Under a Big Tree

Glek...

Alasan Minagi membuatnya makin salah tingkah.

"Aha? Hahaha...iya. Begitulah..." ujarnya panik.

"Hahi! Kazu-pyon, hentikan! Soal rahasia itu...umm..."
"Kita...pernah kencan tengah malam!"

Kazu melirik Minagi, "benarkah?" senyum dinginnya terpasang di wajah, "kalau gitu tidak apa-apakan kucoba menggunakan alice berbahaya itu padanya? kalau memang bukan dia tentu tidak apa-apa. Bagaimana?"

"Hahiii..." Minagi bingung.

"Jangaaaaan!" teriaknya.

"Aku nggak tahu jelas tapi tapi tapi...." Minagi panik.

"Jangaaaaan!"
"Aku nggak tahu jelas tapi tapi tapi...."

Kazu tersenyum lebar, senyumnya nampak seperti senyum pembunuh berdarah dingin. "Hmm." Kazu mengingat-ingat kejadian di Central Town. "Dia melepas wristband?Limiter yah." pikir Kazu.

Kazu melepaskan headsetnya, "Hei, tusuk kakimu dengan ranting pohon yg tajam ini yah." ujar Kazu sambil menunjuk ranting tajam tidak jauh dari kakinya.

"GYAAAHAAAA!! APAAN SIH KAU?!" ia berteriak keras sekali.

Ya,bila ia tidak mendengar suara Kazu,tentu ia tidak akan terkena efeknya. Kali ini ia merasa sebal dengan alicenya.

Syukurlah, Minagi nggak kena.

"Kazu-pyooon!" Minagi marah.

Dia menggebuk Kazu lagi.

"Jelek! Bodoh! Jangan libatin Shiru juga dong!" ujarnya.

"GYAAAHAAAA!! APAAN SIH KAU?!"
Senyum Kazu semakin melebar. Ini membuktikan bahwa kecurigaannya benar. Meskipun tidak berhasil menggunakan alicenya, setidaknya dia sudah mendapat bukti. Kazu memukul belakanbg kepala Shiru, cukup untuk membuat pingsan. "Ternyata benar, kalian berdua adalah badut itu kan." ujarnya datar.

"Jelek! Bodoh! Jangan libatin Shiru juga dong!"
Ternyata Minagi marah, jelas saja pacarnya disakiti. Namun bagaimana pun Kazu tidak akan melepaskan kedua orang itu. "Brengsek." ujarnya, "Kalian ini tidak tahu aturan ya, tukang mempermalukan orang."

Shiruba memanfaatkan kesempatan itu. Ketika Kazu sibuk dengan Minagi,ia merogoh kantongnya untuk mengambil iPod putihnya. Lalu ia segera memasang headset,dan mendengarkan lagu.

Haa... Aman...

Ia tidak mendengar perkataan Kazu,dan ketika ia dipukul,Shiruba langsung menghindar.

"Itu bukan kami yang ingin kok! Tapi disuruh...Ups!" Minagi panik setengah mati.

"Gulp" pikirnya.

"Huh." Ternyata si Shiru gesit juga, main menghindar.

"Itu bukan kami yang ingin kok! Tapi disuruh...Ups!"
"Disuruh?" Kazu melepaskan Shiru dan mendekati Minagi. "Disuruh siapa hah gadis pembohong?" Ahh!!! Kazu lupa memakai limiter!!!

"Hahi? Disuruh....Nauka-san...UPS!" Minagi keceplosan.

"Gawaaat! Hukuman Nauka-san pasti lebih berat daripada dihajar Kazu-pyon!" Minagi panik.

OOT : udah gw edit,bang

IT :

Shiruba kesal juga melihat Kazu yang kasar begitu pada Minagi. Tanpa pikir panjang,ia mencengkram kerah Kazu dan memandang mata pemuda itu dengan tajam.

"Kau boleh kasar padaku,tapi jangan Minagi..." ujarnya datar,tanpa ekspresi.

"Hahi? Disuruh....Nauka-san...UPS!"
"Fufufu, Nauka yah. Kalau tidak salah dia watcher dari technical kan?" ujar Kazu senang dengan informasi itu. Jangan meremehkan jaringan informasi Kazu.

Sekedar coba-coba, apakah alice itu bisa mempengaruhi orang lain?

"Kau boleh kasar padaku,tapi jangan Minagi..."
"Ohh...Begitu?" Kazu mengambil ipod dan headset Shiru, lalu melemparkan ke tanah dan menginjaknya. "Aku...Tidak peduli."

