Moon under the Full Moon

"Bertanggung jawab? Mau menggantinya? Kalau buku itu memang masih dipublikasikan aku tidak akan khawatir kehilangan buku itu."

"Ya! Walau buku itu memang tidak dipublikasikan lagi aku akan tetap berusaha TO THE EXTREME!! Janji adalah janji, dan aku tak akan mengingkarinya dan tak akan pernah!" Seru Chopin balik kepada Lunar seakan meyakinkan bahwa apabila memang buku Lunar hilang, Chopin cepat atau lambat akan mencoba berusaha menggantikannya. Sekarang pun, malam hari yang sunyi itu menjadi penuh dengan keributan oleh hanya dua orang yang baru beberapa menit yang lalu berkenalan.

"...Maafkan.. Canon... Karena Canon... Kakak berdua jadi bertengkar.."

"Canon...!" Chopin, masih dalam posisi menunduknya menatap balik ke arah Canon dan tersenyum lagi. Ia tak mau anak itu menangis, akan tetapi Chopin langsung merasa bahwa ia hanya menangis karena dirinya dan Lunar betengkar. Hanya karena alasan sepele tersebut. Chopin lalu dengan hembusan nafas panjang kembali lagi kepada Lunar yang sekarnag juga khawatir terhadap Canon.

"Lun-Lan! Mungkin...kita berdua memang tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini. Kita terlalu bertolak belakang bukan? Kalau begitu, bagaimana kalau kita meminta maaf saja sekarang, oke!? Demi Canon Kecil!" Chopin pun akhirnya berniat dan bermotivasi untuk berminta maaf kepada Lunar. Demi Canon yang terus menangis karena melihat pertengkaran yang terjadi sekarang, ia pun menggulurkan tangannya siap menerima tangan Lunar.

===

OOT: Lama-lama gua perhatiin kok jadi kayak bapak-ibu rumah tangga bertengkar, dan anaknya liatin?

Lunar langsung memeluk si bintang kecil itu [Canon]. "Jangan nangis lagi." Ujarnya datar, ekspresinya juga datar, seperti es di dalam kulkas x3.

"Lun-Lan! Mungkin...kita berdua memang tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini. Kita terlalu bertolak belakang bukan? Kalau begitu, bagaimana kalau kita meminta maaf saja sekarang, oke!? Demi Canon Kecil!"

"Sejujurnya aku tidak merasa bersalah sama sekali." Jawab Lunar yang tidak diterima karena Chopin menyebut 'kita'. "Dan ini semua salahmu berarti kalau Canon menangis."

Sepertinya Lunar yang tidak sensitif malah... Cari ribut?

---

Lunar ga mau punya suami kayak Chopin, ngeri ah =_=

Quote :

"Lun-Lan! Mungkin...kita berdua memang tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini. Kita terlalu bertolak belakang bukan? Kalau begitu, bagaimana kalau kita meminta maaf saja sekarang, oke!? Demi Canon Kecil!"
"Jangan nangis lagi."

"Huue...?" Canon semakin bingung dengan pembicaraan Lunar dan Chopin. Dan Lunar mendadak memeluknya, menenangkannya agar tidak menangis. Kedua tangan kecil Canon memeluk erat balik tubuh Lunar yang lebih besar darinya seolah sedang memeluk ibunya. Setidaknya, itu bisa mengurangi air mata Canon yang mengalir. "Kakak... Luna.. Ibu.." bisik Canon tipis, ia teringat akan ibunya di rumah.

"Dan ini semua salahmu berarti kalau Canon menangis."

"A-A-A--" Baru saja Chopin mau meledak-ledak ke arah gadis berambut biru panjang tersebut. Padahal Chopin hanya ingin meminta maaf karena kesalahannya dan juga karena Canon menangis. Tapi, benar-benar perempuan yang ada di hadapannya itu sama sekali menyebalkan. Satu-satuny seseorang yang dapat membuat Chopin ingin meledak bagaikan Gunung Krakatau! EXTREME!!

"Grrr!! Baiklah, bila kau merasa aku adalah pusat masalah semua ini...! Lebih baik aku pergi saja Lun-Lan the UNEXTREME!! Padahal kukira-- Lupakan saja! Canon, maaf tapi kakak harus pergi sekarang! Jaga dirimu baik-baik ya!" Chopin langsung saja pasrah, ia ingin marah namun kehadiran Canon disana membuatnya mengambil aksi pergi saja darisana daripada sebuah konflik terjadi apalagi di tengah malam seperti itu. Ia tersenyum, menengok ke arah Canon mengisyaratkan bocah tersebut untuk tidak menangis lalu balik lagi menatap Lunar.

"Aku percaya kau dapat menjaganya baik-baik! Walaupun kamu tidak EXTREME!!" Ucap Chopin tersenyum kecil ke arah Lunar walaupun masalah yang mereka buat atau lebih baik dikatakan Chopin saja yang membuatnya. Saya, sebagai narrator juga tak mau nanti di komplain Lunarnya. Chopin pun berjalan pergi, melambaikan tangannya, dengan dirinya tak menoleh ke arah mereka.

[Out]

Melihat Chopin yang marah-marah. Lunar bingung-- Ketidak sensitifannya dia membuat dia tidak tahu apa yang sejujurnya terjadi. Akhirnya ia fokus ke Canon dan melepaskan pelukannya. Ia kembali duduk dan membaca lanjutan novel 'Blue Orchid'.

"Ah... Surga..." Gumamnya yang melajnutkan membaca novel itu.

---

OOT : Saya ga bakalan rep lagi Canon silahkan kalo mau out x3

Canon semakin kebingungan melihat Chopin yang mendadak pergi setelah sebelumnya memberi salam sebelum ia pergi. Bola mata biru Canon, mengikuti sosok Chopin sampai menghilang. Angin dingin meniup tubuh kecilnya, membuat Canon merinding kedinginan. Lunar kembali duduk di bawah pohon dan menikmati buku bergambar yang diberikan Canon.

"Kakak Luna~ Canon... Huachiii!" Canon mendadak bersin karena udara malam yang dingin. Udara dingin seakan menyuruhnya pergi dari tempat itu. Canon memeluk tubuh Lunar sebentar dan melambaikan tangannya. "Kakak Luna, sampai ketemu lagi~" Tangan kecil Canon melambai-lambai ke arah Lunar dan ia kembali ke akademi.

[Out]