia berjalan masuk ke kafe.

Ternyata kafe itu sudah sangat penuh. Tomaru garuk-garuk kepala..

"Duh, penuh lagi!" keluhnya.

Tiba tiba saja matanya menangkap sesosok orang yang duduk sendiri alias masih ada bangku kosong di mejanya. langsung saja tomaru menghampirinya.

"Hai! Boleh aku duduk sini?", tanya tomaru.

"Oh? Silahkan." ujar Shiruba pada orang yang menghampirinya.

"Kau sendirian ya?" tanya pemuda itu.

Quote :

"Kau sendirian ya?"

sebelum menjawab pertanyaan anak laki berambut perak, tomaru celingak celinguk ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada hantu yang mengikutinya.

"Emm, ya begitulah. Memang nya aku terlihat berjalan dengan seseorang?", ucapnya lalu langsung duduk.

"Ya,begitulah... Atau kau merasa ada hantu di sekitarmu?" ia membalas,dengan tampang polosnya.

"Hantu? Ma.. Mana mungkin? Haha!", ucapnya gagap.

"Emm, ngomong ngomong, kau sudah pesan?", ujarnya sok kenal sok dekat- maksud sebenarnya adalah mengalihkan pembicaraan.

"Sudah..."

Lalu ia tersenyum jahil.

"Eh,sudah dengar kalau kafe ini angker?" ia berkata dengan wajah serius.

"Angker? Haha, kau sedang bercanda? Sudahlah panas panas jangan bergurau", ucapnya tambah gugup.

'Anak ini membuat keringatku bertambah', tambahnya.

"Laper" keluh Keigo, well.. untungnya sekarng dia menemukan sebuah kafe.

Sial, ramainya kafe ini, terpaksa Keigo harus berbarengan meja dengan orang-orang yang tak dikenalnya. Setelah melihat kesana-kemari, akhirnya hanya di meja yang diduduki oleh dua orang cowok yang ada bangku kosongnya, dan akhirnya pun Keigo mendekati meja itu.

"Bolehkah orang keren ini duduk disini?" Aw, dasar narsis! Padahal kalau soal keren atau tidak itu orang lain yang menilai, tapi kan memang tampangnya sudah keren. Jadi tidak usah diucapkan dengan kata-kata orangpun sudah tahu. *digetok*

"Ah,boleh... Silahkan..." ujar Shiruba pada keigo.

"Ah iya,mau lanjut soal ceritanya?" tanya Shiruba pada Tomaru.

Yuki yang masih dengan air matanya,datang ke Central Town,dan menemukan sebuah cafe..

"Hmph!" Yuki sepertinya kesal karena Kaede..yah punggungnya memerah..

Yuki kemudian duduk disalah satu kursi,kemudian menulis sebuah catatan..

Dan Yuki tak memperhatikan keadaan sekitarnya.

Dan ketika ada seseorang lagi yang duduk di meja nya, muncul harapan baru dalam hatinya- maksudnya berhenti membicarakan hal hal gaib.

Quote :

"Ah iya,mau lanjut soal ceritanya?"

"Ahaha! Nggak usah deh!"

"Oh terimakasih." balas Keigo ketika seorang laki-laki memperbolehkannya untuk duduk disana. Tak lebih dari satu menit setelah Keigo dudukpun seorang pelayan datang, pelayan itu agak jangkung, terlebih tampangnya sudah tua. "Saya pesan fruit salad, spaggheti, strawberry milkshake, dan banana split sebagai dessert" wew, sepertinya saking laparnya Keigo dia berani mengorbankan uangnya.

"Ah iya,mau lanjut soal ceritanya?"

"Cerita apa?Bolehkah saya tahu?" tanya Keigo, yang sekarang malah ikut terjun dalam pembicaraan.

"Yakin?" Shiruba bertanya lagi.

"Ah,ngomong-ngomong namamu siapa? Aku Shiruba." ia tersenyum pada tomaru.

Lalu ia menjelaskan pada Keigo,

"Kita lagi 'sedikit' bercerita hantu..."

"Oh...." Hanya itu yang mampu Yuki ucapkan...
Tak sadar itu membuatnya ngantuk berat...

Jadilah Yuki tertidur....

Brukk

"Sungguh sungguh yakin tidak mau!", ucapnya tersenyum.

"Aku miyanagi tomaru, panggil tomaru saja ya."

"Hantu, eh? Aku mau dengar ceritanya" ucap Keigo antusias ketika mengetahui kalau mereka sedang bercerita tentang hantu, speaking of which, yang juga mungkin berguna untuk mengisi waktu selagi makanan dibuatkan.

"Sungguh sungguh yakin tidak mau!"

Dalam hal ini, Yang Keigo simpulkan = Miyanagi takut dengan hantu. Mungkin begitu?. "Kenapa? Anda takut dengan hantu?" Tanya Keigo tanpa basa-basi, well.. Lebih baik langsung bertanya daripada terus menduga-duga bukan?

"Oh,oke Tomaru." ujarnya.

Lalu ia tersenyum,mendengar antusiasme keigo.

"Well,jadi kadang kafe ini kalau malam suka berisik sendiri... Padahal,kafe ini kosong tiap malam..." Shiruba bercerita dengan suara rendah dan tampang serius.

Mendengar ada yang bercerita tentang hantu,tentu saja membuat Yuki terbangun,kemudian mendatangi suara tersebut. Tapi tak disangka adalah orang yang pernah ia temui di Woods..

"Hai,can I join here?" Tanyanya dengan wajah yang masih pucat.

"Em... Benarkah?", tanya Tomaru dengan tampang antara gugup dan takut...

'aduh, aku butuh iPod sekarang juga', batinnya panik. Cepat cepat ia rogoh kantong pakaiannya.

'o.o iPod ku ketinggalan'

"...terus,sering ada siluet orang di dapur... Yah,tentu saja aku serius..." Shiruba makin bersemangat saat Yuki ingin bergabung.

Huhu... Menyenangkan kalau menjahili orang...

"Kosong tiap malam tapi berisik? cafe ini? berarti cafe ini angker?" tanya Keigo antusias ketika mendengar cerita yang diceritakan oleh Shiruba. Entah benar atau tidak, tapi Keigo menikmati atau dalam istilah lain menyukai cerita itu.

Yuki kemudian duduk disalah satu kursi...

"Jadi,ada apa dengan cafe ini? Berhantu?" Tanyanya.

Glek

Tomaru menelan ludah. Rasanya pahit. Dia ingin segera pergi dari tempat ini. Tapi gengsi melihat anak perempuan yang lebih besar nyalinya, juga pada anak yang sepertinya sebaya dengannya.

"Lalu lanjutan ceritanya apa?", tanya nya sok berani sambil mengelap keringat dinginnya.

"Yah begitulah,kafe ini ber-han-tu..." ujar Shiruba.

"...pernah kudengar ada yang bunuh diri di kafe ini,dan arwahnya gentayangan..."