"Uguu! Sudah ah! Kok kedua-duanya malah bertengkar!" Minagi panik.

"Kan aku sudah kasih tahu---ah!" Minagi lebih panik lagi.

"Aku tidak suka mengasari orang lain," ia tak mempedulikan iPodnya.

"Kazu,triple star dangerous. Begitukah sifatmu pada principal?"

Jujur saja,Shiruba tidak suka mengatakan hal yang berhubungan dengan statusnya. Tapi,ini demi Minagi,pikirnya.

"Kazu,triple star dangerous. Begitukah sifatmu pada principal?"
Kazu membiarkan kerah bajunya ditarik, "Huh!! Aku bukan tipe orang yg mementingkan status atau pangkat. Kukira kau orang terhormat, ternyata tidak lebih dari sampah yang memanfaatkan status dan jabatan untuk kepentingan pribadi yah." ujar Kazu to the point dengan tatapan yg tidak kalah tajamnya dengan Shiru.

".....eh?"

Ada saja gadis yang nyasar ke hutan sambil menjilat es krimnya.

Ada yang ingin bertengkar. Futako dengan bodohnya mendekat ke Arena dan jongkok mendekati iPod.

"sayang, mahal..." ucapnya. Barulah ia melirik Shiruba.

"oh, kamu..."



OOT : pencair suasana

Shiruba menarik napas dalam-dalam. Lalu melepaskan Kazu.

Tahan,Shiruba... Tahan...

"...oh,begitukah? Maaf ya..." ia tersenyum,seolah tak ada apapun. Entah apa yang ada di dalam pikirannya.

"Aku hanya kelepasan. Maaf." ia tersenyum lagi,seperti biasa.

Lalu,Futako datang. Ia tersenyum padanya,dan menyapa Futako.

"Hai,Futako chan!" sapanya,riang.

Fuh...lepas juga akhirnya. Dasar, mentang-mentang principal student mau seenaknya.

"...oh,begitukah? Maaf ya..."
Kazu diam saja, tapi jelas Kazu tidak mau berkahir begitu saja, mereka tidak mau minta maaf soal hal di Centarl Town itu?

Lalu datang seorang anak yang bernama Futako, bgitulah Shiru memanggilnya.

"Ah, Futako-chan!" senyum Minagi. Lalu, ia kembali ke Kazu....

"Kazu-pyon, maaf soal kejadian di Central Townnya, tapi jangan apa-apakan Shiru-shiru" Minagi seperti mau nangis.

"Sudah kubilang kan? Aku nggak ingin...nggak ingin dibenci" tangisnya. Dia memeluk Shiru secara reflek.

"Shiru....tolong aku"

"shiruba san... ah ya, es krim yang di central town enak jugaa..." jawabnya santai dan bodoh, tidak membaca suasana.

"ngomong-ngomong ini di mana ya?" lanjutnya. Pertanyaan yang selalu keluar tiap episode.

"Di hutan, Futako-chan" Minagi masih terisak-isak.

"Futako-chan, kenapa kesini?" kata Minagi masih di posisi memeluk Shiruba.

"Nah,Kazu-pyon...err,boleh kupanggil begitu? Aku permisi dulu ya?" ia pamit pada Kazu.

"Minagi,Futako-chan juga. Sampai jumpa..." lanjutnya,sambil tersenyum pada ketiga orang itu.

Ia langsung pergi dari bawah pohon itu,walau matahari masih cukup panas.

[OUT]

OOT : sori out,gw mau takbiran rame2 XDD

"Aaa! Shirushiru!" Minagi panik.

"Kazu-pyon..." Minagi menatap Kazu masih bingung.

"Kazu-pyon, maaf soal kejadian di Central Townnya, tapi jangan apa-apakan Shiru-shiru"
"Huh, memang kalian kan? Setidaknya mina maaflah, apa kalian tidak diajarkan etika?"

"Sudah kubilang kan? Aku nggak ingin...nggak ingin dibenci"

Lagi-lagi dia bilang begitu. Nangis, dan memeluk Shiru, well Kazu cukup kesal untuk menghajar Shiru. Tunggu!! Apa ini? Kenapa Kazu begitu marah?

"Jangan nangis, gadis bodoh. Sudah kubilang kan kalau kamu nangis itu jelek."
Ah, Kazu teringat, "Soal jas itu tidak perlu. Simpan saja, atau buang jika tak mau"

"Nah,Kazu-pyon...err,boleh kupanggil begitu? Aku permisi dulu ya?"
"Khususmu, jangan pernah panggil aku begitu." ujar Kazu ketus, namun datar. Namun org itu sudah pergi, well.